Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“PEMAHAMAN MANDI WAJIB DAN MANDI SUNNAH”

Disusun sebagai Penunaian Tugas yang diberikan

Disusun oleh :

1. Aryadana Anshari Pohan( 2207010338 )


2. Irfab Zukhri Ramadhan ( 220701)

Dosen Pembimbing :

Tafsiruddin, S.Sos.I, M.Pd.I

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu, dimana makalah ini merupakan hasil pemikiran dari
kelompok 4 yang bertujuan sebagai penunaian tugas Pendidikan .
Juga tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen dan teman-teman yang
telah memberikan dukungan dan bimbingannya serta yang terkhusus, terimakasih kami
ucapkan kepada kedua orang-tua kami yang telah memfasilitasi dan mendukung kami
dalam perkuliahan kami.
Kami juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangannya, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun dari pembaca. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Terimakasih.

Pekanbaru, 24 Agustus 2023


Penyusun

Dto

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................3
2.1. Sumber Hukum................................................................................................................3
2.2 Pancasila Sebagai Sumber Hukum..................................................................................7
BAB III.....................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................10
3.2 Saran..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Mandi besar atau mandi wajib adalah mandi atau menuangkan air ke
seluruh badan dengan tata cara tertentu untuk menghilangkan hadats besar. Hal itu
adalah pengertian dalam syariat Islam. Arti al-gusl secara etimologi adalah
menuangkan air.1

Penerapan hukum mandi wajib menurut Mazhab Sayfi'i, Mazhab Maliki


dan Mazhab Hambali adalah sama untuk alat kelamin manusia maupun alat
kelamin hewan. Mazhab Hanafi berpendapat bahwa kewajiban mandi wajib gugur
ketika menyetubuhi binatang kecuali air mani keluar.

Mazhab Syafi'i mewajibkan mandi wajib meskipun air mani keluar tanpa
adanya kenikmatan. Mazhab Hanafi dan maliki berpendapat bahwa mandi wajib
tetap wajib meskipun tidak ada kenikmatan saat air mani keluar. Ketika seseorang
selesai mandi wajib dan keluar air mani saat kenciing, maka wandi wajib tidak lagi
diwajibkan menurut Mazhab Hanafi dan Mazhab Hambali. Namun, mandi wajib
diwajikan jika air mani keluar sebelum kencing. Pada kondisi ini, Mazhab Syafi'i
berpendapat bahwa wandi waji hukumnya mutlak untuk dikerjakan. Sedangkan
Mazhab Maliki berpendapat bahwa pada kondisi demikian, tidak diwajibkan sama
sekali untuk mandi wajib.2

1.2 Rumusan Masalah

1. Menjelaskan musabab mandi wajib dan mandi sunnah?


2. Apa saja syarat dan rukum mandi wajib?
3. Apa saja etika dan tata cara mandi wajib?

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Mandi_wajib,ad-Dimasyqi201728-1 (Diakses 27 Agustus 2023)
2
Ibid

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Musabab Mandi wajib dan Mandi Sunnah

Memahami penyebab mandi wajib adalah tidak sama antara pria dan
wanita. Ada sebab yang dialami pria menjadi penyebab mandi wajib, tetapi tidak
bagi wanita begitu juga sebaliknya.Musabab mandi wajib sebagai berikut :3

A. Berhubungan Intim
Suami istri yang melakukan hubungan intim maka diharuskan untuk
melakukan mandi wajib setelahnya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Jika seseorang duduk di antara empat anggota badan istrinya (maksudnya:


menyetubuhi istrinya, pen), lalu bersungguh-sungguh kepadanya, maka wajib
baginya mandi." (HR. Bukhari, no. 291 dan Muslim, no. 348)

B. Mimpi Basah

Bagi laki-laki yang sudah memasuki fase baligh biasanya akan ditandai
dengan mimpi basah. Pengetahuan ini harus disampaikan pada anak laki-laki agar
mereka mengetahui jika setelah mimpi basah maka wajib hukumnya mandi besar
atau mandi wajib.

C. Keluarnya Darah Haid dan Nifas

Penyebab mandi wajib yang terjadi pada muslimah yakni saat menstruasi
atau haid dan pada masa nifas. Tidak sah salat dan puasa seorang muslimah jika
mereka belum mandi wajib setelahhaid dan nifas.

3
https://www.detik.com/jabar/berita/d-6185288/-penyebab-mandi-wajib-muslim-jangan-sampai-tak-
tahu(Diakses 27 Agustus 2023)

2
D. Muallaf

Saat seseorang memutuskan untuk memeluk Islam atau mualaf, maka


wajib baginya untuk mandi besar. Hal ini berdasarkan hadits Qais bin 'Ashim, ia
berkata,

‫ ُأ ِري ُد اِإل ْسالَ َم فََأ َم َرنِى َأ ْن َأ ْغتَ ِس َل بِ َما ٍء َو ِس ْد ٍر‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ى‬
َّ ِ‫ْت النَّب‬
ُ ‫َأتَي‬

"Aku pernah mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Aku ingin masuk
Islam. Lantas beliau memerintahkan aku mandi dengan air dan bidara." (HR. Abu
Daud, no. 355; Tirmidzi, no. 605; dan An-Nasa'i, no. 188. Al-Hafizh Abu Thahir
mengatakan bahwa hadits ini shahih).

E. Jenazah

Kematian bagi seorang muslim itu menyebabkan wajib mandi. Nabi


shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkan untuk memandikan jenazah.Hal
ini berdasarkan hadits dari Ummu 'Athiyyah, ia berkata:

"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangi kami dan ketika itu kami sedang
memandikan puteri beliau, lalu beliau perintahkan, 'Mandikanlah tiga atau lima
atau lebih daripada itu. Jika memang perlu dengan bidara dan di akhirnya diberi
kapur barus." (HR. Bukhari, no. 1196 dan Muslim, no. 939).

F. Keluarnya Air Mani


Keluar mani tidak hanya terjadi saat berhubungan intim saja. Keluar air
mani dengan syahwat, baik dalam sadar maupun tidur atau terjaga juga wajib.

Dalam hal ini, melakukan onani (mengeluarkan mani dengan tangan) juga
termasuk penyebab mandi wajib. Bagi sebagian ulama, onani itu hukumnya
haram. Kecuali dengan tangan istri maka hal itu (mengeluarkan mani) dibolehkan.

3
Mandi sunah adalah menyucikan seluruh tubuh yang tidak bersifat wajib.
Seperti namanya, hukum mandi sunah adalah sunah yang artinya mendapat pahala
saat dikerjakan, tapi tidak apa-apa atau tidak mendapat dosa saat tidak dikerjakan.
Mandi sunah biasanya dilakukan saat akan melakukan ibadah tertentu seperti
ibadah salat Jumat, ibadah salat gerhana, dan memasuki bulan Ramadan.
Ada beberapa jenis mandi dalam Islam yang disunahkan. Berikut beberapa
jenis mandi sunah yang bisa dilakukan:4

 Mandi untuk salat Jumat


 Mandi sebelum salat Ied di Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha
 Mandi hendak melakukan ibadah salat istiqo' (salat meminta hujan)
 Mandi hendak melakukan ibadah salat gerhana matahari
 Mandi hendak melakukan ibadah salat gerhana bulan
 Mandi sehabis memandikan mayat
 Mandi bagi mualaf atau orang yang masuk Islam
 Mandi setelah sembuh dari gila
 Mandi setelah sadar dari pingsan
 Mandi hendak melakukan ihram (ibadah haji atau umrah)
 Mandi hendak masuk ke kota Makkah
 Mandi sebelum wuquf di Arafah
 Mandi hendak menginap di Muzdalifah
 Mandi hendak melempar jumr

4
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210408112948-284-627383/jenis-jenis-mandi-dalam-islam-
mandi-wajib-dan-mandi-sunah (Diakses 27 Agustus 2023)
4
2.2 Syarat dan Rukun Mandi Wajib

Adapun syarat sah melakukan mandi wajib adalah sebagai


berikut,diantaranya :5
 Beragama Islam.
 Tamyiz (sudah bisa membedakan hal yang baik dan buruk).
 Suci dari haid, nifas, wadilah.
 Tidak ada hal yang mencegah mengalirnya air pada anggota tubuh.
 Mengetahui hukum wajibnya mandi dan wudhu dengan baik.
 Tidak ada yang dapat mengubah datangnya air, contohnya tinta.
 Air yang digunakan harus suci dan menyucikan.
 Sudah memasuki waktu sholat.

Untuk melakukan mandi janabah, maka ada beberapa hal yang harus dikerjakan
karena merupakan rukun (pokok), di antaranya adalah:6
 Mengguyur air keseluruh badan;
 Mengguyur kepala tiga kali, kemudian guyur bagian tubuh yang lain.

Dengan seseorang memenuhi syarat dan rukun mandi di atas, maka mandinya
dianggap sudah sah, dengan disertai niat untuk mandi wajib (al ghuslu). Jika
seseorang mandi di pancuran (shower) dan air mengenai seluruh tubuhnya, maka
mandinya sudah dianggap sah. Kemudian untuk berkumur-kumur (madhmadhoh),
memasukkan air dalam hidung (istinsyaq) dan menggosok-gosok badan (ad dalk)
adalah perkara yang disunnahkan menurut mayoritas ulama.

5
https://kumparan.com/berita-update/syarat-sah-mandi-wajib-sesuai-tuntunan-rasulullah-
1veDl2ktadv/4(Diakses 27 Agustus 2023)
6
Ibid

7
8
BAB III
PENUTUP

9
3.1 Kesimpulan

Dari uraian sebagaimana tersebut diatas, maka dapat disimpulkan sebagai


berikut :
1. Pancasila merupakan Cermin dari nilai-nilai yang hidup, tumbuh, dan
berkembang didalam kehidupan bangsa Indonesia.

2. Sumber hukum adalah sumber berasalnya suatu hukum, baik berupa


kaidah, nilai-nilai atau suatu norma hukum
3. Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum adalah merupakan
fundamentalnorm sebagai dasar pembentukan konstitusi negara Republik
Indonesia, yang harus tercermin dan menjiwai seluruh isi hukum (Peraturan
Perundang-undangan)
3.2 Saran
1. Para penulis makalah selanjutnya, untuk lebih banyak membaca dan
mengumpulkan referensi agar dapat menyempurnakan makalah dengan materi dan
pembahasan yang lebih baik lagi.
2. Para pembaca makalah ini, untuk lebih giat mempelajari dan menelaah pelajaran
khususnya materi Pancasila dan dapat mengamalkannya serta mengingatkan penulis
untuk memperbaiki kesalahan yang terdapat dalam makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Prof.Dr.Juhaya
S.Praja,MA.“Teori Hukum Dan Aplikasinya”
Pen.CV.Pustaka Setia. Bandung.2011
2. Prof.Dr.Jimly Ashshiddiqie,SH dan Dr. Ali Syafa’at.”Teori Hans Kelsen
Tentang Hukum” . Pen. Konpress. Jakarta.2012
3. Dr.Jazumi,SH.MH. “Legislasi Hukum Islam da Indonesia”. Pen. PT. Citra
Aditya. Bandung.2005

11

Anda mungkin juga menyukai