Anda di halaman 1dari 13

ETIKA PRODUKSI ISLAM

Disusun Oleh :

Kelompok 3
1. Mahdiyyah 215120034
2. Wianda Rara Syafiah 225120001
3. Muh Husnil 215120038

Dosen Pengampuh:
Moh. Anwar Zainuddin, S.EI., M.E.Sy.

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI DATOKARAMA PALU
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Etika Produksi Islam”. Penyusunan makalah ini dibuat untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Etika ekonomi islam. Kami berharap dapat menambah
pengetahuan dan wawasan khususnya dalam pelajaran Etika ekonomi islam.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena


itu kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk
melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah


membantu dalam penyusunan makalah ini.

Palu, 01 oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ........................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Produksi........................................................................................ 3
B. Pengertian Etika Produksi .............................................................................. 4
C. Perbedaan Produksi Kapitalis(Barat) dan Islam ............................................. 4
D. Etika Produksi Dalam Islam........................................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................... 9
B. Saran ............................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. ii

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kini hampir semua orang dalam pergaulan –pergaulan hidup senantiasa


berhadapan dengan soal-soal ekonomi. ekonomi merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dengan kehidupan masyarakat seluruhnya. Persalan tersebut
dialami dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan eknmi adalah kegiatan manusia
untuk memenuhi atau mencukupi kebutuhan hidupnya. Salah satu kegiatan
eknmi adalah prduksi.

Islam menganjurkan umatnya untuk memproduksi dan berperan dalam


berbagai bentuk aktivis ekonomi : pertanian, perkebunan, perikanan,
perindustrian dan perdagangan. Islam memberkahi pekerjaan dunia dan
menjadikannya bagian dari ibadah dan jihad, jika sang pekerja bersikap
konsisten terhadap allah, suci niatnya dan tidak melupakannya.

Produksi adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa


yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Salah satu ahli ekonomi islam
kontemporer memberikan definisi yang berbeda-beda mengenai pengertian
produksi ialah karf 1992 yang mendefinisikan kegiatan produksi dalam
perspektif islam sebagai usaha manusia untuk mencapai tujuan hidup
sebagaimana digariskan dalam agama islam, yaitu kebahagiaan dunia dan
akhiraat.

B. Rumusan masalah

a. Apa yang dimaksud dengan produksi?


b. Bagaimana perbedaan produksi islam dan barat?
c. Bagaimana etika produksi dalam islam?

1
C. Tujuan

a. Untuk mengetahui pengertian produksi


b. Untuk mengetahui bagaimana perbedaan produksi islam dan barat
c. Untuk mengetahui bagaimana etika produksi dalam islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Produksi

Produksi dapat diartikan sebagai kegiatan usaha manusia untuk


menghasilkan nilai guna (barang/jasa) yang berguna bagi kehidupan manusia.
Tentu dalam Islam usaha yang dijalankan harus memberikan nilai baik atau
kemanfaatan maksimal, serta menghindarkan segala resiko kerugian. Produksi
yang menghadirkan mudarat dalam Islam tidak di bolehkan dalam ilmu fikih
termasuk kegiatan yang haram (dilarang untuk di produksi).

Perlu diperhatikan produksi dalam Islam yaitu menyangkut beberapa


hal pertama, bahan produksi harus halal. Pengusaha muslim harus
memperhatikan kemaslahatan dalam memilih bahan produksi, jangan sampai
barang yang kita jadikan bahan produksi jelek dan menyebabkan penyakit.
Sebagai contoh, segala bahan babi dilarang digunakan untuk segala bentuk
barang produksi, karena keharaman babi tersebut. Kedua, barang jadi
berkualitas baik dan halal. Jika kualitas barang produksi baik maka selanjutnya
barang yang dihasilkan akan baik, begitu sebaliknya jika jelek akan merugikan
konsumen.1

Dari pengertian di atas produksi adalah setiap bentuk aktivitas yang


dilakukan manusia dan cara mengeksplorasi sumber-sumber ekonomi yang
disediakan Allah Swt untuk wujudkan suatu barang dan jasa yang digunakan
tidak hanya untuk kebutuhan fisik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan non
fisik, dalam artian yang lain produksi dimaksudkan untuk mencapai maslahah
bukan hanya menciptakan materi.2

1 Devina Mardiana, “ETIKA PRODUKSI DALAM EKONOMI ISLAM,” Jurnal Filsafat Ekonomi (2022).
2
Agung Zulkarnain Alang, “PRODUKSI, KONSUMSI DAN DISTRIBUSI DALAM ISLAM,” Journal Of
Institution And Sharia Finance Volume 2 (2019): 11–12.

3
B. Pengertian Etika Produksi

Etika adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang


menegaskan tentang benar dan salah. Sedangkan produksi adalah suatu
kegiatan menambah nilai guna barang dengan menggunakan sumber daya yang
ada. Jadi, Etika Produksi adalah seperangkat prinsip- prinsip dan nilai-nilai
yang menegaskan tentang benar dan salahnya hal hal yang dilakukan dalam
proses produksi atau dalam proses penambahan nilai guna barang.

Tujuan Produksi antara lain3 :

1. Memperbanyak jumlah barang dan jasa


2. Menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas tinggi
3. Memenuhi kebutuhan sesuai dengan peradaban
4. Mengganti barang-barang yang rusak atau habis
5. Memenuhi pasar dalam negeri untuk perusahaan dan rumah tangga
6. Memenuhi pasar internasional
7. Meningkatkan kemakmuran.

C. Perbedaan Produksi Kapitalis(Barat) dan Islam

Ideologi produksi kapitalis adalah memenuhi kebutuhan beserta alat


pemuasnya yang bertujuan hanya memperoleh harta dan keuntungan dengan
sebanyak mungkin. Lain dengan halnya dalam produksi Islam yang
menganggap berproduksi dan bekerja merupakan bagian dari tujuan hidup
yakni beribadah dalam makna yang luas sebagai bagian dari pengabdian
kepada Allah SWT.

3 Khairan Konadi, “Etika Produksi,” Jurnal Etika Ekonomi (2020).

4
Menururut kapitalis (konvensional) produksi dikuasai perorangan
sehingga individu merupakan dasar kapitalis. Mereka hidup berdasarkan
pemisahan agama dengan kegiatan sehari-hari, ini terlihat pada kehidupan yang
individualistik, mementingkan diri sendiri, persaingan mati-matian dan
mengahalalkan segala cara demi memperoleh keuntungan yang besar.

Pandangan produksi konvensional dalam ekonomi memberikan


kebebasan serta hak dan kepemilikan kepada individu dan usaha secara
perorangan. Tujuan dan motif produksi sistem ekonomi konvensional adalah
memperoleh keuntungan.harta tanpa mengenal haram dan halal.

Dalam prinsip produksi pada masyarakat konvensional terdapat


prinsip ekspansi kekayaan alam, dalam prinsip ini hanya bagaimana menurut
individu saja produksi itu berjalan dengan maksimal dan mendatangkan
keuntungan. Masyarakat konvensional juga menganggap adanya kebebasan
individual dalam mengelola produksi baik barang maupun jasa. Mereka dalam
hal apapun mementingkan diri sendiri (individu) tanpa memikirkan orang lain
dan tidak mencampurkan agama dalam kehidupannya, prinsip mereka dan
tujuannya hanyalah bagaimana memperkaya diri sendiri (individu).4

Sedangkan dalam Islam prinsip produksi terdapat beberapa hal yaitu :

1) Berproduksi dalam lingkaran halal, dalam prinsip ini Islam mengajarkan


berproduksi hanya dalam barang-barang dan jasa yang bermanfaat dan
tentu saja halal, Islam melarang menggunaan hal-hal yang haram dan
tidak berguna bagi konsumen.
2) Menjaga sumber peroduksi, Islam sangat menganjurkan dalam aktivitas
produksi untuk menghindari kerusakan alam, meskipun Islam memberi
kebebasan dalam penggunaan kekayaan alam tetapi harus tetap dijaga
kelestariaan serta kegunaan agar tetap bisa digunakan untuk generasi
yang akan datang dan tidak mengancam kerusakan alam.

4
Damsar, Pengantar Sosiologi Ekonomi (Jakarta: Kencana, 2009).

5
3) Fungsi sosial, Islam menekankan dalam setiap kegiatan produksi harus
menekakan fungsi sosial, karena dalam Islam saat bekerja (berproduksi)
tidak hanya memikirkan bagaimana memperkaya atau mencari harta
hanya untuk individu (diri sendri), dalam Islam menekankan fungsi sosial
yaitu bersedekah dan berbagi sebagian harta yang didapatkan.
4) Kesejahteraan ekonomi, dalam konvensional hanya menekankan
kesejahteraan material (harta) saja, dengan mengabaikan kesejahtraan
spiritual dan moral sedangkan dalam Islam mencapai kesejahteraan
ekonomi secara menyeluruh. Kesejahteraan bagi Islam tidak hanya
bernilai pada harta semata, Islam berusaha bagaimana produksi dapat
mensejahterakan seluruh umat manusia bagi secara meteri atau non-
materi.

Dalam produksi Islam keluasan yang diberikan Islam kepada


produsen untuk memproduksi apa saja dalam ketentuan halal, memberikan
keuntungan bagi dirinya dan tidak merugikan masyarakat. Pola kegiatan
ekonomi yang berkembang dalam masyarakat yang dianjurkan Islam
menekankan moral pelaku ekonomi, agar bertanggung jawab yang dapat
menguntungkan semua pihak. Keuntungan di anggap sebgai motivasi dalam
bekerja dan bukan sebagai yang utama.

Norma dan etika dalam produksi bertujuan agar manusia menyadari


bahwa materi bukanlah tujuan utama yang menjadi prioritas kegiatan ekonomi.
Manusia dalam menekuni pekerjaan apapun hendaknya menyadari hak dan
kewajibannya sebagai hamba Allah. Adapun seruan untuk mencari rezeki tak
lain hanya memanfaatkan kekayaan alam semaksimal mungkin untuk
kebutuhan hidup.

Pada hakekatnya, manusia yang bekerja senantiasa mengharapkan


ridha Allah maka akan memperoleh hasil dari usaha tersebut dunia maupun
akhirat. Kehidupan manusia untuk memuaskan keinginan terus bertambah
karena keinginan itu tidak terbatas, maka hendaknya dilandasi dengan rasa

6
keimanan yang merasa telah cukup atas rahmat Allah. Bila tidak demikian
maka akan membawa manusia pada keserakahan dan ketamakan pada harta.5

Jadi, pada dasarnya berproduksi dalam konvensional ataupun Islam


adala bagaimana menciptakan barang dan jasa yang bermanfaat bagi konsumen.
Hanya saja, hanya saja dalam pengunaan dan tujuan serta prinsip yang berbeda.

D. Etika Produksi Dalam Islam

Dalam Islam, perilaku produksi adalah manifestasi ibadah, moralitas,


dan kedudukan manusia pada Tuhannya. Produsen dalam Islam
mengimplementasikan nilai moral dalam al-Qur’an dan as-Sunnah dalam hal
memenuhi permintaan konsumen, proses produksi, memperoleh modal,
pertumbuhan usaha, serta diversifikasi produk untuk kelangsungan usaha.
Karena tidak lepas dari nilai moral, produksi berpengaruh langsung pada
kehidupan sosial.6

Menurut Mujahidin (2009) etika produksi yang dapat diterapkan


dalam Islam untuk memperbaiki produksi dan memaksimalkan pemanfaatan
berbagai sumber daya yang ada dinyatakan sebagai berikut :

a) Barang-barang diproduksi harus bermanfaat dan diproduksi dengan tujuan


untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan bukan merupakan barang-
barang mewah. Jika barang-barang tersebut tidak memenuhi masyarakat,
maka tenaga kerja yang dihabiskan untuk memproduksi barang semacam
itu dianggap tidak produktif. Dalam keadaan bagaimanapun, ekonomi
islam tidak membenarkan adanya produksi barang-barang mewah, dan
tenaga kerja yang dihabiskan untuk memproduksi barang-barang dianggap
sebagai penghamburan usaha manusia.
b) Pencarian kekayaan melalui produksi mutlak perlu dituntun dengan cara
yang baik agar tetap dalam koridor tuntunan syariah. jika keinginan untuk

5
Muhammad Syarif Chaundry, Sistem Ekonomi Islam (Jakarta: Kencana Pranada Media Grup, 2019).
6 Fahrudin Sukarno, “Etika Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam,” Jurnal Ekonomi Islam 1 (2010): 42.

7
mendapatkan harta itu tidak dituntun dengan baik, maka ia akan
mengantarkan pada suatu kejahatan yang besar sebagaimana yang kita
alami dalam masyarakat modern seperti kapitalisme.
c) Dalam ekonomi Islam tidak ada pertentangan yang nyata antara pencarian
material dan spiritual, asal saja proporsinya tetap dipelihara di antara
berbagai aktivitas manusia. Kitab Suci al-Qur’an memberi suatu
pandangan hidup yang seimbang pada kita, yang menolong pertumbuhan
kesehatan dan kecenderungan luhur di antara manusia di satu sisi, dan di
sisi lain memberi dorongan pada aktivitas produktif mereka.
d) Seorang muslim dilarang untuk bermalas-malasan dalam melakukan
aktivitas produksi, karena semua yang ada di dunia ini diciptakan oleh
Allah SWT untuk dimanfaatkan manusia. Kerja keras yang dilakukannya
secara terus menerus dan sungguh-sungguh akan membuat seorang muslim
mampu menemukan cara memanfaatkan sumber-sumber alam yang benar
dan baik untuk kemaslahatan dirinya dan orang lain.
e) Produksi harus dilakukan dengan jujur dan baik, karena sesungguhnya
produksi yang dilakukan dengan baik dan benar adalah satu bentuk
pelayanan pada masyarakat.7

7
Ikhsanul Rizki, “Etika Produksi Dalam Ekonomi Islam,” Jurnal Sains Ekonomi Islam (2018).

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Produksi dapat diartikan sebagai kegiatan usaha manusia untuk


menghasilkan nilai guna (barang/jasa) yang berguna bagi kehidupan manusia.
produksi adalah setiap bentuk aktivitas yang dilakukan manusia dan cara
mengeksplorasi sumber-sumber ekonomi yang disediakan Allah Swt untuk
wujudkan suatu barang dan jasa yang digunakan tidak hanya untuk kebutuhan
fisik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan non fisik, dalam artian yang lain
produksi dimaksudkan untuk mencapai maslahah bukan hanya menciptakan
materi.

Prinsip ajaran Islam menjelaskan bahwa agama dan moralitas tidaklah


bertentangan dengan kemakmuran dan pencarian akan harta kekayaan. Namun
sebaliknya, keduanya akan saling melengkapi dalam mencapai kehidupan yang
bahagia baik di dunia maupun akhirat. Etika produksi dalam Islam jika
diterapkan dengan baik dan benar maka akan memberikan dampak positif bagi
tantaran kehidupan masyarakat seperti pertumbuhan ekonomi, pemerataan
kesejahteraan, kelestarian lingkungan hidup, dan tanggung jawab sosial
perusahaan sehingga terwujudnya masyarakat yang sejahtera serta
mempermudah mencapai tujuannya di hari akhirat.

B. Saran

Kepada para pembaca kami harapkan dengan membaca makalah ini


dapat bermanfaat dan menambah wawasan serta ilmu. Dan kami sebagai
penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah kami karena
kurangnya pengetahuan dan referensi yang kami dapatkan. Oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar tulisan
kami dapat menjadi lebih baik kedepannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ikhsanul Rizki, “Etika Produksi Dalam Ekonomi Islam,” Jurnal Sains Ekonomi

Islam (2018).

Muhammad Syarif Chaundry, Sistem Ekonomi Islam (Jakarta: Kencana Pranada

Media Grup, 2019.

Fahrudin Sukarno, “Etika Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam,” Jurnal

Ekonomi Islam 1, 2010.

Damsar, Pengantar Sosiologi Ekonomi, Jakarta: Kencana, 2009.

Khairan Konadi, “Etika Produksi,” Jurnal Etika Ekonomi, 2020.

Anda mungkin juga menyukai