Anda di halaman 1dari 15

MANDI, WUDHU’ DAN, TAYAMUM

MAKALAH
Di tulis guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih

Disusun Oleh
Kelompok 2
Raudiatul Afdalillah : (2216010102)
Abdi. : (2216010160)
Arif Rahman Helmi. : (2216010141)
Muhammad Akbar Al Qadri : (1816010079)
Wiranda : (2216010175)

Dosen pengampu:
Almizan M.A

Prodi Ekonomi Syariah


Fakultas Ekonomi Dan bisnis Islam
Universitas Negeri Imam Bonjol padang
Tahun 1444H/2023
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah Swt. Karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyusun Makalah yang
berjudul
Mandi,Wudhu’Dan Tayamum”. Serta shalawat beserta salam selalu
tercurahkah pada baginda Rasulullah Saw. Yang mana telah menuntun kita
dari zaman Jahiliyah sampai pada zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan sebagaimana yang telah kita rasakan pada saat sekarang ini.
Makalah ini kami buat untuk memberikan pengetahuan tentang
“Mandi,wudhu’ Dan Tayamum’ serta melengkapi tugas mata kuliah Fiqh
pada semester 3. Semoga kita semua bisa memahami dan mengambil isi
pelajaran dari makalah yang kami buat.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Almizan, MA
selaku dosen pengampu mata kuliah Fiqh dan kepada semua pihak yang
telah membantu dan memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Penulis menyadari bahwa
penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena pengalaman
dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, saran dan kritik dari
semua pihak sangat diharapkan untuk perbaikan makalah ini dimasa yang
akan datang.

Padang, 13 September 2023

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar...............................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................
Bab I.................................................................................................................
Pendahuluan....................................................................................................
1. Latar Belakang.........................................................................................
2. Rumusan Masalah.....................................................................................
3. Tujuan Masalah.........................................................................................
Bab II...............................................................................................................
Pembahasan....................................................................................................
1. Mandi.......................................................................................................
2. Wudhu’.....................................................................................................
3. Tayamum.................................................................................................
Bab III...................................................................... .......................................
Penutupan........................................................................................................
1. Kesimpulan..............................................................................................
2. Saran........................................................................................................
Daftar pustaka.................................................................................................
Bab I
Pendahuluan

1.Latar Belakang
Islam adalah agama yang sangat memperhatikan masalah kebersihan
Allah menstruasi kan wudhu’ sebagai sarat sah sholat, tawaf dan menyentuh
mushaf. Ia juga mewajibkan mandi besar dari junub haid dan nifas.
Bersuci itu hukum nya wajib, bersuci itu sendiri terbagi 2 yaitu
bersuci batin(membersihkan/suci dari dosa dan maksiat) dan lahir(bersih
dari kotoran dan hadast) kebersihan dari kotoran dengan cara dengan cara
menghilangkan kotoran dari ibadah pakaian yang dipakai dan pada badan
seseorang sedangkan berhadas membersihkan dengan cara mengambil air,
wdhu’tayamum dan mandi.

2 Rumusan masalah
1.Apa yang di maksud dengan mandi?
2.Apasaja macam-macam mandi?
3.Bagaimana tata cara mandi?
4.Apa saja hal-hal yang membatal kan mandi?
5.Apa yang di maksud dengan wudhu?
6. Apa rukun-rukun wudhu’?
7. Apa pengertian tayamum?
3.Tujuan Masalah
1..Agar mengetahui dan memahami apa itu mandi!
2. Agar mengetahui dan memahami apa saja macam-macam mandi!
3.Agar mengetahui dan memahami tata cara mandi!
4. Agar mengetahui dan memahami hal-hal yang membatal kan mand!i
5. Agar mengetahui dan memahami pengertian wudhu’!
6. Agar mengetahui dan memahami rukun-rukun wudhu’!

Bab II
Pembahasan

A. MANDI
1. Pengertian Mandi

Mandi (bahasa Arab: ‫ )الغُسل‬merupakan satu amal ibadah dalam


fikih Islam yang bermakna membersihkan seluruh anggota badan
dengan air dari kepala sampai kaki dengan cara-cara dan urutan
tertentu.

Kata «‫ »غَسل‬secara bahasa artinya mencuci/membersihkan


dengan air. Sementara «‫( »غُ سل‬mandi) secara istilah fikih adalah
mencuci atau membersihkan dengan air seluruh anggota badan dari
kepala sampai kaki dengan cara-cara tertentu yang telah ditetapkan
dalam syariat, dengan maksud mendekatkan diri dan menjalankan
perintah Allah swt. Dalam pelaksanaan mandi tidak diharuskan
membasuh atau mengusap anggota badan dengan tangan, dan
menyiramkan air yang membasahi seluruh anggota badan, sudah
cukup memenuhi syarat terlaksananya amalan mandi. Hukum-
hukum mandi dijelaskan secara detail dalam bab Thaharah pada
kitab Risālah ‘Amaliyah.

. Alquran pada ayat ke enam surah Al-Maidah dan ayat 43


surah An-Nisa menjelaskan mengenai masalah ini dan lebih dari
2400 riwayat berkaitan dengannya.

Salah satu pengaruh maknawi dari mandi adalah mensucikan


ruh dan mempersiapkan diri secara lahir dan batin untuk
mendekatkan diri pada Allah Swt dan beribadah. Disebutkan dalam
salah satu riwayat, dilarang bagi seorang muslim untuk tidur dalam
keadaan junub.
Mandi diyakini sebagai satu amalan ibadah.[1] 1

2. Macam-Macam Mandi
1.Mandi Wajib

Mandi yang disebabkan oleh nazar, janji atau sumpah, maka


wajib hukumnya untuk ditunaikan. Misalnya, ada yang bernazar jika
melakukan ziarah maka ia akan mandi terlebih dahulu.[2]2
Menurut pendapat yang masyhur dikalangan fukaha, semua mandi
yang wajib adalah “wajib ghairi”; artinya ia sendiri tidak wajib tapi
kewajiban itu ada, karena untuk melaksanakan amalan lain yang
disyaratkan bersuci sebelumnya, seperti pelaksaanaan salat wajib
lima waktu
Dalam kitab fiqih ada 5 macam mandi wajib, yaitu:

1. Mandi yang berhadas besar seperti junub


/berhubungan suami istri

2. Mandi ketika keluar mani /cairan Puti yang


bersifat lengket

3. Mandi jenazah /mayat kecuali mati syahid

4. Mandi wajib khusus perempuan, pada saat


haid, nifas atau istihadah.

5. Mandi sehabis melahirkan

2.Mandu Sunnah

Mandi yang hukumnya sunah, sangat banyak macamnya. Namun


diantara mandi sunah yang penting antara lain:

- Mandi sunah di hari Jum’at


- Mandi sunah untuk ziarah

1Ahmad Rusdiana. Abdul Qadir, Ahmad Gajin.Tuntunan Praktek ,Ibadah(Bandung


Pusat:19) hal 48
2 Bahrani, al-Hadāiq al-Nādhirah, jld.4 hlm 182;Hamadani.

3.Thabathabai Hakim, Mustamsak al-‘Urwah, jld. 3, hlm. 68, 72 dan 341


-
Mandi sunah pada hari-hari yang mulia seperti Idul Fitri, Idul
Adha, Idul Ghadir dan lain-lain
- Mandi sunah pada malam-malam Ramadhan 3
3. Tata Cara Mandi

Tata Cara Pelaksanaan Mandi


Mandi dapat dilakukan dengan dua cara:

1.Metode Tartibi

Pada metode ini, anggota tubuh yang pertama disirami air


adalah kepala dan leher, kemudian anggota tubuh bagian kanan dan
selanjutnya anggota tubuh bagian kiri. Sebagian marja’ taklid
berpendapat, mendahulukan anggota tubuh bagian kanan dari
anggota tubuh bagian kiri bukanlah suatu keharusan atau hukumnya
tidak wajib.4

Menjaga urutan diantara angota-angota adalah syarat nyata


(waqi’i), oleh karenanya jika mandi dikerjakan tidak sesuai dengan
tartib dan urutan tersebut, baik itu dikarenakan ketidak tahuan akan
masalah ini ataupun karena lupa, maka mandinya menjadi batal dan
harus diulangi kembali.

Sesuai dengan fatwa mayoritas marja taklid, memulai


menyiramkan air ke setiap anggota tubuh tidak wajib dari atas ke
bawah. Demikian pula tidak wajib menjaga kesinambungan
(muwalat; membersihkan anggota tubuh secara berkesinambungan
dan tanpa adanya jarak diantara anggota-anggota tersebut)

Di saat mandi disunahkan untuk menggunakan air tidak lebih


dari 3 liter.Sebagian orang dalam menggunakan air pada saat
melakukan mandi, baik waktu atau banyaknya air yang digunakan
tidak sesuai dengan aturan agama. Hal ini disebabkan karena rasa
was-was atau khawatir sehingga berlebih-lebihan dalam penggunaan
air. Untuk menghindarkan diri dari kondisi seperti itu, maka yang ha
tubuh ke dalam air dalam satu waktu yang bersamaan dan cukup
dilakukan sekali. Wajib hukumnya membenamkan keseluruhan
anggota tubuh pada saat yang bersamaan.

4 Thabathabai Yazdi, al-‘Urwah al-Wutsqa, jld. 2, hlm. 142.


Menurut fatwa sebagian Marja’ taklid, jika berniat mandi
irtimasi setelah keseluruhan anggota tubuh terbenam secara
sempurna ke dalam air, maka mandi yang dilakukannya tidaklah sah.
Oleh karenanya, lebih baik berniat disaat sebagian anggota tubuh
berada di luar air.
Harus dilakukan adalah tidak menuruti rasa was-was dan
keraguan itu dan menggunakan waktunya untuk mandi sebagaimana
orang-orang pada umumnya.

2.Metode Irtimasi

Metode ini dilakukan dengan cara membenamkan seluruh Hal-Hal


Yang Diwajibkan Dalam Mandi

Hal-hal wajib dalam mandi yang keabsahannya bergantung pada hal-


hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Niat adalah melakukan amalan dengan niat
melaksanakan perintah Allah swt, jika tidak
disertai niat karena Allah swt, maka mandinya
batal.
2. Menjaga niat sampai selesai mandi
3. .Menyiramkan air ke seluruh anggota tubuh
sehingga dikatakan mandi dalam pandangan
umum. Menurut sebagian ulama, membasuh
tubuh terealisasi dengan menyiramkan air ke
permukaan kulit, sekalipun dengan bantuan
basuhan tangan
4. Tidak diharuskan untuk menyentuhkan air
pada anggota tubuh bagian dalam, seperti
dalam mata, hidung, mulut, bagian dalam
telinga yang tidak terlihat, juga pada bagian
bawah kuku yang tidak terlalu panjang.
5. Untuk bagian anggota tubuh yang terlihat tapi
tidak akan tersentuh air secara normal,
misalnya bagian dalam daun telinga maka
tetap wajib untuk membasuhnya dengan air.
6. Mubāsyarah (secara langsung) yaitu mandi
sendiri, bukan dilakukan oleh orang lain.
7. Pada saat melakukan mandi, tubuh dalam
keadaan bersih.
8. Air yang digunakan saat melakukan mandi
adalah air mutlak, bersih dan mubah. Oleh
karena itu, mandi yang dilakukan dengan
menggunakan air mudhaf, najis dan gasab
(tanpa seizin pemiliknya, jika air itu bukan
milik umum) hukumnya batal dan tidak
sah.[19]5
4. Hal-Hal Yang Membatal kan

Hal-hal yang Membatalkan


Menurut fatwa Imam Khomeini dan sebagian lainnya dari
kalangan marja taklid, jika diantara proses mandi atau pun setelah
itu, terjadi hadats asghar (hal-hal yang membatalkan wudu) seperti
kencing dan sebagainya, itu tidak membatalkan mandi. [20] Atau
dengan kata lain, orang tersebut tidak perlu mengulang mandinya.
Namun jika hendak melakukan salat (dan seluruh perbuatan yang
disyaratkan wudu), maka wajib baginya untuk mengambil wudu
terlebih dahulu.

Terdapat perbedaan antara hal-hal yang membatalkan wudu


dengan hal-hal yang membatalkan mandi. Hal-hal yang
membatalkan mandi adalah hal-hal yang mewajibkan mandi, seperti:
1. Junub,
2. Keluarnya darah haid,
3. Keluarnya darah istihadah,
4. Keluarnya darah nifas

Menurut pendapat sebagian ulama marja taklid yang lain, jika


di tengah proses mandi terjadi hadats asghar (hal-hal yang
membatalkan wudu) maka mandi harus dilakukan dari awal dan
untuk melakukan hal-hal yang mempersyaratkan thaharah, maka
harus mengambil wudu juga.[

B. Wudhu

1.pengertian Wudhu’

tentu perlu dipahami oleh seluruh umat Islam. Pasalnya,


salah satu rukun salat ini wajib dilakukan agar Allah SWT menerima
salat atau setiap ibadah yang kamu laksanakan dan dianggap sah bila

5Najafi, Jawāhir al-Kalām, jld. 3, hlm. 106 dan 122; Thabathabai al-Yazdi, al-‘Urwah al-
Wutsqa, jld. 1, hlm. 512-513
dengan wudhu’ yang benar dan berdasar kan yang telah di ajar kan
oleh nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW bersabda, yang artinya: “Allah tidak


menerima salat salah seorang di antara kamu sampai ia ber Wudhu.”
(H.R Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi). Menilik sabda
Nabi Muhammad SAW tersebut, telah jelaslah betapa pentingnya ber
Wudhu dalam ibadah.6
. Wudhu memiliki tata cara dan bacaan tertentu saat
melakukannya. Kamu harus menjalankannya sesuai sunah. Utsman
bin Affan radiyallahu’anhu berkata: “Barang siapa ber wudhu seperti
yang dicontohkan Rasulullah SAW, niscaya akan diampuni dosa-
dosanya yang telah lalu, dan perjalanannya menuju masjid dan
sholat nya sebagai tambahan pahala baginya.” (HR. Muslim)
Adalah salah satu cara menyucikan anggota tubuh dengan air. Hal ini
berkaitan dengan seorang muslim diwajibkan bersuci setiap akan
melaksanakan salat. Berwudu bisa pula menggunakan debu yang
disebut dengan tayammum.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian


wudhu adalah menyucikan diri (sebelum salat) dengan membasuh
muka, tangan, kepala, dan kaki. Sementara itu, dilansir dari
Wikimuslim, pengertian wudhu secara istilah adalah menggunakan
air yang dapat mensucikan pada empat anggota tubuh (Wajah,
tangan, kepala, kaki) dengan sifat yang khusus menurut syariat.

Pengertian wudhu merupakan tindakan yang wajib


dilakukan oleh umat Muslim, terutama ketika hendak melakukan
ibadah salat, thawaf di kakbah dan menyentuh Al-Qur’an. Berikut
ayat Al-Qur’an yang mewajibkan seorang Muslim untuk berwudu
sebelum hendak melakukan salat. Allah berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman jika kalian berdiri untuk


(mendirikan) salat maka cucilah wajah-wajah kalian dan tangan-
tangan kalian hingga ke siku-siku dan basuhlah kepala-kepala kalian
dan (cucilah) kaki-kaki kalian hingga kedua mata kaki...” (QS. Al-
Maidah [5]:6)
3. Rukun wudhu

6Muhammad Abduh Tuasikal, shafinatun Naja: Tanda Baliq Istinja Rukun wudhu: Dan cara
wudhu’ :2021
tentu harus diikuti dengan pemahaman rukun-rukunnya. Rukun
wudhu sendiri sebenarnya ada enam, yaitu
1. niat,
2. membasuh wajah,
3. membasuh tangan,
4. mengusap sebagian kepala,
5. membasuh kaki, dan
6. tertib atau menurut susunan yang disebutkan dalam Al-Qur’an.

Keenam perkara dari rukun wudhu ini harus dilaksanakan


dengan berurutan dan tenang. Tidak boleh meninggalkan salah satunya
jika ingin ibadah salat kamu sah. Selain rukun wudhu, ada juga
beberapa sunah yang bisa dilakukan agar mendapatkan pahala
berlimpah.
4. Sunnah Wudhu’
Berikut beberapa sunah ber wudhu yang telah dicontohkan oleh Rasulullah
SAW:

- Membasuh kedua telapak tangan.


- Menggosok gigi dengan siwak dan berkumur.
- Memasukkan air ke dalam hidung.
- Menyapu air ke seluruh kepala.
- Membasuh kedua telinga (bagian dan luar).
- Mendahulukan yang kanan.
- Menggosok celah-celah jari tangan, kaki, dan janggut jika panjang.
- Melakukan sebanyak 3 kali.
- Berturut-turut, yaitu bersambung dari awal sampai akhir tanpa jeda

C.Tayamum
1. Pengertian Tayamum
Tayammum adalah mengusapkan debu ke muka dan kedua tangan
sampai sikut dengan rukun dan syarat tertentu. Tayammum adalah pengganti
wudhu dan mandi sebagai rukhsoh (keringanan) untuk orang yang tidak
dapat menggunakan air karena sebab-sebab sebagai berikut:

1. Tidak adanya air.


2. Sakit, apabila seseorang menggunakan air maka bertambah
parah penyakitnya atau lambat sembuhnya menurut keterangan
ahli medis.
3. Sedang dalam perjalanan.(musafir)
4. Air yang sedikit namun air tersebut sangat dibutuhkan
hayawan muhtarom (hayawan yang haram dibunuh) karena
kehausan. Adapun hayawan ghoiru muhtarom (yang boleh
dibunuh) ada enam:
1. Orang yang meninggalkan sholat.
2. Orang yang berzinah muhson.
3. Orang kafir harbiy.
4. Orang murtad.
5. Anjing gila
2. Dasar hukum tayammum adalah Q.S. al-Maidah ayat 6:
Artinya: “dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari
tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak
memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih);
sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.”
3. Tayammum:
1. Menggunakan tanah yang bersuci dan berdebu
2. Bersuci dari najis terlebih dahulu.
3. Sudah masuk waktu sholat.
4. Berusaha mencari air, tetapi tidak dapat.
5. Tayammum hanya berlaku untuk satu kali sholat fardhu
4.Rukun Tayammum:
1. Memindahkan debu ke muka dan ke kedua tangan sampai sikut.
2. Niat
Nawaitu tayammuma lisstibaahatish shalaati fardlol lillaahi ta’aalaa.
Artinya: “saya niat tayam mum agar diperbolehkan sholat karena Allah
ta’ala”
Niat dibaca ketika mengusap bagian pertama dari muka.
3. Mengusap muka
4. Mengusap kedua tangan sampai sikut.
5. Tertib
5.Sunnah-sunnah Tayammum
1. Membaca basmalah
2. Mendahulukan anggota yang kanan dari yang kiri.
3. Berturut-turut.
6.Perkara-perkara yang membatalkan Tayammum
1. Sesuatu yang membatalkan wudhu.
2. Mendapatkan air sebelum sholat

Bab III
Penutupan

1.Kesimpulan
Wudhu adalah cara bersuci yang tujuan utamanya untuk
menghilangkan hadas kecil seperti keluar Anggi dari dubur (kentut) buang
air kecil buang air besar dan tidur nyenyak. wudu itu menjadi salah satu
sarat dari mendirikan sholat
Mandi adalah mengaliri air keseluruhan badan dengan cara tertentu
sebagai mana yang telah di aturkan oleh syariat. Dalam kondisi tertentu
orang muslim harus melakukannya kadang -kadang Sunnah melakukan nya.
Pada kondisi tertentu setiap muslim wajib melakukan mandi yang bukan
mandi biasa atau di sebut mandi besar.
Tayamum ialah mengusapkan debu ke muka dan kedua tangan sampai
siku dengan beberapa syarat. Tayamum adalah pengganti wudhu’ dan mandi
sebagai keringanan bagi orang yang tidak bisa dalam menggunakan air
karena beberapa halangan. Tayamum di lakukan tidak sembarangan ada
aturan yang mengikat seperti syarat dan rukun ada juga Sunnah – Sunnah
nya dan wudhu’ dan tayamum bisa batal karena suatu hal.

Daftar pustaka

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210408112948-284-
627383/jenis-jenis-mandi-dalam-islam-mandi-wajib-dan-mandi-sunah
https://www.liputan6.com/hot/read/4709911/pengertian-wudhu-rukun-dan-
tata-caranya-sesuai-sunah
https://www.merdeka.com/trending/pengertian-wudhu-dan-tayamum-
lengkap-dengan-dalil-serta-syarat-wajibnya-kln.html
https://www.gramedia.com/literasi/tata-cara-tayamum/
Rifai’ Moh.2013.Ridalah Tuntunan Sholat Lengkap Semarang .PT. karya
Toha Putra
Rasjid.Sulaiman,2014. Fiqih Islam Bandung: Sinar Baru Al Gasindo

Anda mungkin juga menyukai