Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

‘‘SHOLAT SHOLAT SUNNAH’’


Memenuhi tugas kelompok
Mata Kuliah :Fiqih

Dosen Pengampu:
M.Hamdan.S.Pd.I,.M.Pd.I

Di Susun Oleh Kelompok :7

M. Rifa’i (21.11.2694)

JURUSAN PAI ( II ) D
YAYASAN PENDIDIKAN DAN AMAL SOSIAL AN-NADWAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH
KUALA TUNGKAL
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

            Puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena berkah dan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Fqih ini dengan topik ‘‘Sholat
Sholat Sunnah’’ Makalah ini dibuat sehubungan dengan tugas yang diberikan
dosen kami bapak M.Hamdan S.Pd.I,.M.Pd.I
Dengan diselesaikannya tugas makalah ini, kami harapkan dapat memenuhi
syarat penilaian tugas dan berguna untuk para pembacanya. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan
pembuatan makalah di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat memberi
manfaat bagi para pembaca. Amin.

Wassalamualaikum wr.wb

Kuala tungkal, April 2022

Penulis
                                                                          

i
Kata Pengantar…………………………………………………....……………..…i
Daftar Isi…………………………………………………………....………….…..ii
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang…………………………………………………….............1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………............1
C. Tujuan penulisan…….....…………...………………………………..........1
BAB II. Pembahasan
A. Pengertian Sholat Sunnah............................................................................3
B. Macam Maam Sholat
Sunnah.......................................................................8
C. Manfaat Sholat Sunnah..................................................................................
BAB III. Penutup
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................8

Daftar Pustaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

      Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur


ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur
dalam fiqihibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam
fiqihmuamalah.
    Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dalam
melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman tersebut
diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan
tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.

B. Rumusan Masalah
1 Apa Pengertian Sholat Sunnah?
2 Apa Saja Macam Macam Sholat Sunnah?
3 Apa Manfaat Melaksanakan Sholat Sunnah?
C. Tujuan Penulisan
1 Untuk Mengetahui Bagaimana Sholat Sunnah
2 Untuk Mengetahui Apa Saja Macam Macam Sholat Sunnah
3 Untuk Mengetahi Apa Manfaat Melaksanakan Sholat Sunnah

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sholat Sunnah


            Menurut bahasa, shalat berarti do'a sedangkan menurut istilah berarti
menghadap jiwa dan raga kepada Allah. Berhadap hati kepada Allah dalam
bentuk beberapa perbuatan dan perkataan. Karena taqwa hamba kepada
tuhannya, mengagungkan kebesarannya dengan khusyu dan ikhlas dalam
bentuk perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri
dengan salam. Menurut cara-cara dan syarat-syarat yang telah ditentukan.1
            `Shalat adalah tiang agama sebagaimana tersebut dalam hadits,
Rasulullah SAW bersabda :
Artinya: “ Shalat adalah tiang agama”.
Hadist ini diriwayatkan  oleh Al-baihaqy dari hadis umar dengan lafaz
lain,yaitu: “As-salatu ‘imadu d-din “, artinya sembahyang adalah tiang
agama”. Dan dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Ad-Dailamy dalam
masnad Al-firdaus dari Ali, dan Abu Na’iim dalam kitab shalat, berbunyi “As-
Shalatu ‘imaadu d-diin”,artinya “sembahyang tiang agama”, dan dalam
masnad Ahmad dari hadis Mu’az berbunyi : “Ra’su l-amri wa ‘imaaduhu sh-
sha-laatu”, artinya “kepada tiap urusan dan tiangnya ialah shalat”.
Sebuah bangunan gedung bila runtuh tiangnya pasti runtuh gedungnya.
Dan bila tiang dari sebuah gedung telah runtuh, tidak dapat dipertahankan
berdiri dan tegaknya gedung itu dengan segala macam pasak dan tunjang. Bila
tiang sebuah gedung berdiri kokoh barulah ada gunanya segala pasak dan
tunjang itu. Begitu pula shalat dengan islam.
Perhatikanlah, mudah-mudahan allah merahmati kamu sekalian. Dan
pikirlah baik-baik, kerjakanlah shalat itu sebaik-baiknya dan seteliti-telitinya,
dan takutlah akan allah, bertolong-tolonglah kamu untuk bersama-sama
memperbaiki dan menyempurnakanshalatmu. Nasehat menasehati, ajar
mengajar, ingat mengingatkan satu dengan yang lain, agar jangan sampai lalai
1
Anjen Dianawati, Kumpulan Sholat Sholat Sunnah, Surabaya:wahyu Media 2010 hlm 25

2
dan lupa. Allah SWT memerintahkan agar bertolong-tolong dalam kebajikan
dan taqwa. Sedangkan shalat adalah sebesar-besar kebajikan dan ketaqwaan.
Ralullah SAW juga bersabda yaitu sebagai berikut :
Artinya:” Yang pertama-tama ditanyai seorang hamba(manusia) di hari
kiamat nanti tentang perbuatannya ialah tentang shalat. Bila shalatnya dapat
diterima maka akan diterima seluruh amalnya, dan jika shalatnya di tolak
maka akan tertolak pula seluruh amal ibadahnya”.
Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dari
hadist Tamim Ad-Daary, dan diriwayatkan pula oleh Abu Ju’la dalam
masnadnya dan olah Af-Dhiyaa’ dalam Al-Mukhtarah dan oleh Al-Tharrany
dari Anas.
Jadi shalat adalah puncak atau akhir agama kita. Tentang shalat inilah
kita nantipertama-tama akan ditanyai . tidak ada agama lagi, tidak ada islam
lagi. Kalau shalat sudah lenyap. Karena shalat adalah shalat yang paling akhir
perginya (lenyapnya) dari urusan agama (Islam). Maka bila sesuatu telah
lenyap bahagiaannya yang terakhir, artinya telah lenyap seluruhnya.
Agungkanlah itu berpegang teguhlah kamu terhadap soal terakhir dari
agamamu. Yaitu shalat. Janganlah kamu lalaikan, entengkan, sehingga kamu
dengan gampang saja mendahului imammu. Karena dengan mendahului
imam, tidaklah sah shalatnya, maka lenyaplah agamanya. Agungkanlah shalat
itu mudah-mudahan Allah  menurunkan rahmat-nya keoadamu dan peganglah
shalat itu seteguh-teguhnya jangan sampai terlepas dari tanganmu. Takutlah
akan Allah dalam soal shalat ini secara khusus. Dan juga dalam soal yang lain
yang diajarkan agama kita Islam.

B. Macam-macam sholat sunnah


Shalat sunnah terbagi dua yaitu:
1.      Shalat sunnah yang dilaksanakan secara berjamah. Shalat sunnah jenis ini
status hukumnya adalah muakkad, contohnya: shalat idul fitri, idul adha,
terawih, istisqa, kusuf dan khusuf.
Berikut ini sedikit penjelasan dari shalat-shalat sunnah di atas :

3
a.      Shalat ‘Id / Hari Raya
Shalat hari raya dalam islam ada dua, yaitu :
1)      Shalat Idul Fitri yaitu shalat yang dilaksanakan tanggal 1 Syawal
2)      Shalat Idul Adha yaitu shalat yang dilaksanakan tanggal 10 Dzulhijah
Shalat ini berjumlah dua rakaat. Rakaat yang pertama dengan tujuh
takbir, selain takbirotul ihram, rakaat yang kedua dengan lima takbir, selain
takbir untuk berdiri dari rakaat yang pertama.2
Shalat ‘id dianjurkan pelaksanaannya dalam jumlah yang besar di tanah
lapang terbuka, diakhiri dengan khutbah berisi soal keagamaan dan
kemasyarakatan.
Sesudah shalat Id dilakukan, maka berkhutbah dua kali, dalam khutbah
pertama bertakbir sembilan kali, dalam khtbah kedua bertakbir tujuh
kali. Sesuai dengan hadits nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim yaitu :
“Abu Sa’id Alhudri ra. Berkata yang terjemahannya: Adalah Rosullah saw
pergi ketempat shalat pada hari raya Fitr dan Adlha.mula-mula beliau
melakukan shalat Ied. Sesudah shalat beliau menghadap kepada orang
banyak,sedangkan mereka masih dalam keadaan dalam keadaan duduk
dalam shaf mereka masing-masing. Rosulullah berkhutbah memberi
nasehat, berpesan dan memberikan perintah-perintah kepada mereka.jadi
belia ingin mengirim pasukan untuk perang, maka diputuskan ketika itu.
Dan jika ingin memberikan perintah, maka diperintahkan ketika itu pula
kemudian beliau pergi. (Bukhori : 913/Muslim : 889).
Disunatkan bertakbir, tahmid dan tahlil mula terbenam nya matahari
malam hari raya fitrah sampai imam melakukan shalat Ied. Dan pada hari
raya Ied Adlha, takbir tahmid dan tahlil dikumandangkan setelah selesai
shalat fardlu, dimulai dari subuhnya hari arafah ( tanggal 9 dzulhijah)
sampai pada shalat asar akhir tasyriq.
b.    Shalat Terawih

2
Jawad. Mughniyah, Fiqih Limamadhab (jakarta penerbit Lentera ,2010) hlm36

4
Yaitu shalat di waktu malam pada bulan Ramadhan. Waktunya
setelah shalat isya sampai terbit fajar. Boleh dikerjakan sendiri-sendiri
boleh berjamaah. Bilangan rakaat shalat tarawih tidak ada yang
menegaskan dengan pasti berapa jumlahnya, delapan atau dua puluh rakaat.
Namun ada beberapa hadits yang menjelaskan jumlah rakaat shalat terawih
yaitu:
Artinya : “Dari Aisyah katanya: yang dikerjakan Rasulullah SAW di bulan
Ramadhan atau lainnya tidak lebih dari sebelas rakaat. (H.R. Bukhari)
Berikut ini hadits yang diberitakan oleh Abid Ibnu Hamaid dan At
Tabrani dari Ibnu Abbas tentang shalat terawih 20 rakaat.
Artinya: “Sesungguhnya Rasulullah SAW shalat di bulan Ramadhan
adalah 20 rakaat dan witir”
Demikian dua buah hadits yang menyatakan jumlah rakaat terawih,
banyak yang melaksanakannya. Dan shalat terawih yang dilaksanakan pada
masa Umar, Usman dan Ali adalah berjumlah 20 rakaat.
c.       Shalat Istisqa
Istisqa itu artinya minta hujan. Caranya ada tiga yaitu :
1)    Dengan berdoa saja, baik sendiri-sendiri atau orang banyak. Rasulullah
pernah meminta hujan dengan doa saja.
2)      Berdoa di dalam khutbah Jum’at. Ini juga pernah dikerjakan oleh
Rasulullah SAW.
3)      Dengan shalat dua rakaat. Sebelum shalat dilaksanakan bersama,
terlebih dahulu imam menganjurkan bertaubat, memberikan sedekah
kepada fakir miskin, meninggalkan maksiat, menghentikan
permusuhan dan memerintahkan puasa selama tiga hari. Kemudian
pada hari keempat, imam bersama orang banyak keluar dengan
pakaian yang sederhana, dengan tenang dan merendahkan diri, dan
shalat dua rakaat seperti shalat Ied. Kemudian berkhutbah dua kali dan
membalikkan selindangnya.3

3
Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah ( Jakarta: Darul Fath,2004) hlm 34

5
Abdullah bin Zaid bin Ashim ra berkata :Nabi saw keluar rumah,
pergi ketempat sembahyang untuk menerima hujan. Kemudian beliau
menghadap kiblat. Membalikan selindangnya  dan shalat dua
rakaat. (Bukhori : 966/Muslim : 894)
d.     Shalat Kusuf dan Khusuf
Shalat kusuf artinya shalat di waktu ada gerhana matahari. Sedangkan
shalat khusuf adalah shalat di waktu ada gerhana bulan. Shalat gerhana
dua rakaat berjamaah dengan tidak memakai adzan dan qamat. Jika telah
berlalu tidak disunatkan mengqodlo. Sholat gerhana matahari atau bulan
dilakukan dua rakaat. Tiap satu rakaat dua kali berdiri,dua kali membaca
surat al-fatihah dan surat yang panjang,dua kali rukuk, dengan tasbih yang
panjang,dua kali sujud,demikian juga dengan rakaat yang kedua. Sesudah
sholat dua rakaat, diteruskan dua kali khutbah. Dalam gerhana matahari
dilakukan dengan suara pelan-pelan, sedang dalam gerhan bulan dilakukan
dengan suara keras.
Aisyah ra berkata yang terjemahannya : Terjadi gerhana matahari
pada masa Rosulullah saw, karena beliau sholat bersama orang banyak.
Lama sekali beliau berdiri, kemudian ruku’ dan lama sekali dalam ruku’
nya, lalu berdiri lama lagi tetapi tidak selama berdiri yang pertama,
kemudian ruku’ lama lagi, tetapi tidak selama ruku’ yang pertama,
kemudian sujud dan setelah itu beliau melakukan rakaat kedua seperti apa
yang dilakukan pada rakaat yang pertama. Setelah selesai sholat,
matahari telah jelas kelihatan, setelah itu maka nabi saw berkhutbah dan
setelah memuji allah swt beliau bersabda : sesungguhnya matahari dan
bulan adalah dua tanda kebesaran allah swt. Kedua nya tertutup bukan
karena kematian atau lahir seseorang. Apabila kamu melihat gerhana
maka berdoalah kepada allah swt, bertakbirlah, sholatlah dan
bersedekahlah. (Bukhori :997/Muslim : 901)
2.      Shalat sunnah yang dikerjakan secara munfarid ( sendiri-sendiri ). Status
hukumnya ada yang sangat dianjurkan ( muakkad )  seperti: shalat sunnah
rawatib dan tahajud. Ada pula yang status hukumnya sunnah biasa

6
(ghairumuakkad ) seperti: shalat tahiyatul masjid, shalat dhuha, shalat witir,
dan lain-lain.4
a.       Shalat Rawatib
Yaitu shalat sunnah yang mengikuti shalat fardu. Dikerjakan
sebelum atau sesudah mengerjakan shalat fardu yang lima waktu, Berikut
ini sabda Rasulullah SAW :
Artinya: “dari Abdullah bin Umar, berkata: “Saya ingat dari Rasulullah
SAW dua rakaat sebelum dzuhur, dua rakaat sesudah dzuhur, dua rakaat
sesudah magrib, dua rakaat sesudah isya, dan dua rakaat sebelum
shubuh.(H.R. Bukhari&Muslim)
b.      Shalat Tahajud
Yaitu shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu malam hari
sedikitnya dua rakaat dan banyaknya tidak terbatas. Waktunya adalah
sesudah shalat isya sampai fajar sadik (shubuh). Jika akan melakukan
shalat tahajud disunahkan tidur terlebih dahulu. Waktu yang paling baik
untuk mengerjakannya yaitu sepertiga akhir malam, Firman Allah SWT :
Artinya: “dan sebagian malam hari, shalat tahajudlah kamu, sebagai
suatu tambahan ibadah bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat
kamu ke tempat yang terpuji.(QS. Al Isra:79)
Demikianlah Firman Allah SWT telah menjamin bagi siapa saja
yang mengerjakan shalat tahajud akan diberi kedudukan yang terpuji, baik
di dunia maupun di akhirat, oleh karena itu hendaklah mengerjakan shalat
tahajud dan shalat-shalat sunnah lainnya.
c.       Sholat Istikharoh
Sholat sunnah istikharoh adalah sholat sunnah ketika kita
dihadapkan pada dua pilihan, fungsinya adalah kita minta di bulatkan hati
kepada Alloh SWT tentang suatu perkara yang kita pilih dari dua perkara.
d.      Sholat  Taubat
Sholat sunnah taubat adalah sholat sunnah yang di lakukan setelah
kita melakukan suatu perbuatan dosa,fungsinya adalah agar kita di ampuni
Alloh dari segala yang kita lakukan berupa dosa.

7
e.       Sholat Hajat
Sholat sunnah hajat adalah sholat sunnah yang di lakukan ketika
kita ada suatu hajat atau keperluan, fungsinya adalah kita meminta kepada
Alloh SWT Agar hajat kita dipenuhi.
f.       Sholat Tasbih
Sholat sunnah tasbih adalah sholat sunnah yang kita mmbaca tasbih
di dalam sholat tersebut dan fungsinya adalah menghapuskan dosa-dosa
yang telah kita lakukan.
g.      Shalat Tahiyyatul Masjid
Yaitu shalat yang dimaksudkan untuk menghormati mesjid.
Disunahkan bagi orang yang masuk ke mesjid sebelum duduk dua rakaat.
Sabda Rasulullah SAW :Artinya :” Dari Abu Qatadah, berkata
Rasulullah SAW, apabila salah seorang kamu masuk mesjid, maka
hendaklah ia jangan duduk sebelum shalat dua rakaat dahulu.” (HR.
Bukhari&Muslim)
h.      Shalat Dhuha
Yaitu shalat dua rakaat atau lebih, sebanyak-banyaknya 12 rakaat
ketika waktu dhuha, yaitu ketika maik matahari setinggi tumbak. Kira-kira
jam 8 atau jam 9 sampai tergelincir matahari, Sabda Rasulullah SAW :
Artinya :”Dari Abu Hurairah, katanya, telah berpesan kepadaku
(Rasulullah SAW) tiga macam pesan: puasa tiga hari tiap-tiap bulan,
shalat dhuha dua rakaat, dan shalat witir sebelum tidur.” (HR.
Bukhari&Muslim)
i.        Shalat Witir
Yaitu shalat ganjil, jumlah rakaatnya, ( 1, 5, 7, 9 dan 11 rakaat).
Yang paling banyak sebelas rakaat dan sedikitnya satu rakaat. Dikerjakan
setelah shalat isya. Jika di bulan ramadhan dikerjakan setelah shalat
terawih. Sabda Nabi Muhammad SAW :Artinya :” Dari Abi Ayub,
berkata Rasulullah SAW, witir itu hak, maka siapa yang suka
mengerjakan lima, kerjakanlah, siapa yang suka mengerjakan tiga,
kerjakanlah dan siapa yang suka mengerjakan satu, kerjakanlah,” (HR.
Abu Daud & Nasai).

8
C.    Manfaat Shalat Sunah
1. Dihapus dosa dosanya dan di tinggikan derajatnya
2. Didekatkan dengan rasulullah SAW di suga
3. Sholat adalah sebaik baik amalan
4.Meraih wali allah terdepan
5.Menjadikan do’anya mustajab

BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan

Sholat merupakan inti (kunci) dari segala ibadah juga merupakan tiang
agama, dengannya agama bisa tegak dengannya pula agama bisa
runtuh.Khilafiyyah kaum muslimin tentang shalat adalah hal yang biasa karena
rujukan dan pengkajiannya semuanya bersumber dari Al-Qur’an dan hadis,
hendaknya perbedaan tersebut menjadi hikmah keberagaman umat islam.
Sholat sunnah adalah sholat yang apabila di kerjakan kita mendapatkan
tambahan pahala dan apabila tidak di kerjakan maka tidak mengapa bagi kita dan
kita tidak mendapatkan dosa.
Shalat sunah/nawafil/nafilah ialah shalat-shalat sunnah yang diluar
dari shalat-shalat yang difardhukan. Shalat itu dikerjakan oleh Nabi
Muhammad untuk mendekatkan diri kepada Allah dan untuk mengharapkan
tambahan pahala.

B Saran
Pemakalah menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kata
sempurna oleh karena itu pemakalah meminta kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca, agar penulisan makalah yang selanjutnya bisa lebih baik lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anjen Dianawati, Kumpulan Sholat Sholat Sunnah, Surabaya:wahyu Media 2010


Jawad. Mughniyah, Fiqih Limamadhab (jakarta penerbit Lentera ,2010
Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah ( Jakarta: Darul Fath,2004)

10
11

Anda mungkin juga menyukai