Anda di halaman 1dari 18

PELAKSANAAN SHALAT DAN WAKTUNYA

MATA KULIAH : FIQIH IBADAH


DOSEN PENGAMPUH : Umratul Mahbubah, S.H.I., M.H

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1

1. Wianda Rara Syafi’ah (215120001)


2. Sakinah Aulia (215120002)
3. Dicki Wahyudi (215120003)
4. Naurah Nadzifah (215120004)
5. Ahmad Agung Hidayat (215120005)
6. Rahmalia (215120006)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


PRODI EKONOMI SYARI’AH
KELAS A/ ESY 1

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


DATOKARAMA PALU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia, hidayah dan
nikmat-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari tim
penyusun yang telah membantu dalam penyelesaian makalah yang berjudul
“Pelaksanaan sholat dan waktunya”.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Fiqih Ibadah.
Makalah ini ditulis dari hasil ungkapan pemikiran tim penyusun yang bersumber
dari internet sebagai referensi. Dengan harapan kami semoga makalah ini dapat
memberi manfaat bagi kita semua dan semoga hal ini dapat menambah wawasan
kita mengenai Pelaksanaan sholat dan waktunya.
Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang
lebih baik. Demikan makalah ini dapat kami buat, semoga dapat bermanfaat serta
dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita semua.

Palu, 10 November 2021


DAFTAR ISI

BAB 1 : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ....................................................................................1

B. BATASAN MASALAH .................................................................................1

C. RUMUSAN MASALAH .................................................................................1

D. TUJUAN ..........................................................................................................2

E. MANFAAT .....................................................................................................2

BAB 2 : ISI

A. PENGERTIAN SHALAT ..............................................................................3


B. SYARAT WAJIB SHALAT ..........................................................................3
C. SYARAT SAH SHALAT ..............................................................................4
D. HUKUM SHALAT ........................................................................................5
E. HUKUM SHALAT QASHAR .......................................................................6
F. HUKUM SHALAT JAMA’ ...........................................................................7
G. PELAKSANAAN SHALAT ..........................................................................8
H. WAKTU PELAKSANAAN SHALAT ........................................................10
I. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SHALAT ......................................11

BAB 3 : PENUTUP

1. KESIMPULAN ............................................................................................13
2. SARAN.........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sering kali kita sebagai orang islam tidak mengetahui kewajiban kita
sebagai mahluk yang paling sempurna yaitu sholat, atau terkadang tau tentang
kewajiban tapi tidak mengerti terhadap apa yang dilakukan. Shalat merupakan
rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang)
salah satunya adalah shalat, sehingga barang siapa mendirikan shalat , maka ia
mendirikan agama (Islam), dan barang siapa meninggalkan shalat, maka ia
meruntuhkan agama (Islam).
Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali,
berjumlah 17 rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan
tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik sedang sehat maupun sakit. Selain
shalat wajib ada juga shalat – shalat sunah.

B. Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak terlalu luas, penulis perlu membatasi pembahasan


dalam makalah ini. Pembatasan yang penulis terapkan yaitu hanya membahas
Pelaksanaan sholat dan waktunya.

C. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan shalat?


2. Apa saja syarat wajib shalat?
3. Apa saja syarat sah sholat?
4. Bagaimana Hukum shalat?
5. Bagaimana Hukum shalat qashar?
6. Bagaimana Hukum shalat jama’?
7. Bagaimana pelaksanaan shalat yang benar?
8. Kapan saja waktu untuk melaksanakan shalat?
9. Apa saja yang dapat membatalkan shalat?

1
D. Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para pembaca


dan teman-teman sekalian dalam hal Pelaksanaan sholat dan waktunya.
Pengetahuan ini sangat penting karena kita sebagai seorang muslim memiliki
kewajiban untuk melaksanakan sholat.

E. Manfaat

Makalah ini memberikan manfaat yaitu sebagai pelajaran bagi para


pembaca dan teman-teman sekalian mengenai pelaksanaan shalat dan
waktunya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SHALAT

Shalat adalah bentuk ibadah wajib yang terdiri dari perkataan dan
perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam
dengan syarat dan ketentuan tertentu.1

B. SYARAT WAJIB SHALAT

Syarat Wajib Shalat adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh


setiap muslim sebelum mulai melaksanakan shalat. Apabila di antara syarat-
syarat wajib itu ada yang tidak terpenuhi maka shalatnya belum wajib
dilaksanakan.
✓ Beragama Islam
Persyaratan pertama ini adalah untuk membedakan seorang muslim dan
non muslim. Setiap muslim diwajibkan melaksanakan perintah shalat.
✓ Balig
Seorang muslim yang telah mencapai pubertas atau mulai menginjak usia
dewasa sudah wajib shalat.
Rasulullah saw bersabda, "Orang-orang yang tidak dibebankan tanggung
jawab hukum ada tiga golongan yaitu orang yang tidur hingga bangun,
anak kecil hingga bermimpi (baligh) dan orang gila hingga sembuh." (HR
Ahmad).
Dari hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang muslim yang
dibebankan kewajiban shalat adalah mereka yang telah mencapai usia
balig. Usia baligh ditandai dengan adanya mimpi basah bagi anak laki-laki.
Sedangkan bagi anak perempuan usia baligh ditandai dengan dimulainya
masa menstruasi atau haid.

1
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2021/05/pengertian-sholat.html dikutip pada Sabtu, 13 Oktober 2021
pukul 20.08

3
✓ Berakal
Setiap muslim yang telah mencapai usia baligh pastilah sudah berakal.
Berakal artinya mampu membedakan perbuatan yang baik dan buruk,
perbuatan yang pantas dan tidak pantas.2

C. SYARAT SAH SHALAT

a. Thaharah.
Thaharah artinya bersuci. Bersuci yang dimaksud yakni bersuci dari
hadas dan najis.
b. Suci Badan, Pakaian, dan Tempat Shalat.
Adapun dalil tentang suci badan adalah Sabda Rasulullah saw terhadap
perempuan yang keluar darah, yaitu :
"Basuhlah darah yang ada pada badanmu kemudian laksanakan sholat."
(HR Bukhari dan Muslim).
c. Mengetahui bahwa waktu shalat sudah tiba.
Setiap muslim wajib mengetahui secara pasti mengenai waktu shalat.
d. Menutup Aurat
Aurat adalah bagian tubuh yang wabih ditutup atas perintah Allah swt.
dan Rasul-Nya. Tidak sah shalat seseorang apabila saat shalat auratnya
tidak tertutup.
Batas aurat laki-laki yakni antara pusar dan lutut. Sedangkan perempuan
adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan dua telapak tangan
e. Menghadap Kiblat
Kiblat adalah arah Baitullah atau Kakbah yang berada di Mekkah.3

2
https://news.detik.com/berita/d-5486744/syarat-wajib-sholat-dan-perbedaannya-dengan-syarat-sah-sholat
dikutip pada Sabtu, 13 Oktober 2021 pukul 20.50

3
https://news.detik.com/berita/d-5486744/syarat-wajib-sholat-dan-perbedaannya-dengan-syarat-sah-sholat
dikutip pada Sabtu, 13 Oktober 2021 pukul 20.50

4
D. HUKUM SHOLAT

Salat lima waktu dalam sehari semalam wajib atas setiap muslim
yang mukallaf baik laki-laki maupun wanita kecuali wanita haid dan nifas
sehingga dia bersuci dan merupakan rukun Islam yang paling utama setelah
dua kalimat syahadat.
• Allah swt. Berfirman :

‫… إِ نَّ ال صَّ لَا ةَ كَا نَ تْ عَلَى ا لْ مُ ؤْ مِنِنيَ كِتَا بًا مَوْ قُو تًا‬
“…Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa' ayat 103)
• Allah swt. Berfirman :

َ‫حَا فِ ظُوا عَلَى ال صَّ لَ وَا تِ وَال صَّ لَا ةِ ا لْوُ سْطَ ىٰ وَ قُو مُوا لِلَّ هِ قَا نِ تِ ني‬
“Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa.
Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'.” (QS. Al-
Baqarah ayat 238).
• Dari Abdullah bin Umar ra. Berkata : Rasulullah saw bersabda :
“Islam dibangun atas lima perkara; bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah dan bahwa
Muhammad adalah hamba dan Rasul-nya, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, menunaikan haji ke baitullah dan berpuasa di
bulan Ramadan.” Muttafaq alaih.

5
• Dari Ibnu Abbas ra. bahwasanya Rasulullah saw mengutus muadz
ke Yaman dan berkata : “ajaklah mereka bersaksi bahwa tidak ada
Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah dan
bahwa aku adalah utusan Allah. Apabila mereka mentaatimu dalam
hal tersebut maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah
mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu dalam sehari
semalam.” Muttafaq alaih.4

E. HUKUM SHALAT QASHAR

Selama berpergian, orang Islam disyariatkan dan diperbolehkan


untuk mengqashar shalat. Adapun ketetapan dari al-Quran antara lain
firman Allah swt. :

َ‫وَ إِذَا ضَرَ بْتُ مْ فِي ا لْ أَرْضِ فَلَ يْ سَ عَلَيْ كُ مْ جُ نَا حٌ أَنْ تَقْ صُ رُوا مِ ن‬

‫ال صَّ لَا ةِ إِ نْ خِفْتُ مْ أَ نْ يَ فْ تِنَ كُ مُ ا لَّ ذِي نَ…كَفَرُوا‬


“Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu
men-qashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang
kafir….” (QS. An-Nisa' ayat 101).
Selain dari ayat di atas, terdapat khabar yang mutawatir bahwa
Rasulullah saw mengqashar shalatnya dibeberapa perjalanan beliau, baik
saat haji, umrah dan berperang antaranya, Ibnu Umar mengatakan : Aku
sering menemani Nabi saw dan selama di perjalanannya beliau melakukan
shalat tidak lebih dari dua rakaat. Begitu pula Abu Bakar, Umar dan
Uthman. ( HR Bukhari ).

4
Musleh Al Hayubi, 2012. MAKALAH Kewajiban Shalat. Paiton Probolinggo: Labib Ahmad dikutip pada
Sabtu, 13 Oktober 2021 pukul 20.53

6
Berdasarkan ketentuan dalil al-Quran dan as-Sunnah yang
mutawatir, maka para ulama telah sepakat tentang keabsahan shalat qashar
dan bagi siapa saja yang melakukan perjalanan hendaknya mencontohi
sebagaimana yang dilakukan Nabi saw ketika melakukan perjalanan.
Akan tetapi dalam penetapan hukumnya, terdapat banyak perbedaan
pendapat ulama tentang masalah ini. Yang pada akhirnya hukum shalat
qashar bermuara pada dua pendapat, yaitu:
❖ Seorang musafir wajib mengqashar shalat dan tidak boleh imam
(menyempurnakan empat rakaat).
❖ Mengqashar shalat adalah sunnah, Musafir diberi pilihan untuk
mengqashar atau menyempurnakannya.5

F. HUKUM SHALAT JAMA’

Menjama’ shalat adalah menggabungkan antara shalat Ashar dengan


Zuhur dan Maghrib dengan Isya, baik itu dilakukan lebih awal pada waktu
shalat yang pertama (zuhur dan maghrib) atau diakhirkan pada waktu yang
kedua (Ashar dan Isya). Bila dilakukan pada waktu yang pertama disebut
jama’ taqdim dan bila dilakukan pada waktu yang kedua disebut jama’
ta’khir. Dibolehkan seseorang itu menjama’ shalat Zuhur dengan Ashar baik
secara taqdim maupun ta’khir, begitupun dibolehkan menjamak Maghrib
dengan Isya bila ditemukan salah satu di antara hal-hal berikut ini:
➢ Menjama’ di Arafah dan Mudzdalifah
➢ Menjama’ dalam bepergian
➢ Menjama’ di waktu hujan
➢ Menjama’ sebab sakit atau uzur
➢ Menjama’ sebab ada keperluan6

5 Al-Bukhari, no: 1102, op.cit, h. 345, Ali Abu al-Bashal,op.cit,h.153-155 dikutip pada Sabtu, 13 Oktober 2021
pukul 21.26
6
Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah (Beirut: Darul Fikr, 1983), cet. Ke-10, jilid I, 290 dikutip pada Sabtu, 13
Oktober 2021 pukul 21.43

7
Dapat disimpulkan bahwa Rasulullah saw. menjama’ shalat tidak
hanya pada waktu dalam perjalanan, tetapi juga karena alasan lainnya
seperti hujan lebat dan sebagainya. Oleh karena itu menjama’ shalat pada
dasarnya dibolehkan berdasarkan hadis riwayat Ibn ‘Abbas yang
menceritakan bahwa Nabi saw. pernah menjama’ shalat dalam keadaan
tidak melakukan perjalanan dan tidak pula dalam keadaan ketakutan.
Menurut Ibn ‘Abbas, perbuatan ini dilakukan oleh Rasul saw, agar shalat
tersebut tidak memberatkan bagi umatnya. Tapi tentunya hadis ini tidak
berlaku secara mutlak, dipastikan ada alasan-alasan tertentu yang membuat
Nabi saw menjama’ shalatnya walaupun tidak dalam perjalanan. Perbuatan
tersebut menurut Yusuf al-Qaradhawi tidak boleh dijadikan kebiasaan,
karena tujuannya hanya menghilangkan kesulitan bagi manusia dalam
menjalankan ibadahnya.7

G. PELAKSANAAN SHALAT

Shalat tidak boleh dilaksanakan di sembarang waktu. Allah swt. Dan


Rasulullah saw telah menentukan waktu-waktu pelaksanaan shalat yang benar
menurut syariat islam. Shalat mempunyai rukun-rukun yang harus dilakukan
sesuai dengan aturan dan ketentuannya, sehingga apabila tertinggal salah satu
darinya, maka hakikat shalat tersebut tidak mungkin tercapai dan shalat itu pun
dianggap tidak sah menurut syara`.
1. Niat
Niatkan melakukan salat hanya karena Allah swt. Niat juga bisa
dibaca secara lisan berdasarkan bacaan niat yang ada. Bacaan niat
umumnya mencakup nama salat yang dikerjakan, jumlah rakaat, dan
melakukannya karena Allah swt.

2. Takbiratul Ihram.
Takbiratul ihram ini hanya dapat dilakukan dengan membaca lafadz
Allahu Akbar.

7
Yusuf al-Qaradhawi, Min Hady al-Islam Fatawa al-Mu’ashirah (Manshurah: Dar al-Wafa’ al-Thaba’ah wa al-
Nasyr wa al-Tauzi’, 1994), jilid ke-I, 245 dikutip pada Sabtu, 13 Oktober 2021 pukul 21.53

8
3. Berdiri Pada Saat Mengerjakan Shalat Fardhu.
Hukum berdiri ketika mengerjakan shalat fardhu adalah wajib. Hal
ini berdasarkan sabda Rasulullah saw.
“ Dari Imran bin Husain RA berkata, aku menderita penyakit ambien, lalu
aku bertanya kepada Nabi saw mengenai cara mengerjakan shalat yang
harus aku lakukan, Nabi saw bersabda, “Shalatlah dalam keadaan berdiri,
jika engkau tidak mampu, maka laksanakan dalam keadaan duduk, jika
engkau tidak mampu melakukannya, maka kerjakanlah dalam keadaan
berbaring”. (H.R. Bukhari).
4. Membaca al-Fatihah.
Ada beberapa hadits shahih yang menyatakan kewajiban membaca
surat al-Fatihah pada setiap rakaat, baik pada saat mengerjakan shalat
fardhu maupun shalat sunnah. Diantaranya:

‫عن عبادة بن الصامت يبلغ به النبي صلى اهلل عليه وسلم ال صالة لمن لم يقرأ بفاتحة الكتاب )رواه مسلم‬

“Dari Ubadah bin Shamit RA, Nabi SAW bersabda, “Tidak sah shalat
seseorang yang tidak membaca surah Fatihatul-Kitab”. (H.R. Muslim).
Dalam Madzhab Syafi`i, basmallah merupakan satu ayat dari pada
surah al-Fatihah, maka membaca bismillah hukumnya adalah wajib.”
5. Ruku’.
Kefardhuanya telah diakui secara ijma`. Ruku’ dikatakan sempurna,
jika dilakukan dengan cara membungkukkan tubuh, dimana kedua tangan
dapat mencapai dan memegang kedua lutut.
6. Sujud
Sujud dua kali setiap raka'at Anggota-anggota sujud adalah kening,
hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut dan kedua telapak kaki.
7. Duduk antara dua sujud
Pada setiap rakaat setelah sujud pertama, harus melakukan duduk di
antara dua sujud sebelum sujud yang kedua. Duduk di antara dua sujud juga
dilakukan dengan tuma'ninah.
8. Membaca tasyahud akhir
Saat gerakan duduk tasyahud akhir, maka wajib membaca bacaan
tasyahud akhir.
9. Duduk pada tasyahud akhir
Di rakaat terakhir salat, setiap orang harus melakukan duduk tasyahud akhir
sebelum salam.

9
10. Shalawat kepada Nabi saw setelah tasyahud akhir.
11. Duduk diwaktu membaca shalawat.
12. Memberi salam
13. Tertib.8

H. WAKTU PELAKSANAAN SHALAT

1. Dzuhur
Shalat dzuhur waktunya mulai matahari condong ke arah barat dan
berakhir sampai bayang-bayang suatu benda sama panjang atau lebih
sedikit dari benda tersebut. Hal ini dapat dilihat kepada seseorang atau
sebuah tiang yang berdiri, bila mana bayang bayangnya masih persis di
tengah atau belum sampai, menandakan waktu zuhur belum masuk.
2. Ashar
Shalat ashar waktunya mulai dari bayang-bayang suatu benda lebih
panjang dari bendanya hingga terbenam matahari. Kebanyakan ulama
berpendapat bahwa shalat ashar di waktu menguningnya cahaya matahari
sebelum terbenam hukumnya makruh.
3. Magrib
Sudah menjadi ijma' (kesepakatan) para ulama bahwa waktu shalat
Maghrib dimulai sejak terbenamnya matahari hingga hilangnya awan
berwarna merah dari cakrawala. Terbenamnya matahari adalah sejak
hilangnya semua bulatan matahari di telan bumi dan berakhir hingga
hilangnya syafaq (mega merah).
4. Isya
Dimulai sejak berakhirnya waktu maghrib, dan terus berlangsung
sepanjang malam hingga dini hari tatkala fajar shadiq terbit. Dasarnya
adalah ketetapan dari nash yang menyebutkan bahwa setiap waktu shalat
itu memanjang dari berakhirnya waktu shalat sebelumnya hingga
masuknya waktu shalat berikutnya, kecuali shalat shubuh.

8 Silvana Liz Handayani . Macam-Macam dan Pelaksanaan Shalat. Banten : Ilmu Hadits, Fakultas Ushuluddin
dan Adab Universitas Islam Negeri Sulthan Maulana dikutip pada Rabu, 10 Oktober 2021 pukul 20.51

10
5. Subuh
Orang-orang di Hijaz (Jazirah Arabia) terbiasa menyebut shalat
shubuh dengan istilah shalat Fajr. Sedangkan bangsa Indonesia terbiasa
menggunakan istilah shalat shubuh, namun keduanya sama artinya. Waktu
shalat Fajar atau shalat shubuh dimulai sejak terbitnya fajar shadiq hingga
terbitnya matahari.9

I. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SHOLAT

Shalat dikatakan batal atau tidak sah apabila salah satu syarat dan rukunnya
tidak dilaksanakan atau ditinggalkan dengan sengaja. Berbagai hal yang dapat
menyebabkan batalnya shalat, antara lain yaitu:
➢ Meninggalkan salah satu rukun shalat dengan sengaja. Apabila ada salah
satu rukun shalat yang tidak dikerjakan dengan sengaja, maka shalat itu
menjadi batal dengan sendirinya. Misalnya, seseorang tidak membaca
surat Al-Fatihah lalu langsung rukuk, maka shalatnya menjadi batal.
➢ Berhadas Bila sescorang mengalami hadats besar atau kecil, maka batal
pula shalatnya. Baik terjadi tanpa sengaja atau secara sadar.
➢ Terkena najis baik badan, pakaian, atau tempat shalat. Bila seseorang
yang shalat terkena benda najis, maka secara langsung shalatnya menjadi
batal. Namun yang dijadikan patokan adalah bila najis itu tersentuh
tubuhnya atau pakaiannya dan tidak segera ditepis najis tersebut maka
batallah shalat tersebut.
➢ Dengan sengaja berbicara yang bukan untuk kemashlahatan shalat.
Berbicara dengan sengaja yang di maksud di sini bukanlah berupa
bacaan- bacaan dalam Al-Qur'an, dzikir ataupun do'a, akan tetapi
merupakan pembicaraan yang sering dilakukan manusia dalam
kehidupan schari- harinya.
➢ Terbuka auratnya. Bila seseorang yang sedang melakukan shalat tiba-tiba
terbuka auratnya secara sengaja, maka shalatnya otomatis menjadi batal.
Baik dilakukan dalam waktu yang singkat ataupun terbuka dalam waktu
yang lama. Namun jika auratnya terbuka tanpa di sengaja dan bukan
dalam waktu yang lama, maksudnya hanya terbuka sekilas dan langsung
ditutup lagi maka shalatnya tidak batal.

9 https://manado.tribunnews.com/2019/12/03/penjelasan-tentang-waktu-waktu-salat-wajib-beserta-
dalilnya?page=2 dikutip pada Rabu, 10 Oktober 2021 pukul 20.10

11
➢ Mengubah niat, misalnya ingin memutuskan shalat Sescorang yang
sedang shalat, lalu tiba-tiba terbetik niat untuk tidak shalat di dalam
hatinya, maka saat itu juga shalatnya telah batal. Sebab niatnya telah
rusak. Meski belum melakukan hal-hal yang membatalkan shalatnya.
➢ Banyak bergerak. Gerakan yang banyak dan berulang-ulang terus dan
bukan merupakan gerakan yang terdapat dalam shalat. Mazhab Imam
Syafi'i memberikan batasan sampai tiga kali gerakan berturut-turut
sehingga seseorang batal dari shalatnya.
➢ Membelakangi kiblat10

10 Muhammad Solikhin, Op. Cit., hlm 48

12
BAB 3
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Shalat tidak boleh dilaksanakan di sembarang waktu. Allah swt. Dan


Rasulullah saw telah menentukan waktu-waktu pelaksanaan shalat yang benar
menurut syariat islam. Shalat mempunyai rukun-rukun yang harus dilakukan
sesuai dengan aturan dan ketentuannya.

2. SARAN

Kami sebagai penyusun materi, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, kami akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Seputar pengetahuan.2021. “Pengertian Sholat, Hukum, Syarat dan Rukunnya”


https://www.seputarpengetahuan.co.id/2021/05/pengertian-sholat.html
diakses pada tanggal 13 Oktober 2021
Jazimah,Nurul.2021.”Syarat Wajib Sholat dan Perbedaannya dengan Syarat Sah
Sholat” https://news.detik.com/berita/d-5486744/syarat-wajib-sholat-dan-
perbedaannya-dengan-syarat-sah-sholat diakses pada tanggal 13 Oktober
2021
Musleh Al Hayubi, 2012. MAKALAH Kewajiban Shalat. Paiton Probolinggo:
Labib Ahmad dikutip pada Sabtu, 13 Oktober 2021
Al-Bukhari, no: 1102, op.cit, h. 345, Ali Abu al-Bashal,op.cit,h.153-155 dikutip
pada Sabtu, 13 Oktober 2021
Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah (Beirut: Darul Fikr, 1983), cet. Ke-10, jilid I, 290
dikutip pada Sabtu, 13 Oktober 2021
Yusuf al-Qaradhawi, Min Hady al-Islam Fatawa al-Mu’ashirah (Manshurah: Dar
al-Wafa’ al-Thaba’ah wa al-Nasyr wa al-Tauzi’, 1994), jilid ke-I, 245
dikutip pada Sabtu, 13 Oktober 2021
Silvana Liz Handayani . Macam-Macam dan Pelaksanaan Shalat. Banten : Ilmu
Hadits, Fakultas Ushuluddin dan Adab Universitas Islam Negeri Sulthan
Maulana dikutip pada Rabu, 10 Oktober 2021
Sahroji,Muhammad Ibnu.2021. “Penjelasan Tentang Waktu-waktu Salat Wajib”
https://manado.tribunnews.com/2019/12/03/penjelasan-tentang-waktu-
waktu-salat-wajib-beserta-dalilnya diakses pada Rabu, 10 Oktober 2021
Muhammad Solikhin.2021. Op. Cit., hlm 48. “Hal-Hal yang membatalkan shalat”
dikutip pada Sabtu, 13 Oktober 2021

Anda mungkin juga menyukai