Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

WUDHU’, MANDI, DAN TAYAMUM


(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Fiqih”)
Dosen Pengampu : Rio Romanda Hamidi M.Pd.I

Disusun oleh kelompok 7


Kelas 1A
Aflah Tamami Rishanda (2111020001)
Akbar Ikhwan (2111020002)
Dani Nanda Pratama (2111020015)
Eka Prastya (2111020019)
Hani Nur Fadila (2111020029)
Intan Sayang (2111020032)

PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpah rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah Ilmu Fiqih, dengan judul : “ Wudhu’, Tayamum, dan Mandi”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak, baik secara langsung maupun virtual yang memberika doa, kritik dan saran,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.

Penulis

Bandar Lampung, 15 November 2021


ii
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................... 1
C. TUJUAN ................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. WUDHU
a. Pengertian Wudhu’ .......................................................................................... 3
b. Kewajiban Sahnya Wudhu’ ............................................................................. 3
c. Syarat Sahnya Wudhu’ .................................................................................... 3
d. Rukun Wudhu’ ................................................................................................. 5
e. Hal-Hal yang Membatalkan Wudhu’ ............................................................... 6
f. Tata Cara Berwudhu’ ........................................................................................ 9
g. Sunnah Wudhu” ............................................................................................... 10
B. TAYAMUM
a. Pengertian Tayamum ....................................................................................... 12
b. Udzur di Bolehkan Tayamum ......................................................................... 12
c. Rukun Tayamum ............................................................................................. 13
d. Sunnah Tayamum ........................................................................................... 13
e. Hal-Hal yang membatalkan Tayamum ........................................................... 13
f. Hukum melihat air bagi orang yang bertayamum ............................................ 13
g. Tata cara bertayamum ...................................................................................... 13
C. MANDI
a. Pengertian Mandi ............................................................................................. 13
b. Alasan di wajibkan mandi ................................................................................ 14
c. Rukun Mandi ................................................................................................... 14
d. Sunnah-sunnah Mandi .................................................................................... 14
e. Kayfiyah Mandi ............................................................................................... 14
f. Hal-hal yang di makhruhkan dalam mandi ...................................................... 15
iii
g. Hikmah Mandi ................................................................................................. 15
BAB III PUNUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 16
B. Saran dan Kritik ...................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 19

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bersuci hukumnya wajib, bersuci itu sendiri terbagi menjadi 2, yaitu bersuci
batin (mensucikan diri dari dosa dan maksiat) dan lahir (bersih dari kotoran dan
hadast). Kebersihan dari kotoran cara menghilangkan dengan menghilangkan kotoran
di tempat ibadah, pakaian yang dipakai, dan pada badan seseorang. Sedangkan
kebersihan hadast dilakukan dengan mengambil wudhu, bertayamum, dan mandi.
Dari masing-masing cara bersuci tersebut, memiliki ketentuan-ketentuan yang
harus diketahui dan ditaati. Namun kenyataanya, banyak di antara kita yang memiliki
banyak kekurangan tentang ketentuan-ketentuan tersebut

B. RUMUSAN MASALAH
Untuk memudahkan pembahasannya, maka akan dibahas sub masalah sesuai
dengan latar belakang diatas. Yakni, sebagai berikut :
1. Apa itu Wudhu’?
2. Apa saja kewajiban sah, syarat sah, rukun, sunnah, hal-hal yang membatalkan, tata
cara berwudhu’, dan sunnah wudhu’?
3. Apa itu Tayamum?
4. Apa saja udzur dibolehkan, rukun, sunnah, hal-hal yang membatalkan, hukum
melihat air, dan tata cara tayamum?
5. Apa itu Mandi?
6. Apa saja alasan, rukun, sunnah, kayfiyah, hal-hal yang dimakruhkan, dan hikmah
dalam mandi?

C. TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Dapat mengetahui apa itu Wudhu’.
2. Dapat mengetahui serta memahai apa saja kewajiban sah, syarat sah, rukun,
sunnah, hal-hal yang membatalkan, dan tata cara berwudhu’.
3. Dapat mengetahui apa itu Tayamum.
4. Dapat mengetahui serta memahami apa saja udzur dibolehkan, rukun, sunnah, hal-
hal yang membatalkan, hukum melihat air, dan tata cara tayamum.

1
5. Dapat mengetahui apa itu Mandi.
6. Dapat mengetahui serta memahai apa saja alasan, rukun, sunnah, kayfiyah, hal-hal
yang dimakruhkan, dan hikmah dalam mandi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A, WUDHU’
a. Pengertian Wudhu’
Wudhu’ adalah salah satu cara menyucikan anggota tubuh dengan air. Seorang
muslim diwajibkan bersuci setiap akan melaksanakan salat. Berwudhu’ bisa pula
menggunakan debu yang disebut dengan tayammum.
b. Kewajiban Syahnya Wudhu’
Wudhu’ merupakan kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah. Kewajiban
tersebut sudah di tetapkan melalui tiga dalil, yaitu :
1. Ayat Al-Qur’an.
Dimana allah SWT telah berfirman: "wahai orang-orang yang beriman.
Jika kalian hendak mengerjakan sholat, maka basuhlah muka dan tangan
kalian sampai ke siku. Kemudian sapulah kepala kalian sampai kedua mata
kaki". (Al-Maidah:6).
2. Hadist Rosulullah
yang di riwayatkan oleh abu hurairah RA. Dimana nabi SAW pernah
mengatakan : "Allah tidak akan menerima sholat seseorang diantara kalian
apabila berhadast, sehingga ia berwudhu’ "(H.R al-Bukhari, muslim, abu daud
dan at-Tirmidzi).
3. ljma Ulama
Ijma ulama menetapkan kewajiban wudhu’ dari masa rosulullah SAW
sampai sekarang ini hingga hari akhir.

c. Syarat-syarat Wudhu’
Syarat-syarat Wudhu’ yang Harus Diketahui Seluruh Orang Islam, Setiap
ibadah terdiri dari syarat sah dan rukun. Syarat-syarat wudhu’ sendiri merupakan
bagian prinsip yang harus dilakukan
Syarat sah wudhu’ ada yang ada 10 tersebut yaitu: Islam, tamyiz, bersih dan
terbebas dari darah haid atau nifas, terbebas dari hal-hal yang mencegah air untuk
mengenai anggota wudu, terbebas juga dari hal-hal yang dapat memengaruhi atau

3
dapat mengubah air, tidak meyakini bahwa fardunya wudu adalah bagian dari sunah,
masuk waktu salat, dan berulang-ulang.1
Syarat-syarat wudhu’ di atas, yaitu:
1. Islam
Bagi nonmuslim, wudhu’nya maka tidak dianggap sah. Menurut
pendapat Imam Nawawi, wudhu’ adalah ibadah badaniyah, sehingga secara
jasmani, orang yang beragama Islamlah yang boleh dan sah melakukan
wudhu’. Sedangkan non Muslim tidak.
2. Tamyiz
Yang dimaksud dengan tamyiz adalah dewasa. Maka, bagi anak kecil
yang belum tamyiz wudhu’nya juga tidak sah. Begitu juga dengan orang yang
gila. Parameter tamyiz adalah dia bisa membedakan mana hal baik dan mana
yang buruk. Anak kecil dan orang gila yang tidak bisa melakukan hal tersebut
maka tergolong belum mumayyiz. Begitu juga dengan orang mabuk.
3. Bersih dari haid dan nifas
Tentu bagi perempuan yang masih haid dan nifas, maka tidak sah
wudhu’nya. Karena di sisi lain, mereka juga dilarang shalat dan membaca Al-
Qur'an. Sehingga mereka sebenarnya tidak perlu melakukan wudhu’.
4. Bersih dari sesuatu yang dapat mencegah basuhan air ke kulit
Demikian itu ada banyak contohnya, seperti kutek, make up yang tebal
dan anti air, serta semacamnya. Karena bagaimanapun juga, jika air tidak
sampai kena kulit maka wudhu’ kita tidak sah.
5. Bersih dari sesuatu yang dapat merubah air
seperti za’faran (safron)
6. Mengetahui rukun wudhu’ (fardhu wudhu’)
Karena bagi orang-orang yang tidak mengetahui rukun wudhu’,
mereka tidak akan melakukan wudhu’ dengan benar. Oleh karena itu, para
ulama mensyaratkan untuk mengetahui rukun atau fardhu wudhu’.
7. Tidak meyakini bahwa rukun wudu tersebut merupakan sesuatu yang sunah
Maksud di atas misalnya kitamenganggap bahwa membasuh kedua
tangan adalah sunah, maka wudhu’ kamu tidak sah.

1
Syailhh Salim bin Sumair al-Hadrami dalam kitab Safinatun Naja

4
8. Airnya suci
Maksudnya, seorang yang wudhu’ tetap berprasangka bahwa air yang
dia gunakan wudhu’ adalah air yang suci. Jika ia berprasangka bahwa airnya
adalah air yang mutanajis (air yang terkena najis), maka wudhu’nya tetap
tidak sah.
9. Masuk waktu sholat
Syarat kesembilan ini adalah syarat bagi orang yang selalu berhadas,
misalnya orang yang terkena istihadah. Biasanya mereka melakukan wudhu’
saat masuk waktu sholat saja.
10. Berulang-ulang
Syarat ini juga menurut Syekh Nawawi diperuntukkan orang yang
selalu berhadas (da’imul hadis).
Itulah syarat-syarat wudhu yang harus dipenuhi oleh orang Islam. Agar wudhu’nya
menjadi sempurna dan diterima Allah SWT2

d. Rukun Wudhu’
Wudhu’ dianggap sah apabila telah mengikuti rukun wudhu’ yang telah
diajarkan oleh Rasulullah SAW. Bagaimana rukun wudhu’ yang benar? Berikut
penjelasannya
1. Membaca Niat
Sama seperti akan melakukan ibadah, berwudu diawali dengan
membaca niat dalam hati. Niat wudu dibaca sebelum membasuh wajah.
Bacaan niat wudhu’ yang wajib kita baca sebelum membasuh wajah adalah
sebagai berikut.

‫للََ ُِهُتَعَالَى‬
ِ ُ‫صغ َُِرُفَ ْرضًا‬
ْ ‫ال‬ ُِ َ‫ن ََويْتُُ ْالوض ْو َُءُل َِر ْف ُِعُ ْال َحد‬
َُ ْ ُ‫ث‬

"Nawaitul wudhu’a lirof’il hadasil ashghori fardhol lillaahi ta’aala."


Artinya: “Saya niat wudhu’ untuk mengangkat hadas kecil fardhu karena
Allah Ta’aala.”

2
Syekh Nawawi al-Bantani dalam Kasyifatus Saja

5
2. Membasuh muka
Setelah membaca niat, rukun wudhu’ selanjutnya adalah membasuh
muka. Agar wudhu’ menjadi sah, muka yang dibasuh menggunakan air mulai
dari kening tempat tumbuhnya rambut, bawah dagu, hingga dekat telinga.
3. Membasuh tangan hingga siku
Selanjutnya, membasuh kedua tangan hingga ke siku. Basuh mulai dari
tangan kanan terlebih dulu, kemudian diikuti tangan kiri. Pastikan air wudhu’
membasahi tangan hingga siku. Jika kamu menggunakan baju lengan panjang,
usahakan untuk menyingkap bagian lengannya, agar air wudhu’ membasahi
tangan sampai siku.
4. Mengusap sebagian kecil kepala
Rukun wudhu’ keempat adalah mengusap sebagian kecil kepala
dengan air. Bagian kepala yang diusap mulai dari ujung tumbuhnya rambut,
hingga ubun-ubun. Hal ini sesuai dalam hadis Rasulullah SAW sebagai
berikut.

ُ‫علَىُال ٍع َمام ِة‬


َ ‫َاصيَتِ ُِهُ َو‬
ِ ‫حُ ِبن‬ َ ‫ضُأ َُفَ َم‬
َُ ‫س‬ َ ‫سلَ َُمُت ََو‬ َ ُُ‫صلَىُللا‬
َ ‫علَ ْي ُِهُ َو‬ َ ُ‫ي‬ َُ َ ‫ع ْنهُُأ‬
َُ ‫نُالنَ ِب‬ َُ ُ‫ي‬
َ ُ‫ّللا‬ ِ ‫ْنُش ْعبَةَُُ َر‬
َُ ‫ض‬ َ ‫ْنُ ْالمغ‬
ُِ ‫ِيرةُُِب‬ ُِ ‫نُب‬
ُِ ‫ع‬
َ

Artinya: "Dari sahabat al-Mughirah bin Syu'bah RA, sesungguhnya Rasulullah


SAW berwudhu dan mengusap ubun-ubunnya saja dan imamahnya." (HR.
Muslim).
5. Membasuh kaki hingga mata kaki
Membasuh kaki hingga mata kaki menjadi rukun wudhu’ yang
selanjutnya. Membasuh kaki dimulai dari kaki kanan, kemudian kaki kiri.
Pastikan untuk membersihkan punggung kaki, telapak kaki, hingga sela-sela
jari kaki.
6. Tertib
Terakhir, rukun wudhu’ yang harus dilakukan adalah tertib. Tertib di
sini maksudnya adalah mengerjakan semua rukun wudu berurutan dari awal
hingga akhir tanpa ada yang terlewat atau terlupa.

6
e. Hal-hal yang Membatalkan Wudhu
Selain memenuhi rukun wudhu’, sebaiknya seorang Muslim menghindari hal-
hal yang membuat wudhunya batal dan menjadi tidak sah. Para ulama
menjelaskan hal-hal tersebut seperti berikut.
1. Keluarnya sesuatu lewat dua lubang
Lubang yang dimaksud adalah qubul dan dubur. Hal yang keluar itu
bisa dalam bentuk apa saja, seperti air kencing, kotoran, ataupun gas.
Namun, Menurut Malikiyah, keluarnya sesuatu yang tak lazim seperti
batu, darah, atau nanah tidak membatalkan wudhu. Dengan catatan,
sesuatu itu terbentuk sendiri di dalam usus, bukan karena ditelan.3
2. Tidur bukan dalam posisi tamakkun
Tamakkun artinya tetap berada di tempat. Tidur dalam posisi ini akan
memungkinkan keluarnya sesuatu dari dubur. Jadi, apabila seseorang yang
telah berwudhu jatuh tidur dalam posisi tamakkun, wudhu’nya menjadi
batal.
Ada perbedaan pendapat mengenai hal ini. Menurut Hanabilah, tidur
membatalkan wudhu’ secara mutlak. Sedangkan ulama Malikiyah
berpendapat bahwa tidur yang membatalkan wudhu’ adalah tidur yang
pulas, baik dalam posisi tamakkun atau tidak, sementara tidur ringan tidak
membatalkan.
3. Hilang akal atau akal yang tertutup
Hilangnya akal tersebut bisa karena gila, mabuk, dan semacamnya.
Sedangkan tertutupnya akal dapat disebabkan oleh tidur atau pingsan.
Seseorang yang hilang akal karena hal-hal tersebut, maka wudhu’nya batal
dan harus mengulanginya lagi.
4. Menyentuh kemaluan
Para ulama berbeda pendapat mengenai hal ini. Pertama, menurut
mazhab Malikyah, Syafi’iyah, Ahmad, dan Ishak, menyentuh kemaluan
termasuk hal yang membatalkan wudhu’.
Kedua, Mazhab Hanafiyah mengatakan bahwa menyentuh kemaluan
tidak membatalkan wudhu’. Sedangkan pendapat ketiga mengambil jalan
tengah dari dua pendapat sebelumnya, yakni menyatakan bahwa

3
mengutip buku Gantung Wudhu oleh Dr. dr. H. Sagiran, Sp.B (K) KL., M.Kes. (2018)

7
menyentuh kemaluan dapat membatalkan wudhu’ jika dilakukan dengan
syahwat.
5. Menyentuh kulit lawan jenis yang bukan mahram
Imam Syafi’I berpendapat bahwa menyentuh lawan jenis, baik dengan
syahwat atau tidak, dapat membatalkan wudhu. Sementara, menurut Imam
Abu Hanifah menyentuh lawan jenis, dengan atau tanpa syahwat tidak
membatalkan wudhu sama sekali.4
Menengahi kedua pendapat tersebut, berdasarkan pendapat tujuh ahli
fikih yang disebutkan Ibnu Tamiyyah, menyentuh lawan jenis tanpa
syahwat tidak membatalkan wudhu. Sedangkan jika menyentuhnya dengan
syahwat, maka wudhunya menjadi batal.

f. Tata cara berwudhu


1. Membaca Niat
Bacaan niat wudhu’

ُِ َ‫ن ََويْتُُ ْالوض ْو َُءُل َِر ْف ُِعُ ْال َحد‬


ْ َ‫ثُاْل‬
‫صغ َُِرُفَ ْرضًاُِللُُِت َ َعالَى‬

Arab latin: Nawaitul wudhuu-a liraf'll hadatsil ashghari fardhal lilaahi ta'aalaa
Artinya: "Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadast kecil fardu karena
Allah
2. Membasuh telapak tangan
Dilakukan sebanyak 3 kali hingga ke sela-sela jari, dan berdoa:

‫اصيْكَُُك ِل َها‬ ُْ ِ‫يُم‬


ِ َ‫نُ َمع‬ ُْ ‫اللَه َُمُا ْحف‬
ُْ ‫َظُيَ ِد‬

Arab latin: Allâhumma ihfadh yadi min ma'âshîka kullahâ


Artinya: "Ya Allah, jagalah kedua tanganku dari semua perbuatan maksiat."
3. Berkumur
Berkumur sebanyak 3 kali seraya membaca doa
ْ َ ‫لُأ‬
‫ظ َمأُُبَ ْعدَهُُأَبَدًا‬ ً ْ ‫سلَ َُمُكَأ‬
ُ َ ُ‫سا‬ َ ُُ‫صلَىُللا‬
َ ‫علَ ْي ُِهُ َو‬ َ َُُ‫ضُنَبِيِك‬ ُْ ِ‫علَىُ ِذ ْك ِركَُُ َوش ْك ِركَُُاللَه َُمُا ْس ِقنِيُم‬
ُ ِ ‫نُ َح ْو‬ ُْ ِ‫اللَه َُمُأَعِن‬
َ ُ‫ي‬

4
Mengutip buku 500 Kelalaian dalam Shalat oleh Akhmad Faozan, Lc., M.Ag (2009),

8
Arab latin: Allâhumma a'inni 'alâ dzikrika wa syukrika, Allâhumma asqini min
haudli nabiyyika shallallâhu 'alaihi wa sallam ka'san lâ adzma'a ba'dahu
Abadan
Artinya: "Ya Allah, tolonglah aku (untuk selalu) mengingat dan bersyukur
pada-Mu. Ya Allah beri aku minuman dari telaga Kautsar Nabi Muhammad,
yang begitu menyegarkan hingga aku tidak merasa haus selamanya."
4. Membersihkan lubang hidung
Mencuci lubang hidung sebanyak 3 kali dengan cara menghirup air ke
dalam hidung untuk kemudian mengeluarkannya lagi. Pada saat menghirup air,
hendaklah membaca doa berikut dalam hati:

ُ‫يُ َرائِ َحةَُُنِ َعمِ كَُُ َو َجنَاتِك‬ ُ َ ُ‫اللَه َُمُأ َ ِرحْ نِيُ َرائِ َحةَُُ ْال َجنَ ُِةُاللَه َُم‬
ُْ ِ‫لُت َ ْح ِر ْمن‬

Arab latin: Allâhumma Arihni Raaihatal jannah. Allâhumma lâ tahrimni


râihata ni'amika wa jannatika
Artinya: "Ya Allah (izinkan) aku mencium wewangian surga. Ya Allah,
jangan halangi aku mencium wanginya nikmat-nikmatmu dan wanginya
surga."
5. Membasuh muka
Membasuh muka dilakukan mulai dari ujung kepala tumbuhnya
rambut hingga bawah dagu. Dengan membaca doa:

ُْ ‫اللَه َُمُبَ ِيضُُْ َو ْج ِه‬


ُ‫يُيَ ْو َُمُتَ ْبيَضُُوجوهُُ َوتَس َْودُُوجوه‬

Arab latin: Allâhumma bayyidl wajhi yauma tabyadldlu wujûhun wa taswaddu


wujûh
Artinya: "Ya Allah, putihkanlah wajahku di hari ketika wajah-wajah memutih
dan menghitam.
6. Membasuh kedua tangan
Tata cara wudhu, selanjutnya adalah membasuh kedua belah tangan
hingga siku sebanyak 3 kali. Pada saat membasuh tangan kanan, hendaklah
membaca doa berikut:

‫ِيرا‬
ً ‫سابًاُيَس‬
َ ِ‫يُح‬
ُْ ِ‫يُ َو َحا ِس ْبن‬
ُْ ِ‫يُ ِبيَمِ ين‬
ُْ ‫يُ ِكت َا ِب‬ ُْ َ ‫اللَه َُمُأ‬
ُْ ِ‫عطِ ن‬
9
Arab latin: Allâhumma a'thinî kitâbi biyamîni, wa hâsibnî hisâban yasîran
Artinya: "Ya Allah, berikanlah kitab amalku (kelak di akhirat) pada tangan
kananku, dan hisablah aku dengan hisab yang ringan."
Kemudian saat membasuh tangan kiri, membaca doa:

ُ‫ي‬ َ ُُِ‫نُ َو َراء‬


ْ ‫ظ ْه ِر‬ ُْ ِ‫يُ َو َلُُم‬
ُْ ‫يُ ِب ِش َما ِل‬
ُْ ‫يُ ِكت َا ِب‬ ُ َ ُ‫اللَه َُم‬
ُْ ِ‫لُتعْطِ ن‬

Arab latin: Allâhumma laa tu'thini bi syimaali, wa laa min waraa`i dzahri
Artinya: "Ya Allah, jangan kau berikan kitab amalku (kelak di akhirat) pada
tangan kiriku, dan janganlah pula diberikan dari balik punggungku."

7. Mengusap kepala
Mengusap kepala sebanyak 3 kali. Pada saat mengusap kepala,
hendaklah dibaca doa berikut ini:

ُ َ ُ‫ل‬
‫إلُظِ لك‬ ُ َ ُ‫ع ْرشِكَُُ َي ْو َُم‬
َُ ِ‫لُظ‬ ُْ ِ‫ارُ َوأَظِ لَن‬
َ َُُ‫يُت َحْت‬ ُِ َ‫علَىُالن‬
َ ُ‫ي‬
ُْ ‫يُ َو َبش َِر‬ َ ُ‫اللَه َُمُ َح ِر ُْم‬
ُْ ‫ش ْع ِر‬

Arab latin: llâhumma harrim sya'ri wa basyari 'ala an-nâri wa adzilni tahta
'arsyika yauma lâ dzilla illa dzilluka.
Artinya: "Ya Allah, halangi rambut dan kulitku dari sentuhan api neraka, dan
naungi aku dengan naungan singgasana-Mu, pada hari ketika tak ada naungan
selain naungan dari-Mu."
8. Mencuci kaki
Mencuci kedua kaki sampai mata kaki ataupun betis sebanyak 3 kali.
Pada saat mencuci hendaklah jari-jari kaki disela-selai dengan jari tangan.
9. Doa setelah wudhu’
Sebagai penyempurna wudhu, hendaklah membaca doa setelah wudhu:

َ َ‫ىُمِ نَُُ ْالمت‬


َُ‫ط ِه ِريْن‬ ُْ ِ‫ىُمِ نَُُالتَ َوابِيْنَُُ َوا ْجعَ ْلن‬
ُْ ِ‫ُالله َُمُاجْ عَ ْلن‬.ُ‫عبْدهُُ َو َرس ْوله‬ َُ َ ‫نُآلاِلَهَُُإِلَللاُُ َو ْحدَهُُلَش َِريْكَُُلَهُُ َوأ َ ْش َهدُُأ‬
َ ‫نُم َح َمدًا‬ ُْ َ ‫أ َ ْش َهدُُأ‬
Artinya: "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa,
tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah
hamba dan utusan Allah. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk dalam golongan
10
orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk dalam golongan
orang-orang yang bersuci (shalih)."

g. Sunnah Wudhu’
Berikut sunah-sunah wudu yang biasa dilakukan oleh Nabi Muhammad:
1. Bersiwak
2. Mencuci kedua tangan sampai pergelangan tangan sebelum berwudu
3. Mencuci anggota-anggota wudu sebanyak tiga kali, kecuali kepala hanya
sekali
4. Menyela-nyela jenggot yang tebal
5. Menyela-nyela jari-jari kaki dan jari-jari tangan
6. Mendahulukan tangan kanan daripada yang kiri dan kaki kanan daripada
kaki kiri.
7. Berdoa setelah berwudu.
8. Menggunakan air wudu dengan hemat.

Adapun sunah-sunah wudu yang terkadang dilakukan di sela-sela rukun wudu adalah:
1. Membaca basmalah pada awal berwudu.
2. Membasuh kedua telapak tangan sampai sebatas pergelangan tangan.
3. Berkumur-kumur.
4. Membasuh lubang hidung.
5. Menyapu (membasuh) seluruh kepala.
6. Mendahulukan anggota tubuh bagian kanan dibandingkan anggota badan
bagian kiri.
7. Mengusap daun dan rongga telinga.
Tiga kali setiap gerakan membasuh.
8. Membasuh sela-sela jari tangan dan jari kaki.
9. Membaca doa setelah berwudu.

Doa setelah berwudu yaitu


“Asyhadu al laa ilaaha illallahu wahdahu laa syarikalahu wa asyhadu anna
Muhammadan 'abduhuu wa rasuluuluhu, Allahummaj 'alni minat tawwabiina waj-
'alnii minal mutathahhiriina waj-'alnii min 'ibaadikash shaalihiin."
Artinya ialah:
11
"Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya dan
aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah
aku termasuk orang-orang yang bertaubat, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang
menyucikan diri dan jadikanlah aku termasuk hamba-hamba-Mu yang saleh."

B. TAYAMUM
a. Pengertian Tayamum
Tayamum mengacu pada tindakan menyucikan diri tanpa menggunakan air
dalam Islam, yaitu dengan menggunakan pasir atau debu.Secara literal atau bahasa,
tayamum bermakna al-qashd, wa al-tawajjuh (maksud dan mengarahkan).
Allah berfirman yang artinya:
"Dan jika kamu sakit tau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau
kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapati air, maka
bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu.
Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun." (QS. An-Nissa [4]:43)

b. Hal di bolehkan tayamum


Tayamum diperbolehkan dilakukan hanya bila:
1. Tidak adanya air yang cukup untuk wudu atau mandi.
2. Tidak mampu menggunakan air, seperti orang lemah, orang yang di
penjara, atau takut binatang buas.
3. Sakit atau memperlambat sembuh dari sakit bila menggunakan air.
4. Jumlah air sedikit dan lebih dibutuhkan untuk menyambung hidup
(minum).
5. Tidak adanya alat untuk menimba/mendapatkan air, meski airnya ada
dalam sumur misalnya.
6. Takut habisnya waktu salat sedangkan untuk mendapatkan air sangat jauh.
7. Kondisi yang sangat dingin dengan persyaratan tertentu.

c. Rukun Tayamum
Rukun tayamum ada empat, yaitu;
1. Niat, bersamaan dengan sapuan pertama;
2. mengusap seluruh bagian wajah dengan tanah;
3. mengusap kedua tangan sampai siku;
12
4. tertib. Dalam bertayamum tidak cukup berniat menghilangkan hadas saja, sebab
tayamum tidak menghilangkan hadas. Dalam tayamum, harus berniat untuk
diperbolehkan salat.

d. Sunnah Tayamum
Sunnah tayamum ada tiga, yaitu;
1. Membaca basmalah;
2. Meniup kedua telapak tangan setelah menepukkan tangan ke debu atau pasir,
3. Mendahulukan anggota kanan dari yang kiri

e. Hal yang Membatalkan Tayamum


Sedangkan yang membatalkan tayamum juga ada tiga, yaitu semua hal yang
membatalkan wudu, melihat air yang bisa dipakai berwudu, dan riddah. Hal lain yang
dapat membatalkan tayamum ialah murtad (keluar dari Islam)

f. Hukum melihat air bagi orang yang bertayamum


Jika menemukan air setelah melakukan salat, maka tayamumnya sah dan
salatnya juga sah, serta tidak perlu mengqadha salat. Namun jika menemukan air di
awal mengerjakan salat, diperbolehkan untuk memutus salatnya dan kembali
berwudhu dengan air.

g. Tata cara bertayamum


1. Membaca basmalah
2. Menepukkan kedua telapak tangan ditempat berdebu ( tembok ) atau lainnya..
3. Mengangkat kedua telapak tangan dan kemudian meniup.
4. Mengusap muka
5. Mengusap punggung telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri sampai
pergelangan.
6. Mengusap punggung telapak tangan kiri dengan telapak tangan kanan sampai
pergelangan.

13
C. MANDI (Al-Guslu)
a. Pengertian Mandi
Mandi dalam Ilmu Fikih disebut dengan Al-Guslu. Secara bahasa Al-Guslu
berarti Mandi, sedangkan menurut istilah ilmu Fiqih Al-Guslu diartikan dengan
meratakan air yang suci dan mensucikan (Muthlaq) keseluruh badan dan disertai oleh
niat.
Hukum Mandi wajib bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan
yang sudah baligh, berakal (tidak gila), dan mampu atas pemenuhannya.
Alasan diwajibkannya seorang muslim dalam melakukan Mandi, dijelaskan
oleh Allah SWT dalam firmannya pada Q.S Al-Maidah: Ayat 6

َ ‫نُك ْنت ُْمُجنبًاُفَا‬


ُ‫ط َهر ْوا‬ ُْ ُِ‫َوا‬
Artinya: “ Dan Jika kamu ber nujub, maka bersucilah”.

b. Alasan diwajibkan Mandi


1. Keluarnya Mani yang disebabkan oleh syahwat baik dalam keadaan tidak tidur
(sadar) maupun tidur, baik pada laki-laki maupun perempuan.
2. Bertemunya antara dua khitan (kemaluan).
3. Haid dan Nifas (Darah yang keluar terus menerus, kecuali darah penyakit)
4. Murtad (Islamul Kafir)
5. Kematian

c. Rukun Mandi
1. Niat
2. Meratakan seluruh tubuh secara sempurna menggunakan air mutlaq.

d. Sunah-Sunah Mandi
1. Tasmiyah (Penamaan)
Tasmiyah ialah penamaan untuk mengetahui atas dasar apa diwajibkannya
melakukan Mandi wajib. Contoh : Haid, Junub, Nifas dan lain sebagainya.
2. Berwudhu sebelum Mandi.
3. Menggosokkan tangan diatas badan.
4. Muwalah (Berkesinambungan dalam berwudhu).
5. Mendahulukan tubuh bagian kanan dan setelahnya kiri.
14
e. Kayfiyah Mandi ( Hal yang baik dilakukan ketika mandi )
Mandi dikatakan sempurna apabila melakukan tahapan, sebagai berikut:
1. Niat.
2. Mengucapkan Al-Basmalah.
3. Membasuh telapak tangan tiga kali.
4. Melakukan Istinja’
5. Berwudhu.
6. Menyiramkan air ke kepala sebanyak tiga kali.
7. Menyiramkan air pada tubuh kanan dan kiri sebanyak tiga kali.
8. Menggosok kaki

f. Hal-hal yang dimakhruhkan dalam Mandi.


1. Berlebih-lebihan dalam menggunakan air ketika melakukan Mandi wajib.
2. Mandi ditempat yang bernajis atau sekitarannya terdapat najis.
3. Air sisa yang telah dipakai oleh Suami / Istri.
4. Mandi tanpa penutup atau mandi diruangan yang terbuka tanpa ada penghalang
dinding, kayu dan lain sebagainya.
5. Mandi di air yang tergenang.

g. Hikmah Mandi
Ada beberapa hikmah ketika melakukan Mandi. Yakni, sebagai berikut:
1. Mandi dapat mensucikan badan/tubuh dan menjadikan seorang muslim bersih
ketika menghadap kepada Allah SWT dalam beribadah, sholat, puasa dan lain
sebagainya.
2. Membangkitkan semangat tubuh dan menjauhkan tubuh dari segala sesuatu yang
berbau tidak sedap.

15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Wudhu adalah salah satu cara menyucikan anggota tubuh dengan air. Seorang
muslim diwajibkan bersuci setiap akan melaksanakan salat.
2. Apa saja:
✓ Kewajiban Syahnya Wudhu’ tertera pada ayat al-qur’an, hadits rasulullah’ dan
ijma ulama.
✓ Syarat sah wudhu ada yang ada 10, yaitu: Islam, tamyiz, bersih dan terbebas
dari darah haid atau nifas, terbebas dari hal-hal yang mencegah air untuk
mengenai anggota wudu, terbebas juga dari hal-hal yang dapat memengaruhi
atau dapat mengubah air, tidak meyakini bahwa fardunya wudu adalah bagian
dari sunah, masuk waktu salat, dan berulang-ulang.
✓ Rukun Wudhu' ada 6, yaitu : Membaca niat, Mambasuh muka, Membasuh
tangan hingga siku, Mengusap sebagian kepala kecil, Membasuh kaki hingga
mata kaki, dan Tertib
✓ Hal-hal yang membatalkan wudhu' ada 5, yaitu : Keluarnya sesuatu lewat dua
lubang, Tidur bukan dalam posisi tamakkun, Hilang akal atau akal yang
tertutup,Menyentuh kemaluan, dan Menyentuh kulit lawan jenis yang bukan
mahram.
✓ Tata cara berwudhu' yaitu : Membaca niat, Mambasuh telapak tangan,
Berkumur, Membersihkan lubang hidung, Membasuh Muka, Membasuh kedua
tangan, Menyusap Kepala, Mencuci kaki, dan Do'a setelah wudhu'
✓ Tata cara berwudhu yaitu: Membaca Niat, Membasuh telapak tangan,
Berkumur, Membersihkan lubang hidung, Membasuh muka, Membasuh kedua
tangan, Mengusap kepala, dan Mencuci kaki
✓ Sunnah Wudhu ada 8, yaitu : Bersiwak, Mencuci kedua tangan sampai
pergelangan tangan sebelum berwudu, Mencuci anggota-anggota wudu
sebanyak tiga kali, kecuali kepala hanya sekali, Menyela-nyela jenggot yang
tebal, Menyela-nyela jari-jari kaki dan jari-jari tangan, Mendahulukan tangan
kanan daripada yang kiri dan kaki kanan daripada kaki kiri, Berdoa setelah
berwudu, Menggunakan air wudu dengan hemat.
3. Tayamum mengacu pada tindakan menyucikan diri tanpa menggunakan air dalam
Islam, yaitu dengan menggunakan pasir atau debu.
16
4. Apa saja:
✓ Tayamum diperbolehkan dilakukan hanya bila: Tidak adanya air yang cukup
untuk wudu atau mandi, Tidak mampu menggunakan air, seperti orang lemah,
orang yang di penjara, atau takut binatang buas, Sakit atau memperlambat
sembuh dari sakit bila menggunakan air, Jumlah air sedikit dan lebih
dibutuhkan untuk menyambung hidup (minum), Tidak adanya alat untuk
menimba/mendapatkan air, meski airnya ada dalam sumur misalnya, Takut
habisnya waktu salat sedangkan untuk mendapatkan air sangat jauh, Kondisi
yang sangat dingin dengan persyaratan tertentu.
✓ Rukun tayamum ada empat, yaitu; Niat, bersamaan dengan sapuan pertama;
mengusap seluruh bagian wajah dengan tanah; mengusap kedua tangan
sampai siku;tertib.
✓ Sunnah tayamum ada tiga, yaitu; Membaca basmalah; Meniup kedua telapak
tangan setelah menepukkan tangan ke debu atau pasir, Mendahulukan anggota
kanan dari yang kiri
✓ Hal yang Membatalkan Tayamum ada tiga, yaitu semua hal yang
membatalkan wudu, melihat air yang bisa dipakai berwudu, dan riddah. Hal
lain yang dapat membatalkan tayamum ialah murtad (keluar dari Islam)
✓ Hukum melihat air bagi orang yang bertayamum Jika menemukan air setelah
melakukan salat, maka tayamumnya sah dan salatnya juga sah, serta tidak
perlu mengqadha salat. Namun jika menemukan air di awal mengerjakan salat,
diperbolehkan untuk memutus salatnya dan kembali berwudhu dengan air.
✓ Tata cara bertayamum yaitu : Membaca basmalah, Menepukkan kedua
telapak tangan ditempat berdebu ( tembok ) atau lainnya, Mengangkat kedua
telapak tangan dan kemudian meniup, Mengusap muka, Mengusap punggung
telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri sampai pergelangan,
Mengusap punggung telapak tangan kiri dengan telapak tangan kanan sampai
pergelangan.
5. Mandi dalam Ilmu Fikih disebut dengan Al-Guslu. Secara bahasa Al-Guslu berarti
Mandi, sedangkan menurut istilah ilmu Fiqih Al-Guslu diartikan dengan
meratakan air yang suci dan mensucikan (Muthlaq) keseluruh badan dan disertai
oleh niat.

17
6. Apa saja:
✓ Mandi diwajibkan atas: Keluarnya Mani yang disebabkan oleh syahwat baik
dalam keadaan tidak tidur (sadar) maupun tidur, baik pada laki-laki maupun
perempuan, Bertemunya antara dua khitan (kemaluan), Haid dan Nifas (Darah
yang keluar terus menerus, kecuali darah penyakit), Murtad (Islamul Kafir),
Kematian
✓ Rukun Mandi: Niat, Meratakan seluruh tubuh secara sempurna menggunakan
air mutlaq.
Sunah-Sunah Wudhu: Tasmiyah (Penamaan), Berwudhu sebelum Mandi.,
Menggosokkan tangan diatas badan, Muwalah (Berkesinambungan dalam
berwudhu), Mendahulukan tubuh bagian kanan dan setelahnya kiri.
✓ Kayfiyah Mandi ( Hal yang baik dilakukan ketika mandi: Niat, Mengucapkan
Al-Basmalah, Membasuh telapak tangan tiga kali, Melakukan Istinja’,
Berwudhu, Menyiramkan air ke kepala sebanyak tiga kali., Menyiramkan air
pada tubuh kanan dan kiri sebanyak tiga kali, Menggosok kaki
✓ Hal-hal yang dimakhruhkan dalam Mandi: Berlebih-lebihan dalam
menggunakan air ketika melakukan Mandi wajib, Mandi ditempat yang
bernajis atau sekitarannya terdapat najis, Air sisa yang telah dipakai oleh
Suami / Istri, Mandi tanpa penutup atau mandi diruangan yang terbuka tanpa
ada penghalang dinding, kayu dan lain sebagainya, Mandi di air yang
tergenang.
✓ Hikmah Mandi: Mandi dapat mensucikan badan/tubuh dan menjadikan
seorang muslim bersih ketika menghadap kepada Allah SWT dalam
beribadah, sholat, puasa dan lain sebagainya, Membangkitkan semangat tubuh
dan menjauhkan tubuh dari segala sesuatu yang berbau tidak sedap.

B. SARAN DAN KRITIK


Oleh sebab itu marilah mengetahui bagaimana cara berwudhu’, tayamum, dan
mandi agar kita bisa bersuci dengan benar dan pekerjaan ibadah yang kita lakukan di
terima oleh allah swt.
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan
kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan, mohon dapat memaafkan dan

18
memakluminya, karena kami adalah hamba Allah SWT yang tak luput dari salah,
khilaf, alfa dan lupa.

DAFTAR PUSTAKA

Ash' Shiddieqy. Hukum Islam. Jakarta: Pustaka Islam. 1962.


Dermawan, Nurwan. 2020. Pengantar Fikih Islam. Jakarta: Penerbit Abu Muslim.
Damayanti, Imas dan Ani Nursalikah. 2021. Hal-hal yang dimakruhkan saat mandi.
Musa, Muhammad Yusuf. 2014. Pengantar Study Fikih Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Muiz, Abdul. Panduan Shalat Terlengkap. Jakarta: Pustaka Makmur. 2013. ISBN 602-
7639-65-2
Republika.co.id. Diakses pada tanggal 11 November 2021 pukul: 08.08 WIB
https://www.republika.co.id/berita/quaxr6366/halhal-yang-dimakruhkan-saat-mandi
Diakses pada 12 Noveber puul: 09.00 WIB
Sabiq, Sayyid. Fikih Sunnah. Bandung: Al-Ma'Arif. 1990. ISBN 979-400-038-8
https://akurat.co/syarat-syarat-wudhu-yang-harus-diketahui-seluruh-orang-islamDiakses pada
tanggal 4 November 2021 pukul : 09.23 WIB
https://www.popbela.com/career/inspiration/romi-subhan/rukun-wudu-yang-perlu-diketahui
Diakses pada tanggal 4 November 2021 pukul: 09.25 WIB
https://kumparan.com/berita-hari-ini/hal-hal-yang-membatalkan-wudhu-menurut-ulama-
1vmR9k8xJcd Diakses pada 4 November 2021 pukul: 09.30 WIB
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5694382/10-tata-cara-wudhu-yang-benar-di-
sekolah-siswa-harus-tahu/2 Diakses pada 4 November 2021 pukul: 10.00 WIB
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Wudu Diakses pada 4 November 2021 pukul 11.45 WIB
https://sdit.alhasanah.sch.id/pengetahuan-umum/mengenal-tayamum-dan-tata-caranya-
bagian-ii/ Diakses pada 7 November 2021 pukul: 07.30 WIB
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tayamum#:~:text=dari%20yang%20kiri.-
,Hal%20yang%20Membatalkan%20Tayamum,murtad%20(keluar%20dari%20Islam)
Diakses pada 7 November 2021 pukul 07.45 WIB
https://news.detik.com/berita/d-4830860/6-rukun-wudhu-yang-harus-dipenuhi-mulai-dari-niat-
hingga-tertib Diakses pada 7 November 2021 pukul 12.45 WIB
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Wudu Diakses pada 10 November 2021 pukul: 13.45 WIB

19

Anda mungkin juga menyukai