Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH FIQIH IBADAH

MATERI MANDI

Dosen Pengampu : Qusthoniah, M.Ag

Oleh :

Nanik Suharti (602211010060)

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDY MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI

MARET 2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Mandi wajib adalah hal yang sangat penting dalam melakukan ibadah.
Keabsahan ibadah seseorang ditunjang oleh hal-hal seperti wudhu dan mandi.
Hingga saat ini masih banyak orang-orang yang kurang memperhatikan hal-
hal kecil seperti wudhu dan mandi sehingga ibadah yang dikerjakannya
kurang absah.
Dengan permasalahan di atas maka sebagai seseorang yang beriman dan
mengerti akan hal itu, kita diwajibkan untuk mengingatkan atau menasehati
orang-orang yang pengetahuannya kurang tersebut.

2.Rumusan Masalah
Mengacau pada latar belakang diatas, kami akan mencoba merumuskan
beberapa masalah yang akan dibahas
diantaranya:

1.Pengertian mandi, perkara-perkara yang mewajibkanya,dan tata cara mandi


bagi faaqiduth thohuroini
2.Tatacara bersuci bagi shohibul jabiroh dan pasien rawat inap di rumah
sakit.
3.Untuk mengetahui lebih dalam bagaimana tata cara bersuci yang baik
menurut ajaran Rasulullah SAW.
BAB II
PEMBAHASAN

1.Pengertian Mandi

Mandi menurut arti bahasa adalah: mengalirkan air secara mutlak terhadap
sesuatu. Menurut arti syara’ adalah: sampainya air yang suci keseluruh badan
dengan cara tertentu.
Sedangkan menurut ulama’ bermadzhab Sayafi’I mendefisikan mandi yaitu:
mengalirkan air keseluruh badan disertai dengan niat. Adapun ulama’
bermadzhab Maliki juga membuat suatu pengertian yaitu: sampainya air
keseluruh badan disertai dengan proses menggosok dengan niat
diperbolehkannya untuk melakukan shalat.
Adapun tujuan dari mandi itu sendiri yaitu selain kita melaksanakan suatu
‘ibadah yang berupa bersuci dari hadats besar, tapi kita juga membersihkan
tubuh kita dari segala kotoran dan itu sangat dianjurkan oleh nabi.seperti dlm
haditsnya:
‫الطهور شطر اإليمان‬
Artinya;
“ Kesucian adalah sebagian dari iman “

1. Perkara-perkara yang mewajibkan mandi Perkara-perkara yang


mewajibkan seseorang harus mandi ada tiga yaitu:

a. Janabah
Seseorang dalam keadaan jinabat adakalanya:
Keluarmani, adapun mani seseorang bisa diketahui lewat cara keluarnya
disertai dengan rasa yang enak, baunya
yang seperti adonan roti ketika basah dan seperti putih telur ketika kering.
Jadi apabila tidak ditemukan sifat-sifat
yang seperti diatas maka tidakwajib untuk mandi.
Memasukkan penis (baik keseluruh ataw sebagian) kedalam farji, meskipun
farjinya orang yang sudah mati atau
hewan, baik disertai paksaan atau dalam keadaan tidur, baik keluarnya terasa
enak atau tidakdan meski tanpa keluar
mani.Tapi imam Abu Hanifah dan Imam Maliki berpendapat bahwa apabila
mani tersebut keluarnya tanpa ada rasa
enak maka tidak wajib mandi.

b.Haid
Masa sedikitnya haidh yaitu sehari semalam, umumnya 6-7 hari , sedangkan
masa maksimalnya 15 hari terkadang
ada juga yang 29 tapi jarang terdapat pada istilah perempuan suci antara dua
haid cuma 1-2 suci

c. Nifas
Masa paling banyaknya yaitu 60 hari masa sedikitnya nifas seketika,
umumnya 40 hari dan

1. Syarat – Syarat Mandi


2. Islam.
3. Tamyiz (berakal sehat).
4. Mengetahui pekerjaan yang fardlu dalam mandi.
5. Air yang digunakan harus dengan air yang suci dan mensucikan (air
mutlak).
6. Tidak ada sesuatu pada lahirnya yang menghalangi sampainya air ke
seluruh kulit tubuh.
7. Tetap niatnya hingga akhir sempurnanya mandi.
8. Tidak ada sesuatu akibat yang dapat merubah sifat air sampai ke kulit
tubuh.
9. Mengalir airnya sampai ke seluruh tubuh.
10. Fardlu Mandi
Fardlunya mandi ada dua yaitu:

a. Niat melaksanakan mandi wajib atau menghilangkan hadats besar di sertai


dengan mengalirkan air kesekujur badan .
jika seorang melaksanakan niat setelah melaksanakan basuhan mandi maka ia
wajib untuk mengulangi basuhannya.

b.Meratakan air keseluruh badan sampai pada sela-sela badan serta bagian
bawah rambut yang tebal.
Supaya air dapat benar-benar merata, maka orang yang mandi harus
melepaskan pilinan rambut supaya air bias
masuk pada kulit rambut. Adapun mandi bias di lakukan dengan berbagai
cara. Bisa dengan menyilam di air,
mengucurkan air kesekujur badan, atau dengan cara apapun sekiranya air bisa
masuk ke seluruh tubuh.

1. Sunnah Mandi
Sunnah mandi ada banyak sekali, diantaranya adalah:
2. Membaca basmala pada permulaan mandi.
3. berkumur.
4. Menghirup air kedalam hidung.
5. Menghilangkan kotoran yang berada pada badan.
6. Berwudlu sebelum mandi.
7. Meneliti lekukan seperti dua telinga atau meneliti bawah kuku, supaya
tidak ada sesuatupun yang menghalangi air
masuk pada kulit.
8. Menggosokkan tangan keseluruh badan, imam malik berpendapat
bahwa menggosokkan tangan keseluruh badan
hukumnya wajib.
9. Mengulang tiga kali.
10. Menghadap kiblat.
6 Macam-macam Mandi

a. Mandi Wajib / Mandi Junub :

11. Mandi yang dilakukan setelah bersetubuh (melakukan hubungan


suami istri)
12. Setelah Haid/Menstruasi (Wanita)
13. Setelah Melahirkan/Nifas (Wanita)
14. Meninggal Dunia

b. Mandi Sunat/Sunah :
1.Mandi untuk Shalat jum’at
2.Mandi untuk Shalat hari raya
3.Sadar dari kehilangan kesadaran akibat pingsan, gila, dbb
4.Muallaf (baru memeluk/masuk agama islam)

1. Setelah memendikan mayit/mayat/jenazah


6.Saat hendak Ihram, sa’i, thawaf, dan lain sebagainya.
2. Hal-Hal yang Dimakruhkan ketika Mandi

Hal-Hal yang Dimakruhkan ketika Mandi

1.Berlebih-lebihan dalam menggunakan air. Rasulullah saw. mandi dengan


air satu sha’ (sekitar 3,5 liter).
2.Mandi di tempat yang najis, karena dikhawatirkan akan terkena najisnya.
3.Mandi dengan air sisa bersucinya wanita. Rasulullah saw. melarang mandi
dengan air sisa bersucinya wanita, seperti
yang telah disebutkan sebelumnya.
4.Mandi tanpa penutup, misalnya dengan tembok atau yang lainnya.
Berdasarkan dalil-dalil berikut. Maimunah r.a.
berkata, “Aku persiapkan air untuk Rasulullah saw. dan menutupi beliau,
kemudian beliau mandi.” (HR Bukhari). Jika
sekiranya mandi tanpa menggunakan penutup tidak dimakruhkan, pasti
Maimunah tidak menutupi Rasulullah saw.
ketika sedang mandi. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza
wa Jalla bersifat malu, dan menutup
(kesalahan hamba-Nya), menyukai sifat malu. Maka, jika salah seorang dari
kalian mandi, hendaklah menggunakan
penutup.” (HR Abu Dawud).

5.Mandi dengan air yang tidak mengalir. Rasulullah saw. bersabda,


“Janganlah seseorang di antara kalian mandi di air
yang tidak mengalir, sedang dia junub.” (HR Muslim).

1. Yang diharamkan bagi orang yang junub ( berhadas besar ) dan kepada
orang yang haid dan nifas.
Bagi yang sedang junub, mereka diharamkan :

1.Haram shalat
2.Haram Thawaf
3.Haram menyentuh Al-Qur'an
4.Haram membawa Al-Qur'an
5.Haram berdiam didalam mesjid
6.Haram membaca Al-Qur'an

Yang tidak diperbolehkan bagi perempuan yang haid dan nifas :

1.Haram shalat
2.Haram thawaf
3.Menyentuh Al-Qur'an
4.Membawa Al-Qur'an
5.Berdiam didalam mesjid
6.Membaca Al-Qur'an
7.Puasa

1. Di talaq ( diceraikan )
9.Lewat didalam mesjid, karena ditakutkan darahnya menetes.
10.Bercumbu dengan suami antara pusar dan lututnya ( jima )
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan beberapa keterangan yang telah kami uraikan diatas, dapat kita
tarik kesimpulan, Kita menyarankan sebagai umat islam dan khususnya
sebagai calon pendidik, haruslah mulai banyak belajar dalam mengkaji
tentang masalah fiqih ibadah terutama masalah Thaharah ( bersuci ). Hal ini
sebagai upaya perbaikan pendidikan pada anak didik kita, agar supaya
mereka mampu melakukan tata cara bersuci yang baik menurut ajaran
Baginda Rasulullah SAW.
DAFTAR PUSTAKA

1.Azzuhaily Wahbah,Al Fiqhul Islamy wa Adillatuhu,Dar El Fikr, Beirut,


1984
2.Zainuddin bin Al-Malibari Aziz Abdul, Fat-hul Mu’in, Al-Hidayah,
Surabaya, 1993
3.Muhdlor Zuhdi, Kamus Kontemporer Arab, Multi Karya Grafika,
Yogyakarta, 2008
4.Mustahik Team, Fiqh Praktisal Badi’ah, Pustaka Al Muhibbin, Jombang,
2014

Anda mungkin juga menyukai