Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Mahdiyyah 215120034
2. Wianda Rara Syafiah 225120001
3. Muh Husnil 215120038
Dosen Pengampuh:
Moh. Anwar Zainuddin, S.EI., M.E.Sy.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Etika Produksi Islam”. Penyusunan makalah ini dibuat untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Etika ekonomi islam. Kami berharap dapat menambah
pengetahuan dan wawasan khususnya dalam pelajaran Etika ekonomi islam.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ........................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Produksi........................................................................................ 3
B. Pengertian Etika Produksi .............................................................................. 4
C. Perbedaan Produksi Kapitalis(Barat) dan Islam ............................................. 4
D. Etika Produksi Dalam Islam........................................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................... 9
B. Saran ............................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
1
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Produksi
1 Devina Mardiana, “ETIKA PRODUKSI DALAM EKONOMI ISLAM,” Jurnal Filsafat Ekonomi (2022).
2
Agung Zulkarnain Alang, “PRODUKSI, KONSUMSI DAN DISTRIBUSI DALAM ISLAM,” Journal Of
Institution And Sharia Finance Volume 2 (2019): 11–12.
3
B. Pengertian Etika Produksi
4
Menururut kapitalis (konvensional) produksi dikuasai perorangan
sehingga individu merupakan dasar kapitalis. Mereka hidup berdasarkan
pemisahan agama dengan kegiatan sehari-hari, ini terlihat pada kehidupan yang
individualistik, mementingkan diri sendiri, persaingan mati-matian dan
mengahalalkan segala cara demi memperoleh keuntungan yang besar.
4
Damsar, Pengantar Sosiologi Ekonomi (Jakarta: Kencana, 2009).
5
3) Fungsi sosial, Islam menekankan dalam setiap kegiatan produksi harus
menekakan fungsi sosial, karena dalam Islam saat bekerja (berproduksi)
tidak hanya memikirkan bagaimana memperkaya atau mencari harta
hanya untuk individu (diri sendri), dalam Islam menekankan fungsi sosial
yaitu bersedekah dan berbagi sebagian harta yang didapatkan.
4) Kesejahteraan ekonomi, dalam konvensional hanya menekankan
kesejahteraan material (harta) saja, dengan mengabaikan kesejahtraan
spiritual dan moral sedangkan dalam Islam mencapai kesejahteraan
ekonomi secara menyeluruh. Kesejahteraan bagi Islam tidak hanya
bernilai pada harta semata, Islam berusaha bagaimana produksi dapat
mensejahterakan seluruh umat manusia bagi secara meteri atau non-
materi.
6
keimanan yang merasa telah cukup atas rahmat Allah. Bila tidak demikian
maka akan membawa manusia pada keserakahan dan ketamakan pada harta.5
5
Muhammad Syarif Chaundry, Sistem Ekonomi Islam (Jakarta: Kencana Pranada Media Grup, 2019).
6 Fahrudin Sukarno, “Etika Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam,” Jurnal Ekonomi Islam 1 (2010): 42.
7
mendapatkan harta itu tidak dituntun dengan baik, maka ia akan
mengantarkan pada suatu kejahatan yang besar sebagaimana yang kita
alami dalam masyarakat modern seperti kapitalisme.
c) Dalam ekonomi Islam tidak ada pertentangan yang nyata antara pencarian
material dan spiritual, asal saja proporsinya tetap dipelihara di antara
berbagai aktivitas manusia. Kitab Suci al-Qur’an memberi suatu
pandangan hidup yang seimbang pada kita, yang menolong pertumbuhan
kesehatan dan kecenderungan luhur di antara manusia di satu sisi, dan di
sisi lain memberi dorongan pada aktivitas produktif mereka.
d) Seorang muslim dilarang untuk bermalas-malasan dalam melakukan
aktivitas produksi, karena semua yang ada di dunia ini diciptakan oleh
Allah SWT untuk dimanfaatkan manusia. Kerja keras yang dilakukannya
secara terus menerus dan sungguh-sungguh akan membuat seorang muslim
mampu menemukan cara memanfaatkan sumber-sumber alam yang benar
dan baik untuk kemaslahatan dirinya dan orang lain.
e) Produksi harus dilakukan dengan jujur dan baik, karena sesungguhnya
produksi yang dilakukan dengan baik dan benar adalah satu bentuk
pelayanan pada masyarakat.7
7
Ikhsanul Rizki, “Etika Produksi Dalam Ekonomi Islam,” Jurnal Sains Ekonomi Islam (2018).
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Ikhsanul Rizki, “Etika Produksi Dalam Ekonomi Islam,” Jurnal Sains Ekonomi
Islam (2018).