Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“ SHALAT “

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih


Dosen : H. Reza Ferdian, Lc, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 1

1. Siti Maulidah
2. Rizma Amalia
3. Muhammad Fakhrurrazi

UNIVERSITAS ISLAM MUHAMMAD ARSYAD AL


BANJARI BANJARMASIN

2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulisan makalah yang berjudul “ SHALAT ” ini dapat
diselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang
telah membantu dalam pembuatan makalah ini baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Penulisan makalah ini dalam rangka untuk memenuhi tugas Fiqih dan
diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat menambah wawasan.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih kurang sempurna.


Oleh karena itu, segala kritik yang bersifat membangun akan penulis terima dengan
tangan terbuka.

Banjarmasin, 03 Oktober 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................


i ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 4

A. Latar Belakang .................................................................... 4


B. Rumusan Masalah .............................................................. 4
C. Tujuan ............................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 6

A. Pengertian Sholat ............................................................... 6


B. Dalil-dalil yang Mewajibkan Sholat ................................... 6
C. Syarat-Syarat Sholat ........................................................... 8
D. Rukun Sholat ..................................................................... 9
E. Hukum Sholat .................................................................... 9
F. Yang Membatalkan Sholat ................................................. 10
G. Yang Shunah dalam Sholat ................................................ 10
H. Waktu Pensyariatan Ibdaha Sholat ..................................... 11
I. Makruh Sholat ................................................................... 11
J. Hukum Orang yang Meninggalkan Shalat .................................. 12

BAB III PENUTUP .................................................................................. 13

A. Kesimpulan ........................................................................ 13
B. Saran .................................................................................. 13

DAFTAR PUSATAKA

ii

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sholat secara Bahasa (Etimologi) berarti Do'a, Sedangkan secara


Istilah/Syari'ah (Terminologi), sholat adalah perkataan dan perbuatan
tertentu/khusus yang dibuka/dimulai dengan takbir (takbiratul ihram)
diakhiri/ditutup dengan salam.

Sholat merupakan rukun perbuatan yang paling penting diantara rukun


Islam yang lain sebab ia mempunyai pengaruh yang baik bagi kondisi akhlaq
manusia. Sholat didirikan sebanyak lima kali setiap hari, dengannya akan
didapatkan bekas/pengaruh yang baik bagi manusia dalam suatu
masyarakatnya yang merupakan sebab tumbuhnya rasa persaudaraan dan
kecintaan diantara kaum muslimin ketika berkumpul untuk menunaikan ibadah
yang satu di salah satu dari sekian rumah milik Allah subhanahu wa ta'ala
(SWT).

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu
:

o Pengertian Sholat
o Syarat-Syarat Sholat
o Rukun Sholat
o Hukum Solat
o Yang Membatalkan Sholat
o Shunah Dalam Sholat
o Waktu Pensyariatan Ibadah Shalat

4
o Dalil-dalil Pensyariatan Shalat
o Hukum Orang yang Meninggalkan Shalat
o Makruh Sholat
o Perbedaan laki-laki dan Wanita Dalam Sholat
o Hal-hal yang Mungkin Dilupakan sholat Dalam Berbagai Kondisi

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas dalam
mata kuliah Kematla’ul Anwaran , juga agar para pembaca mengetahui dan
memahami pengertian sholat secara lebih luas.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sholat

Secara bahasa, shalat itu bermakna doa. Sholat dengan makna doa
dicontohkan di dalam Al-Quran Al-Kariem yang mempunyai arti :

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan shalatlah (mendo'alah) untuk
mereka. Sesungguhnya shalat (do'a) kamu itu merupakan ketenteraman jiwa
bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. At-
Taubah : 103)

Ayatnya yang berbunyi :

ْْْ‫علَي ِهم‬
َ ْ‫ل‬ َ ‫ط ِه ُر ُهمْ ْ َوتُزَ ِكي ِهمْ ْ ِب َها ْ َو‬
ِْ ‫ص‬ َْ ْ ْ‫ُخذْ ْ ِمنْ ْأَم َوا ِل ِهم‬
َ ُ ‫صدَقَةْ ْت‬
ْ‫ع ِليم‬
َ ْْ‫س ِميع‬ ْ ‫س َكنْْلَ ُهمْْْۗ َو‬
َ ُْ‫ّللا‬ َْ َ ‫ص ََلت‬
َ ْ‫ك‬ َ ْْ‫ِإن‬
Dalam ayat ini, shalat yang dimaksud sama sekali bukan dalam makna syariat,
melainkan dalam makna bahasanya secara asli yaitu berdoa. Adapun makna
menurut syariah, shalat didefinisikan sebagai : “serangkaian ucapan dan
gerakan yang tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam
sebagai sebuah ibadah ritual “

B. Dalil-dalil yang mewajibkan Sholat

Shalat diwajibkan dengan dalil yang qath`i dari Al-Quran, As- Sunnah
dan Ijma’ umat Islam sepanjang zaman. Tidak ada yang menolak kewajiban
shalat kecuali orang-orang kafir atau zindiq. Sebab semua dalil yang ada
menunjukkan kewajiban shalat secara mutlak untuk semua orang yang
mengaku beragama Islam yang sudah akil baligh. Bahkan anak kecil sekalipun

6
diperintahkan untuk melakukan shalat ketika berusia 7 tahun. Dan boleh
dipukul bila masih tidak mau shalat usia 10 tahun, meski belum baligh.

1. Dalil dari Al-Quran

Allah SWT berfirman dalam Al-qur’an Al-kariem :

ْ‫صينَْ ْلَ ْهُ ْالدِينَْ ْ ُحنَفَاء ْ َويُ ِقي ُموا‬ ْ ْ ‫َو َما ْأ ُ ِم ُروا ْ ِإّلْ ْ ِليَعبُدُوا‬
ِ ‫ّللاَ ْ ُمخ ِل‬
ْ‫ِينْالقَ ِي َم ِة‬ َْ ‫الص ََل ْة َْ َويُؤتُواْالز َكاْة َْ َوذَ ِل‬
ُْ ‫كْد‬
Artinya : "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam agama yang lurus , dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian
itulah agama yang lurus." (QS. Al-Bayyinah : 5)

َْ‫َوأَقِي ُمواْْالصَلَْة َْ َوآتُواْْالز َكا ْة َْ َوار َكعُواْْ َم َْعْالرا ِك ِعين‬


Artinya : "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta
orangorang yang ruku".(QS. Al-Baqarah : 43)

Dan masih banyak lagi perintah di dalam kitabullah yang mewajibkan umat
Islam melalukan shalat. Paling tidak tercatat ada 12 perintah dalam Al-Quran
lafaz “aqiimush-shalata” yang bermakna "dirikanlah shalat" dengan fi`il Amr
(kata perintah) dengan perintah kepada orang banyak (khithabul jam`i). Yaitu
pada surat :

o Al-Baqarah ayat 43, 83 dan110


o Surat An-Nisa ayat 177 dan 103
o Surat Al-An`am ayat 72
o Surat Yunus ayat 87
o Surat Al-Hajj : 78
o Surat An-Nuur ayat 56
o Surat Luqman ayat 31

7
o Surat Al-Mujadalah ayat 13
o Surat Al-Muzzammil ayat 20.

Ada 5 perintah shalat dengan lafaz "aqimish-shalata" yang bermakna


"dirikanlah shalat" dengan khithab hanya kepada satu orang. Yaitu pada :

o Surat Huud ayat 114


o Surat Al-Isra ayat 78
o Surat Thaha ayat 14
o Surat Al-Ankabut ayat 45
o Surat Luqman ayat 17.
2. Dalil dari As-Sunnah

Di dalam sunnah Raulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ada banyak


sekali perintah shalat sebagai dalil yang kuat dan qath`I tentang kewajiban
shalat. Diantaranya adalah hadits-hadits berikut ini :

Dari Ibni Umar radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah


shallallahu‘alaihi wasallam bersabda,"Islam didirikan di atas lima hal. Sahadat
bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah,
penegakan shalat, pelaksanaan zakat, puasa di bulan Ramadhan dan haji ke
Baitullah bila mampu". (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Dalil dari Ijma

Bahwa seluruh umat Islam sejak zaman nabi shallallahu ‘alaihi


wasallam hingga hari ini telah bersepakat atas adanya kewajiban shalat dalam
agama Islam. Lima kali dalam sehari semalam. Dengan adanya dalil dari
Quran, sunnah dan ijma` di atas, maka lengkaplah dalil kewajiban shalat bagi
seorang muslim. Maka mengingkari kewajiban shalat termasuk keyakianan
yang menyimpang dari ajaran Islam, bahkan bisa divonis kafir bila
meninggalkan shalat dengan meyakini tidak adanya kewajiban shalat.

C. Syarat-Syarat Sholat

8
1. Beragama Islam
2. Sudah Baligh dan Berakal
3. Suci dari hadist
4. Suci seluruh anggota badan, pakaian dan tempat
5. Menutup aurat, laki-laki auratnya anatara pusar dan lutut, sedangkan wanita
seluruh anggota badannya kecuali muka dan dua buah telapak tangan
6. Masuk waktu yang telah ditentukan untuk masing-masing sholat
7. Menghadap kiblat
8. Mengetahui mana yang ruku dan mana yang sunah

D. Rukun Sholat

Rukun sholat adalah setiap bagian sholat yang apabila ketinggalan salah
satunya dengan sengaja atau karena lupa maka sholatnya batal (tidak sah).

1. Berdiri bagi yang mampu, bila tidak mampu berdiri maka dengan duduk,
bila tidak mampu duduk maka dengan berbaring secara miring atau
terlentang.
2. Takbiratul Ihram
3. Membaca Al Fatihah
4. Rukuk
5. I’tidal
6. Sujud
7. Bangun dari sujud
8. Duduk diantara dua sujud
9. Tuma'ninah dalam setiap rukun
10. Tasyahud akhir
11. Duduk tasyahud akhir
12. Shalawat atas Nabi pada Tasyahud Akhir
13. Membaca salam yang pertama
14. Tertib : berurutan mengerjakan rukun-rukun tersebut

9
E. Hukum Solat

Melaksanakan sholat adalah wajib 'ain bagi setiap orang yang sudah
mukallaf (terbebani kewajiban syari'ah), baligh (telah dewasa/dengan ciri telah
bermimpi), dan 'aqil (berakal).

Allah SWT berfirman :

“Dan tidaklah mereka diperintah kecuali agar mereka hanya beribadah/


menyembah kepada Allah sahaja. Mengikhlaskan keta’atan Nya dalam
(Menjalankan) agama dengan hanif (lurus), agar mereka mendirikan sholat dan
menunaikan zakat, demikian itulah agama yang lurus. “( Surat Al-Bayyinah :
5)

F. Yang Membatalkan Sholat

Sholat itu batal, apabila salah satu syarat rukunnya tidak dilaksanakan
atau ditinggalkan dengan sengaja. Dan sholat itu batal dengan hal-hal yang
seperti berikut :

1. Berhadast
2. Berbicara ketika shoal
3. Tertawa
4. Makan dan minum
5. Berjalan terlalu banyak tanpa ada keperluan
6. Tersingkapnya aurat
7. Memalingkan badan dari kiblat
8. Menambah rukuk, sujud, berdiri atau duduk secara sengaja
9. Mendahului imam dengan sengaja
10. Terkena najis yang tidak dimanfaatkan

10
G. Yang Shunah Dalam Sholat

Hal yang sunnah dalam sholat adalah bagian sholat yang tidak termasuk
dalam rukun maupun wajib, tidak membatalkan solat baik ditinggalkan secara
sengaja maupun lupa. Mengangkat kedua tangan ketika takbir.

1. Membaca do'a istiftah/iftitah


2. Membaca ta'awudz ketika memulai qiro'ah (bacaan)
3. Membaca surat dari Al-Qur'an setelah membaca Al-
4. Fatihah pada dua rakaat yang awal
5. Meletakkan dua tangan pada lutut selama rukuk
6. Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri selama berdiri
7. Mengarahkan pandangan mata ke tempat sujud selama sholat (kecuali
waktu tasyahud- pent)

H. Waktu Pensyariatan Ibadah Shalat

Sebelum shalat lima waktu yang wajib disyariatkan, sesungguhnya


Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam dan parashahabat sudah melakukan
ibadah shalat. Hanya saja ibadah shalat itu belum seperti shalat 5 waktu yang
disyariatkan sekarang ini. Barulah pada malam mi`raj disyariatkan shalat 5 kali
dalam sehari semalam yang asalnya 50 kali. Persitiwa ini dicatat dalam sejarah
terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun ke-5 sebelum peristiwa hijrah nabi ke
Madinah. Sebagaimana tertulis dalam hadits nabawi yang insya allah artinya
sebagai berikut :

Dari Anas bin Malik ra. "Telah difardhukan kepada Nabi


shallallahu‘alaihi wasallam shalat pada malam beliau diisra`kan 50 shalat.
Kemudian dikurangi hingga tinggal 5 shalat saja. Lalu diserukan ,"Wahai
Muhammad, perkataan itu tidak akan tergantikan. Dan dengan lima shalat ini
sama bagi mu dengan 50 kali shalat".(HR. Ahmad, An-Nasai dan dishahihkan
oleh At-Tirmizy) Sebagian dari mazhab Al-Hanafiyah mengatakan bahwa
shalat disyariatkan pada malam mi’raj, namun bukan 5 tahun sebelum hijrah,
melainkan pada tanggal 17 Ramadhan 1,5 tahun sebelum hijrah nabi.

11
I. Makruh Sholat

Orang yang sedang sholat dimakruhkan :

1. Menaruh telapak tangannya didalam lengan bajunya ketika takbiratul


ihram, rukuk dan sholat.
2. Menutup mulutnya rapat-rapat
3. Terbuka kepalanya
4. Bertolak pinggang
5. Memalingkan muka ke kiri dan ke kanan
6. Memejamkan mata
7. Menengadah ke langit
8. Menahan hadast
9. Berludah
10. Mengerjakan sholat diatas kuburan
11. Melkukan hal-hal yang mengurangi kekhusukan sholat

J. Hukum Orang yang Meninggalkan Shalat

Para ulama sepakat bahwa seorang muslim yang sudah akil baligh
bila meninggalkan shalat dengan mengingkari kewajibannya adalah kafir dan
murtad (keluar) dari agamaIslam, sehingga halal darahnya. Pihak pemerintah
Islam melalui mahkama syar`iyah berhak memvonis mati orang yang murtad
karena mengingkari kewajiban shalat. Namun bila seseorang tidak shalat
karena malas atau lalai, sementara dalam keyakinannya masih ada pendirian
bahwa shalat itu adalah ibadah yang wajib dilakukan, maka dia adalah fasik
dan pelaku maksiat. Demikian juga vonis kafir tidak bisa dijatuhkan kepada
orang meninggalkan shalat karena seseorang baru saja masuk Islam atau karena
tidak sampai kepada mereka dakwah Islam yang mengajarkan kewajiban
shalat.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Diantara sekian banyak bentuk ibadah dalam Islam, sholat adalah


yang pertama kali di tetapkan kewajibannya oleh Allah subhanahu wa ta'ala,
Nabi menerima perintah dari Allah tentang sholat pada malam mi'raj
(perjalanan ke langit) tanpa perantara. Anas berkata: "sholat diwajibkan kepada
Nabi sebanyak 50 reka'at pada malam ketika beliau diperjalankan (isra' mi'raj),
kemudian dikurangi hingga menjadi tinggal 5 roka'at kemudian ada yang
menyerunya: Wahai Muhammad hal tersebut tidak seperti harapanku namun
bagimu yang 5 roka'at itu setara dengan 50 roka'at." (Dikeluarkan oleh Imam
Ahmad, At-Tirmidzi dan AnNasa'i).

B. Saran

Demikian isi makalah yang kami buat ini semoga bermanfaat bagi
kita semua, terutama bagi kami, adapun harapan kami para kawan-kawan
dapat memberikan masukan yang bermanfaat baik berupa kritik maupun saran,
agar makalah kami selanjutnya dapat berkembang lagi, dan dapat memberika
banyak manfaat..

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid Hasyim, Husaini. 1987. Syarah Riyadussalihin. Surabaya:


Pustaka Ilmu
Drs. Moh. Rifa’i. Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang
http://islamcoccasions.com
http://www.manbaul-huda.com

14

Anda mungkin juga menyukai