Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SHOLAT SUNNAH, SHOLAT RAWATIB

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih

Dosen Pengampu :
MUHISOM, M.PD.I

Disusun oleh :
1. SANIA RAHMI A 1911100190
2. SITI RANIA ADELISTA 1911100206
3. MEI MURTI NINGRUM 1911100338

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini
dengan judul makalah tentang shalat. Telah menjadi tekad kami sejak awal untuk
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, kami
mengerjakan makalah ini dengan sungguh-sungguh dan memberikan berbagai
informasi yang kami ambil dari refrensi dan berbagai sumber.

Makalah ini berjudul “ SHALAT (Sholat Sunnah Sholat Rawatib. Sebagai makhluk
yang lemah dan tak sempurna, saya mengharapkan kritik dan saran demi kemajuan
makalah ini. Saya mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dan kekurangan
dalam menyelesaikan makalah ini.

Sarolangun, Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR .................................................................................ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................2
C. Tujuan ................................................................................................2
D. Manfaat .............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sholat Sunnah.....................................................................................3
B. Sholat Rawatib....................................................................................3
C. Dasar hokum dan Waktu Sholat Rawatib...........................................4
D. Tata Cara Sholat Rawatib...................................................................5
E. Keistimewaan Sholat Rawatib............................................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................9
B. Saran...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata Shalat secara Etimologis, berarti do'a. Adapun shalat secara


Terminologis, adalah seperangkat perkataan dan perbuatan yang dilakukan
dengan beberapa syarat tertentu., dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan
salam.
Pengertian Shalat ini mencakup segala bentuk salat yang diawali dengan
takbirt al-ihram dan diakhi dengan salam. Digunakan kata shalat untuk
ibadah ini, tidak jauh berbeda dengan pengertian Etimologisnya. Sebab, di
dalam shalat terkandung do'a-do'a berupa permohonan, minta ampun, dan
sebagainya.
Adapun yang menjadi landasan kefarduan shalat.

" Islam dibangun diatas lima dasar ( rukun ) ; syahadat bahwa tidak ada
Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan Shalat,
menunaikan zakat, haji ke Bait Allah, dan puasa Ramadhan. ''Dalam Islam,
Shalat menempati kedudukan yang tidak dapat ditandingi oleh ibadah
lainnya. Selain termasuk rukun islam, yang berarti tiang Agama, Shalat juga
termasuk Ibadah yang pertama diwajibkan Allah kepada Nabi Muhammad
ketika Mi'raj.
Disamping itu, Shalat memiliki tujuan yang tidak terhingga. Tujuan Hakiki
dari Shalat, sebagaimana dikatakan Al-jaziri, adalah tanda hati dalam rangka
mengagungkan Allah sebagai pencipta. Disamping itu Shalat juga
merupakan bukti takwa Manusia kepada Khaliknya. Dalam salah satu ayat-
Nya menyatakan bahwa Shalat bertujuan menjauhkan orang dari keji dan
munkar. (Materi Pendidikan Agama Islam. 2001: 23-24)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah – masalah yang akan
dibahas dapat dirumuskan sebafai berikut ;
1. Apa saja macam-macam Sholat Sunnah?
2. Apakah pengertian Sholat Rawatib?

C. Tujuan
Tujuan untuk membuat makalah ini yaitu;
1. Untuk mengetahui macam-macam Sholat Sunnah
2. Untuk memahami pengertian Sholat Rawatib,

D. Manfaat
Adapun manfaat membuat makalah ini yaitu;
1. Dapat mengetahui macam-macam Sholat Sunnah
2. Dapat memahami pengertian Sholat Rawatib,
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sholat Sunnah
Pengertian sholat sunnah dapat ditemukan dalam berbagai hadits
Rasulullah SAW. Secara bahasa, sunnah mengandung arti cara atau jalan. Jenis
Amalan sholat sunnah juga banyak dicontohkan Rasulullah.
Dikutip dari buku Super Lengkap Shalat Sunah karya Ubaidurrahim El-Hamdy,
pengertian sholat sunnah adalah amalan yang bila dikerjakan mendapat pahala.
Namun jika ditinggalkan tidak menjadi dosa.

Rasulullah SAW menganjurkan untuk melakukan minimal 24 kali sujud dalam


sholat sunnah setiap harinya. Ummu Habibah mendengar Rasulullah bersabda,

ٌ ‫ض ٍة ِإالَّ َب َنى هَّللا ُ لَ ُه َب ْي ًتا فِي ْال َج َّن ِة َأ ْو ِإالَّ ُبن َِي لَ ُه َبي‬
‫ْت‬ َ ‫ُصلِّي هَّلِل ِ ُك َّل َي ْو ٍم ِث ْن َتىْ َع ْش َر َة َر ْك َع ًة َت َط ُّو ًعا غَ ي َْر َف ِري‬
َ ‫َما مِنْ َع ْب ٍد مُسْ ل ٍِم ي‬
َّ‫فِي ْال َجن ِة‬

Artinya: "Jika seorang hamba Allah SWT sholat demi allah SWT 12 raka'at (sunah)
setiap hari, sebelum dan setelah sholat wajib, maka Allah SWT akan
membangunkannya sebuah rumah di surga atau rumah akan dibangun untuknya di
surga. Aku tidak pernah absen melakukannya, sejak mendengarnya dari
Rasulullah SAW." (HR Muslim).

Baca artikel detiknews, "Pengertian Sholat Sunnah dan Jenisnya, Ada yang
Mengiringi Sholat Wajib"
selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-5727369/pengertian-sholat-sunnah-
dan-jenisnya-ada-yang--mengiringi-sholat-wajib.

Sholat Rawatib

Pengertian shalat rawatib yaitu shalat sunnah yang dikerjakan sebelum dan
sesudah shalat fardhu. Ada yang qabliyah (sebelum shalat fardhu) dan ada
yang ba’diyah (sesudah shalat fardhu).

Shalat rawatib adalah shalat sunnah dua rakaat atau empat rakaat, tetapi
pelaksanaannya tetap dua rakaat satu salam, yang dilaksanakan sebelum
atau sesudah shalat wajib lima waktu, dilaksanakan secara munfarid
(sendiri-sendiri) tidak berjamaah dan cara pelaksanaannya seperti
melaksanakan shalat biasa yang dua rakaat.

Rasulullah SAW. bersabda, “Barang siapa yang shalat dua belas rakaat


pada siang dan malam, akan dibangunkan baginya rumah di surga.”
Setelah memahami pengertian shalat rawatib berikut merdeka.com
merangkum niat dan tata cara shalat rawatib:

Dasar Hukum dan Waktu Pelaksanaan Shalat Rawatib

Berikut dasar hukum pelaksanaan shalat rawatib dari hadis:

Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma dia berkata: “Aku menghafal
sesuatu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berupa shalat sunnat sepuluh
rakaat yaitu; dua rakaat sebelum shalat zuhur, dua rakaat sesudahnya, dua
rakaat sesudah shalat maghrib di rumah beliau, dua rakaat sesudah shalat
isya’ di rumah beliau, dan dua rakaat sebelum shalat subuh.” (HR. Al-
Bukhari no. 937, 1165, 1173, 1180 dan Muslim no. 729)
Tentang waktu pelaksanaan shalat rawatib ini telah dijelaskan dalam
sebuah hadits di bawah ini.

Ibnu Qudamah berkata: "Setiap sunnah rawatib qobliyah maka waktunya


dimulai dari masuknya waktu shalat fardhu hingga shalat fardhu dikerjakan,
dan shalat rawatib ba’diyah maka waktunya dimulai dari selesainya shalat
fardhu hingga berakhirnya waktu shalat fardhu tersebut “. (Al-Mughni 2/544)
Niat Shalat Rawatib
Ushallii sunnatash shubhi rak’ataini qabliy-yatan lillaahi ta’aalaa.
Artinya: “Aku (niat) shalat sunat qabliyyah subuh 2 rakaat, karena Allah
Ta’ala.”
Kemudian, jika mengerjakan shalat sunnah rawatib setelah shalat isya,
maka bacaannya menjadi:
Ushallii sunnatal ‘isyaa’i rak’ataini ba’diy-yatan lillaahi ta’aalaa.
Artinya: “Aku (niat) shalat sunat ba’diyyah isya 2 rakaat, karena Allah
Ta’ala.”
Niat dan tata cara shalat sunnah rawatib harus dipahami setiap muslim
karena amalan satu ini merupakan ibadah yang bisa dilakukan setiap
harinya.

Tata Cara Shalat Rawatib

Niat dan tata cara shalat rawatib memang tidak jauh berbeda dengan shalat
biasanya. Perbedaannya hanya terdapat pada bacaan doa yang dianjurkan.
Berikut niat dan tata cara shalat  rawatib:

1. Membaca Niat

2. Takbiratul Ihram

3. Membaca doa Iftitah

4. Membaca Surat al-Fatihah

5. Membaca Surat Pendek (Dianjurkan Surah Al-Kaafirun dan Al-Ikhlas)

6. Ruku dengan tumaninah (Allahu akbar)

7. Itidal dengan tumaninah,

8. Sujud dengan tumaninah

9. Duduk di antara dua sujud, dengan tumaninah


10. Sujud kedua dengan tumaninah (Allahu akbar)

11. Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua

12. Membaca surat Al-Fatihah

13. Membaca Surat Pendek yang dihapal

14. Ruku dengan tumaninah (Allahu akbar)

15. Itidal

16. Sujud pertama (rakaat kedua)

17. Duduk diantara dua sujud

18. Sujud kedua (rakaat kedua)

19. Tasyahud Akhir

20. Salam

Keistimewaan Shalat Rawatib


Shalat sunnah yang menyertai sholat fardhu ini memiliki keistimewaan yang
luar biasa. Disebutkan dalam salah satu hadis, bahwa siapapun
melaksanakan shalat rawatib dengan konsisten maka Allah membangunkan
rumah baginya di surga.
Sebagaimana hadis dari Ummu Habibah ra, Istri Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
“Seorang muslim yang melakukan sholat sunnah yang bukan wajib, karena
Allah (sebanyak) dua belas rakaat dalam setiap hari, Allah akan
membangunkan baginya sebuah rumah (istana) di surga.” (Kemudian)
Ummu Habibah ra berkata, “Setelah aku mendengar hadits ini aku tidak
pernah meninggalkan sholat-sholat tersebut.”
Selain itu, shalat  rawatib yang dikerjakan secara konsisten menjadi amalan
ibadah yang paling dicintai oleh Allah SWT.

Sebagaimana hadis, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda: “Amal (ibadah) yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah
amal yang paling kontinyu dikerjakan meskipun sedikit.”
Demikian pengertian shalat rawatib beserta niat dan tata caranya yang
mudah dipahami. 

Sholat sunnah Rawatib adalah sholat sunnah ba’diyah (sesudah) dan


qabliyah (sebelum) yang mengiringi sholat fardu.
a. Dua rokaat sesudah maghrib
b. Dua rakaat sesudah isya
c. Dua rakaat sebelum subuh.
Sholat rawatib ini didasarkan atas hadis yang diriwayatkan oleh Ibn Umar
ra: “saya melakukan shiolat bersama Rasulullah saw. Sebelum dzuhur dua
rakaat sesdahnya dua rakaat, sesudah maghrib dua rakaat, dan sesudah
isya dua rakaat. Dan Hafsah Binti Umar ra. Menceritakan padaku bahwa
Nabi saw. Selalu melakukan sholat ringkas dua rakaat bila fajar telah tebit.”
Untuk lebih lengkap lagi, sebaiknya dilakukan sebagai berikut:
a. Dua rakaat sebelum subuh, dua sesudah maghrib, dua sesudah isya,
seperti yang tersebut pada hadis Ibn Unar diatas.
b. Empat rakaat sebelum dzuhur dan empat sesudahnya, sesuai dengan
riwayat Umm Habibah ra. Bahwa Nabi saw. Bersabda:
“barang siapa memelihara (tetap melakukan) empat rakaat sebelum
dzuhur dan empat sesudanya ia diharamkan bagi neraka.”
c. Empat rakaat sebelum ashar berdasarkan riwayat Ali Ibn Abi Thalib
“bahwasannya Nabi saw. Selalu sholat sebelum ashar empat rakaat
dengan memisahkan tiap-tiap dua rakaat dengan mengucapkan salam
kepada para malaikat, Nabi-Nabi dan orang mukmin yang ada bersama
mereka.”
Jadi, sebaiknya pelaksanaan empat rakaat sebelum ashar ini dilakukan
dengan memberi salam setiap selesai dua rakaat. Demikian pula halnya
dalam melakukan empat rakaat sebelum dan sesudah zuhur.
Sholat Rawatib sebelum sholat fardhu dapat dilakukan setelah masuk
waktu sholat fardu tersebut, sedangkan rawatib sesudahnya dapat
dikerjakan sesudah mengerjakan sholat fardu yang bersangkutan
sampai ke akhir waktu sholat tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sholat Rawatib merupakan sunnah yang dilakukan beriringan dengan sholat
fardhu, sebelum atau sesudahnya. Sholat rawatib ini terbagi dua, sunnah
mu’akkadah dan yang tidak mu’akkadah.
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun, kami berharap makalah ini dapat dibaca
oleh pembaca dan pembaca dapat memahami tentang sholat Rawatib,
Sholat Tarawih dan Sholat Eid Dayn. kritik dan saran yang membangun kami
harapkan dari semua pihak.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Jazairi, S. A. (2015). MINHAJUL MUSLIM. jakarta: pustaka al-kautsar .


Rasjid, H. S. (2019). FIQH ISLAM. Bandung: sinar baru algensindo.
https://muslim.or.id/39630-fikih-ringkasan-shalat-tarawih.html

Anda mungkin juga menyukai