Anda di halaman 1dari 14

SHOLAT 1

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqh

Yang diampu oleh Bapak Muhammad Arif S. Pd, M. Pd

Oleh :

Nurkhalisah Nazmi (210101100065)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI TADRIS FISIKA

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik.

Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta


kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di akhirat
nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehatnya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tujuan menambah wawasan bagi
si pembaca dan penulis yang berjudul “SHOLAT 1“ .

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis memohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.

Banjarbaru, Oktober 2022

Nurkhalisah Nazmi

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG .................................................................................1


B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................1
C. TUJUAN ......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SHOLAT ............................................................................3


B. SYARAT WAJIB SHOLAT ........................................................................3
C. SYARAT SAH SHOLAT ............................................................................5
D. RUKUN SHOLAT .......................................................................................6
E. PEMBATAL SHOLAT ...............................................................................7
F. SUNNAH-SUNNAH SHOLAT ..................................................................7

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ..........................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang
sudah mukallaf dan harus dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam
perjalanan. Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam
didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga
barang siapa mendirikan shalat maka ia mendirikan agama (Islam), dan
barang siapa meninggalkan shalat,maka ia meruntuhkan agama (Islam).
Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima
kali, berjumlah 17 rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus
dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik sedang sehat maupun
sakit.
Sering kali kita sebagai orang islam tidak mengetahui kewajiban kita
sebagai mahluk yang paling sempurna yaitu sholat, atau terkadang tau
tentang kewajiban tapi tidak mengerti terhadap apa yang dilakukan. Oleh
karena itu mari kita kaji bersama tentang pengertian sholat, syarat-
syaratnya, rukun, pembatal, dan sunnah-sunnah sholat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sholat?
2. Apa saja syarat wajib sholat?
3. Apa saja syarat sah sholat?
4. Apa rukun sholat?
5. Apa saja pembatal sholat?
6. Apa saja Sunnah-sunnah sholat?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari sholat
2. Mengetahui syarat-syarat wajib sholat
3. Mengetahui syarat-syarat sah sholat
4. Mengetahui rukun sholat
5. Mengetahui pembatal sholat
6. Mengetahui Sunnah-sunnah sholat

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sholat
Sholat secara Bahasa berarti do’a atau do’a meminta kebaikan. Allah
SWT. berfirman dalam surah at-taubah ayat 103 yang artinya “...dan
berdoalah (wa shalli) untuk mereka. Sesungguhnya doamu (shalaataka) itu
(menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka....”.
Adapun menurut syara', shalat berarti semua perkataan dan perbuatan
tertentu yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam.1

B. Syarat Wajib Sholat


Syarat wajib adalah syarat-syarat yang jika semuanya terdapat pada diri
seseorang, maka wajib baginya untuk menjalankan sholat. Tuntutan
kewajiban sholat menjadi gugur apabila salah satu dari syarat wajib itu tidak
terdapat pada diri seseorang.
Syarat wajib sholat diantaranya yaitu;
a. Beragama Islam
Sholat tidak wajib atas orang kafir, sehingga apabila nanti ia masuk
islam, maka tidak wajib atasnya mengqadha sholat. Sedangkan orang
murtad, jika ia kembali kepada islam, maka wajib atasnya mengqadha
sholat.
b. Baligh
Sholat tidak wajib bagi anak kecil, meskipun sudah tamyiz (dapat
makan, minum, dan cebok sendiri). Namun ia harus diperintahkan sholat
pada usia 7 tahun. Dan jika meninggalkan sholat pada usia 10 tahun, ia

1
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam wa adillatuhu Jilid 1, (Jakarta: Gema Insani, 2011), h. 541.

3
harus dipukul dengan pukulan yang tidak mencelakakan. Seperti pada
hadits “Dari Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya berkata:
Rasulullah SAW, bersabda : “ Suruhlah anak-anak kecil kamu
melakukan sholat pada ( usia ) tujuh tahun, dan pukullah
mereka ( bila lalai ) atasnya pada ( usia ) sepuluh tahun, dan
pisahkanlah mereka di tempat-tempat tidur ”. ( H.R. Ahmad dan Abu
Daud )
c. Berakal
Sholat tidak wajib bagi orang gila, orang yang terkena sakit ayan
(epilepsi), dan orang yang mabuk. Mereka tidak wajib qadha jika telah
sadar. Kecuali jika ketiga hal tersebut terjadi karena kecerobohan
dirinya, maka ketika sadar mereka wajib mengqadha sholat.
d. Suci dari Haid dan Nifas
Sholat tidak wajib atas wanita yang sedang haid atau nifas. Bahkan jika
ia mengerjakan sholat, hukumnya haram dan tidak sah. Jika ia telah suci,
tidak wajib baginya untuk mengqadha sholat.
e. Sampainya Dakwah Islam
Sholat tidak wajib bagi orang yang belum menerima dakwah islam
secara benar. Orang yang hidup di daerah yang jauh, yang tidak
terjangkau oleh dakwah islam, dan ia tidak mengenal islam sama sekali
atau mengetahui islam dengan gambaran yang sangat buruk melalui apa
yang ia dengar dari nonmuslim yang sengaja memberikan informasi
menyesatkan tentang islam, maka orang semacam ini ditoleransi bila ia
tidak mengerjakan sholat karena kondisi tersebut. Sedangkan yang
berdosa adalah seluruh kaum muslimin, karena menyampaikan islam
adalah fardhu kifayah.
Begitu pula orang yang tidak mengetahui tentang sholat, yakni orang
yang tidak mampu dating ke tempat ilmu untuk belajar. Adapun orang
yang tidak tahu tentang sholat, sedangkan ia mampu pergi ke tempat
ilmu, namun tidak melakukannya, maka ia berdosa meninggalkan sholat
karena tidak melakukan kewajiban belajar tentang sholat.

4
f. Sehatnya Indra
Yang dimaksud disini adalah indra penglihatan dan pendengaran. Jika
seseorang terlahir dalam keadaan buta dan tuli, atau mengalaminya pada
usia kecil sebelum tamyiz, maka ia tidak mendapat tuntutan
mengerjakan sholat. Sebab ia tidak mampu untuk memahami, baik
melalui isyarat penglihatan ataupun suara pendengaran.

C. Syarat Sah Sholat


Syarat sah adalah syarat-syarat yang jika terpenuhi, maka sholat
seseorang sah, dan sholatnya tidak sah jika salah satu dari syarat tersebut
tidak terpenuhi. Syarat sah sholat yaitu;
a. Mengetahui Masuknya Waktu Sholat
Dalam hal ini, mengetahui secara yakin ataupun berdasarkan
dugaan. Jika seseorang sholat tanpa berusaha dahulu untuk
mengetahui masuknya waktu sholat, maka sholatnya tidak sah,
meskipun pada kenyataannya sudah masuk waktu.
b. Menghadap Kiblat
Yakni menghadap ke fisik ka’bah, secara yakin jika tidak ada
penghalang antara dirinya dan ka’bah, dan menurut perkiraan jika
ada penghalang.
c. Menutup Aurat
Menutup aurat saat sholat di tempat yang sunyi ataupun yang
lainnya. Aurat laki-laki adalah antara pusar dan lutut. Sedangkan
aurat perempuan adalah seluruh badan, kecuali muka dan telapak
tangan. Syarat penutup aurat harus menutupi warna kulit dan
menutupi dari bagian atas serta samping badan, tidak harus bagian
bawahnya.
d. Suci dari hadas
Suci dari hadas disini yaitu baik hadas kecil ataupun hadas besar.
Jika seseorang sholat tanpa bersuci dari hadas terlebih dahulu
meskipun lupa, maka sholatnya tidak sah.

5
e. Suci dari Najis
Baik pakaian, bada, ataupun tempat harus suci dari najis. Jika
seseorang sholat, sedangkan ia lupa atau tidak tahu bahwa pada
dirinya atau pakaiannya terdapat najis yang tidak di ma’fu
(ditolerir), maka ia wajib mengulang lagi sholatnya. 2

D. Rukun Sholat
Rukun adalah perkara yang wajib dilakukan di dalam waktu kegiatan
ibadah. Rukun sholat ada 13, yaitu;
1. Niat, artinya dengan sengaja di dalam hati untuk apa kita mengerjakan
shalat. Umpamanya yang terkata dalam hati, "Sengaja saya shalat fardhu
Zhuhur 4 raka'at karena Allah."Begitulah seterusnya untuk tiap-tiap
macam shalat dengan niat yang tertentu.
2. Berdiri atau Qiyam. Apabila tidak dapat berdiri, boleh dengan duduk;
apabila tidak dapat duduk, boleh dengan berbaring.
3. Takbiratul ihram. Artinya membaca “Allahu akbar”
4. Membaca surah Al-Fatihah
5. Ruku' dengan tuma'ninah.
Artinya membungkuk sehingga punggung menjadi sama datar dengan
leher, dan kedua belah tangan memegang lutut. Dengan tuma'ninah
artinya berhenti/bertenang.
6. I'tidal dengan tuma'ninah. Artinya, bangkit dari ruku dan kembali tegak
lurus dan bertenang.
7. Sujud dua kali dengan tuma'ninah. Sujud artinya meletakkan dua lutut,
kedua tangan, kening dan hidung ke atas lantai atau tempat sujud.
8. Duduk antara dua sujud dengan tuma'ninah.
9. Duduk untuk tasyahhud atau tahiyat akhir.
10. Tasyahhud atau tahiyat akhir.

2
Abu Abbas Zain Musthofa al-Basuruwani, Fiqh Shalat Terlengkap, (Yogyakarta: laksana, 2020), h.
101-104.

6
11. Membaca sholawat atas nabi. Pada tasyahud akhir hukumnya wajib,
sedangkan pada tasyahud awal hukumnya Sunnah.
12. Mengucapkan salam
13. Tertib, artinya berurutan menurut aturan yang telah ditentukan.

E. Pembatal Sholat
Sholat akan menjadi batal atau tidak sah apabila ketinggalan atau
kekurangan salah satu syarat atau rukunnya. Pembatal sholat diantaranya
1. Berbicara dengan sengaja, yang bukan bacaan shalat.
2. Bergerak banyak (tiga kali atau lebih) berturut-turut. Seperti berjalan
atau memukul.
3. Makan.
4. Minum.
5. Ketawa terbahak-bahak.
6. Berhadas kecil atau besar.
7. Terbukanya 'aurat dengan sengaja.
8. Terkena najis yang tidak dapat dimaafkan.
9. Berubah niat. Seumpama berniat keluar dari shalat.
10. Membelakangi kiblat.
11. Murtad.

F. Sunnah-sunnah Sholat
Sunnah shalat dibagi menjadi 4:
1. Sunnah sebelum shalat.
Adzan dan Iqamah. Apabila telah datang waktu shalat, maka sunatlah
salah seorang yang hendak mengerjakan shalat itu menyerukan adzan
sebagai tanda waktu dan panggilan kepada teman-teman yang hendak
mengerjakan shalat. Apabila shalat akan dimulai, maka sunatlah seorang
yang hendak mengerjakan shalat itu membaca iqamah.

7
2. Sunnah Ab’adh di dalam sholat.
Yaitu perkara yang sunnah, tetapi apabila ketinggalan (kelupaan) harus
diganti dengan sujud pada penghabisan shalat, yang dinamakan sujud
sahwi yaitu sujud karena lupa. Sunnah Ab'adh ialah:
1. Tasyahhud atau Tahiyat awal.
2. Duduk dalam Tasyahhud atau Tahiyyat awal.
3. Membaca Shalawat dalam Tasyahud awal.
4. Membaca Shalawat diwaktu duduk penghabisan.
5. Membaca do'a Qunut, pada shalat Shubuh sesudah I'tidal yang kedua
pada shalat Witir dalam setengah yang akhir bulan puasa.
3. Sunnah Hai'at di dalam sholat.
Sunat Hai'at ialah segala sunnah yang dikerjakan di dalam shalat, selain
sunnah Ab'adh. Sunnah Hai'at itu di antaranya sebagai berikut:
1. Mengangkat kedua tangan ketika Takbiratul ihram, akan ruku’,
bangun dari ruku’ (I'tidal), dan ketika berdiri dari Tahiyyat awal.
Mengangkat kedua tangan itu hingga kedua telapak tangan sampai
di atas bahu, dan kedua ibu jari sampai ke telinga.
2. Meletakkan tangan kanan ke atas tangan kiri dengan
menggenggamnya dan diletakkan di bawah dada.
3. Membaca do'a Iftitah sesudah Takbiratul ihram.
4. Membaca Ta'awudz.
5. Membaca “aamiin” sesudah membaca Al-Fatihah.
6. Membaca “sami’allahu liman hamidah” ketika I’tidal
7. Membaca Tasbih ruku (bacaan ruku') tiga kali dan membaca Tasbih
sujud (bacaan sujud) tiga kali.
8. Ketika duduk diantara dua sujud membaca “rabbigfirlii warhamnii
wajburnii wahdinii warzuqnii wa’aafinii wa’fu ‘annii”
9. Meletakkan tangan ke atas paha ketika duduk tahiyyat. dengan
menghamparkan yang kiri di atas paha yang kiri, dan
menggenggamkan yang kanan di atas yang kanan kecuali telunjuk,

8
guna berisyarat ketika membaca "Illallah", yaitu dengan diluruskan
ke muka.
10. Duduk Iftirasy, artinya duduk dengan cara menduduki kaki kiri,
sedang telapak kaki kanan berdiri dan jarinya terletak di tanah
menghadap kiblat seberapa dapat.
11. Duduk Tawarruk dalam Tahiyyat akhir. Duduk Tawarruk artinya
duduk dengan cara mengulurkan kaki kiri di bawah kaki kanan,
sedang telapak kaki kanan berdiri dan ujung jarinya menghadap
kiblat seberapa dapat.
12. Membaca do'a shalawat yang lebih sempurna.
13. Membaca do'a sesudah shalawat dalam Tahiyyat akhir.
14. Membaca salam yang kedua.
15. Khusyu' di dalam shalat. Artinya, hati senantiasa ingat dan merasa
akan arti yang dibacanya di dalam shalat, dan bahwa ia menghadap
Tuhan Allah SWT.
4. Sunnah sesudah sholat
Setelah selesai mengerjakan sholat fardhu maka sunnahlah mengerjakan
puji-pujian, dzikir do’a sebagai berikut
1. Membaca istighfar 3x.
2. Membaca tahlil 3x.
3. Membaca tasbih 33x.
4. Membaca tahmid 33x.
5. Membaca takbir 33x.
6. Membaca do’a.3

3
Imam Zarkasyi, Fiqh 1, (Ponorogo: Trimurti Press, 2013), h. 26-41.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sholat secara Bahasa berarti do’a, adapun menurut syara', shalat berarti
semua perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan
disudahi dengan salam.
Syarat wajib sholat diantaranya beragama islam, baligh, berakal, suci
dari haid dan nifas, sampainya dakwah islam, dan sehatnya indra.
Syarat sah sholat ada lima yaitu, mengetahui masuknya waktu sholat,
menghadap kiblat, menutup aurat, suci dari hadas, dan suci dari najis.
Rukun sholat ada 13 yaitu, niat, berdiri atau qiyam, takbiratul ihram,
membaca Al-Fatihah, ruku’ dengan tuma’ninah, I’tidal dengan tuma’ninah,
sujud dua kali dengan tuma’ninah, duduk antara dua sujud dengan
tuma’ninah, duduk untuk tasyahud atau tahiyat akhir, tasyahud atau tahiyat
akhir, membaca sholawat atas nabi, mengucap salam, dan tertib.
Sunnah sholat dibagi menjadi 4 yaitu, Sunnah sebelum sholat, Sunnah
ab’adh di dalam sholat, Sunnah hai’at di dalam sholat, dan Sunnah sesudah
sholat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Basuruwani, Abu Abbas Zain Musthofa. 2020. Fiqh Shalat Terlengkap.


Yogyakarta: laksana.
Zarkasyi, Imam. 2013. Fiqih 1. Ponorogo: Trimurti Press.
Zuhaili, Wahbah Abdul Hayyie al-Kattani. 2011. Fiqih Islam wa
adillatuhu Jilid 1. Jakarta: Gema Insani.

11

Anda mungkin juga menyukai