Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MANDI WAJIB
Disusun untuk memenuhi tugas pelajaran Fiqih
Dosen pengampu : Ibu Siti Nur Hasanah, M.pd

Oleh:
Muhammad Fadhil Ramadhan
NIM 21.1.12.007

JURUSAN TARBIYAH
PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SANGATTA
KUTAI TIMUR
2022
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat
menyusun makalah dalam memenuhi tugas pelajaran Fiqih dengan baik.

Sholawat dan salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam beserta keluarga, sahabat, dan
pengikut beliau hingga akhir zaman.

Kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua orang tua
yang senantiasa mendo’akan kami dan kepada teman-teman yang selalu
mendukung dalam proses pembuatan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembacanya. Aamiin.

Wassalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Kutai Timur, 28 Maret 2022

Muhammad Fadhil Ramadhan

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................1
DAFTAR ISI.....................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................3
C. Tujuan....................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Mandi Wajib........................................................................4
B. Sebab-Sebab Mandi Wajib.....................................................................5
C. Rukun Mandi Wajib...............................................................................6
D. Sunat-Sunat Mandi Wajib......................................................................6
E. Macam-Macam Mandi Suna..................................................................6
F. Tata Cara Mandi Wajib..........................................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................9
B. Saran.......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................10

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bersuci merupakan hal yang sangat erat kaitannya dan tidak dapat
dipisahkan dengan ibadah shalat dan haji. Tanpa bersuci orang yang
berhadas tidak dapat menunaikan ibadah tersebut. Banyak orang mukmin
yang tidak tahu bahwa sesungguhnya bersuci memiliki tata cara atau
aturan yang harus dipenuhi. Jika tidak dipenuhi, maka tidak akan sah
bersucinya dan ibadahnya juga dianggap tidak sah. Terkadang terdapat
masalah ketika orang tidak menemukan air, maka Islam memudahkan
orang tersebut untuk melakukan tayammum sebagai ganti mandinya dan
alat bersucinya dengan menggunakan debu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja macam-macam mandi?
2. Bagaimana tata acara mandi wajib?

C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk menambah wawasan
keilmuan terkait Fiqih Mandi Wajib
Adapun manfaat yang didapatkan dalam makalah ini adalah:
1. Mengetahui informasi terkait pengertian mandi wajib.
2. Mengetahui informasi terkait sebab-sebab mandi wajib.
3. Mengetahui informasi terkait rukun mandi.
4. Mengetahui informasi terkait sunat-sunat mandi.
5. Mengetahui informasi terkait macam-macam mandi.
6. Mengetahui informasi terkait tata cara mandi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mandi

Mandi junub atau mandi wajib merupakan mandi yang


menggunakan air suci dan bersih yang mensucikan dengan mengalirkan
air tersebut ke seluruh tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tujuan
dari mandi wajib adalah untuk menghilangkan hadas besar yang harus
dihilangkan sebelum melakukan ibadah shalat. Maka dari itu, sebagai umat
Islam sangat penting mengetahui tata cara mandi besar sesuai dengan
tuntutan Rasulullah Saw. Kebersihan merupakan suatu hal yang
diwajibkan dalam agama Islam, oleh karena itu Islam sangat dianjurkan
untuk senantiasa menjaga kebersihan jasmani dan rohani1.
Menurut istilah yaitu meratakan air pada seluruh badan dari ujung
rambut sampai ujung jari kaki disertai dengan niat sesuai dengan
keperluannya, mungkin untuk menghilangkan hadats besar atau mandi
sunnah. Pengertian mandi besar adalah mandi untuk bersuci dari hadats
besar. Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan mandi secara mutlak, dan
Dia tidak menyebutkan apa yang mesti didahulukan saat mandi sebelum
yang lainnya (yakni Allah SWT tidak menyebutkan urutan-urutan yang
harus dilakukan saat mandi). Apabila seseorang mandi, niscaya hal itu
sudah cukup baginya dan Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih mengetahui
bagaimana cara orang itu mandi2.

1
Rika Sutra, “Pentingnya Pemahaman Mandi Wajib Bagi Peserta Didik Kelas XI SMK NEGERI 4
PINRANG” 4, no. 1 (2020): 1–23.
2

4
B. Sebab-Sebab Mandi
1. Keluarnya mani.
Entah terjadi ketika tidur atau terjaga, baik itu seorang pria maupun
seorang wanita. Ahli Fiqhi, berdasarkan sebuah hadits yang
diriwayatkan Abi Said. Ia bercerita bahwa Rasulullah saw. bersabda
yang artinya “ Mandi (wajib) dilakukan karena mani”
2. Selesai Haid dan Nifas.
Sabda Rasulullah Saw. kepada Fathimah binti Abi Hubais
Yang artinya : “ Tinggalkan shalat di hari-hari haidmu, kemudian
mandi dan shalatlah” ( Muttafaqun Alaih)
3. Melahirkan.
Melahirkan normal termasuk hal yang mewajibkan mandi
meskipun yang dilahirkan masih dalam keadaan segumpal darah atau
daging. Sedang bila proses persalinan melalui bedah cesar, maka ada
perbedaan pendapat diantara ulama. Ada yang berpendapat wajib
mandi dan ada yang mengatakan tidak wajib mandi.
4. Meninggal.
Jika seorang muslim meninggal, maka ia wajib dimandikan. Selain
orang yang meninggal dalam kondisi syahid dan selain korban
keguguran atau aborsi yang belum tampak bentuk sebagai manusia
seperti masih berbentuk segumpal daging. Sedang bila bayi keguguran
tersebut telah memiliki sebagian bentuk manusia seperti tangan atau
kepala, maka tetap wajib dimandikan.
5. Seorang kafir yang masuk Islam.
Jika seorang kafir masuk Islam, maka diwajibkan mandi. Karena
Rasulullah Saw. memerintahkan sebagian orang yang masuk Islam
untuk mandi. Akan tetapi banyak para ulama berpendapat bahwa
mandi bagi orang yang masuk Islam adalah sunnah. Karena tidak
terdapat riwayat yang dinukil dari Rasulullah Saw. bahwa beliau
memerintahkan mandi bagi orang yang baru masuk Islam. Maka

5
perintah tersebut dipahami sebagai sunnah, untuk mengkompromikan
sebagai dalil3.
C. Rukun Mandi Wajib
Menurut Syeikh Salim bin Sumair Al- Hadlrami dalam kitabnya
Safinatun Naja, terdapat dua rukun dalam melaksanakan mandi wajib.
Kedua rukun ini meliputi, membaca niat hendak melakukan mandi
besar, dan meratakan air ke seluruh tubuh. Sesuai dalam kitab tersebut,
Syekh Salin bin Sumair Al-Hadlrami menuliskan : “ Fadhu atau
rukunnya mandi ada 2 yaitu niat dan meratakan air ke seluruh tubuh.”
D. Sunnah-Sunnah Mandi Wajib
Terdapat 5 sunnah mandi wajib yaitu :
a. Membaca Basmalah
b. Berwudhu
c. Menjalankan tangan ke seluruh tubuh
d. Terus Menerus
e. Mendahulukan anggota tubuh bagian kanan
E. Macam-Macam Mandi Sunnah
Selain mandi wajib tersebut, dalam kitab Fikih Manhaji jug
membahas mandi-mandi sunnah. Mandi sunnah merupakan mandi yang
lebih afdhol (baik) dikerjakan dan tidak berdosa jika tidak
mengerjakannya. Mandi sunnah tersebut ada beberapa, yaitu:
1. Mandi Hari Jum’at disunnahkan bagi orang yang bermaksud
mengerjakan shalat Jum’at, agar baunya yang busuk tidak
mengganggu orang di sekitar tempat duduknya. Kesunatan
mandi Jumat ini sebagaimana dis- abdakan oleh Nabi
Muhammad Saw : Dari Ibnu Umar. Ia berkata “Rasu- lullah
SAW telah bersabda “Apabila salah seorang hendak pergi
shalat Jum’at, hendaklah ia mandi (HR. Muslim)

3
Sutra, “Pentingnya Pemahaman Mandi Wajib Bagi Peserta Didik Kelas XI SMK NEGERI 4
PINRANG.”

6
2. Mandi Hari Raya Idul Adha
Dari Faqih bin Sa’adi. Sesungguhnya Nabi Saw. mandi para
hari Jum’at, hari Arafah, hari raya idul fitri, dan hari raya idul
adha. ( HR. Abdullah bin Ahmad )
3. Mandi orang gila apabila ia sudah sembuh dari gilanya. Hal ini
dikarenakan ada kemungkinan orang tersebut pada masa
gilanya keluar mani (junub).
4. Mandi tatkala hendak ihram atau haji
5. Mandi sehabis memandikan mayit
6. Orang kafir setelah masuk Islam
7. Mandi Gerhana
8. Mandi Istisqa’. Mandi Istisqa’ mandi yang disunnahkan
sebelum mengerjakan salat istisqa’. Disunnahkan mandi
sebelum keluar untuk shalat istisqa’, dikiyaskan kepada mandi
untuk shalat gerhana.4
F. Tata Cara Mandi
Mandi wajib merupakan sarat mutlak bagi orang yang mengalami
hadas besar, karena hadas besar itu hanya dapat disucikan dengan mandi.
Orang yang mengerjakan mandi wajib itu hendaknya memenuhi dua hal,
yang biasa disebut dengan ”rukun” atau fardlu mandi, yaitu:
1. Niat, dilakukan pada waktu memulai pekerjaan membersihkan bagan-
bagian badan yang pertama, dan tidak batal bila diniatkan lebih awal,
dalam jarak waktu yang tidak terlalu lama.
2. Mengalirkan air ke seluruh tubuh sampai merata. Apabila masih belum
dianggap merata, maka boleh disiram beberapa kali.
Selain rukun mandi tersebut, ada beberapa amaliah sunnah yang
lebih afdhol dikerjakan ketika mandi. Sunnah-sunnah tersebut yaitu:
a. Membaca “Basmalah” pada permulaan mandi
b. Berwudhu sebelum mandi

4
Samidi, “KONSEP AL GHUSLU DALAM KITAB FIKIH MANHAJI” XVII, no. 01 (2010): 91–104.

7
c. Menggosok seluruh badan dengan tangan
d. Mendahulukan yang kanan daripada yang kiri
e. Tertib

BAB III

8
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bersuci merupakan hal yang sangat erat kaitannya dan tidak dapat
dipisahkan dengan ibadah shalat dan haji. Tanpa bersuci orang yang
berhadas tidak dapat menunaikan ibadah tersebut. Banyak orang mukmin
yang tidak tahu bahwa sesungguhnya bersuci memiliki tata cara atau
aturan yang harus dipenuhi. Jika tidak dipenuhi, maka tidak akan sah
bersucinya dan ibadahnya juga dianggap tidak sah. Terkadang terdapat
masalah ketika orang tidak menemukan air, maka Islam memudahkan
orang tersebut untuk melakukan tayammum sebagai ganti mandinya dan
alat bersucinya dengan menggunakan debu.
Mandi junub atau mandi wajib merupakan mandi yang
menggunakan air suci dan bersih yang mensucikan dengan mengalirkan
air tersebut ke seluruh tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tujuan
dari mandi wajib adalah untuk menghilangkan hadas besar yang harus
dihilangkan sebelum melakukan ibadah shalat. Maka dari itu, sebagai umat
Islam sangat penting mengetahui tata cara mandi besar sesuai dengan
tuntutan Rasulullah Saw. Kebersihan merupakan suatu hal yang
diwajibkan dalam agama Islam, oleh karena itu Islam sangat dianjurkan
untuk senantiasa menjaga kebersihan jasmani dan rohani
B. Saran
Sebagai seorang mukallaf wajib hukumnya untuk mempelajari
tentang Mandi Wajib karena berkaitan dengan sah nya ibadah kita. Instansi
pendidikan dasar sudah mulai memahamkan kepada para murid tentang
fiqih mandi wajib dan itu harus sangat teliti dalam penyampaian materi
agar tidak ada kesalahan dalam melaksanakan mandi wajib.

DAFTAR PUSTAKA

9
Samidi. “KONSEP AL GHUSLU DALAM KITAB FIKIH MANHAJI” XVII, no.
01 (2010): 91–104.

Sutra, Rika. “Pentingnya Pemahaman Mandi Wajib Bagi Peserta Didik Kelas XI
SMK NEGERI 4 PINRANG” 4, no. 1 (2020): 1–23.

10

Anda mungkin juga menyukai