Disusun oleh :
Dosen Pembimbing :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu, dimana makalah ini merupakan hasil pemikiran dari
kelompok 4 yang bertujuan sebagai penunaian tugas Pendidikan .
Juga tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen dan teman-teman yang
telah memberikan dukungan dan bimbingannya serta yang terkhusus, terimakasih kami
ucapkan kepada kedua orang-tua kami yang telah memfasilitasi dan mendukung kami
dalam perkuliahan kami.
Kami juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangannya, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun dari pembaca. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Terimakasih.
Dto
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................3
2.1. Sumber Hukum................................................................................................................3
2.2 Pancasila Sebagai Sumber Hukum..................................................................................7
BAB III.....................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................10
3.2 Saran..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mandi besar atau mandi wajib adalah mandi atau menuangkan air ke
seluruh badan dengan tata cara tertentu untuk menghilangkan hadats besar. Hal itu
adalah pengertian dalam syariat Islam. Arti al-gusl secara etimologi adalah
menuangkan air.1
Mazhab Syafi'i mewajibkan mandi wajib meskipun air mani keluar tanpa
adanya kenikmatan. Mazhab Hanafi dan maliki berpendapat bahwa mandi wajib
tetap wajib meskipun tidak ada kenikmatan saat air mani keluar. Ketika seseorang
selesai mandi wajib dan keluar air mani saat kenciing, maka wandi wajib tidak lagi
diwajibkan menurut Mazhab Hanafi dan Mazhab Hambali. Namun, mandi wajib
diwajikan jika air mani keluar sebelum kencing. Pada kondisi ini, Mazhab Syafi'i
berpendapat bahwa wandi waji hukumnya mutlak untuk dikerjakan. Sedangkan
Mazhab Maliki berpendapat bahwa pada kondisi demikian, tidak diwajibkan sama
sekali untuk mandi wajib.2
1
https://id.wikipedia.org/wiki/Mandi_wajib,ad-Dimasyqi201728-1 (Diakses 27 Agustus 2023)
2
Ibid
1
BAB II
PEMBAHASAN
Memahami penyebab mandi wajib adalah tidak sama antara pria dan
wanita. Ada sebab yang dialami pria menjadi penyebab mandi wajib, tetapi tidak
bagi wanita begitu juga sebaliknya.Musabab mandi wajib sebagai berikut :3
A. Berhubungan Intim
Suami istri yang melakukan hubungan intim maka diharuskan untuk
melakukan mandi wajib setelahnya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
B. Mimpi Basah
Bagi laki-laki yang sudah memasuki fase baligh biasanya akan ditandai
dengan mimpi basah. Pengetahuan ini harus disampaikan pada anak laki-laki agar
mereka mengetahui jika setelah mimpi basah maka wajib hukumnya mandi besar
atau mandi wajib.
Penyebab mandi wajib yang terjadi pada muslimah yakni saat menstruasi
atau haid dan pada masa nifas. Tidak sah salat dan puasa seorang muslimah jika
mereka belum mandi wajib setelahhaid dan nifas.
3
https://www.detik.com/jabar/berita/d-6185288/-penyebab-mandi-wajib-muslim-jangan-sampai-tak-
tahu(Diakses 27 Agustus 2023)
2
D. Muallaf
ُأ ِري ُد اِإل ْسالَ َم فََأ َم َرنِى َأ ْن َأ ْغتَ ِس َل بِ َما ٍء َو ِس ْد ٍر-صلى هللا عليه وسلم- ى
َّ ِْت النَّب
ُ َأتَي
"Aku pernah mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Aku ingin masuk
Islam. Lantas beliau memerintahkan aku mandi dengan air dan bidara." (HR. Abu
Daud, no. 355; Tirmidzi, no. 605; dan An-Nasa'i, no. 188. Al-Hafizh Abu Thahir
mengatakan bahwa hadits ini shahih).
E. Jenazah
"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangi kami dan ketika itu kami sedang
memandikan puteri beliau, lalu beliau perintahkan, 'Mandikanlah tiga atau lima
atau lebih daripada itu. Jika memang perlu dengan bidara dan di akhirnya diberi
kapur barus." (HR. Bukhari, no. 1196 dan Muslim, no. 939).
Dalam hal ini, melakukan onani (mengeluarkan mani dengan tangan) juga
termasuk penyebab mandi wajib. Bagi sebagian ulama, onani itu hukumnya
haram. Kecuali dengan tangan istri maka hal itu (mengeluarkan mani) dibolehkan.
3
Mandi sunah adalah menyucikan seluruh tubuh yang tidak bersifat wajib.
Seperti namanya, hukum mandi sunah adalah sunah yang artinya mendapat pahala
saat dikerjakan, tapi tidak apa-apa atau tidak mendapat dosa saat tidak dikerjakan.
Mandi sunah biasanya dilakukan saat akan melakukan ibadah tertentu seperti
ibadah salat Jumat, ibadah salat gerhana, dan memasuki bulan Ramadan.
Ada beberapa jenis mandi dalam Islam yang disunahkan. Berikut beberapa
jenis mandi sunah yang bisa dilakukan:4
4
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210408112948-284-627383/jenis-jenis-mandi-dalam-islam-
mandi-wajib-dan-mandi-sunah (Diakses 27 Agustus 2023)
4
2.2 Syarat dan Rukun Mandi Wajib
Untuk melakukan mandi janabah, maka ada beberapa hal yang harus dikerjakan
karena merupakan rukun (pokok), di antaranya adalah:6
Mengguyur air keseluruh badan;
Mengguyur kepala tiga kali, kemudian guyur bagian tubuh yang lain.
Dengan seseorang memenuhi syarat dan rukun mandi di atas, maka mandinya
dianggap sudah sah, dengan disertai niat untuk mandi wajib (al ghuslu). Jika
seseorang mandi di pancuran (shower) dan air mengenai seluruh tubuhnya, maka
mandinya sudah dianggap sah. Kemudian untuk berkumur-kumur (madhmadhoh),
memasukkan air dalam hidung (istinsyaq) dan menggosok-gosok badan (ad dalk)
adalah perkara yang disunnahkan menurut mayoritas ulama.
5
https://kumparan.com/berita-update/syarat-sah-mandi-wajib-sesuai-tuntunan-rasulullah-
1veDl2ktadv/4(Diakses 27 Agustus 2023)
6
Ibid
7
8
BAB III
PENUTUP
9
3.1 Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Prof.Dr.Juhaya
S.Praja,MA.“Teori Hukum Dan Aplikasinya”
Pen.CV.Pustaka Setia. Bandung.2011
2. Prof.Dr.Jimly Ashshiddiqie,SH dan Dr. Ali Syafa’at.”Teori Hans Kelsen
Tentang Hukum” . Pen. Konpress. Jakarta.2012
3. Dr.Jazumi,SH.MH. “Legislasi Hukum Islam da Indonesia”. Pen. PT. Citra
Aditya. Bandung.2005
11