Disusun Oleh :
1. Eka Harlin Susiani (2244260267)
2. Fatimatuz Zahro ( 2244260269 )
3. Nurul Wahidiyatul Ma’rifah ( 2244260285 )
4. Putri Dwi Fatmawati (2244260286)
Assalamu'alaikum Wr.Wb
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu yang ditentukan.
Adapun tema dari makalah ini adalah "Mandi”.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Fiqih, Ibu Nur Wahidah, M.Pd yang telah memberi tugas
kepada kami, serta terima kasih kepada pihak yang secara langsung ataupun yang tidak
langsung telah memberikan kontribusi dalam menyusun makalah ini.
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun kami harapkan
agar dalam penyusunan makalah berikutnya menjadi lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat ikut andil dalam memberikan informasi bagi
masyarakat dan bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bermanfaat juga bagi yang
membaca.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Apa yang dimaksud thaharah ? 2
B. Apa saja macam macam thaharah ? 2
C. Hal apa yang bisa menyebabkan thaharah ? 3
D. Apa seja jenis air yang dapat digunakan untuk Thaharah. ? 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebersihan adalah sebagian dari iman. Islam merupakan agama yang bersih
yang menghendaki setiap umatnya memiliki jasmani dan rohani yang bersih untuk
melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Salah satu ibadah yang wajib dikerjakan
sehari-hari adalah sholat. Sholat merupakan tiang agama dan amal perbuatan yang
dihisap pertama kali. Jika sholatnya sah, maka amalnya pun diterima. Sedangkan
jika sholatnya tidak sah, maka ditolaklah seluruh amalnya. Salah satu syarat agar
shalatnya sah adalah suci dari hadats, baik dari hadats kecil maupun hadats besar.
Apabila ia berhadats besar, maka ia wajib bersuci, yaitu dengan cara mandi. Selain
tuntutan dari Allah, mandi juga bermanfaat bagi kesehatan kita. Dengan demikian
kita harus mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan mandi, sehigga mandi
yang kita lakukan itu sah menurut ajaran syariat Islam.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahnya adalah, sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari mandi ?
2. Apa saja sebab-sebab yang mewajibkan mandi ?
3. Apa saja syarat-syarat mandi wajib ?
4. Apa saja rukun mandi wajib ?
5. Apa saja sunnah-sunnah mandi wajib ?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan kita tentang
mandi wajib, mulai dari pengertian mandi sampai sunnah-sunnah yang bisa
dilakukan ketika mandi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mandi
Mandi dalam bahasa arab adalah al-Gusl, yang yang memiliki arti mengalir air,
baik untuk badan, baju dan lain-lain. Adapun pengertian al-Gusl menurut syariat
adalah ; “mengalirkan air keseluruh tubuh dengan niat yang spesifik (khusus).1
Menurut istilah yaitu meratakan air pada seluruh badan dari ujung rambut
sampai ujung jari kaki disertai dengan niat sesuai dengan keperluannya, mungkin
untuk menghilangkan hadats besar atau mandi sunnah. Pengertian mandi besar
adalah mandi untuk bersuci dari hadats besar.
Mandi dalam agama Islam berarti menyucikan diri dari hadas besar dan hadas
kecil yang membuat seorang muslim tidak bisa melakukan ibadah tertentu seperti
salat dan puasa. Setelah mandi atau menyucikan diri, seorang muslim dapat
melakukan ibadah-ibadah tersebut.
Secara umum mandi wajib atau mandi junub atau mandi besar merupakan
mandi yang dilakukan dengan menggunakan air bersih dan suci yakni dengan cara
khusus yang telah diatur dengan menyiramkan air keseluruh bagian tubuh dari ujung
rambut sampai dengan ujung kaki hingga bersih. Mandi disyariatkan dalam islam
berdasarkanfirman Allah SWT dalam surah Al Maidah ayat 6.
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka
mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang
air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air,maka
1
H. Abbas Arfan Lc.,M.H.,Fiqh Ibadah Praktis (Malang, UIN-MALIKI PRESS,2017),35
2
3
bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu
dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu
bersyukur.(QS. Al – Maidah (5):6)
3
Al-jazairi, Op Cit., hlm. 302
4
Sebagian besar ulama mazhab syafi’i berpendapat bahwa mandi bagi orang yang baru saja masuk islam tidak
wajib (maka hanya sunnah), sebagaimana keterangan dalam kitab Mughni al-Muhtaj, juz 1, hlm.290 (CD al-
maktabah al-Syamilah I).
5
Ibid.
6
Ahmad Umar al-Syathiri, Loc Cit.
5
D. Rukun mandi wajib
7
Ahmad Umar al-Syathiri, Loc Cit. Hlm. 23.
8
Al-jazairi, Op Cit.,
9
Ahmad Umar al-Syathiri, Loc Cit. Hlm.23.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mandi wajib tidaklah seperti mandi yang biasa kita lakukan dalam keseharian .
namun mandi untuk menghilangkan hadats besar yang ada pada diri kita dan dalam
keadaan yang khusus pula. Mandi wajib dapat dilakukan dengan berbagai macam
cara dengan tetap mengikuti madzhab yang baik dan benar juga tidak melenceng dari
syariat Islam.
B. Saran
Sebagai umat Islam kita harus menjaga kebersihan diri, baik itu dalam
kehidupan sehari-hari maupun saat melakukan ibadah.
6
DAFTAR PUSTAKA