Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TENTANG RUKUN ISLAM DALAM

TINJAUAN AGAMA, MEDIS, SOSIAL DAN PSIKOLOGIS

Diajukan untuk memenuhi Tugas

Mata kuliah: Agama

Dosen Pengampu: Zaenuri, S.Pd.I., M.Ag

Disusun Oleh:
Rian Japesa (9882405120211033)

JURUSAN S1 MANAJEMEN
FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS INFORMATIKA DAN BISNIS INDONESIA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penyusun panjatkan pada Allah swt yang telah melimpahkan
rahmat dan kelancaran sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tentang rukun islam
dalam tinjauan agama, medis, sosial dan psikologis.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tentang rukun islam dalam
tinjauan agama, medis, sosial dan psikologis Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Rukun islam bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Makalah ini disusun
sedemikian rupa dengan harapan dapat diterima dan dipahami oleh pembaca sehingga pembaca
dapat mengetahui Peran Rukun Islam dalam penjelasan di atas secara luas.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan
makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar laporan ini
menjadi lebih baik.

Bandung, 4 Januari 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

BAB I……………………………………………………………………………………………………….4
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………….....4
1.1) Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………………………………4
1.2) Rumusan Masalah........................................................................................................................5
1.3) Maksud dan Tujuan.....................................................................................................................5
BAB II………………………………………………………………………………………………………6
PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………6
2.2.1 Pengertian Rukun Islam...........................................................................................................6
2.2.2 Macam-macam Rukun Islam...................................................................................................9
2.2.3 Rukun Islam dalam kajian Agama, Medis, Sosial dan psikologis..........................................14
BAB III……………………………………………………………………………………………………19
KESIMPULAN …………………………………………………………………………………………..19
3.1. Kesimpulan................................................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1) Latar Belakang
Islam merupakan agama yang berisi tuntunan dan tatanan hidup yang ditujukan kepada
segenap umat manusia. Ajaran Islam dapat kita bagi menjadi dua bagian. Pertama,
ajaran tentang hubungan manusia dengan Allah SWT atau hablun minallah. Kedua,
adalah ajaran tentang hubungan manusia dengan sesama manusia atau hablun
minannas. Hubungan manusia dengan Allah SWT lebih diarahkan kepada hal-hal yang
bersifat ibadat atau ritual, sedang hubungan manusia dengan sesamanya lebih
diarahkan kepada hal-hal yang bersifat mu’amalat atau sosial.
Rukun Islam adalah pokok-pokok utama ajaran islam. Kita semua sebagai manusia
yang beragama islam harus berpegang teguh kepada ajaran Allah yakni ajaran islam.
Dengan berpegang teguh kepada ajaran agama Allah, maka hidup kita akan selamat di
dunia maupun di akhirat.Sebagai seorang muslim (islam) wajib melaksanakan
perintahnya agar hidup di dunia maupun di akhirat mendapat kebahagiaan dan
keberuntungan. Adapun rukun islam ada 5 yaitu, Membaca dua kalimah Syahadat,
mendirikan Shalat 5 waktu, membayar zakat, menjalankan puasa di bulan Ramadhan,
dan menunaikan Haji.
Kelima pokok ajaran yang terkandung dalam Rukun Islam tersebut harus
dilaksanakan oleh setiap muslim. Ketaatan seorang muslim dalam melaksanakan rukun
Islam akan menggambarkan kadar cinta mereka terhadap Allah SWT. Sehingga
mempelajari pokok-pokok ajaran tersebut merupakan awal dari upaya muslim dalam
meningkatkan kualitas ibadah sehari-hari.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan mengkaji kaidah-kaidah pokok
ibadah dalam ajaran Islam yang dike nal dengan nama Rukun Islam yang mencakup

4
syahadat, sholat, zakat, puasa dan naik haji. Melalui kajian tersebut diharapkan
pemahaman penulis terhadap isi dan makna Rukun Islam akan meningkat dan mampu
pula meningkatkan kualitas ibadah penulis.

1.2) Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan rukus Islam?
2. Apakah kedudukan rukun Islam dalam agama Islam?
3. Apakah isi dan makna rukun Islam kajian agama, medis, sosial dan psikologis?

1.3) Maksud dan Tujuan


1.1.1 Maksud
Maksud dibuatnya makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Agama serta
sebagai sarana pemahaman tentang rukun islam dalam tinjauan agama, medis,
sosial dan psikologis.
1.1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu:
1. Untuk memahami pengertian dan fungsi Rukun Islam
2. Untuk memahami Rukun islam dalam tinjauan agama, medis, sosial dan
psikologis.
3. Untuk memahami Hubungan Rukun Islam dalam tinjauan agama, medis, sosial
dan psikologis

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.2.1 Pengertian Rukun Islam.


ُ‫لَّى هللا‬D‫ص‬ َ ِ‫وْ َل هللا‬D‫ْت َر ُس‬ ُ ‫ ِمع‬D‫ َس‬:‫ا َل‬Dَ‫ا ق‬DD‫ َي هللاُ َع ْنهُ َم‬D‫ض‬ ِ ‫ب َر‬ ِ ‫ع َْن َأبِي َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن َع ْب ِد هللاِ ب ِْن ُع َم َر ْب ِن ْالخَطَّا‬
َّ ‫ َشهَا َدةُ َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوَأ َّن ُم َح َّمداً َرسُوْ ُل هللاِ وَِإقَا ُم ال‬:‫س‬
‫ا ِة‬DD‫صالَ ِة وَِإ ْيتَا ُء ال َّز َك‬ ٍ ‫ بُنِ َي ْاِإل ْسالَ ُم َعلَى خَ ْم‬:ُ‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُوْ ل‬
َ‫ضان‬
َ ‫صوْ ُم َر َم‬ ِ ‫و َحجُّ ْالبَ ْي‬.
َ ‫ت َو‬ َ

[‫] رواه الترمذي ومسلم‬

Dari Abu Abdirrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khathab radhiallahu


'anhuma berkata: saya mendengar Rasulullah bersabda: "Islam didirikan diatas lima
perkara yaitu bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah secara benar
kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan
zakat, mengerjakan haji ke baitullah, dan berpuasa pada bulan ramadhan".

[HR. Turmuzi dan Muslim]

Mutiara Hadits:

1.Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam menyamakan Islam dengan bangunan yang


kokoh dan tegak di atas tiang-tiang yang kuat.

2.Pernyataan tentang keesaan Allah dan keberadaan-Nya, membenarkan kenabian


Muhammad shallallahu`alaihi wa sallam, merupakan hal yang paling mendasar
dibanding rukun-rukun yang lainnya.

3.Selalu menegakkan shalat dan menunaikannya secara sempurna dengan syarat rukunnya,
adab-adabnya dan sunnah-sunnahnya agar dapat memberikan buahnya dalam diri seorang
muslim yaitu meninggalkan perbuatan keji dan munkar karena shalat mencegah seseorang
dari perbuatan keji dan munkar.
6
4.Wajib mengeluarkan zakat dari harta orang kaya yang sudah terpenuhi syarat-syarat zakat
lalu memberikannya kepada orang-orang fakir dan membutuhkan.

5.Wajibnya menunaikan ibadah haji dan puasa (Ramadhan) bagi setiap muslim.

6.Adanya keterkaitan rukun Islam satu sama lain. Siapa yang mengingkarinya maka dia
bukan seorang muslim berdasarkan ijma’ (Kesepakatan seluruh ulama).

7.Nash di atas menunjukkan bahwa rukun Islam ada lima, dan masih banyak lagi perkara
lain yang penting dalam Islam yang tidak ditunjukkan dalam hadits ini. Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: ً‫“ اِإل ْي َمانُ بِضْ ٌع َو َس ْبعُوْ نَ ُش ْعبَة‬Iman itu memiliki tujuh puluh
lebih cabang “

8.Islam adalah aqidah dan amal perbuatan. Tidak bermanfaat amal tanpa iman demikian
juga tidak bermanfaat iman tanpa amal.

Penjelasan:

Abul ‘Abbas Al-Qurtubi berkata: “Lima hal tersebut menjadi asas agama Islam dan
landasan tegaknya Islam. Lima hal tersebut diatas disebut secara khusus tanpa menyebutkan
jihad , padahal jihad adalah membela agama dan mengalahkan penentang-penentang yang kafir,
karena kelima hal tersebut merupakan kewajiban yang abadi, sedangkan jihad merupakan salah
satu fardhu kifayah, sehingga pada saat tertentu bisa menjadi tidak wajib.

Pada beberapa riwayat disebutkan, haji lebih dahulu dari puasa ramadhan. Hal ini adalah
keraguan perawi. Wallahu A’lam (Imam Muhyidin An Nawawi dalam mensyarah hadits ini
berkata, “Demikian dalam riwayat ini, haji disebutkan lebih dahulu dari puasa. Hal ini sekedar
susunan dalam menyebutkan, bukan dalam hal hukumnya, karena puasa ramadhan diwajibkan
sebelum kewajiban haji. Dalam riwayat lain disebutkan puasa disebutkan lebih dahulu daripada
haji”) Oleh karena itu, Ibnu Umar ketika mendengar seseorang mendahulukan menyebut haji
daripada puasa, ia melarangnya lalu ia mendahulukan menyebut puasa daripada haji. Ia berkata:

7
“Begitulah yang aku dengar dari Rasulullah”

Pada salah satu riwayat Ibnu ‘Umar disebutkan “Islam didirikan atas pengakuan bahwa
engkau menyembah Allah dan mengingkari sesembahan selain-Nya dan melaksanakan
shalat…” Pada riwayat lain disebutkan: seorang laki-laki berkata kepada Ibnu ‘Umar,
“Bolehkah kami berperang?” Ia menjawab: “Aku mendengar Rasulullah bersabda, “Islam
didirikan atas lima hal …” Hadits ini merupakan dasar yang sangat utama guna mengetahui
agama dan apa yang menjadi landasannya. Hadits ini telah mencakup apa yang menjadi rukun-
rukun agama.

Dalam agama Islam terdapat beberapa aspek yang menjadi fondasi ibadah, yang dinamakan
Rukun Islam. Fondasi-fondasi ibadah tersebut merupakan perwujudan hamba allah dalam
mengimplementasikan penghambaannya kepada Allah. Rukun Islam itu sendiri terdiri daripada
lima perkara, yaitu”

1. Mengucap dua kalimat syahadat dan menerima bahwa Allah itu tunggal dan
NabiMuhammad s.a.w itu rasul Allah.

2.Menunaikan sholat lima kali sehari.

3.Mengeluarkan zakat.

4.Berpuasa pada bulan Ramadhan.

5. Menunaikan Haji bagi mereka yang mampu.

8
2.2.2 Macam-macam Rukun Islam
1. SYAHADAT

Syahadat (persaksian) ini memiliki makna yang harus diketahui seorang muslim berikut
diamalkannya. Adapun orang yang mengucapkannya secara lisan namun tidak mengetahui
maknanya dan tidak mengamalkannya maka tidak ada manfaat sama sekali dengan
syahadatnya. Adapun isi syahadat sebagai rukun pertama dalam rukun Islam adalah: Bersaksi
tidak ada ilah yang berhak disembah secara hak melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan
Allah.

1.1. Makna "La ilaha Illallah"

Makna kalimat syahadat yang pertama “La ilaha illalloh” yaitu; tidak ada yang berhak diibadahi
secara hak di bumi maupun di langit melainkan Allah semata. Dialah ilah yang hak sedang ilah
(sesembahan) selain-Nya adalah batil. Sedang Ilah maknanya ma’bud (yang diibadahi). Artinya
secara harfiah adalah: "Tiada Tuhan Selain ALLAH" Orang yang beribadah kepada selain Allah
adalah kafir dan musyrikterhadap Allah sekalipun yang dia sembah itu seorang nabi atau wali.
Sekalipun ia beralasan supaya bisa mendekatkan diri kepada Allah ta’ala dan bertawasul
kepadanya. Sebab orang-orang musyrik yang dulu menyelisihi Rasul, mereka tidak menyembah
para nabi dan wali dan orang soleh melainkan dengan memakai alasan ini.

Akan tetapi itu merupakan alasan batil lagi tertolak. Sebab mendekatkan diri kepada
Allah ta’ala dan bertawasul kepada-Nya tidak boleh dengan cara menyelewengkan ibadah
kepada selain Allah. Melainkan hanya dengan menggunakan nama-nama dan sifat-Nya, dengan
perantaraan amal sholeh yang diperintahkan-Nya seperti sholat, shodaqah, zikir, puasa, jihad,
haji, bakti kepada orang tua serta lainnya, demikian pula dengan perantara doanya seorang
mukmin yang masih hidup dan hadir dihadapannya ketika mendoakan.

1.2.Makna Syahadat “Muhammad Rasulullah”

9
Makna syahadat Muhammad Rasulullah adalah mengetahui dan meyakini bahwaMuhammad
utusan Allah kepada seluruh manusia, dia seorang hamba biasa yang tidak boleh disembah,
sekaligus rasul yang tidak boleh didustakan. Akan tetapi harus ditaati dan diikuti. Siapa yang
menaatinya masuk surga dan siapa yang mendurhakainya masukneraka.

Selain itu anda juga mengetahui dan meyakini bahwa sumber pengambilan syariat sama
saja apakah mengenai syiar-syiar ibadah ritual yang diperintahkan Allah maupun aturan hukum
dan syariat dalam segala sector maupun mengenai keputusanhalal dan haram. Semua itu tidak
boleh kecuali lewat utusan Allah yang bisa menyampaikan syariat-Nya. Oleh karena itu seorang
muslim tidak boleh menerima satu syariatpun yang datang bukan lewat Rasul SAW. Allah
ta’ala berfirman :

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia dan apa yang dilarangnya bagimu
maka tinggalkanlah (Al Hasyr:7)”

“Maka demi Robbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan
kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa
keberatan dalam hatimereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuh hati (An Nisa’:65)”

Adapun makna kedua ayat di atas, adalah:

1. Pada ayat pertama Allah memerintahkan kaum muslimin supaya menaati Rasul-Nya pada
seluruh yang diperintahkannya dan berhenti dari seluruhMuhammad yang dilarangnya.
Karena beliau memerintah hanyalah berdasarkan dengan perintah Allah dan melarang berdasar
larangan-Nya.

2. Pada ayat kedua Allah bersumpah dengan diri-Nya yang suci bahwa sah iman seseorang
kepada Allah dan Rasul-Nya hingga ia mau berhukum kepada Rasuldalam perkara yang
diperselisihkan antara dia dengan orang lain, kemudian ia puas keputusannya dan menerima
dengan sepenuh hati.
10
2.SHALAT

Shalat lima waktu sehari semalam yang Allah syariatkan untuk menjadi sarana interaksi
antara Allah dengan seorang muslim dimana ia bermunajat dan berdoa kepada-Nya. Juga untuk
menjadi sarana pencegah bagi seorang muslim dari perbuatan keji dan mungkar sehingga ia
memperoleh kedamaian jiwa dan badan yang dapat membahagiakannya di dunia dan akhirat.

Allah mensyariatkan dalam shalat, suci badan, pakaian, dan tempat yang digunakan untuk
sholat. Maka seorang muslim membersihkan diri dengan air suci dari semua barang najis seperti
air kecil dan besar dalam rangka mensucikan badannya dari najis lahir dan hatinya dari najis
batin.

Shalat merupakan tiang agama. Ia sebagai rukun terpenting Islam setelah dua kalimat
syahadat. Seorang muslim wajib memeliharanya semenjak usia baligh (dewasa) hingga mati. Ia
wajib memerintahkannya kepada keluarga dan anak-anaknya semenjak usia tujuh tahun dalam
rangka membiasakannya. Allah ta’ala berfirman :

"Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman (An Nisa: 103)

Sholat wajib bagi seorang muslim dalam kondisi apapun hingga pada kondisi ketakutan
dan sakit. Ia menjalankan sholat sesuai kemampuannya baik dalam keadaan berdiri, duduk
maupun berbaring hingga sekalipun tidak mampu kecuali sekedar dengan isyarat mata atau
hatinya maka ia mengkhabarkan bahwa orang yangboleh sholat dengan isyarat. Rasul
meninggalkan sholat itu bukanlah seorang muslim entah laki atau perempuan. Ia bersabda :

"“Perjanjian antara kami dengan mereka adalah sholat. Siapa yang meninggalkannya berarti
telah kafir” Hadits shohih.

Sholat lima waktu itu adalah sholat Shubuh, sholat Dhuhur, sholat Ashar, sholatMaghrib
dan sholat Isya’. Waktu sholat Shubuh dimulai dari munculnya mentari pagi di Timur dan

11
berakhir saat terbit matahari. Tidak boleh menunda sampai akhir waktunya. Waktu sholat
Dhuhur dimulai dari condongnya matahari hingga sesuatu sepanjang bayang-bayangnya. Waktu
sholat Ashar dimulai setelah habisnya waktu Dhuhur hingga matahari menguning dan tidak
boleh menundanya hingga akhir waktu. Akan tetapi ditunaikan selama matahari masih putih
cerah. Waktu Maghrib dimulai setelah terbenamnya matahari dan berakhir dengan lenyapnya
senja merah dan tidak boleh ditunda hingga akhir waktunya. Sedang waktu sholat Isya’ dimulai
setelah habisnya waktu maghrib hingga akhir malam dan tidak boleh ditunda setelah itu.

Seandainya seorang muslim menunda-nunda sekali sholat saja dari ketentuan waktunya hingga
keluar waktunya tanpa alasan yang dibenarkan syariat diluar keinginannya maka ia telah
melakukan dosa besar. Ia harus bertaubat kepada Allah dan tidak mengulangi lagi.

3. PUASA

Puasa pada bulan Ramadhan yaitu bulan kesembilan dari bulan hijriyah.

Sifat puasa: Seorang muslim berniat puasa sebelum waktu shubuh (fajar) terang. Kemudian
menahan dari makan, minum dan jima’ (hubungan lain jenis) hingga terbenamnya matahari
kemudian berbuka. Ia kerjakan hal itu selama hari bulan Romadhon. Dengan itu ia
menghendaki ridho Allah ta’ala dan beribadah kepada-Nya.

Dalam puasa terdapat beberapa manfaat tak terhingga. Diantara yang terpenting :

· Merupakan ibadah kepada Allah dan menjalankan perintah-Nya. Seorang hamba


meninggalkan syahwatnya, makan dan minumnya demi Allah. Hal itu diantara sarana terbesar
mencapai taqwa kepada Allah ta’ala.

· Adapun manfaat puasa dari sudut kesehatan, ekonomi, sosial maka amat banyak. Tidak ada
yang dapat mengetahuinya selain mereka yang berpuasa atas dorongan akidah dan iman.

4. ZAKAT

Allah telah memerintahkan setiap muslim yang memilki harta mencapai nisab untuk
12
mengeluarkan zakat hartanya setiap tahun. Ia berikan kepada yang berhak menerima dari
kalangan fakir serta selain mereka yang zakat boleh diserahkan kepada mereka sebagaimana
telah diterangkan dalam Al Qur’an.

Nishab emas sebanyak 20 mitsqal. Nishab perak sebanyak 200 dirham atau mata uang
kertas yang senilai itu. Barang-barang dagangan dengan segala macam jika nilainya telah
mencapai nishab wajib pemiliknya mengeluarkan zakatnya manakala telah berlalu setahun.
Nishab biji-bijian dan buah-buahan 300 sha’. Rumah siap jual dikeluarkan zakat nilainya.
Sedang rumah siap sewa saja dikeluarkan zakat upahnya. Kadar zakat pada emas, perak dan
barang-barang dagangan 2,5 % setiap tahunnya. Pada biji-bijian dan buah-buahan 10 % dari
yang diairi tanpa kesulitan seperti yang diairi dengan air sungai, mata air yang mengalir atau
hujan. Sedang 5 % pada biji-bijian yang diairi dengan susah seperti yang diairi dengan alat
penimba air.

Diantara manfaat mengeluarkan zakat menghibur jiwa orang-orang fakir dan menutupi
kebutuhan mereka serta menguatkan ikatan cinta antara mereka dan orang kaya

5. HAJI

Rukun Islam kelima adalah haji ke baitullah Mekkah sekali seumur hidup. Adapun lebihnya
maka merupakan sunnah. Dalam ibadah haji terdapat manfaat tak terhingga :

· haji merupakan bentuk ibadah kepada Allah ta’ala dengan ruh, badan dan harta.

· ketika haji kaum muslimin dari segala penjuru dapat berkumpul dan bertemu di satu
tempat. Mereka mengenakan satu pakaian dan menyembah satu Robb dalam satu waktu. Tidak
ada perbedaan antara pemimpin dan yang dipimpin, kaya maupun miskin, kulit putih maupun
kulit hitam. Semua merupakan makhluk dan hamba Allah. Sehingga kaum muslimin dapat
bertaaruf (saling kenal) dan taawun (saling tolong menolong). Mereka sama-sama mengingat
pada hari Allah membangkitkan mereka semuanya dan mengumpulkan mereka dalam satu
tempat untuk diadakan hisab (penghitungan amal) sehingga mereka mengadakan persiapan
13
untuk kehidupan setelah mati dengan mengerjakan ketaatan kepada Allah ta’ala.

2.2.3 Rukun Islam dalam kajian Agama, Medis, Sosial dan


psikologis
2.2.1 Rukun Islam dalam Kajian Agama

Di dalam ajaran agama Islam, rukun Iman dan rukun Islam merupakan 'pilar' penting
yang dijadikan sebagai pedoman hidup.Sedangkan rukun Islam merupakan pilar yang
mencirikan seorang muslim. Rukun Islam inilah yang menjadi pedoman umum seorang muslim
dalam beribadah kepada Allah SWT.Dengan kata lain, rukun Islam merupakan perbuatan atau
amalan yang berbentuk fisik, sedangkan rukun Iman adalah amalan yang bersifat batiniah atau
keyakinan yang ada di dalam hati

2.2.2 Rukun Islam dalam Kajian Medis

Prinsip pokok panduan untuk konsep konsep Islam tersebut dapat ditemukan baik pada Al-
Qur’an maupun Al-Hadits. Nabi Muhammad SAW dalam khutbah terakhirnya bersabda
“Bahwasanya telah ku tinggalkan diantara kalian semua yang tidak akan menjerumuskan kalian
kepada kesesatan, KITABULLAH, yang mana jika kalian berpegang teguh kalian tidak akan
mengalami kesesatan Dan waspadalah untuk tidak melanggar batas- batas yang telah ditetapkan
agama kalian, karena hal itu akan membawa kehancuran kepada kalian sebagaimana umat-umat
sebelum kalian”. Dalam hadits lain Nabi Muhammad SAW bersabda “Telah ku tinggalkan dua
perkara, Al-QUR’AN dan HADITS, dan jika kalian berpegang teguh terhadap ke duanya kalian
tidak akan terjerumus dalam kesesatan”.

Kedua Hadist tersebut dan kebanyakan hadist lainnya menunjukkan dengan jelas
tentang pentingnya Al-Qur‟an, penekanan untuk mengikutinya dan pentingnya Al-Qur‟an
sebagai sumber petunjuk bagi kaum Muslim, dan oleh karenanya Al-Qur‟an merupakan dasar
dari niatan perilaku atau perilaku yang mengarah kesehatan berasal. Hubungan menuju

14
kesehatan dapat ditemukan dalam 2 tahapan utama, yakni tahap langsung (directly) dan tidak
langsung (indirectly).

Dalam mempelajari hubungan tersebut, sebagian besar banyak dianggap sebagai


petunjuk alami Islam terhadap perilaku manusia (Quran 2:63, 67-71, 143, 187, 208, 229, 285;
5:6 dsb) dan terhadap faktor lingkungan. Sebagai contoh dalam melihat kepada petunjuk
langsung yang alamiah, Al-Quran Surat Al Maidah ayat 6 menyebutkan: “Hai orang-orang yang
beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu
sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata
kaki, dan jika kamu junub maka mandilah…”

Secara tidak langsung kaitan yang mengarah kepada kesehatan dapat ditemukan pada
prinsip yang menggarisbawahi ke dua konsep saat ini, baik gagasan promosi kesehatan dan
konsep Islam, dimana dapat menjadi dasar dari komunikasi antara umat Muslim dan para
promotor kesehatan. Tetapi keterkaitan tersebut tidak mengikat antara yang satu dengan yang
lainnya, tetapi lebih kepada pengaruh terhadap faktor-faktor penentu dari perilaku sehat yang
dapat dianggap sebagai bagian dari rangkaian satu kesatuan dari kaitan tidak langsung (indirect
link) sampai kaitan langsung (direct link)

2.2.3 Rukun Islam dalam Kajian Sosial

Rukun Islam merupakan suatu hal yang penting dipahami oleh umat Islam semenjak
dini. Hal itu karena satu di antara syarat sah menjadi seorang muslim adalah jika telah
mengamalkan rukun Islam. Berbeda dengan rukun iman, rukun Islam bisa diartikan sebagai
perbuatan atau amalan yang berbentuk fisik, dan rukun iman adalah amalan yang bersifat
batiniah atau keyakinan dalam hati.

Bagi umat Islam di seluruh dunia, diwajibkan untuk memahami rukun Islam dengan
sebenar-benarnya agar dapat menjalankannya sebaik mungkin. Rukun Islam memiliki lima
15
aspek, yang merupakan landasan atau sebuah fondasi bagi umat Islam agar imannya senantiasa
terjaga dalam kehidupan sosial. Dalam pelaksanaan rukun Islam, ada syarat tertentu yang dapat
menentukan apakah seseorang wajib melakukannya, menjadi sunah atau tidak wajib
melakukannya jika tidak memenuhi syarat.

Bagi kebanyakan umat muslim, pelajaran mengenai rukun Islam biasanya telah
dipelajari melalui pelajaran agama semenjak sekolah dasar, bahkan hingga pada jenjang SMA.
Nabi Muhammad SAW pernah bersabdah "Islam dibangun di atas lima perkara, yaitu syahadat
laa ilaaha illallah dan Muhammadan Rasulullah, menegakkan salat, menunaikan zakat, haji dan
puasa Ramadhan". (HR. Al-Bukhar dan Muslim) Hal itu menandakan rukun Islam wajib
diamalkan setiap orang yang beragama Islam sehingga hal tersebut bisa dijadikan tanda bahwa
seseorang beragama muslim atau tidak.

2.2.4 Rukun Islam dalam Kajian Psikologis


Pembentukan kepribadian melalui pendekatan Islam yang didasarkan pada lima pilar
Rukun Islam, secara psikologis serupa dengan pendekatan behaviorisme yang lebih mengarah
pada pembentukan kebiasaan dan pengalaman-pengalaman.8 Apabila kebiasaan tertentu telah
menetap, pengalaman -pengalaman banyak didapat baik pengalaman menyakitkan,menyedihkan,
membahagiakan, menyenangkan, menakutkan dan sebagainya akan menjadi pelajaran berharga
untuk mengulang yang menyenangkan dan meninggalkan yang menyakitkan. Di sini berlaku
hukum perilaku reward atau hadiah (dalam terminologi agama disebut dengan “janji”, “pahala”,
dan “surga”) dan punishment atau hukuman (dalam terminologi agama disebut dengan
“ancaman”, “dosa”, dan “neraka”) serta reinforcement yang akan menguatkan perilaku untuk
diulang atau ditinggalkan.

Oleh sebab itu pendekatan “Islam” yang ditegakkan melalui lima Rukun Islam,
melibatkan pendekatan syariat dan hukum fikih untuk memicu melakukannya, yang sangat

16
populer dengan menggunakan lima hukum dasar yakni wajib, sunnah, haram, makruh, dan
mubah. Wajib adalah segala sesuatu yang apabila dikerjakan diberi pahala dan apabila
ditinggalkan mendapatkan dosa. Sunnah adalah segala sesuatu yang apabila dikerjakan diberi
pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak mendapat dosa. Haram adalah segala sesuatu yang
apabila dikerjakan mendapatkan dosa, dan apabila ditinggalkan diberikan pahala. Makruh adalah
segala sesuatu yang apabila dikerjakan tidak mendapat apa-apa, tetapi jika ditinggalkan diberikan
pahala. Mubah adalah segala sesuatu yang boleh dikerjakan atau tidak dikerjakan, artinya
dikerjakan maupun tidak dikerjakan, tidak mendapat apa-apa baik pahala maupun dosa. Melalui
janji dan ancaman, iming-iming pahala dan dosa khususnya berupa surga (kenikmatan) dan
neraka (kesakitan) yang bisa datang bersamaan atau sesaat setelah perbuatan itu dikerjakan
(dalam istilah agama sering disebut dengan “dunia” yang artinya “dekat”), bisa juga didapat
sampai sesudah orang mati dan dimintai pertanggungjawaban di hadapan sang Pencipta (dalam
istilah agama sering disebut “akhirat”).

Orang diberi harapan dan ditakut- takuti supaya melakukan sesuatu, tanpa banyak
memahami nilai-nilai terdalam dari apa yang dilakukan. Tetapi manfaat atau madlorot yang
didapat dari perbuatannya akan menjadi pengalaman berharga untuk mengulang atau
menghentikan perbuatannya. Misalnya dengan shalat berjamaah ke masjid, orang mendapatkan
kenalan rekanan bisnis, dengan silaturrahim orang menjadi lupa dengan problemnya dan
mendapat solusi berharga, dengan memberi sedekah atau zakat orang memperoleh penghargaan
dan penghormatan sehingga lebih percaya diri, dengan shalat malam di keheningan orang
mengalami retrospeksi, meneteskan air mata, self-disclousur, dan katarsis sehingga hati menjadi
lega tanpa beban dan dunia menjadi terang, dan seterusnya.

Oleh karena pengalaman dalam beragama sangat berpengaruh dalam menciptakan


kegandrungan atau kebencian terhadap perilaku tertentu, maka perlu hati-hati dengan
pengalaman negatif dan menyakitkan yang didapat dari pergumulan seseorang dengan agama.

17
Misalnya pengalaman kehilangan sandal atau sepatu di masjid, pengalaman dihujat karena
melakukan dosa, pengalaman anak-anak TPA (Taman Pendidikan Al-Quran)

dengan ustadz/ustadzah yang galak, pengalaman siswa diskors karena menyalahgunakan


uang SPP dan seterusnya. Teori Stimulus-Respon (SR) dari Pavlov dan Operant Conditioning
dari Skinner bisa menjadi pelajaran yang baik untuk menciptakan pengalaman positif sehingga
membentuk habit atau kebisaan yang akhirnya menciptakan perilaku menetap.9 Teori S-R
mengajari setiap individu untuk memasangkan perilaku yang diinginkan dengan hal-hal yang
secara otomatis membuat orang berperilaku tertentu. Misalnya ketika ingin menciptakan atau
melatih anak-anak senang kepada masjid, mengaji dan shalat, yang sesungguhnya hal tersebut
berat dan tidak disukai anak-anak. Maka, pasangkan dengan hal-hal yang secara otomatis
mendatangkan kesenangan pada anak, misalnya di masjid disediakan permen, coklat, permainan
dan nuansa kasih sayang.

Hal tersebut dikondisikan, hingga si anak memperoleh pengalaman-pengalaman


mengasyikkan berkaitan dengan masjid, mengaji dan shalat dan telah terjadi kebiasaan yang
mapan, sehingga pada saatnya pengkondisian/pasangan buatan dihilangkan sedikit demi sedikit,
yang apabila terjadi keausan, diulang kembali dengan penguatan lainnya. Begitulah, lima Rukun
Islam berupa syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji, merupakan pelajaran didikan pengalaman
dan pembiasaan dari Allah paling dasar. Pelajaran lainnya adalah berupa apa saja yang telah
disyariatkan Allah baik yang tertuang dalam Al-Qur’an dan As -Sunnah, maupun penjelas-
penjelas agama yang datang dari ulama. Pendekatan ini mengandung pelajaran pelatihan yang
efektif untuk membentuk kepribadian, sikap dan perilaku manusia berdasarkan pengalaman dan
pembiasaan.

18
BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
beberapa simpulan:

1. Rukun Islam merupakan salah satu pendekatan yang diciptakan Allah untuk membentuk
kepribadian muslim, dengan cara memberikan beberapa latihan dasar supaya terbentuk habit atau
pembiasaan yang nantinya melahirkan sifat dan perilaku positif yang menetap.

2. Latihan dasar yang disediakan Allah untuk membentuk sifat dan perilaku positif tersebut,
diawali dengan latihan lisan (syahadat), dilanjutkan dengan latihan jiwa raga (shalat), diikuti
dengan latihan kepemilikan materi (zakat), disertai dengan latihan pengendalian nafsu dan
syahwat (puasa), diakhiri latihan paripurna mencakup keempatnya yakni haji.

3. Lima pilar Rukun Islam akan benar-benar efektif menghasilkan sosok kepribadian muslim
yang prima bagi pengamalnya ketika lima pilar tersebut dilaksanakan dengan menyatukan sisi
syar’i dan hakiki. Sisi syar’i memberikan keabsahan ritual formal, sementara sisi hakiki
merupakan bentuk pengejawantahan kedekatan sifat dan kepribadian hamba dengan Sang
Pencipta (sebagai hasil ritual formal), yang diimplementasikan dalam hidup dan kehidupan.

19
xx

Anda mungkin juga menyukai