Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MENGURUS JENAZAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqh

Dosen Pengampu: Rovi’inRovi,M.Ag.

Disusun Oleh:

Zulfatun Ni’mah 43010210039

Avisina Nur Annisa 43010210065

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

IAINSALATIGA

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
haturkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Fiqih yang bertema
Selain itu, kami meyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka untuk menerima
segala masukan dan kritik sehingga makalah ini menjadi lebih baik dan benar.

Akhir kata, semoga makalah ini memberi manfaat ataupun inspirasi pada pembaca dan
bagi kami sendiri.

Salatiga, 3 Juni 2022


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................


Daftar Isi .................................................................................................................................. 1
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................................
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 2
A. Memandikan Jenazah ................................................................................................... 2
B. Mengkafani Jenazah..................................................................................................... 5
C. Tata Cara Sholat Jenazah ............................................................................................. 7
D. Menguburkan Jenazah ................................................................................................. 8
E. Takziyah ...................................................................................................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...

1
A. LATAR BELAKANG

Syariat Islam mengajarkan bahwa setiap manusia pasti akan mengalami kematianyang
tidak pernah diketahui kapan waktunya. Sebagai makhluk sebaik-baik ciptaan
AllahSWT dan ditempatkan pada derajat yang tinggi, maka Islam sangat menghormati
orangmuslim yang telah meninggal dunia. Oleh sebab itu, menjelang menghadapi
keharibanAllah SWT orang yang telah meninggal dunia mendapatkan perhatian khusus
dari muslimlainnya yang masih hidup.Dalam ketentuan hukum Islam jika seorang
muslim meninggal dunia makahukumnya fardhu kifayah atas orang-orang muslim yang
masih hidup untukmenyelenggarakan 4 perkara, yaitu memandikan, mengkafani,
menshalatkan danmenguburkan orang yang telah meninggal tersebut. Untuk lebih
jelasnya 4 persoalan tersebut, pemakalah akan mencoba menguraikan dalam penjelasan
berikut ini.

B. RUMUSAN MASALAH
2. Bagaimana tata cara memandikan jenazah?
3. Bagaimana tata cara mengkafani jenazah?
4. Bagaimana tata cara menshalatkan jenazah?
5. Bagaimana tata cara menguburkan jenazah?
6. Bagaimana ruang lingkup tazkiyah?

BAB II

PEMBAHASAN

A. MEMANDIKAN JENAZAH
Hukum memandikan jenazah adalah fardhu kifayah, artinya jika sudah ada satu orang
yang memandikan jenazah, maka tidak ada kewajiban lagi bagi yang lain untuk
melaksanakannya. Tapi, jika belum ada yang melakukannya, maka semua orang di
daerah tersebut berkewajiban melakukannya.

2
Namun pada saat memandikan jenazah tidak boleh sembarangan terdapat tata cara
dalam memandikan jenazah yang wajib dilakukan, yaitu:
1. Syarat Memandikan Jenazah

Syarat Orang Yang Dapat Memandikan Jenazah


• Beragama Islam,baligh, berakal atau sehat mental.
• Berniat memandikan jenazah.
• Mengetahui hukum memandikan jenazah
• Amanah dan mampu menutupi aib jenazah.
Syarat Jenazah yang Dimandikan
• Beragama Islam
• Ada sebagian tubuhnya, meski sedikit yang bisa dimandikan
• Jenazah tidak mati syahid
• Bukan bayi yang meninggal karena keguguran
• Jika bayi lahir sudah meninggal, tidak wajib dimandikan
2. Ketentuan Memandikan Jenazah
• Orang yang paling utama memandikan dan mengafani jenazah laki-laki adalah
orang yang diberi wasiat, kemudian bapaknya, kakeknya, keluarga kandungnya,
keluarga terdekatnya yang laki-laki, dan istrinya.1
• Orang yang paling utama memandikan dan mengafani jenazah perempuan
adalah ibunya, neneknya, keluarga terdekat dari pihak wanita serta suaminya.
• Yang memandikan jenazah anak laki-laki boleh perempuan, sebaliknya untuk
jenazah anak perempuan boleh laki-laki yang memandikanya.
• Jika seorang perempuan meninggal, sedangkan yang masih hidup semuanya
hanya laki-laki dan dia tidak mempunyai suami. Atau sebaliknya, seorang laki-
laki meninggal sementara yang masih hidup hanya perempuan saja dan tidak
mempunyai istri, jenazah tersebut tidak dimandikan, tetapi cukup
ditayamumkan oleh seorang dari mereka dengan memakai sarung tangan.
3. Perlengkapan wajib untuk memandikan:

1
Qalamuna - Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama | Vol. 12 No. 1 (2020) 25-35

3
• Air bersih untuk memandikan jenazah.
• Sabun, air yang diberi bubuk kapur barus dan wangi-wangian tanpa alkohol.
• Sarung tangan untuk memandikan jenazah
• Sedikit kapas Potongan atau gulungan kain kecil
• Handuk dan kain khusus basahan
4. Langkah-langkah memandikan jenazah
a) Meletakkan jenazah dengan posisi kepala agak tinggi.
b) Orang yang memandikan jenazah hendaknya memakai sarung tangan.
Ambil kain penutup dari jenazah dan ganti dengan kain basahan agar
auratnya tidak terlihat.
c) Setelah itu bersihkan dengan menggosok lembut giginya, lubang
hidung, lubang telinga, celah ketiaknya, celah jari tangan dan kaki serta
rambutnya.
d) Bersihkan kotoran jenazah baik yang keluar dari depan maupun dari
belakang terlebih dahulu. Caranya, tekan perutnya perlahan-lahan suaya
kotoran yang ada di dalamnya keluar.
e) Siram atau basuh seluruh anggota tubuh jenazah dengan air sabun.
Siram atau basuh dari kepala hingga ujung kaki dengan air bersih.
f) Siram sebelah kanan dahulu, lalu kiri masing-masing tiga kali.
Memiringkan jenazah ke kiri, basuh bagian lambung kanan sebelah
belakang2
g) Memiringkan jenazah ke kanan, basuh bagian lambung kirinya sebelah
belakang.
h) Bilas lagi dengan air bersih dari kepala hingga ujung kaki.
i) Siram dengan air kapur barus.
j) Jenazah kemudian diwudukan seperti orang yang berwudu sebelum
salat. Pastikan memperlakukan jenazah dengan lembut saat membalik
dan menggosok anggota tubuhnya.
k) Jika keluar dari jenazah itu najis setelah dimandikan dan mengenai
badannya, wajib dibuang dan dimandikan lagi.

2
Ahnan, Maftuh. MA. & Asyharie (2005).

4
l) Jika keluar najis setelah di atas kafan, tidak perlu diulangi mandinya,
cukup hanya dengan membuang najis tersebut.
m) Bagi jenazah wanita, sanggul rambutnya harus dilepas dan dibiarkan
terurai ke belakang.
n) Setelah disiram dan dibersihkan, lalu dikeringkan dengan handuk dan
dikepang.
o) Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan dengan handuk sehingga
tidak membasahi kain kafannya.
p) Selesai memandikan jenazah, berilah wangi-wangian yang tidak
mengandung alkohol sebelum dikafani, biasanya menggunakan air
kapur barus.

B. MENGKAFANI JENAZAH
Mengkafani jenazah berarti menutupi atau membungkus seluruh tubuh jenazah dengan
sesuatu walau hanya sehelai kain. Apabila jenazah sudah dimandikan, harus segera
dikafani sebelum akhirnya dishalatkan.
1. Ada sunnah yang harus diperhatikan dalam mengkafani jenazah, yaitu:
• Kain kafan yang digunakan masih bagus, bersih dan menutupi seluruh
tubuh mayat;
• Kain kafan hendaknya berwarna putih;
• Jumlah kain kafan untuk mayat laki-laki hendaknya 3 lapis, sedangkan
bagi mayat perempuan 5 lapis;
• Sebelum digunakan untuk membungkus atau mengkafani jenazah, kain
kafan hendaknya diberi wangi-wangian terlebih dahulu;
• Tidak berlebihan dalam mengkafani jenazah.

2. Doa Mengkafani Jenazah
Berikut adalah bacaan doa mengkafani jenazah lengkap dengan bahasa Arab, Latin, dan
terjemahannya yang dikutip dari buku Terjemahan Majmu Syarif oleh Ust. Muiz al
Bantani.

5
‫و َج ِ ِّم ْله بِدفَان َما دَفَ ْنت إِلَ ْي ِه‬, ِ َ‫ط َه َر َهذَا الد ْفن َو أ َ ْلبِسْه بِ ِلب‬
َ ‫اس التَقَوى‬ َ ‫اللَّه َّم‬
َ ‫ط ِ ِّه ْره َك َما‬
Artinya: “Ya Allah, sucikanlah jenazah ini dari dosa sebagaimana sucinya kain kafan
ini, dan berilah ia pakaian dengan pakaian taqwa, dan indahkan dia dengan pakaian
yang aku pakaikan kepadanya.”
3. Tata cara mengkafani jenazah
Jenazah Laki-Laki

1. Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, hingga 3 lapisan. Kain yang
paling bawah harus lebih lebar dan luas, serta setiap lapisan diberi kapur
barus.
2. Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan di atas
kain kafan memanjang lalu ditaburi wangi-wangian.
3. Tutuplah lubang-lubang (hidung, telinga, mulut, kubul dan dubur) yang
mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
4. Selanjutnya, selimutkan kain kafan pada sisi sebelah kanan terlebih dahulu
barulah disusul bagian kirinya. Lakukan selembar demi selembar dengan
cara yang lembut.
5. Kemudian ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya di bawah
kain kafan, sebanyak tiga atau lima ikatan.
6. Jika kain kafan tidak cukup untuk menutupi seluruh badan mayat, maka
tutuplah bagian kepala dan kakinya yang terbuka dengan daun kayu,
rumput, atau kertas.3

Jenazah Perempuan

Kain kafan untuk jenazah perempuan terdiri dari 5 lembar kain, yaitu:

• Lembar pertama berfungsi untuk menutupi seluruh badan.


• Lembar kedua berfungsi sebagai kerudung kepala.

3
Abdul Karim. (2004). Petunjuk Merawat Jenazah Dan Shalat Jenazah.Jakarta: Amzah

6
• Lembar ketiga berfungsi sebagai baju kurung.
• Lembar keempat berfungsi untuk menutup pinggang hingga kaki.
• Lembar kelima berfungsi untuk menutup pinggul.

Berikut tata cara mengkafani jenazah perempuan:

1. Susunlah kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-masing


bagian dengan tertib.
2. Kemudian, angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan
letakkan di atas kain kafan yang sudah ditaburi dengan wangi-wangian atau
kapur barus.
3. Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran
dengan kapas.
4. Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya.
5. Pakaikan sarung.
6. Pakaikan baju kurung.
7. Dandani rambutnya dengan tiga dandanan, lalu julurkan ke belakang.
8. Pakaikan kerudung.
9. Membungkus dengan lembar kain terakhir dengan cara menemukan kedua
ujung kain kiri dan kanan lalu digulungkan ke dalam.
10. Ikat dengan tali pengikat yang telah disiapkan.

C. TATA CARA SHALAT JENAZAH


Rukun sholat jenazah
a. Niat
b. Empat takbir dengan takbiratul ihram
c. Membaca surat Al-Fatihah setelah takbir yang pertama
d. Shalawat kepada Rasulullah SAW
e. Doa untuk mayit setelah takbir ketiga
f. Salam
g. Berdiri
Perbedaan shalat jenazah pria dan wanita hanya pada bacaan shalat saja.

7
D. MENGUBURKAN JENAZAH
1. Masukkan jenazah ke liang lahat dengan posisi miring ke kanan dan menghadap
kiblat. Lalu, bacalah doa berikut.
Bismillahi wa'ala millati rasuulillahi.
Artinya: Dengan nama Allah SWT dan atas nama agama Rasulullah.
2. Bagi jenazah perempuan, sunnah untuk ditutup dengan tirai kain.
Ali Kufah berkata, "sesungguhnya Ali bin Abi Thalib telah datang kepada
mereka, sewaktu mereka sedang menguburkan mayat dan telah dibentangkan
kain di atas kuburannya. Lantas Ali mengambil kain itu dari kubur serta
berkata: ini (tutup) hanya untuk mayat perempuan." (HR. Baihaqi).
3. Bagi jenazah perempuan, maka sebaiknya yang memasukkan ke dalam kubur
adalah muhrimnya. Jika tidak ada, dapat diganti dengan orang tua yang shaleh
dan mampu.
4. Selain itu, perlu diperhatikan pula seorang lelaki yang memasukkan jenazah
perempuan ke liang lahat, malamnya tidak menggauli istrinya, meski sudah
bersih dari hadas.
Ketika Rasulullah SAW menguburkan salah seorang anak perempuannya,
beliau bersabda, "siapa di antara kamu yang tidak menggauli istrinya tadi
malam?" Abu Thalhah menjawa, "saya ya Rasulullah." Maka Rasul berkata,
"turunlah ke dalam kubur, guna menyambut turunnya jenazah." (HR. Bukhari)
5. Tali-tali pengikat kain kafan dilepas semua, pipi kanan dan ujung kaki
ditempelkan ke tanah.
6. Tutup jenazah dengan papan, kayu atau bambu.
7. Kemudian timbun dengan tanah. Boleh diratakan atau ditinggikan seperlunya
sebagai tanda, kira-kira sejengkal.
Sumamah bin Syufay berkata, "kami berada di daerah Rasus Romawi bersama-
sama dengan Fadhalah bin Ubaid, sahabat kami meninggal, maka Fadhalah
menyuruh meratakan kuburnya, lalu ia berkata: saya mendengar Rasulullah
SAW menyuruh meratakannya." (HR. Muslim)
8. Di bagian tanah yang lurus dengan kepala jenazah, dapat diberi tanda, misalnya
menggunakan batu.
9. Letakkan pelepah yang masih basah atau siramlah menggunakan air.
10. Mendoakan jenazah dan memohonkan ampun agar diberi keteguhan dalam
menjawab pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir.
Usman bin Affan berkata bahwa saat Rasulullah SAW selesai menguburkan
jenazah, beliau bersabda, "mohonkanlah ampun untuk saudaramu dan
mintakanlah untuknya supaya diberikan ketahanan, karena sesungguhnya ia
sekarang sedang ditanya." (HR. Ahmad dan Abu Daud, disahkan oleh Al-
Hakim)

E. TAKZIYAH

Secara sederhana, usai seseorang meninggal, aturan mengenai cara bergaul dengan si
mayit dapat dilakukan dengan dua hal, yaitu dengan melawat atau bertakziah kepada
keluarga berkabung dan berziarah ketika sudah dikuburkan.
8
Kegiatan takziah dan ziarah kubur adalah dua kegiatan yang berbeda. Perbedaan antara
takziah dengan ziarah
dapat ditinjau dari waktu pengerjaannya. Takziah dilakukan ketika jenazah belum
dikuburkan. Artinya, takziah merupakan kegiatan mengunjungi keluarga berkabung
untuk menghibur dan meringankan beban mereka karena ditinggal mati si mayit.
Sementara itu, ziarah kubur adalah praktik mengunjungi makam jenazah yang sudah
dikuburkan. Tujuannya untuk mendoakan si mayit dan mengenang kematian agar
seorang muslim lebih bertakwa kepada Allah SWT.

Melansir dari berbagai sumber, Kata takziyah (‫ )التَّ ْع ِزيَة‬itu berasal dari kata Al-‘Azaa`(
‫ ) العَزَ اء‬yang berarti bersabar/kesabaran atau bersabar atas segala yang hilang darinya.
Sedangkan menurut Al-Imam An-Nawawy dalam Kitab Al-Adzkar, Takziah artinya
menyabarkan dan menyebutkan hal-hal yang menghibur shahibul mayyit
(pemilik/keluarga mayit), mengurangi kesedihannya dan meringankan musibahnya.

Bertakziah merupakan kegiatan yang disunahkan ketika ada saudara sesama Muslim
yang tertimpah musibah. Bahkan, bertakziah juga akan memperoleh pahala yang
berlimpah dari Allah Swt, sebagaimana hadis riwayat Al-Tirmidzi dan Al-Baihaqi dari
Abdullah bin Mas’ud, dari Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

“Barangsiapa yang bertakziah kepada orang yang tertimpa musibah, maka baginya
pahala seperti pahala yang didapat orang tersebut.”
Selain itu dalam hadis riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Tidaklah ada seorang mukmin yang bertakziah kepada saudaranya tatkala tertimpa
suatu musibah, melainkan Allah Swt akan memberinya pakaian dari pakaian kemuliaan
pada hari kiamat.” ( HR.Ibnu Majah no.1601)
Seorang Muslim yang bertakziah sebaiknya mengetahui adab yang dianjurkan. Berikut,
6 adab yang harus diperhatikan saat bertakziah:

9
• Ikhlas untuk mengharapkan ridho Allah Swt
• Berpakaian sopan dan menutup aurat
• Berperilaku sopan dan bertutur kata yang baik
• Memberikan bantuan kepada keluarga yang ditinggalkan
• Membantu mengurus jenazah, sebagaimana yang dianjurkan dalam Islam.
• Membaca doa

Doa saat bertakziah:


َ‫غف ََر ِل َميِِّتِك‬
َ ‫عزَ ا َءكَ َو‬ َ ‫ّللا أَ ْج َركَ َوأَ ْح‬
َ َ‫سن‬ َ ‫أَ ْع‬
َّ ‫ظ َم‬
“Semoga Allah menggandakan pahalamu, menjadikan musibahmu dan mengampuni
jenazahmu”4

4
Phooby Kamaratih - Jenazah Takziah 13/12/2021

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hukum memandikan jenazah adalah fardhu kifayah, artinya jika sudah ada satu
orang yang memandikan jenazah, maka tidak ada kewajiban lagi bagi yang lain
untuk melaksanakannya. Tapi, jika belum ada yang melakukannya, maka semua
orang di daerah tersebut berkewajiban melakukannya.

Mengkafani jenazah berarti menutupi atau membungkus seluruh tubuh jenazah


dengan sesuatu walau hanya sehelai kain. Apabila jenazah sudah dimandikan,
harus segera dikafani sebelum akhirnya dishalatkan.

Rukun sholat jenazah


a. Niat
b. Empat takbir dengan takbiratul ihram
c. Membaca surat Al-Fatihah setelah takbir yang pertama
d. Shalawat kepada Rasulullah SAW
e. Doa untuk mayit setelah takbir ketiga
f. Salam
g. Berdiri
Perbedaan shalat jenazah pria dan wanita hanya pada bacaan shalat saja.

Melansir dari berbagai sumber, Kata takziyah (‫ )التَّ ْع ِزيَة‬itu berasal dari kata Al-‘Azaa`(
‫ ) ال َعزَ اء‬yang berarti bersabar/kesabaran atau bersabar atas segala yang hilang darinya.
Sedangkan menurut Al-Imam An-Nawawy dalam Kitab Al-Adzkar, Takziah artinya
menyabarkan dan menyebutkan hal-hal yang menghibur shahibul mayyit
(pemilik/keluarga mayit), mengurangi kesedihannya dan meringankan musibahnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://kumparan.com/berita-hari-ini/tata-cara-menguburkan-jenazah-sesuai-syariat-
islam-1wTUUT01uCf/full

https://www.republika.co.id/berita/r65tqx366/tata-cara-sholat-jenazah-lakilaki-
beserta-niatnya

https://mediaindonesia.com/humaniora/440516/ketahuilah-tata-cara-memandikan-
jenazah-yang-benar-sesuai-dengan-syariat-islam

https://kumparan.com/berita-hari-ini/hukum-dan-doa-mengkafani-jenazah-beserta-
tata-caranya-1x760YKjRwj/full

Anda mungkin juga menyukai