FIQIH IBADAH
HADATS
DOSEN PENGAMPU :
M. SABLI, M.Pd
KELOMPOK 2 :
1. Diko Ramadhani
2. Fina Wati Putri
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Makalah yang
berjudul “Hadats”
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia-Nya, serta tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW atas petunjuk dan risalah-Nya, dan atas do’a restu dan
dorongan dari berbagai pihak-pihak yang telah membantu kami memberikan
referensi dalam pembuatan Makalah.
Di harapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua,
saya dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
Makalah, oleh karena itu saya sangat menghargai akan saran dan kritik untuk
membangun Makalah yang lebih baik lagi kedepannya.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga melalui Makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hadats......................................................................... 2
B. Macam-Macam Hadats ................................................................. 2
C. Cara Menghilangkan Hadats .......................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Thaharah merupakan cara mensucikan diri dari hadats kecil maupun
hadats besar. Pengertian thaharah sendiri ialah bersuci atau bersih. Pada
hakikatnya tujuan bersuci adalah agar umat muslim terhindari dari kotoran
atau debu yang menempel di badan sehingga secara sadar atau tidak sengaja
membatalkan rangkaian ibadah kita kepada Allah SWT. Thaharah ialah wajib
bagi setiap umat islam. Ini merupakan bahwa islam sangat menghargai
kebersihan jasmani dan rohani. Terdapat banyak cara mensucikan diri dari
najis dan hadats. Disini kami akan membahas mengenai hadats
Hadas menurut bahasa artinya berlaku atau terjadi. Menurut istilah, hadas
adalah sesuatu yang terjadi atau berlaku yang mengharuskan bersuci atau
membersihkan diri sehingga sah untuk melaksanakan ibadah. Banyak cara
dan tuntunan atau langkah-langkah mengenai bagaimana cara mensucikan
diri dari hadats. Bersuci dari hadats ialah salah satu cara seseorang suci
kembali setelah ia mendapat halangan sehingga ia tidak melaksanakan apa
yang Allah SWT perintahkan.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Hadas
2. Macam-macam Hadas
3. Macam-macam dan Cara Menghilangkan Hadats
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Hadas
2. Untuk mengetahui Macam-macam Hadas
3. Untuk mengetahui Macam-macam dan Cara Menghilangkan Hadats
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hadats
Hadats secara etimologi (bahasa), artinya tidak suci atau keadaan badan
tidak suci jadi tidak boleh shalat. Adapun menurut terminologi (istilah)
Islam, hadats adalah keadaan badan yang tidak suci atau kotor dan dapat
dihilangkan dengan cara berwudhu, mandi wajib, dan tayamum. Dengan
demikian, dalam kondisi seperti ini dilarang (tidak sah) untuk mengerjakan
ibadah yang menuntut keadaan badan bersih dari hadats dan najis, seperti
shalat, thawaf, ’itikaf.
B. Macam-Macam Hadats
1. Hadats Kecil
Arti hadats kecil menurut istilah syara’ ialah sesuatu kotoran yang
maknawi (tidak dapat dilihat dengan mata kasar), yang berada pada
anggota wudhu’, yang menegah ia dari melakukan solat atau amal ibadah
seumpama solat, selama tidak diberi kelonggaran oleh syara’. Hadas kecil
ini tidak akan terhapus melainkan dengan mengambil wudhu’ yang sah.
Selama mana seseorang itu dapat mengekalkan wudhu’nya, maka selama
itu ia bersih dari hadas kecil. Sebabnya dinamakan hadas kecil ialah
kerana kawasan yang didiami oleh hadas kecil ini kecil sahaja iaitu
sekadar anggota wudhu’.
a. Mengeluarkan sesuatu dari dubur dan atau kubulnya yang berupa:
Buang air kecil atau buang air besar
Penegasan ini didasarkan pada firman Allah SWT yang tersurat
dalam al-Maaidah ayat 6
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu
sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka
2
3
mandilah, dan jika kamu sakit[ atau dalam perjalanan atau kembali
dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu
kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah
yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah
itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
supaya kamu bersyukur.
Mengeluarkan angin busuk (kentut)
Penegasan ini didasarkan pada sebuah hadits:
Bersabdalah Rasulullah saw: ‘Allah tidak akan menerima
shalatnya seseorang diantara kalian jikalau ia berhadats sampai
ia berwudhu’. Maka bertanyalah seorang lelaki dari Hadramaut:
‘Apakah artinya hadats itu ya Abu Hurairah?’, Ia menjawab:
‘Kentut dan berak’”.
b. Mengeluarkan madzi dan atau wadi
Penegasan ini disandarkan pada keterangan hadits yang
menyatakan bahwa: “Karenanya harus berwudhu” dan karena kata
Ibn Abbas r.a.: “Mengenai mani, itulah yang diwajibkan mandi
karenanya. Adapun madzi dan wadi, hendaklah engkau basuh
kemaluanmu atau sekitarnya, kemudian berwudhulah sebagai
wudhumu untuk shalat.”
c. Menyentuh kemaluan tanpa memakai alas
Penegasan ini didasarkan pada Hadits riwayat Muslim, Tirmidzi
dan dishahihkan olehnya dari Busrah binti Shafwan r.a. bahwa Nabi
saw. Telah bersabda “Barang siapa menyentuh kemaluannya maka
jangan shalat sebelum beerwudhu”
d. Tidur nyenyak dengan posisi miring atau tanpa tetapnya pinggul di
atas lantai
Hal ini didasarkan sebuah hadits:
4
Wudhu’ seseorang itu akan terbatal dengan salah satu dari 5 sebab
berikut;
c. Tawaf
Dari Aisyah ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, Bila
kamu mendapat haid, lakukan semua praktek ibadah haji kecuali
bertawaf di sekeliling ka`bah hingga kamu suci.(HR. Bukhari dan
Muslim)
d. Membaca AL-Qur’an, menyentuh, dan membawanya, sebagaimana
keterangan dalam perkara hal-hal yang diharamkan ketika junub.
e. Lewat, masuk, duduk, dan beriktikaf di dalam masjid jika
dikhawatirkan darahnya menetes pada masjid.
f. Bersenggama
Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: "Haid
itu adalah kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri
dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka,
sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah
mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai
orang-orang yang menyucikan diri. (QS. Al-Baqarah : 222)
`Dari Anas ra. bahwa orang Yahudi bisa para wanita mereka
mendapat haidh, tidak memberikan makanan. Rasulullah SAW
bersabda, Lakukan segala yang kau mau kecuali hubungan
badan.(HR.Muslim)
Dari Aisyahra berkata, Rasulullah SAW memerintahkan aku untuk
memakain sarung, beliau mencumbuku sedangkan aku dalam keadaan
datang haidh.
B. Saran
Dari pembahasan di atas dan kesimpulan yang telah ada, kita telah
mengetahui Pengertian hadats. Untuk itu setelah kita mengetahuinya, tahap
selanjutnya memahaminya dan bisa tahu Cara mensucikanya Supaya kita
mengerti tentang hadats untuk di jalan allah swt. Semoga dengan membaca
makalah ini bertambah pengetahuan kita tentang hadats dan
dapatmenerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
11
DAFTAR PUSTAKA