Anda di halaman 1dari 10

MANDI

Makalah ini dibuat untuk memenuhi


Tugas mata kuliah Fikih Ibadah

Disusun Oleh :
1. Eka Harlin Susiani (2244260267)
2. Fatimatuz Zahro ( 2244260269 )
3. Nurul Wahidiyatul Ma’rifah ( 2244260285 )
4. Putri Dwi Fatmawati (2244260286)

Dosen Pengampu : NUR WAHIDAH, M.Pd

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


UNIVERSITAS AL-FALAH ASSUNIYAH
KENCONG JEMBER
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr.Wb

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu yang ditentukan.
Adapun tema dari makalah ini adalah "Mandi”.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Fiqih, Ibu Nur Wahidah, M.Pd yang telah memberi tugas
kepada kami, serta terima kasih kepada pihak yang secara langsung ataupun yang tidak
langsung telah memberikan kontribusi dalam menyusun makalah ini.
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun kami harapkan
agar dalam penyusunan makalah berikutnya menjadi lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat ikut andil dalam memberikan informasi bagi
masyarakat dan bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bermanfaat juga bagi yang
membaca.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Kencong, 18 Mei 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Apa yang dimaksud thaharah ? 2
B. Apa saja macam macam thaharah ? 2
C. Hal apa yang bisa menyebabkan thaharah ? 3
D. Apa seja jenis air yang dapat digunakan untuk Thaharah. ? 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebersihan adalah sebagian dari iman. Islam merupakan agama yang bersih
yang menghendaki setiap umatnya memiliki jasmani dan rohani yang bersih untuk
melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Salah satu ibadah yang wajib dikerjakan
sehari-hari adalah sholat. Sholat merupakan tiang agama dan amal perbuatan yang
dihisap pertama kali. Jika sholatnya sah, maka amalnya pun diterima. Sedangkan
jika sholatnya tidak sah, maka ditolaklah seluruh amalnya. Salah satu syarat agar
shalatnya sah adalah suci dari hadats, baik dari hadats kecil maupun hadats besar.
Apabila ia berhadats besar, maka ia wajib bersuci, yaitu dengan cara mandi. Selain
tuntutan dari Allah, mandi juga bermanfaat bagi kesehatan kita. Dengan demikian
kita harus mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan mandi, sehigga mandi
yang kita lakukan itu sah menurut ajaran syariat Islam.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahnya adalah, sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari mandi ?
2. Apa saja sebab-sebab yang mewajibkan mandi ?
3. Apa saja syarat-syarat mandi wajib ?
4. Apa saja rukun mandi wajib ?
5. Apa saja sunnah-sunnah mandi wajib ?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan kita tentang
mandi wajib, mulai dari pengertian mandi sampai sunnah-sunnah yang bisa
dilakukan ketika mandi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mandi

Mandi dalam bahasa arab adalah al-Gusl, yang yang memiliki arti mengalir air,
baik untuk badan, baju dan lain-lain. Adapun pengertian al-Gusl menurut syariat
adalah ; “mengalirkan air keseluruh tubuh dengan niat yang spesifik (khusus).1
Menurut istilah yaitu meratakan air pada seluruh badan dari ujung rambut
sampai ujung jari kaki disertai dengan niat sesuai dengan keperluannya, mungkin
untuk menghilangkan hadats besar atau mandi sunnah. Pengertian mandi besar
adalah mandi untuk bersuci dari hadats besar.
Mandi dalam agama Islam berarti menyucikan diri dari hadas besar dan hadas
kecil yang membuat seorang muslim tidak bisa melakukan ibadah tertentu seperti
salat dan puasa. Setelah mandi atau menyucikan diri, seorang muslim dapat
melakukan ibadah-ibadah tersebut.
Secara umum mandi wajib atau mandi junub atau mandi besar merupakan
mandi yang dilakukan dengan menggunakan air bersih dan suci yakni dengan cara
khusus yang telah diatur dengan menyiramkan air keseluruh bagian tubuh dari ujung
rambut sampai dengan ujung kaki hingga bersih. Mandi disyariatkan dalam islam
berdasarkanfirman Allah SWT dalam surah Al Maidah ayat 6.

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka
mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang
air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air,maka

1
H. Abbas Arfan Lc.,M.H.,Fiqh Ibadah Praktis (Malang, UIN-MALIKI PRESS,2017),35
2
3

bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu
dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu
bersyukur.(QS. Al – Maidah (5):6)

B. Sebab-sebab yang mewajibkan mandi


Mandi menjadi wajib disebabkan 6 hal yaitu:
1. Keluar mani disertai syahwat atau tidak; pada waktu tidur atau bangun; baik
laki-laki maupun perempuan. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh hadits dari
Ali ra bahwa Rosulullah Saw bersabda :” Apabila air mani memancar maka
hendaklah mandi “ ( HR. Abu Dawud )
Maksud dari hadits diatas yaitu, apabila keluar mani yang memancar disertai
dengan syahwat yang kemudian setelah itu mengakibatkan seseorang menjadi
lelah ( ototnya mengendur ).2
2. Hubungan kelamin, masuknya alat kelamin pria kedalam wanita walau tidak
sampai keluar sperma. Untuk itu mandi wajib sangat disaranan untuk dilakukan
ِ ‫إذَا ْالتَقَى ْال ِختَان‬
َ ‫َان َف َق ْد َو َج‬
agar kita bisa melakukan ibadah dalam keadaan bersih. ‫ب‬
" ‫الغُ ْس ُل‬jika suatu kemaluan bersentuhan dengan kemaluan lain, maka
diwajibkan mandi
3. Terhentinya darah haid dan nifas. Sehingga perlunya mengetahui , setelah
darah haid habis maka wajiblah bagi perempuan untuk melakukan mandi
wajib, Sebagaimana perintah Allah dalam Q.S. al-Baqarah: 222.

“ Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah


suatu kotoran".Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di
waktu haidh; dan janganlahkamu mendekati mereka, sebelum mereka suci.
Apabila mereka telah suci, maka campurilahmereka itu di tempat yang
diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukaiorang-orang
yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”
(QS. Al – Baqarah (2) : 222).
2
Abdul Qadir Ar-Rahbawi,Panduan Shalat Menurut 4 madzab ( Jakarta:Pustaka Al Kautsar,2007),106
4
Darah yang dikeluarkan dari proses Haidh dan Nifas statusnya adalah suatu
kotoran,najis, dan membuat tidak suci diri wanita. Untuk itu wanita yang telah
melewati haidh dannifas, maka wajib baginya untuk bersuci dengan mandi
wajib, agar bisa kembaliberibadah. Hal ini disebabkan ada larangan saat
haidhdan nifas untuk melangsungkan shalatdan puasa, sebelum benar-benar
suci dari hadast. Sedangkan menundanya, merupakankedosaan karena
meninggal hal wajib, yang dalam kondisi telah melewati haidh atau nifas.
4. Meninggal dunia. Jika seorang muslim meninggal, maka wajib
memandikannya. Berdasarkan perintah Rasulullah SAW mengenai hal
tersebut, dimana beliau memerintahkan supaya memandikan jenazah Zainab
putrinya sebagaimana telah dijelaskan di dalam hadits shahih. [Al-Bukhari:
1255].3
5. Masuk islam. Orang kafir jika masuk islam diwajibkan mandi 4 karena
Rasulullah SAW juga memerintahkan Tsumamah Al-Hanafi untuk mandi
ketika ia masuk islam. (HR.Al-Hafizh Abdurrazaq [6/9/9834]. Asalnya dalam
kitab Ash- Shahihain. Al-Bukhari [4372]. Muslim [1764]).5
6. Wiladah ( melahirkan ), baik keluar darah nifas atau tidak dan keguguran atau
tidak .6

C. Syarat-syarat mandi wajib


1. Beragama Islam
2. Tamyis, orang mumayyiz, yakni orang yang sudahdapat membedakan segala
perbuatan yang baik dan buruk.
3. Dengan menggunakan air yang mutlaq ( air yang suci dan mensucikan ).
4. Tidak ada yang menghalangi sampainya air pada anggota badan seperti, cat,
getah, dll.
5. Tidak dalam keadaan haid atau nifas.

3
Al-jazairi, Op Cit., hlm. 302
4
Sebagian besar ulama mazhab syafi’i berpendapat bahwa mandi bagi orang yang baru saja masuk islam tidak
wajib (maka hanya sunnah), sebagaimana keterangan dalam kitab Mughni al-Muhtaj, juz 1, hlm.290 (CD al-
maktabah al-Syamilah I).
5
Ibid.
6
Ahmad Umar al-Syathiri, Loc Cit.
5
D. Rukun mandi wajib

Rukun atau fardlunya mandi ada 2 hal, yaitu:


1. Berniat “bagi orang yang junub hendaklah berniat (menyengajakan)
menghilangkan hadas junubnya, perempuan yang haid atau nifas hendaklah ia
berniat menghilangkan kotorannya.
2. Membasuh seluruh anggota tubuh dengan air.7
E. Sunnah-sunnah mandi wajib
Sunnah-sunnah mandi dalam mazhab syafi’i sangat, antara lain:
1. Membaca basmalah, karena hal itu disyari’atkan di dalam melaksanakan setiap
amal yang baik.
2. Membasuh kedua telapak tangan sebagai permulaan sebelum keduanya
dimasukkan ke dalam tempat air.
3. Dimulai dengan menghilangkan kotoran.
4. Mendahulukan anggota wudhu sebelum membasuh tubuh (dengan kata lain
berwudlu terlebih dahulu).
5. Berkumur, menghirup air serta membasuh lubang kedua telinga; yakni bagian
dalamnya.8
6. Berdiri; Menghadap qiblat; Menggosok-gosokkan badan dan lipatan badan;
Mendahulukan anggota tubuh yang kanan dari pada yang kiri; Menigakalikan
siraman (basuhan); dan lain-lain9
7. Terus menerus, yakni tidak diselingi jeda apapun, misalnya setelah membasuh
kepala ia tingal sebentar. Kemudian baru membasuh anggota yang lain. Maka
yang dimaksud terus menerus setelah membasuh kepala langsung membasuh
badan, tangan dan anggota badan yang lainnya.
8. Mendahulukan anggoata badan yang kanan dan mengakhirkan yang kiri.

7
Ahmad Umar al-Syathiri, Loc Cit. Hlm. 23.
8
Al-jazairi, Op Cit.,
9
Ahmad Umar al-Syathiri, Loc Cit. Hlm.23.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mandi wajib tidaklah seperti mandi yang biasa kita lakukan dalam keseharian .
namun mandi untuk menghilangkan hadats besar yang ada pada diri kita dan dalam
keadaan yang khusus pula. Mandi wajib dapat dilakukan dengan berbagai macam
cara dengan tetap mengikuti madzhab yang baik dan benar juga tidak melenceng dari
syariat Islam.

B. Saran
Sebagai umat Islam kita harus menjaga kebersihan diri, baik itu dalam
kehidupan sehari-hari maupun saat melakukan ibadah.

6
DAFTAR PUSTAKA

Al-Bakri, Zulkifli bin Mohamad dkk.(2001).al-Fiqh al-Manhaji Mazhab al-Syafie.Kuala


Lumpur:Jabatan Kemajuan Islam Malaysia.
H. Arfan, Abbas Lc.M.H.(2017).Fikih Ibadah Praktis.Malang:UIN-MALIKI PRESS.
Syafi’i, Imam. Ringkasan Kitab al-Umm, terjemah Mohammad Yasir Abd
Mutholib.Jakarta:Pustaka Azzam.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-pendidikan-ganesha/manajemen-
pendidikan/makalah-mandi-junub/47546511

Anda mungkin juga menyukai