Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“TATA CARA DAN HIKMAH SHALAT”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fikih


Dosen Pengampu: Ahmad Junaidi, M.Pd.I

Disusun Oleh:

Rizki Valentino
Shania Zanira
Putri Ariani

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI PALANGKARAYA
2022M/1444H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur senantiasa kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunianya kepada kita semua sehingga kelompok kami
dapat menyelesaikan makalah Teologi Islam ini tepat pada waktu yang telah di
tentukan.

Dengan adanya makalah ini, kami berharap mahasiswa – mahasiswi bisa


mendapatkan pengetahuan/wawasan yang luas. Dan kelompok kami berterima kasih
kepada Bapak Ahmad Junaidi, M.Pd.I yang telah membimbing kami sehingga dapat
terbentuknya makalah ini dengan maksimal.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak luput dari
kekurangan. Oleh karena itu kami mohon bimbingan yang lebih baik, agar kami dapat
membentuk makalah yang selanjutnya dengan lebih baik pula.sekian terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Palangkaraya, 10 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................ ii
Daftar Isi..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 1
1.3 Tujuan penulisan……………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Shalat.................................................................................. 2
2.2 Tata Cara Dan Gerakan Shalat……………………………………….. 2
2.5 Manfaat Gerakan Shalat …………………………………………....... 3
2.6 Hikmah Shalat ………………………………………………….......... 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................... 9
3.2 Saran..................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Shalat merupakan salah satu kewajibanbagi setiap kaum muslim yang sudah mukallaf dan harus
dikerjakan baik bagi mukminin maupun dalam perjalanan. Shalat merupakan rukun Islam kedua
setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah “shalat”, sehingga
barang siapa yang mendirikan shalat, maka ia mendirikan agama (Islam), dan barang siapa yang
meninggalkan shalat, maka ia telah meruntuhkan agama (Islam). Shalat harus didirikan dalam satu
hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17 raka’at. Shalat tersebut merupakan wajib yang
harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf  baik sedang sehat maupun sakit. Selain
shalat wajib, ada juga shalat-shalat sunnah.

Perintah tentang diwajibkannya mendirikan shalat tidak seperti Allah mewajibkan zakat atau yang

lainnya. Perintah mendirikan shalat yaitu melalui melalui suatu proses yang luar biasa yang
dilaksanakan oleh Rasulullah SAW yaitu melalui peristiwa Isra’ dan Mi’raj, dimana proses ini tidak
dapat dipahami hanya secara akal melainkan harus secara keimanan sehingga dalam sejarah
digambarkan setelahnya  Nabi melaksanakan Isra’ dan Mi’raj, umat Islam ketika itu terbagi tiga
golongan yaitu yang secara terang-terangan menolak kebenarannya itu, yang setengah-tengahnya,
dan yang yakin sekali kebenarannya. Dilihat dari prosesnya yang luar biasa maka shalat merupakan
kewajiban yang utama, yaitu mengerjakan shalat dapat menentukan amal-amal yang lainnya. Dan
mendirikan shalat berarti mendirikan agama dan banyak lagi yang lainnya.

B. Rumusan Masalah

Penulis merasa perlu beberapa rumusan masalah untuk memperjelas isi dari
makalah ini, salah satunya adalah adalah :
1. Pengertian shalat
2. Menjelaskan tata cara shalat
3. Menjelaskan manfaat shalat
4. Menjelaskan hikmah shalat

C. Tujuan Penulisan

Untuk mempermudah mahasiswa dalam mempelajari Tata Cara Shalat, Hikmah, dan
Manfaat Shalat.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Shalat
Shalat merupakan suatu ibadah yang terdiri dari gerakan-gerakan (fi’liyah) dan ucapan-
ucapan (qauliyah) tertentu sesuai dengan petunjuk yang telah ditentukan oleh syari’at
Islam.

Menurut al-Qur’an shalat adalah salah satu cara untuk membersihkan jiwa dan raga
manusia, seperti dalam surat al-Muddatsir ayat 4-5. Sikap tubuh ketika melakukan shalat
dalam Islam sebagaimana telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad sesuai dengan
wahyu Alloh yang diterimanya.

2. Tata Cara Dan Gerakan Shalat


a. Syarat Shalat
 Beragama Islam
 Baligh Dan Berakal
 Bersih dari najis kecil dan besar
 Sudah memasuki waktu shalat
 Menghadap kiblat
 Menutup aurat

b. Rukun Shalat
 Berdiri bagi yang mampu
 Niat
 Takbiratul ikhram
 Membaca al-fatihah disetiap rakaat
 Rukuk dan tumaninah
 Membaca iktidal setelah rukuk dan tumaninah
 Menjalani sujud dua kali
 Duduk diantara dua sujud dua kali
 Duduk tasyahud awal dan tasyahud akhir
 Membaca doa tasyahud awal dan tasyahud akhir
 Membaca shalawat nabi Muhammad SAW saat tasyahud akhir
 Salam pertama
 Tertib

c. Gerakan Shalat
 Takbiratul ihram, maksudnya sesudah mengucapkan takbir pikiran tidak
boleh dipancarkan kemana-mana melainkan semata-mata hanya khusus
untuk shalat.
 Berdiri untuk menyatakan kebesaran Alloh dan untuk menyatakan
penghormatan kita kepadaNya. Maka karena berdiri itu bernilai demikian
Nabi melarang sahabatnya berdiri karena menyambut kedatangannya.

v
 Ruku’ dilakukan untuk menambah ta’dzim untuk menambah kenyataan
kebesaran Alloh.
 Sujud dilakukan untuk menyatakan ta’dzim yang smepurna
 I’tidal adalah untuk mensifatkan puji kepada Alloh
 Duduk dintara dua sujud untuk memohon hajat kepada Alloh
 Duduk tasyahud untuk mempersembahkan segala kehormatan kepada
Alloh, memberi salam kepada Nabi Muhammad, hamba Alloh yang shaleh
dan memperbaharui syahadat, bershalawat dan bermohon.

3. Manfaat gerakan shalat


Melaksanakan sholat sebagai salah satu rukun Islam bukan saja menjaga tegaknya
agama tetapi secara medis sholat adalah gerakan paling proporsional bagi anatomi
tubuh manusia. Gerakan sholat memberi dampak yang sangat positif bagi kesehatan dan
obat terhadap berbagai macam penyakit.Ibadah shalat merupakan ibadah yang paling
tepat untuk metabolisme dan tekstur tubuh manusia. Setiap gerakan di dalam shalat
mempunyai manfaat masing-masing.

Setiap gerakan shalat merupakan bagian dari olahraga otot-otot dan persendian tubuh.
Sholat dapat membantu menjaga vitalitas dan kebugaran tubuh tetapi dengan syarat
semua gerakan sholat dilakukan dengan benar,perlahan dan tidak terburu-buru serta
istiqomah atau konsisten. Begitu banyak manfaat gerakan shalat bagi kesehatan tubuh
manusia. Semakin sering kita sholat dengan benar, semakin banyak manfaat yg kita
peroleh untuk kesehatan diri kita.

Beberapa manfaat gerakan sholat bagi tubuh:

 Berdiri tegak dalam shalat


Wajibnya sholat adalah berdiri bagi yang mampu, ternyata berdiri pada
waktu sholat mengandung hikmah yg luar biasa yaitu dapat melatih
keseimbangan tubuh dan konsentrasi pikiran. Berdiri tegak pada waktu
sholat membuat seluruh saraf menjadi satu titik pusat pada otak, jantung,
paru-paru, pinggang, dan tulang pungggung lurus dan bekerja secara
normal, kedua kaki yang tegak lurus pada posisi akupuntur, sangat
bermanfaat bagi kesehatan seluruh tubuh.
 Takbiratul ihram
Takbir dilakukan dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu dan
dilakukan ketika hendak rukuk dan bangkit dari rukuk. Pada saat kita
mengangkat tangan sejajar bahu, otomatis kita membuka dada, dan otot
bahu meregang sehingga membuat aliran darah menjadi lancar dan kaya
akan oksigen. Darah yang kaya akan oksigen ini dialirkan ke bagian otak
pengatur keseimbangan tubuh, membuka mata dan telinga kita sehingga
keseimbangan tubuh terjaga. Kedua tangan yang didekapkan di depan perut
atau dada bagian bawah adalah sikap untuk menghindarkan diri dari
berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
 Rukuk

vi
Ruku’ yang sempurna ditandai dengan tulang belakang yang lurussehingga
bila diletakkan segelas air di atas punggung, air tersebut tak akan tumpah.
Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
Rukuk yang dilakukan dengan tenang dan optimal bermanfaat untuk
menjaga kesempurnaan posisi serta fungsi tulang belakang (corpus
vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat saraf. Posisi jantung yang
sejajar dengan otak saat membungkuk tersebut menjadikan aliran darah
maksimal pada tubuh bagian tengah. Rukuk pun dapat memelihara
kelenturan tuas sistem keringat yang terdapat di punggung, pinggang, paha
dan betis belakang. Demikian pula tulang leher, tengkuk dan saluran saraf,
memori dapat terjaga kelenturannya dengan rukuk.
Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi untuk merelaksasikan otot-otot
bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah sarana latihan bagi
kemihsehingga gangguan prostate dapat dicegah.
 I’tidal
Saat berdiri dari rukuk dengan mengangkat tangan, darah dari kepala akan
turun ke bawah sehingga bagian pangkal otak yang mengatur keseimbangan
berkurang tekanan darahnya. Hal ini dapat menjaga sistem saraf
keseimbangan tubuh dan berguna mencegah terjadinya pingsan secara tiba-
tiba. Gerakan ini  juga bermanfaat sebagai latihan yang baik bagi organ-
organ pencernaan. Pada saat I’tidal dilakukan, organ-organ pencernaan di
dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian.
 Sujud
Posisi sujud  yang menungging dengan meletakkan kedua tangan di lantai di
sebelah kanan dan kiri telinga, dengan lutut, ujung kaki, dan dahi juga di atas
lantai berguna untuk memompa getah bening ke bagian leher dan ketiak.
Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir
maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir orang yang
melakukan sholat. Oleh karena itu, sebaiknya sujud dilakukan dengan
tuma’ninah, tidak tergesa-gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak.
Posisi seperti ini menghindarkan seseorang dari gangguan wasir.
Khusus bagi wanita, baik ruku’ maupun sujud memiliki manfaat luar biasa
bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
Gerakan sujud tergolong unik. Sujud memiliki falsafah bahwa manusia
menundukkan diri serendah-rendahnya, Bahkan lebih rendah dari pantatnya
sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai
kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang di dalami Prof. Dr.
Muhammad Soleh, gerakan ini mengantarkan manusia pada derajat
setinggi-tingginya. Mengapa?
Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak
terlatih untuk menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi
jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal
ke otak. Artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang
memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tuma’ninah dan
kontinu dapat memicu peningkatan kecerdasan seseorang.
Setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi
secara normal. Darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak
melainkan ketika seseorang sujud dalam sholat. Urat saraf tersebut

vii
memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini berarti, darah
akan memasuki bagian urat tersebut mengikuti waktu shalat, sebagaimana
yang telah diwajibkan dalam Islam.
Riset di atas telah mendapat pengakuan dari Harvard University, Amerika
Serikat. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya
menyatakan diri masuk Islam setelah diam diam melakukan riset
pengembangan khusus mengenai gerakan sujud.
Di samping itu, gerakan-gerakan dalam shalat sekilas mirip gerakan yoga
ataupun peregangan (stretching). Intinya, berguna untuk melenturkan tubuh
dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan sholat dibandingkan gerakan
lainnya adalah di dalam shalat kita lebih banyak menggerakkan anggota
tubuh, termasuk jari-jari kaki dan tangan.
Sujud juga merupakan latihan kekuatan otot tertentu, termasuk otot dada.
Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga
telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh
yang menjadi kebanggan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah
bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.
Masih dalam posisi sujud, manfaat lain yang bisa dinikmati kaum hawa
adalah otot-otot perut (rectus abdominis dan obliqus abdominis externus)
berkontraksi penuh saat pinggul serta pinggang terangkat melampaui kepala
dan dada. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih
dalam dan lebih lama yang membantu dalam proses persalinan. Karena di
dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan
mengejan yang mencukupi. Bila otot perut telah berkembang menjadi lebih
besar dan kuat, maka secara alami, otot ini justru menjadi elastis. Kebiasaan
sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan dan mempertahankan
organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).
 Tasyahud awal
Setelah melakukan sujud, kita melakukan duduk. Dalam shalat terdapat dua
jenis duduk: iftirosy (tahiyat awal) dan tawaru’ (tahiyat akhir). Hal terpenting
adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, di
daerah ini terdapat tiga liang yaitu liang persenggamaan, dubur untuk
melepas kotoran, dan saluran kemih. Pada saat iftirosy, tubuh bertumpu
pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi
ini mampu menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering
menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Selain itu, gerakan ini
dapat menjaga kelenturan saraf di bagian paha dalam, cekungan lutut,
cekungan betis, sampai jari-jari kaki.
 Tasyahud akhir
Duduk tasyahud akhir atau tawaru’ adalah salah satu anugerah Allah yang
patut kita syukuri, karena sikap itu merupakan penyembuhan penyakit
tanpa obat dan tanpa operasi. Posisi duduk dengan mengangkat kaki kanan
dan menghadap jari-jari ke arah kiblat ini, secara otomatis memijat pusat-
pusat daerah otak, ruas tulang punggung teratas, mata, otot-otot bahu, dan
banyak lagi terdapat pada ujung kaki. Untuk laki-laki sikap duduk ini luar
biasa manfaatnya, terutama untuk kesehatan dan kekuatan organ seks. Bagi
wanita posisi ini bermanfaat untuk memperbaiki organ reproduksi di daerah
perineum. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarru’

viii
menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks
kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan
kekuatan organ-organ gerak kita.
 Salam
Bahkan, gerakan salam akhir, berpaling ke kanan dan ke kiri pun,
bermanfaat membantu  menguatkan otot-otot leher dan kepala serta
menyempurnakan aliran darah di kepala sehingga mencegah sakit kepala
serta menjaga kekencangan kulit wajah. Apabila kita menjalankan sholat
dengan benar.  Tubuh akan terasa lebih segar, sendi-sendi dan otot akan
terasa lebih kendur, dan otak juga mempu kembali berfikir dengan terang.
Hanya saja, manfaat itu ada yang bisa merasakannya dengan sadar, ada juga
yang tak disadari. Tapi harus diingat, sholat adalah ibadah agama bukan
olahraga.

4. Hikmah shalat
 Shalat merupakan merupakan rukun Islam yang kedua dan merupakan
rukun Islam yang terpenting setelah dua kalimat syahadat, sebagaimana
sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:

 ‫ هللاُ َو َأ َّن‬ َّ‫س) َشهَا َد ِة َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإال‬ َ َ‫ َعلَى َأ ْن ي َُوحِّ َد هللا‬: ‫ة‬8ٍ ‫بُنِ َي ْاِإل ْسالَ ُم َعلَى َخ ْم َس‬
ٍ ‫(و فِ ْي ِر َوايَ ٍة َعلَى َخ ْم‬
ْ ِ ‫صالَ ِة َوِإ ْيتَا ِء ال َّزكَا ِة َو‬
‫صيَ ِام َر َمضَانَ َوال َح ِّج‬ َّ ‫ُم َح َّمدًا َرسُوْ ُل هللاِ َوِإقَ ِام ال‬

Artinya : “Islam dibangun atas lima perkara yaitu mentauhidkan Allah, dalam
riwayat lain : bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain
Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan sholat, menunaikan
zakat, puasa Ramadhan dan haji.” (HR. Bukhari dan Muslim, dari Abdullah
bin Umar rodhiyallahu anhuma)

 Sholat merupakan media penghubung antara seorang hamba dengan


Tuhannya, sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam:

َ ‫ِإ َّن َأ َح َد ُك ْم ِإ َذا‬


ِ ‫صلَّى يُن‬
ُ‫َاجي َربَّه‬

Artinya : “Sesungguhnya seorang dari kamu jika sedang sholat, berarti ia


sedang bermunajat (berbisik-bisik) dengan Tuhannya”. (HR. Bukhari, dari
Anas bin Malik rodhiyallahu anhu)

 Sholat adalah penolong dalam segala urusan penting. sebagaimana firman


Allah ta’ala:
‫صالَ ِة‬ َّ ‫َوا ْستَ ِعينُوا بِال‬
َّ ‫صب ِْر َوال‬

Artinya : “Jadikanlah sabar dan sholat  sebagai penolongmu”. (QS. Al


Baqarah : 45)

 Sholat adalah pencegah dari perbuatan maksiat dan kemungkaran,


Sebagaimana firman Allah ta’ala:

ِ ‫صالَةَ تَ ْنهَى ع َِن ْالفَحْ شَا ِء َو ْال ُم ْنك‬


‫َر‬ َّ ‫َوَأقِ ِم ال‬
َّ ‫صالَةَ ِإ َّن ال‬

Artinya : “Dan dirikanlah sholat karena sesungguhnya sholat itu mencegah


dari perbuatan keji dan munkar”. (QS. Al Ankabuut : 45)

ix
 Sholat adalah cahaya bagi orang-orang yang beriman yang memancar dari
dalam hatinya dan menyinari ketika di padang Mahsyar pada hari kiamat,
sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
‫صالَةُ نُوْ ٌر‬
َّ ‫ال‬

Artinya : “Sholat adalah cahaya ”. (HR. Muslim, dari Abu Malik Al-Asy’ari
rodhiyallahu anhu)

‫َنجاةً يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬ ْ ‫َم ْن َحافَظَ َعلَ ْيهَا كَان‬


َ ‫َت لَهُ نُوْ رًا َوبُرْ هَانًا َو‬
Artinya : “Barangsiapa yang menjaga sholatnya niscaya ia kan menjadi
cahaya, bukti dan penyelamat (baginya) pada hari kiamat.” (HR. Ahmad dan
Ibnu Hibban, dari Abdullah bin ‘Amr rodhiyallahu anhu)

 Sholat adalah kebahagiaan jiwa  orang-orang yang beriman serta penyejuk


hatinya, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu alaihi wasallam:
َّ ‫ت قُ َّرةُ َأ ْعيُنِ ْي فِي ال‬
‫صالَ ِة‬ ْ َ‫ج ُِعل‬

Artinya : “Dijadikan penyejuk hatiku di dalam sholat”. (HR. Ahmad, dan,


Nasa’i, dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu)

 Sholat adalah penghapus dosa-dosa dan pelebur segala kesalahan,


sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
َ‫ ال‬: ‫َي ٌء ؟ قَالُوْ ا‬
ْ ‫ت هَلْ يَ ْبقَى ِم ْن َد َرنِ ِه ش‬ٍ ‫س َمرَّا‬ َ ‫ب َأ َح ِد ُك ْم يَ ْغتَ ِس ُل فِ ْي ِه ُك َّل يَوْ ٍم َخ ْم‬
ِ ‫َأ َرَأ ْيتُ ْم لَوْ َأ َّن نَ ْهرًا بِبَا‬
َ ْ َّ
‫س يَ ْمحُو هللاُ بِ ِهن الخَ طايَا‬ ْ
ِ ‫ت الخَ ْم‬ ِ ‫صل َوا‬ َ َ
َّ ‫ َكذلِكَ َمث ُل ال‬: ‫ال‬َ َْ ‫يَ ْبقَى ِم ْن د ََرنِ ِه‬
َ َ‫ق‬. ‫ش ٌء‬
Artinya : “Apa pendapat kalian jika di depan pintu seseorang di antara kalian
terdapat sungai, di dalamnya ia mandi lima kali sehari, apakah masih tersisa
kotoran (di badannya) meski sedikit ?” Para shahabat menjawb : “Tentu
tidak tersisa sedikit pun kotoran (di badannya)” Beliau berkata: “Demikian
pula dengan sholat lima waktu, dengan sholat itu Allah menghapus dosa-
dosa”. (HR. Bukhari, dan Muslim, dari Abu Hurairah rodhiyallahu anhu)

‫ت ْال َكبَاِئ ُر‬


ِ َ‫ات لِ َما بَ ْينَهُ َما ِإ َذا اجْ تُنِب‬ َ ‫ َو َر َم‬ ‫ات ْالخَ ْمسُ َو ْال ُج ُم َعةُ ِإلَى ْال ُج ُم َع ِة‬
ٌ ‫ضانُ ِإلَى َر َمضَانَ ُم َكفِّ َر‬ ُ ‫صلَ َو‬
َّ ‫ال‬

Artinya : “Sholat lima waktu dan dari Jum’at ke Jum’at dan dari Romadhon
ke Romadhon,  merupakan pelebur (dosa kecil yang dilakukan) di antara
keduanya, selama tidak melakukan dosa-dosa besar”. (HR. Muslim, dari Abu
Hurairah rodhiyallahu anhu)

 Sholat merupakan tiang agama, barangsiapa yang menegakkannya maka ia


telah menegakkan agama, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam:
َّ ‫َرْأسُ اَْأل ْم ِر اِإل ْسالَ ُم َو َع ُموْ ُدهَ ال‬
ِ َ‫صالَةُ َو َذرْ َوةُ َسنَا ِمه‬
ِ‫الجهَا ُد فِ ْي َسبِي ِْل هللا‬
Artinya : “Pokok dari perkara-perkara adalah Islam, tiangnya adalah sholat
dan puncak tertingginya adalah  jihad di jalan Allah”. (HR. AT-Tirmidzi, Ibnu
Majah, dan Ahmad, dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu anhu)

 Sholat merupakan pembeda antara orang yang beriman dengan orang yang
kafir dan musyrik, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:

x
‫صالَ ِة‬ ِ ْ‫بَ ْينَ ال َّرج ُِل َو بَ ْينَ ْال ُك ْف ِر َوال ِّشر‬
ُ ْ‫ك تَر‬
َّ ‫ك ال‬

Artinya : “Batas pemisah antara seseorang dengan kekafiran dan kesyirikan


adalah meninggalkan sholat”. (HR. Muslim, dari Jabir bin Abdullah
rodhiyallahu anhu)

 Sholat merupakan sebaik-baik amalan, sebagaimana sabda Nabi shallallahu


alaihi wasallam:
َ ‫صالَةُ َعلَى َو ْقتِها‬ َ ‫ال َأ ْف‬
َ َ‫ض ُل ؟ فَق‬
َّ ‫ ال‬: ‫ال‬ ِ ‫ِع ْن َد َما ُسِئ َل ع َْن َأيِّ اَْأل ْع َم‬
Artinya : Ketika beliau ditanya tentang amalan apa yang paling utama, maka
beliau menjawab : “Sholat pada waktunya”. (HR. Bukhari, dan Muslim, dari
Abdullah bin Mas’ud rodhiyallahu anhu)

 Sholat adalah perkara pertama yang akan dihisab (diperhitungkan) pada


setiap hamba, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
َّ ‫ب النَّاسُ بِ ِه يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة ِم ْن َأ ْع َمالِ ِه ْم ال‬
ُ‫صالَة‬ ََّ
8ُ ‫إن َأو ََّل َما ي َُحا َس‬

Artinya : “Sesungguhnya perkara pertama yang akan dihisab


(diperhitungkan) dari amal perbuatan manusia pada hari kiamat adalah
masalah sholat ”. (HR. Ahmad dan Abu Dawud, dari Abu Hurairah
rodhiyallahu anhu)

xi
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Shalat merupakan inti (kunci) dari segala ibadah juga merupakan tiang agama,
dengannya agama bisa tegak, dengannya pula agama bisa runtuh. Shalat mempunyai
dua unsur yaitu dzohiriyah dan batiniyah. Unsur dzohiriyah adalah yang menyangkut
perilaku berdasar pada gerakan shalat itu sendiri, sedangkan unsur batiniyah yaitu
sifatnya tersembunyi dalam hati karena hanya Allah-lah yang dapat menilainya. Shalat
banyak macamnya ada shalat sunnah, ada juga shalat fardhu yang telah ditentukan
waktunya. Shalat merupakan pergerakan diri secara totalitas untuk menghadap Tuhan,
dengan perkataan maupun perbuatan menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan
syara’. Shalat merupakan kewajiban bagi kaum muslimin yang mukallaf tanpa kecuali.

B. Saran
Dalam pengumpulan materi pembahasan di atas tentunya kami banyak mengalami
kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu hendaknya pembaca memberikan tanggapan
dan tambahan terhadap makalah kami. Sebelum dan sesudahnya kami haturkan banyak
terima kasih.

xii
DAFTAR PUSTAKA

1 Zakiah Daradjat, Shalat-Seni Pendidikan dan Keimanan Untuk Anak-Anak, CV. Ruhama,
Jakarta, 2006, hal.86
2 Ibid, hal. 2.
3 M. Khalilurrahman al-Mahfani, Kitab Lengkap Panduan Shalat, Wahyu Qalbu, Jakarta,
2016, hal. 243
4 Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrohim bin Mughiroh bin Bardazibah Al
Buchori, Shoheh Buchori Juz 7, Darul Fikir, 2011, hal. 77.
5 Syekh Mustofa Masyur, Berjumpa Allah Lewat Shalat, Jakarta: Gema Insani Press,
2014,
hal. 23.
6 Sentot Haryanto, Psikologi Shalat, Yogyakarta: Mutiara Pustaka, 2005, hal. 6
7 Sayyid Shaleh Al-Ja'tari, The Miracle of Shalat; Dahsyatnya Shalat, Jakarta: Gema Insani
, 2002, hal 24.
https://www.academia.edu/11107434/Shalat_dan_Hikmahnya

xiii

Anda mungkin juga menyukai