Anda di halaman 1dari 10

MAKNA DAN KETENTUAN SHOLAT

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah : Fiqh Ibadah
Dosen : Drs.H. Khoeron, M.Ag

Oleh :
Alfiyani (2108206094)
Della Kristi Noviyanti (2108206092)
Bayu Abidayasa (2108206064)
Anggi Puspita Nandani (2108206061)

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
1443 H/2021 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiat Allah SWT. Karena atas rahmat, karunia serta
kasih sayang-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Makna dan
Ketentuan Sholat ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun
hasanah kita, Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih
kepada Bapak Drs.H. Khoeron, M.Ag selaku dosen mata kuliah Fiqh Ibadah.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
keliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik
pengetikan,
walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis usahakan.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna
memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.

Cirebon, 22 Semptember 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan Permasalahan ..................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................... 2
A. Makna Sholat ................................................................................. 2
B. Pengertian Kewajiban Sholat ........................................................ 2
C. Syarat-Syarat Sholat ...................................................................... 3
D. Tata Cara Sholat ................................................................................. 4
E. Hukum Meninggalkan Sholat ............................................................ 4
BAB III PENUTUPAN ...................................................................... 6
A. Kesimpulan .................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sholat berasal dari kata shala-yashlu, kata ini memiliki keunikan tersendiri yang
memiliki 3(tiga) makna yaitu sholat berarti doa dan ampunan, rukuk dan sujud, dan
yang ketiga adalah sholat berarti kasih sayang dan pujian yang baik. Sedangkan sholat
yang diamksud dalam rukun Islam adalah ibadah yang dimulai awalan nya dengan
takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Definisi ini disepakati oleh para ulama
mengacu pada rukun dan tata cara sholat. Sholat dalam rukun Islam memiliki aturan
dan tata cara tersendiri.1
B. Perumusan Masalah
1. Apa penjelasan tentang makna sholat?
2. Apa Pengertian dan kewajiban sholat?
3. Apa saja syarat-syarat sholat?
4. Bagaimana tata cara sholat?
5. Apa saja hukum meninggalkan sholat?
C. Tujuan penulisan dalam menyusun makalah ini, Sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penjelasan tentang makna sholat.
2. Untuk mengrtahui pengertian dan keawjiban sholat.
3. Untuk mengetahui apa saja syarat-syarat sholat.
4. Untuk mengetahui tata cara sholat.
5. Untuk mengetahui hukum meninggalkan sholat.

1
Google Scholar: Evans Vuad,Pembelajaran Gerakan Sholat
https://jdi.upy.ac.id/index.php/jdi/article/view/15 diakses pada tanggal 21 September 2021 Pukul
21:40 Wib

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Makna Sholat
Sholat menurut bahasa dan rukun Islam mempunyai persamaan dan perbedaan.
Persamaannya, sholat adalah doa dan permohonan ampunan. Sholat berisi pujian
kepada Allah swt dan pujian kepada nabi Muhammad SAW. Sholat berfungsi
menguatkkan iman sesorang.
Sedangkan perbedaannya adalah sholat dalam rukun Islam mempunyai sejumlah cara
dan aturan yang mengikat, setiap muslimah yang hendak melaksanakan sholat harus
mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh Al-quran dan sunnah. Menurut Al-
Qasthalani dalam Marashidush-Sholat fi Maqashidish-Sholat, sholat mempunyai
enam dimensi yaitu:
1. sholat mempunyai upaya untuk memperbaiki dan meluruskan sesuatu yang dapat
dijadikan seorang muslim/muslimah semakin nyaman menjalani kehidupan.
2. sholat merupakan indikasi hubungan antara seorang hamba dengan tuhannya.
3. siapapun yang meningglkan sholat akan sampai ke neraka.
4. siapapun yang melaksanakannya akan sampai ke surga.
5. siapapun yang melaksanakannya akan berhadap-hadapan dengan Allah SWT.
6. sholat merupakan jembatan untuk meraih nikmat dan janji Allah2
B. Pengertian dan Kewajiban Sholat
Pengertian shalat adalah suatu ibadah yang meliputi peragaan tubuh yang khusus
dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam (taslim). Shalat merupakan ibadah
yang mencakup berbagai ibadah didalamnya seperti zikir kepada Allah SWT, tilawah
kitabullah, berdiri menghadap Allah SWT, sujud, doa, tasbih dan takbir.3
Ṣholat menurut pengertian istilah ialah suatu ibadah yang mengandung perkataan dan
perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam. Ṣalat
disyari’atkan pada malam Isra’ Mi’raj.4

2
Google Scholar: Evans Vuad,Pembelajaran Gerakan Sholat
3
Abdul Aziz Salim Basyarahil,Sholat Hikmah Filsafah dan Urgensinya, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996) 9
4
Khoirul Abror,Fiqh Ibadah, ( Yogyakarta: CV, Arjasa Pratama Bandar Lampung, 2019)65

2
Hukumnya adalah farḑu „ain bagi setiap orang muslim yang mukallaf, yang
ditetapkan dengan dalil Al‟Qur‟an, sunnah dan ijma‟. Ayat Al-Qur’an yang
berhubungan dengan şalat antara lain adalah:
‫ص ٰلوةَ َويُؤْ تُوا ال از ٰكوة َ َو ٰرلِكَ ِد ْينُ ْالقَيِّ َم ِت‬
‫صيْنَ لَهُ ال ِذّيْنَ ەۙ ُحنَفَ ۤا َء َويُ ِق ْي ُموا ال ا‬ ‫َو َما ٓ ا ُ ِم ُر ْٓوا ا اَِّل ِليَ ْعبُذ ُوا ه‬
ِ ‫ّٰللاَ ُم ْخ ِل‬
Artinya: Padahal mereka tidak diperintah melainkan supaya mereka menyembah
Allah dengan mengikhlaskan diri karena-Nya, dengan menjauhi kesesatan, dan
(supaya) mereka mendirikan şalat dan memberi zakat karena yang demikian itulah
agama yang lurus. (Q.S. 98 al-Bayyinah: 5).
C. Syarat-Syarat Sholat
Para ulama membagi syarat şalat menjadi dua macam. Pertama syarat wajib, dan yang
kedua syarat sah. Syarat wajib adalah syarat yang menyebabkan seseorang wajib
melakukan şalat. Sedangkan syarat sah adalah syarat yang menjadikan şalat seseorang
diterima secara syara’ disamping adanya kriteria lain seperti rukun. Secara lebih
terperinci dikemukakan syarat-syarat tersebut sebagai berikut:
a. Syarat Wajib Sholat
1. Islam: şalat diwajibkan terhadap orang muslim, baik lakilaki maupun
perempuan, dan tidak diwajibkan bagi kaum kafir atau non muslim. Orang
kafir tidak dituntut melaksanakan şalat, namun mereka tetap menerima
hukuman di akhirat.
2. Baligh: Anak-anak kecil tidak dikenakan kewajiban şalat, Pada dasarnya anak-
anak tidak diwajibkan şalat, namun mereka tetap disuruh dalam rangka untuk
membiasakan apabila dia sudah balig. Semenjak umur tujuh tahun anak-anak
sudah disuruh şalat, dan boleh dipukul dengan tidak membahayakan, apabila
usianya sudah sepuluh tahun masih enggan melaksanakannya.
3. Berakal: Orang gila, orang kurang akal (ma‟tuh) dan sejenisnya seperti
penyakit Sawan (ayan) yang sedang kambuh tidak diwajibkan şalat, karena
akal merupakan prinsip dalam menetapkan kewajiban (taklif), demikian
menurut pendapat jumhur ulama.5

5
Khoirul Abror,Fiqh Ibadah

3
b. Syarat Sah Sholat
1. Mengetahui masuknya waktu
2. Suci dari hadas kecil dan hadas besar
3. Suci badan, pakaian dan tempat dari najis hakiki
4. Menutup aurat.
5. Menghadap kiblat
6. Niat
D. Tata Cara Sholat
1. Membaca Niat Sholat Wajib
2. Takbiratul Ihram.
3. Membaca doa iftitah
4. Membaca surat Al Fatihah
5. Membaca surat Pendek
6. Rukuk
7. Bangkit dari rukuk dengan melajutkan gerakan iktidal
8. Sujud Pertama
9. Duduk diantara dua sujud
10. Sujud kedua
11. Tahiyat Awal
12. Tahiyat Akhir6

E. Hukum Meningalkan Sholat


Setiap umat Islam diwajibkan untuk mendirikan shalat lima waktu. Hal ini
ditegaskan dalam Alquran surah Al-Baqarah [2]: 43). Dan dirikanlah shalat,
tunaikanlah zakat dan ruku-lah beserta orang-orang yang ruku. (QS Al-Baqarah [2]:
43).Nabi Muhammad SAW juga menegaskan kewajiban setiap Muslim untuk
melaksanakan shalat lima waktu. Ibnu Abbas berkata, Ketika Abu Sufyan
menceritakan tentang Heraklius kepadaku, ia berkata, 'Nabi Muhammad SAW
menyuruh kami mendirikan shalat, berlaku jujur, dan menjaga diri dari segala sesuatu
yang terlarang. Bahkan, waktu shalat lima waktu itu juga telah disebutkan dalam
Alquran dan hadis Nabi SAW. Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir
6
Khoirul Abror,Fiqh Ibadah

4
sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. “Sesungguhnya shalat subuh
itu disaksikan (oleh malaikat”). (QS Al-Isra [17]: 87).
“Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang
yang beriman”. (QS An-Nisa [4]: 103).
Waktu Zhuhur ialah jika matahari telah condong (ke barat) dan bayangan seseorang
sama dengan tingginya selama waktu Ashar belum tiba, waktu Ashar masuk selama
matahari belum menguning, waktu shalat Maghrib selama awan merah belum
menghilang, waktu shalat Isya hingga tengah malam, dan waktu shalat Shubuh
semenjak terbitnya fajar hingga matahari belum terbit. (HR Muslim). Nash-nash d
iatas menunjukkan bahwa mendirikan shalat lima waktu itu hukumnya wajib bagi
setiap pribadi Muslim dan telah ditentukan waktunya.
Mereka wajib melaksanakannya setiap saat dan dalam keadaan apapun.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka”. (QS Ali Imran [3]: 190-191). Walaupun
perintah shalat itu hukumnya wajib, namun sebagian umat Islam ada juga yang
meninggalkan shalat lima waktu. Baik karena lupa ataupun sengaja. Lupa karena
kesibukannya dalam bekerja sehingga sampai lupa waktu, ketiduran, atau karena ada
hal tertentu yang menyebabkan seseorang tidak boleh melakukannya, seperti haid dan
nifas. Tapi ada juga yang meninggalkan shalat karena kesengajaan. Misalnya, karena
tidak tahu tata caranya, belum memahami hukum Islam secara benar, atau pun karena
malas. Bagaimanakah hukumnya orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja?
Meninggalkan salat wajib (fardu) merupakan salah satu dosa besar di dalam ajaran
agama Islam. Allah SWT memberikan banyak ancaman dan siksaan bagi orang yang
melalaikan salat lima waktu di alam dunia, kubur, dan akhirat.7

7
Republika: Syahrudin el fikri, Hukum Meningalkan Sholat,
https://www.republika.co.id/berita/paxbu5313/meninggalkan-shalat-apa-hukumnya diakses pada tanggal
21 Semptember 2021 Pukul 23:54

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sholat merupakan inti (kunci) dari segala ibadah juga merupakan tiang agama,
dengannya agama bisa tegak dengannya pula agama bisa runtuh. Sholat mempunyai dua
unsur yaitu dzohiriyah dan batiniyah. Unsur dzohiriyah adalah yang menyangkut perilaku
berdasar pada gerakan sholat itu sendiri, sedangkan unsur yang bersifat batiniyah adalah
sifatnya tersembunyi dalam hati karena hanya Allah-lah yang dapat menilainya. Shalat
banyak macamnya ada shalat sunnah, ada juga sholat fardhu yang telah di tentukan
waktunya. Khilafiyyah kaum muslimin tentang shalat adalah hal yang biasa karena
rujukan dan pengkajiannya semuanya bersumber dari Al-Qur’an dan hadis, hendaknya
perbedaan tersebut menjadi hikmah keberagaman umat islam.

7
DAFTAR ISI

Gogle Scholar: Evans fuad, Pembelajaran gerakan sholat: Makna Sholat,


https://jdi.upy.ac.id/index.php/jdi/article/view/15 di akses pada tanggal 21 September
2021 Pukul 21.40 WIB.

Republika: Syahruddin el-Fikri, Hukum Meninggalkan Sholat.


https://www.republika.co.id/berita/paxbu5313/meninggalkan-shalat-apa-hukumnya
diakses pada tanggal 21 Semptember 2021 Pukul 23:54

Khoirul Abror,Fiqh Ibadah.(Yogyakarta: CV. Arjasa Pratama Bandar Lampung,


2019)65

Abdul Aziz Salim Basyarahil, Shalat hikmah falsafah dan urgensinya.(Jakarta : Gema
Insani Press, 1996). 9

Anda mungkin juga menyukai