SHALAT
Disusun oleh:
Dosen Pengampu:
2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan
Rahmat dan Hidayah-Nya semata kami dapat menyelesaikan Makalah dengan judul: “Shalat”.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para
keluarga, sahabat-sahabat dan pengikutnya sampai hari penghabisan.
Semoga dengan tersusunnya Makalah ini dapat berguna bagi kami semua dalam
memenuhi tugas dari mata kuliah Fiqh dan Praktek Ibadah dan semoga segala yang tertuang
dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi para pembaca dalam rangka
membangun Khasanah keilmuan. Makalah ini disajikan khusus dengan tujuan memberikan
arahan dan tuntunan agar yang membaca bisa menciptakan hal-hal yang lebih bermakna.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu kami berharap akan kritik dan saran yang bersifat
membangun kepada para pembaca guna perbaikan langkah-langkah selanjutnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena kesempurnaan hanya
milik Allah SWT semata.
Penulis
II
DAFTAR ISI
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sholat menurut arti bahasa adalah doa dan pada awalnya merupakan istilah untuk
menunjukkan makna dari doa secara keseluruhan, namun semakin mengikuti zaman
kemudian berubah menjadi istilah secara khusus. Sehingga yang pada awalnya berasal
dari kata doa kemudian di pindah artikan kepada pemahaman shalat berdasarkan syariat.
Shalat di wajibkan atas dasar Al-Qur’an, Sunnah dan Ijma’ Ummat bagi semua umat
muslim yang baligh dan berakal kecuali bagi wanita yang haid dan nifas, ada lima shalat
yang Alloh wajibkan bagi hambanya, bagi siapa yang menunaikannya dan tidak
mengabaikanya dengan sikap menyepelekan maka Alloh berjanji akan memasukkannya
ke dalam surga. (Sa’id, 2008). Mengingat ibadah sholat adalah wajib dan menjadi
keharusan semua orang baik dari usia baligh hingga lansia sebelum dia meninggal tetap
melaksanakannya. Kududukan shalat dalam agama islam merupakan ibadah yang
menempati posisi penting dan tidak dapat digantikan oleh ibadah apapun juga, shalat
sebagai tiang agama, amal yang paling pertama di hisab, pilar kedua setelah syahadat dan
dalam garis besarnya di bagi menjadi dua yaitu shalat fardhu atau diwajibkan dan sunnah
atau tidak diwajibkan. 2 Mulai dari pertanyaan yang mendasar. “Untuk apa tujuan kita
hidup?”, lalu kita bisa melihat lebih jelas dan kaji lebih dalam bahwa Alloh telah
berfirman kepada makhluk-Nya “Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk
beribadah kepada-Ku” (QS Az-Zaariyaat (51):56). Sehingga dari kalimat tersebut kita
dapat memproyeksikan bahwa kehidupan kita untuk beribadah kepada Alloh SWT secara
makna seluas-luasnya (Habiba,2013).
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian Shalat?
b. Apa sajakah syarat wajib melaksanakan Shalat?
c. Apa sajakah syarat sah diterimanya Shalat?
d. Apa sajakah rukun shalat ?
e. Apa yang membatalkan shalat?
IV
f. Apa yang dianjurkan sebelum shalat?
g. Apa yang harus dilakukan apabila melupakan sesuatu dalam shalat?
h. Apa sunnah Ab’ad dalam shalat?
i. Apa sunnah Hai’atnya shalat?
j. Kapan waktu diharamkannya shalat?
k. Apa macam-macam shalat berdasarkan hukumnya?
V
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SHALAT
Dalam mendefinisikan tentang arti kata shalat, Imam Rafi’i mendefinisikan
bahwa shalat dari segi bahasa berarti do’a, dan menurut istilah syara’ berarti ucapan dan
pekerjaan yang dimulai dengan takbir, dan diakhiri/ditutup denngan salam, dengan syarat
tertentu. Kemudian shalat diartikan sebagai suatu ibadah yang meliputi ucapan dan
peragaan tubuh yang khusus, dimulai dengan takbir dan di akhiri dengan salam (taslim).
Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan shalat
adalah suatu pekerjaan yang diniati ibadah dengan berdasarkan syaratsyarat yang telah
ditentukan yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam.
Shalat menghubungkan seorang hamba kepada penciptanya, dan shalat
merupakan menifestasi penghambaan dan kebutuhan diri kepada Allah SWT.Dari sini
maka, shalat dapat menjadi media permohonan, pertolongan dalam menyingkirkan segala
bentuk kesulitan yang ditemui manusia dalam perjalanan hidupnya. Di samping shalat
wajib yang harus dikerjakan, baik dalam keadaan dan kondidi apapun, diwaktu sehat
maupun sakit, hal itu tidak boleh ditinggalkan, meskipun dengan kesanggupan yang ada
dalam menunaikannya.
1
3. Berakal, yang merupakan batasan minimal seseorang diwajibkan melaksanakan
berbagai kegiatan syari’at Islam.
" Telah diangkat pena itu dari tiga perkara, yaitu dari anak-anak sehingga ia dewasa
(Baligh), dari orang tidur sehingga ia bangun, dari orang gila sehingga ia sehat
kembali." (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah).
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka
basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki.”
2
D. RUKUN SHOLAT
Rukun Shalat ada 18, yaitu:
1. Niat.
Niat adalah berencana melaksanakan sesuatu dan bersamaan dengan pekerjaan
tersebut. Dan niat tempatnya di dalam hati, adapun melafaldkannya merupakan suatu
kesunahan. Level niat akan berbeda melihat dari shalatnya.
Bila shalat fardu maka ketika niat diwajibkan:
a. Niat fardu.
b. Berencana untuk melaksanakan.
c. Menyatakan shalatnya (Subuh, Ashar, Dzuhur, Maghrib, Isya).
Bila shalat tersebut sebatas sunat yang memiliki waktu tertentu, atau memiliki
sebab dalam melaksanakannya, maka diwajibkan:
3
17. Niat keluar dari shalat.
18. Urut dalam melakukan ke-17 rukun diatas.
4
Iqomah adalah seruan pemberitahuan bahwa shalat jamaah akan segera dimulai. Azan
dan Iqomah hanya diberlakukan pada shalat fardhu saja. Bila selain shalat fardlu,
seruannya adalah dengan menggunakan ""الصالة جامعة
5
I. SUNNAH HAI’ATNYA SHOLAT
Sunnah hai’at sholat ada 15 macam, yaitu:
1. Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram, ruku’, dan bangkit dari ruku’.
2. Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri.
3. Bertawajjuh atau membaca doa iftitah.
4. Membaca isti’adah (memohon perlindungan).
5. Mengeraskan serta memelankan suara pada tempatnya masing-masing.
6. Membaca Aaamiiin.
7. Membaca surat setelah membaca al-fatihah
8. Membaca takbir ketika bangkit dan turun dalam melakukan rukun.
9. Membaca doa سمع هللا لمن حمده ربنا لك الحمد
10. Membaca tasbih ketika ruku’.
11. Membaca tasbih ketika sujud.
12. Meletakkan kedua tangan diatas paha ketika dalam keadaan duduk, seraya
mengepalkan semua jari tangan kanan kecuali jari telunjuk yang akan digunakan
untuk isarat saat membaca syahadat.
13. Duduk iftirasy disemua jenis duduk yang ada pada shalat
14. Duduk tawarruk pada duduk (Tasyahud) akhir.
15. Mengucapkan salam kedua.
6
shalat setelah menunaikan shalat subuh hingga matahari naik, tidak boleh melakukan
shalat setelah menunaikan shalat ashar’ hingga matahari terbenam”.
2. Munculnya matahari sampai naiknya matahari kira-kira setinggi tombak.
3. Pada saat matahari berada di tengah-tengah persis (waktu isti’wa) hingga condong
sedikit ke arah barat.
4. Setelah menunaikan shalat ashar sampai terbenamnya matahari.
5. Menjelang terbenamnya matahari sampai matahari benar-benar tenggelam.
Dan Shalat Jumat fardu ain bagi laki-laki mukalaf, sehat (jasmani dan rohani), dan
bermukim disuatu tempat (bukan orang sedang musafir).
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data diatas, saya simpulkan bahwa makalah ini berisi tentang Shalat yaitu
menghubungkan seorang hamba kepada penciptanya, dan shalat merupakan menifestasi
penghambaan dan kebutuhan diri kepada Allah SWT.Dari sini maka, shalat dapat
menjadi media permohonan, pertolongan dalam menyingkirkan segala bentuk kesulitan
yang ditemui manusia dalam perjalanan hidupnya. Di samping shalat wajib yang harus
dikerjakan, baik dalam keadaan dan kondidi apapun, diwaktu sehat maupun sakit, hal itu
tidak boleh ditinggalkan, meskipun dengan kesanggupan yang ada dalam
menunaikannya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Bin Wahf Al-Qahthani, Sa’id Bin Ali.2020. Kumpulan Shalat Sunnah Dan Keutamaanya.
Jakarta: Darul Haq