Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FIQIH IBADAH

“ Shalat Fardhu “

Dosen Pengampu : Abd. Rahman Harahap, Dr., M.Ag

Disusun Oleh:

Kelompok 4
Sarah Lisfiza ( 0203222051 )
Salsabilla Fitri Anggraini ( 0203222041 )
Najwan Walidi ( 0203222040)

PROGRAM STUDI S-1 HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS NEGRI SUMATERA UTARA
MEDAN, 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah swt. Yang maha esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih pada bapak dosen yang telah membimbing kami dalam
penyelesaian makalah ini

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Fiqih Ibadah. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari
Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Medan, 22 Februari 2023

Kelompok 4

I
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. I


Daftar Isi........................................................................................ …………... II

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………. ......... 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………. 2
C. Tujuan……………………………………………………………………... 2

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Shalat…………………………………………………………... 1
2. Syarat Wajib dan Sah Shalat………………………………………….……. 5
3. Rukun Shalat dan Hal Yang Membatalkan Shalat…………………………. 6

BAB III KESIMPULAN……………………………………………………… 7


DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 8

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sholat merupakan salah satu ibadah wajib bagi umat muslim dan sholat
merupakan sarana komunikasi antara seorang hamba dengan TuhanNya sebagai
suatu bentuk ibadah yang di dalamnya terdapat sebuah amalan yang tersusun dari
beberapa ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ikhram dan diakhiri
dengan salam, dan dilakukan sesuai dengan syarat maupun rukun sholat yang telah
ditentukan (Imam Bashari Assayuthi, 30). Shalat terdiri dari sholat fardhu (wajib)
dan sholat sunnah. Sholat fardhu (wajib) sendiri terdiri atas 5 waktu antara lain
subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya’. Sholat dapat membentuk kecerdasan
spiritual bagi siapa saja yang melakukannya.1

Dalam sholat terdapat rukun tuma’ninah yang disebut dengan rukun fi’li
yaitu wajib dilakukan dalam setiap gerakannya tetapi kebanyakan anakanak sekarang
masih mengabaikan gerakan tuma’ninah, tidak hanya anakanak tetapi orang dewasa
pun mungkin masih ada yang belum mampu mengamalkannya dalam setiap gerakan.
Maka hal ini perlu diajarkan kepada anak-anak maupun orang dewasa dalam praktek
sholat dengan bertuma’ninah yang benar dan sesuai agar terbiasa dan tidak terburu-
buru dalam setiap perpidahan gerakan sholat. Karena kekhusu’an seseorang dalam
beribadah kepada Allah SWT tergantung niat dan ketaqwaannya.

Pengajaran tuma’ninah dalam setiap gerakan sholat hendaknya dilakukan


ketika anak-anak berusia dini agar mereka terbiasa melakukanya sampai dewasa
tetapi yang lebih khususnya diajarkan kepada anak-anak yang telah dibebani yaitu
Mumayyiz pada tingkatan remaja smpai dewasa awal. agar mereka lebih bisa
memahami dan mengamalkan pada setiap ibadahnya. Tuma’ninah ini sering
diabaikan oleh anak sekolahan karena kurangnya dalam memahami salah satu rukun
salat yaitu tuma’ninah dalam hal ini guru ataupun orang tua harusnya lebih bijaksana

1
Imam Basori Assuyuti, Bimbingan Shalat Lengkap, Jakarta: Mitra Umat 1998, h. 30.

1
dalam mengajarkannya sebaiknya jangan terlalu terburu-buru dan tidak terlalu
lambat pula. Jika tuma’ninah diabaikan maka jatuhnya batal.2

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian shalat fardhu?


2. Apa saja syarat wajib dan sah shalat?
3. Apa saja rukun shalat dan hal yang membatalkan shalat?

C. Tujuan

1. Agar memahami dasar hukum shalat dan pengertian shalat.


2. Agar mengetahui syarat wajib dan sah shalat fardhu.
3. Agar memahami rukun shalat atau tata cara yang benar dalam shalat dan hal
yang membatalkan shalat.

2
Moh Ali Al Sobuny, Petunjuk Nabi Muhammad SAW Yang Sahih Tentang Salat Tarawih,
Semarang: Pustaka Al Alawiyah, 1983, h. 31

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Shalat

Shalat menurut bahasa adalah do’a, sedangkan menurut terminologi fiqih


adalah sekumpulan ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri
dengan salam dengan disertai beberapa syarat dan rukun yang sudah ditentukan.
Shalat diwajibkan kepada semua orang islam yang mukallaf (baligh dan berakal)
dan suci, sehari semalam lima kali.

Disebut shalat karena ia menghubungkan seorang hamba kepada


penciptanya, dan shalat merupakan manifestasi penghambaan dan kebutuhan diri
kepada Allah SWT. Maka shalat dapat menjadi media permohonan pertolongan
dalam menyingkirkan segala bentuk kesulitan yang ditemui manusia dalam
perjalanan hidupnya, sebagaimana firman Allah SWT.

َ‫ص ِب ِريْن‬ َ ‫ص ٰلوةِ ۗ ا َِّن ه‬


‫ّٰللا َم َع ال ه‬ َّ ‫ٰ ٰٓيا َ ُّي َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُوا ا ْستَ ِع ْينُ ْوا ِبال‬
َّ ‫صب ِْر َوال‬
Artinya:153. Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada
Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.3

Dasar hukum shalat telah dicantumkan dalam kitab suci Al- Quran. Shalat
merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dan harus dilaksanakan
berdasarkan ketetapan Al-qur’an, Sunnah, dan Ijma’. Allah SWT berfirman dlam
surah An- nisa ayat 103

۟ ‫ٱط َمأْنَنت ُ ْم فَأَقِي ُم‬


‫وا‬ ْ ‫علَ ٰى ُجنُو ِب ُك ْم ۚ فَإِذَا‬ َ ‫ٱَّللَ قِ ٰ َي ًما َوقُعُودًا َو‬
َّ ‫وا‬۟ ‫صلَ ٰوة َ فَٱ ْذ ُك ُر‬َّ ‫ض ْيت ُ ُم ٱل‬
َ َ‫فَإِذَا ق‬
‫َت ْٱل ُمؤْ ِمنِينَ ِك ٰتَبًا َّم ْوقُوتًا‬ْ ‫علَى َكان‬ َ َ ‫صلَ ٰوة‬ َّ ‫صلَ ٰوة َ ۚ إِ َّن ٱل‬
َّ ‫ٱل‬
Artinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di
waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu
telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).

3
M. Saifullah al-Aziz, Fiqih Islam Lengkap, (Surabaya: Terbit Terang, 2000), hlm. 606.

3
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-
orang yang beriman.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwasannya Nabi SAW bersabda pada


Mu’adz ketika beliau mengutusnya ke Yaman,”Sesungguhnya kau akan
mendatangi kaum ahlul kitab,maka dakwahilah mereka agar bersaksi bahwa tiada
Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya aku adalah rasul utusan Allah”.Jika
mereka menaatimu dalam hal tersebut,maka beritahulah mereka bahwa Allah SWT
telah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu dalam sehari semalam.
Shalat diwajibkan pada malam Isra’ dan Mi’raj satu tahun setengah sebelum
hijrah. Anas bin Malik ra bercerita: Pada malam Nabi di Isra’kan,beliau
diwajibkan shalat lima puluh waktu, kemudian dikurangi hingga hanya menjadi
lima waktu, kemudian dipanggilah beliau, ”Hai Muhammad, sesungguhnya tidak
ada anjuran di sisiku yang berubah-ubah, dan sesungguhnya dengan lima waktu
tesebut kau peroleh pahala yang sama dengan pahala lima puluh waktu.

Dapat disimpulkan bahwa isra’ dan mi’raj adalah perjalanan nabi


muhammad saw menerima syariat kewajiban sholat lima waktu dalam sehari dan
didampingi oleh Malaikat Jibril untuk menghadap Allah SWT. Dari masjidil haram
sampai masjidil aqsha dilanjutkan ke sidrotul muntaha dan kembali lagi ke masjidil
haram pada suatu malam dalam waktu singkat. Sehingga kita mengetahui macam-
macam waktu shalat, yang terdiri dari shalat 5 waktu beserta rakaat yang allah
tetapkan.

1. Waktu dzuhur
Shalat dzuhur dikerjakan 4 rakaat. Permulaan waktu dzuhur ialah
condongnya matahari dari tengah-tengah langit. Maksudnya adalah matahari
tersebut telah condong ke arah barat dari tegak lurusnya. Adapun akhir dari waktu
sholat dzuhur adalah ketika bayangan suatu benda sama panjang dengan benda
tersebut.

2. Waktu ashar

4
Shalat ashar dikerjakan 4 rakaat. Permulaan waktu ashar ialah sejak
bayangan suatu benda sama panjang dengan benda tersebut. Adapun akhir dari
waktu sholat ashar adalah terbenamnya matahari secara keseluruhan.

3. Waktu maghrib
Shalat maghrib dikerjakan 3 rakaat. Permulaan waktu maghrib ialah dari
terbenamnya matahari secara keseluruhan. Adapun akhir dari waktu sholat maghrib
ialah terbenamnya mega merah.

4. Waktu isya’
Shalat Isya dikerjakan 4 rakaat. Permulaan waktu isya’ ialah mulai dari
terbenamnya mega yang berwarna merah (akhir waktu magrib). Adapun akhir dari
waktu sholat isya’ adalah terbitnya Fajar.

5. Waktu shubuh
Shalat subuh dikerjakan 2 rakaat. Permulaan waktu shubuh ialah mulai dari
fajar shiddiq. Ada pun akhir dari waktu sholat shubuh adalah matahari terbit di
sebelah timur.4

2. Syarat Wajib Shalat dan Sah Shalat


I. Syarat Wajib Shalat
a) Islam
b) Baligh
c) Berakal

II. Syarat Sah Shalat


a) Suci dari hadast kecil dan besar
Sabda Nabi SAW:
“Allah tidak akan menerima shalat seseorang diantara kamu
apabila ia berhadast hingga ia berwudlu” (HR.Bukhori dan
Muslim).

4
Ahmad Sunarto, Terjemah Fatkhul Qorib Mujib, terj. Fattkhul Qorib Mujib, (Surabaya:
Makatabah wa Mathbaah al-Hidayah), hlm. 85-87.

5
b) Mengetahui masuknya waktu shalat

‫ق الَّ ْي ِل َوقُ ْر ٰانَ ْالفَ ْج ۗ ِر ا َِّن قُ ْر ٰانَ ْالفَ ْج ِر َكانَ َم ْش ُه ْودًا‬


ِ ‫س‬ َ ‫ش ْم ِس ا ِٰلى‬
َ ‫غ‬ َّ ‫ص ٰلوة َ ِلدُلُ ْوكِ ال‬
َّ ‫اَق ِِم ال‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai
dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai
dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah,.(QS.
Al-Maidah:6)
c) Suci badan, pakaian dan tempat dari najis

‫ع ِهدْنَا ٰٓ ا ِٰلٰٓى اِب ْٰر ٖه َم‬


َ ‫صلًّ ۗى َو‬َ ‫اس َوا َ ْمنً ۗا َواتَّخِ ذُ ْوا مِ ْن َّمقَ ِام اِب ْٰر ٖه َم ُم‬ ِ َّ‫َواِ ْذ َج َع ْلنَا ْال َبيْتَ َمثَا َبةً لِلن‬
‫س ُج ْو ِد‬ ُّ ‫ط ۤا ِٕى ِفيْنَ َو ْالعٰ ِك ِفيْنَ َو‬
ُّ ‫الر َّك ِع ال‬ َّ ‫ِي لِل‬ َ ‫َواِسْمٰ ِع ْي َل ا َ ْن‬
َ ‫ط ِه َرا َب ْيت‬
Artinya: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf,
yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud". (QS.Al-Baqarah: 125)
d) Menutup Aurat
Aurotnya orang laki-laki ialah antara pusar sampai lutut. Sedangkan
aurotnya perempuan ialah seluruh badan kecuali kedua telapak
tangan.
e) Menghadap Kiblat
Menghadap kiblat artinya menghadapkan muka dan dada ke arah
ka’bah di mekah. Kiblat di Indonesia ada diarah barat agak ke utara.
Jika dalam perjalanan tidak diketahui arah kiblat maka kita wajib
menggunakan kompas untuk ikhtiar menemukan arah kiblat yang
benar.
f) Niat.5

3. Rukun shalat dan hal yang membatalkan shalat


a) Niat. Artinya dengan sengaja di dalam hati untuk apa kita mengerjakan
shalat.
b) Berdiri/ Qiyam bagi orang yang sanggup. Apabila tidak dapat berdiri, boleh
dengan duduk; apabila tidak dapat duduk, boleh dengan berbaring.

5
Ibid, hlm. 34-.47.

6
c) Takbirotul ikhrom dengan melafadzkan Lafadz takbir berbunyi Allahu
Akbar (‫ )هللا أ َ ْكبَر‬yang artinya Allah Maha Besar.
d) Membaca al-Fatihah
e) Ruku’ dengan tuma’ninah
Membukuk sehingga punggung menjadi sama datar dengan leher, dan
kedua belah tangan memegang lutut.
f) I’tidal dengan tuma’ninah
Bangkit dari rukuk dan kembali tegak lurus bertenang.
g) Sujud dua kali dengan tuma’ninah
Meletakkan dua lutut, kedua tangan, kening dan hidung, ke atas lantai
h) Duduk diantara dua sujud dengan tuma’ninah
i) Duduk untuk tasyahud atau tahiyat akhir.
j) Membaca tasyahud dan tahiyat.
k) Membaca sholawat atas nabi.
l) Mengucapkan salam.
m) Tertib. Yakni berurutan menurut aturan yang telah ditentukan.

Shalat dikatakan batal atau tidak sah, apabila ketinggalan atau kekurangan
salah satu syarat atau rukunnya. Lebih jelas dapat diterangkan sebagai berikut:
a) Berbicara dengan sengaja yang buka bacaan shalat.
b) Bergerak banyak (3 kali atau lebih) berturut- turut. Seperti berjalan atau
memukul.
c) Makan.
d) Minum.
e) Tertawa terbahak- bahak.
f) Berhadast kecil atau besar.
g) Terbukanya aurat dengan sengaja.
h) Terkena najis yang tidak dapat dimaafkan.
i) Berubah niat. Seumpama berniat keluar dari shalat.
j) Membelakangi kiblat.
k) Murtad, yakni keluar dari islam (Naudzubillah)6

6
KH. Imam Zarkasyi, Pelajaran Fiqih 1 (Ponorogo: Trimurti Press, 2013), hlm. 26- 29.

7
BAB III
KESIMPULAN

Shalat fardhu adalah suatu bentuk ibadah yang terdiri atas ucapan dan
perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Shalat merupakan
kewajiban yang perlu ditunaikan bagi seorang muslim sebagaimana firman Allah
SWT. Dalam kitab suci Alquran menjelasakan tentang kewajiban untuk
melaksanakan shalat. Melalui peristiwa isra’ dan mi’raj menjelaskan berapa rakaat
yang kita kerjakan dan begitu pula dengan waktu shalat yang telah diterangkan
dalam peristiwa tersebut. Semoga dengan mata kuliah fiqih ibadah ini dapat
meningkatkan ibadah kita kepada Allah SWT. Aamiin Ya Rabbal A'lamin

8
DAFTAR PUSTAKA

Assuyuti Imam Basori, 1998, Bimbingan Shalat Lengkap, (Jakarta: Mitra Umat )

Al Sobuny Moh Ali, Petunjuk Nabi Muhammad SAW Yang Sahih Tentang Salat
Tarawih, (Semarang: Pustaka Al Alawiyah)

Al-Aziz M. Saifullah, 2000, Fiqih Islam Lengkap, (Surabaya: Terbit Terang, 2000)
Sunarto Ahmad, Terjemah Fatkhul Qorib Mujib, terj. Fattkhul Qorib Mujib,
(Surabaya: Makatabah wa Mathbaah al-Hidayah)

Zarkasyi Imam, 2013, Pelajaran Fiqih 1 (Ponorogo: Trimurti Press)

Anda mungkin juga menyukai