DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. Muhammad Ridho
2. Muh. Fajar Syawal
3. Muayyad Bagimah
4. Riski Mustakim
5. Muammar Asshidiq
6. Putra Aditya
7. Mukhsin Alaydrus
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas berkat, rahmat karunia, hidayah dan
nikmat-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari berbagai
pihak dan juga guru-guru yang telah membantu dalam penyelesaian makalah yang
berjudul “Pengurusan Jenazah”.
Makalah ini disusun dari hasil ungkapan pemikiran tim penyusun yang
bersumber dari buku dan sumber lain sebagai referensi. Dengan harapan kami
semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua dan semoga hal ini
dapat menambah wawasan kita mengenai Pengurusan Jenazah.
Memang makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang
lebih baik. Demikan makalah ini dapat kami buat, semoga dapat bermanfaat serta
dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita semua.
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
1
D. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Jenazah berasal dari bahasa arab, jenazah dan jinazah yang berarti
mayat dan dapat pula berarti usungan beserta mayatnya. Seorang muslim yang
telah meninggal dunia harus segera diselesaikan pengurusannya, tidak boleh
ditunda-tunda kecuali terdapat hal-hal yang memaksa, seperti menunggu visum
dokter, menunggu keluarga dekatnya dan sebagainya.
Rasulullah SAW bersabda : “Tiga perkara wahai Ali bin Abi Thalib
tidak boleh ditunda-tunda yaitu Shalat bila telah masuk waktunya, jenazah bila
telah jelas matinya dan janda bila telah menemukan jodohnya (HR. Ahmad).
Mengurus jenazah hukumnya fardlukifayah.
1. Memandikan Jenazah
Memandikan jenazah adalah membersihkan dan mensucikan tubuh
mayat dari kotoran dan najis yang melekat padanya. Jenazah laki-laki
dimandikan oleh laki-laki dan jenazah perempuan dimandikan oleh
jenazah perempuan kecuali suami istri atau muhrimnya. Apabila di
lingkungan itu si mayit satu-satunya laki-laki atau satu-satunya perempuan
maka jenazah tidak dimandikan tapi ditayamumkan. Begitu pula jika di
daerah tersebut tidak ada air.
Cara Memandikan Jenazah :
✓ Ambil kain penutup dan gantikan dengan kain basahan sehingga
aurat utamanya tidak kelihatan.
✓ Mandikan jenazah pada tempat yang tertutup.
✓ Pakailah sarung tangan dan bersihkan jenazah dari segala kotoran.
3
✓ Ganti sarung tangan yang baru, lalu bersihkan seluruh badannya dan
tekan perutnya perlahan-lahan jika jenazah tidak hamil.
✓ Tinggikan kepala jenazah agar air tidak mengalir ke arah kepala.
✓ Masukkan jari tangan yang telah dibalut dengan kain basah kemulut
jenazah, gosok giginya, dan bersihkan hidungnya. Kemudian,
wudhukan seperti wudhu untuk sholat.
✓ Siramkan air ke tubuh yang sebelah kanan dahulu. Kemudian
kesebelah kirinya
✓ Mandikan jenazah dengan air sabun dan air mandinya yang terakhir
dicampur dengan wangi-wangian.
✓ Perlakukan jenazah dengan lembut ketika membalik dan menggosok
anggota tubuhnya.
✓ Memandikan jenazah satu kali jika dapat membasuh keseluruh
tubuhnya, itulah yang wajib. Sunnah mengulanginya beberapa kali
dalam bilangan ganjil.
✓ Jika keluar najis dari jenazah itu setelah dimandikan dari badannya,
wajib dibuang dan dimandikan kembali. Jika keluar najis setelah di
atas kafan, tidak perlu untuk diulang mandinya, tetapi cukup untuk
membuang najisnya saja.
✓ Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan dengan kain atau
handuk sehingga tidak membasahi kafannya.
✓ Selesai mandi, sebelum dikafani berilah wangi-wangian yang tidak
mengandung alkohol. Pemberian wewangian untuk jenazah
sebaiknya menggunakan kapur barus.
2. Mengafani Jenazah
➢ Hal-hal Yang Disunnahkan dalam Mengkafani Jenazah adalah :
a. Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus,
bersih dan menutupi seluruh tubuh mayat.
b. Kain kafan hendaknya berwarna putih.
4
c. Jumlah kain kafan untuk mayat laki-laki hendaknya 3 lapis,
sedangkan bagi mayat perempuan 5 lapis.
d. Sebelum kain kafan digunakan untuk membungkus atau
mengkafani jenazah, kain kafan hendaknya diberi wangi-wangian
terlebih dahulu.
e. Tidak berlebih-lebihan dalam mengkafani jenazah.
5
b. Untuk mayit perempuan :
✓ Susunlah kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk
masing-masing bagian dengan tertib. Kemudian, angkatlah
jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan
diatas kain kafan sejajar, serta taburi dengan wangi-wangian
atau dengan kapur barus.
✓ Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan
kotoran dengan kapas.
✓ Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya.
✓ Pakaikan sarung.
✓ Pakaikan baju kurung.
✓ Dandani rambutnya dengan tiga dandanan, lalu julurkan
kebelakang.
✓ Pakaikan kerudung.
✓ Membungkus dengan lembar kain terakhir dengan cara
menemukan kedua ujung kain kiri dan kanan lalu digulungkan
kedalam.
✓ Ikat dengan tali pengikat yang telah disiapkan.
3. Menshalatkan Jenazah
Menyolatkan jenazah adalah mendo’akan, memintakan ampun dan
rahmat bagi jenazah tersebut. Dasar hukum shalat jenazah adalah sabda
Nabi SAW. yang artinya : Shalatkanlah orang-orang yang meninggal
dunia antaramu (HR. Ibnu Majah). Semua syarat wajib dan syarat sah
shalat fardhu menjadi syarat dalam shalat jenazah kecuali waktu shalat.
a. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan salat
jenazah, yaitu :
• Jenazah diletakkan di arah kiblat (didepan imam apabila
berjama’ah atau di depan orang yang mensalatkannya apabila
sendiri). Posisi jenazah, kepalanya sebelah kanan dan kaki
sebelah kiri imam.
6
• Pada jenazah laki- laki imamnya berdiri sejajar dengan dada
jenazah, sedangkan apabila jenazahnya perempuan, maka
imam berdiri sejajar dengan pinggang jenazah.
• Setelah jama’ah salat jenazah siap untuk melaksanakan salat
jenazah tersebut, kemudian berniatlah di dalam hati untuk
melaksanakan salat jenazah.
b. Orang Paling Utama Untuk Melaksanakan Shalat Jenazah Yaitu:
• Orang yang diwasiatkan si mayat dengan syarat tidak fasik
atau tidak ahli bid’ah.
• Ulama atau pemimpin terkemuka ditempat itu.
• Orang tua si mayat dan seterusnya ke atas.
• Anak-anak si mayat dan seterusnya ke bawah.
• Keluarga terdekat.
• Kaum muslimin seluruhnya.1
c. Tata Cara Melakukan Shalat Jenazah adalah sebagai berikut :
1) Niat Sholat Jenazah
Melakukan takbiratul ihram (takbir pertama) dengan disertai
membaca niat dalam hati. Adapun niatnya sebagaimana
berikut:
➢ Untuk jenazah laki-laki :
7
Artinya: “Saya niat sholat atas mayit perempuan ini
fardhu karena Allah SWT”
َ ع َلى آ ِّل
سيِّ ِّدنَا ُم َح َّم ٍد َ ع َلى
َ َو،ٍسيِّ ِّدنَا ُم َح َّمد َ ال َّل ُه َّم
َ ص ِّل
Artinya: “Ya Allah, berikanlah rahmat-Mu kepada junjungan
kami Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad.”
ع َلى
َ ار ْك
ِّ َ َوب،ِّيم َ ع َلى آ ِّل
َ سيِّ ِّدنَا ِّإب َْراه َ َو،ِّيم
َ سيِّ ِّدنَا ِّإب َْراه َ َص َّليْت
َ ع َلى َ َك َما
،ِّيم َ ع َلى
َ سيِّ ِّدنَا ِّإب َْراه َ َار ْكت َ ع َلى آ ِّل
َ َ َك َما ب،ٍسيِّ ِّدنَا ُم َح َّمد َ َو،ٍسيِّ ِّدنَا ُم َح َّمد
َ
ٌ فِّي ْالعَا َلمِّينَ ِّإنَّكَ َح ِّميدٌ َم ِّجيد،ِّيم َ ع َلى آ ِّل
َ سيِّ ِّدنَا ِّإب َْراه َ َو
8
4) Mendoakan jenazah
Setelah membaca shalawat secara lengkap, pada takbir ke 3
dilanjutkan dengan membaca doa untuk jenazah yang sedang
disholati.
َ ََحر ْمنا أ
ُجْرهُ والتَ ْفتِّنا َبعدَه ِّ الل ُهم الت
Artinya: “Ya Allah, janganlah jadikan pahalanya tidak
sampai kepada kami (janganlah Engkau sertakan kami
9
akan pahalanya), dan janganlah Engkau memberi kami
fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.”
➢ Untuk jenazah perempuan :
4. Menguburkan Jenazah
Disunnahkan membawa jenazah dengan usungan jenazah yang
dipanggul di atas pundak dari keempat sudut usungan.
a. Orang yang berjalan kaki hendaklah berada di sekitar jenazah dan
orang yang berkendaraan berada dibelakang orang yang berjalan-
jalan.
b. Orang yang mengantarkan disunatkan diam dan khusu’ tidak
membicarakan keduniaan dan hendaknya lebih banyak mengingat
Allah.
c. Membawa jenazah ke kubur hendaknya dilakukan segera.
d. Setelah dekat kubur sebaiknya membaca bacaan yang baik (doa-doa)
guna menghindari pembicaraan yang tidak baik (ma’siat)
2 M Alvin Nur Choironi, “Tata Cara Shalat Jenazah (Menyalatkan Mayit).”. 2018.
10
Adapun peragaan cara mengubur jenazah dengan mengikuti petunjuk
berikut:
a. Turunlah tiga orang ke liang lahat guna menerima jenazah. Ada yang
menerima jenazah pada bagian kepala, bagian tengah, dan bagian
kaki.
b. Angkatlah jenazah pelan-pelan. Orang yang berada di atas liang
lahat bertugas mengangkat jenazah. Ada yang memegangi kepala,
perut dan kaki. Ketika menurunkan jenazah, disunahkan membaca
bismillahi wa’alamillati rasulillah.
c. Masukkan jenazah dari kaki kubur atau dari samping kubur (mana
yang mudah)
d. Taruhkan jenazah di liang lahat dan menghadap kiblat.
e. Berilah penyangga dengan tanah secukupnya agar jenazah tetap
miring. penyangga diletakkan pada bagian kepala dan punggung
serta paha.
f. Kenakan pipi kanan jenazah dengan tanah. Oleh karena itu, lepaskan
tali pocong. Kain kafan dilonggarkan dibagian kepala agar mudah
ditarik untuk meletakkan pipi mengenai tanah.
g. Tutuplah liang lahat dengan papan kayu atau yang lain. Hal itu
dimaksudkan agar apabila ditimbun, badan jenazah tidak terhimpin
dengan timbunan.
h. Timbunlah pelan-pelan liang lahat sampai selesai. Maksudnya, agar
penutup liang lahat tidak patah. Timbunan ditinggikan dari tanah
sekitarnya agar tidak tergenang air apabila tergenang hujan.
i. Berilah tanda dari kayu atau batu.
j. Doakan si mayit dan keluarga yang ditinggalkannya.3
11
B. Hukum Mengurus Jenazah
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Memandikan
2. Mengkafani
3. Menshalatkan
4. Menguburkan
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Choironi, M Alvin Nur. “Tata Cara Shalat Jenazah (Menyalatkan Mayit).”. 2018.
14