Anda di halaman 1dari 8

Tugas Kelompok

MAKALAH

MELAKSANAKAN PENGURUSAN JENAZAH

“MEMANDIKAN JENAZAH”

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 04

KELAS XI IPA 5

CAYLA YULIYATUL JANNAH NADIYA NUR SYAHLA


IBNU ZAKI NUR AMRIANI
MUH. FATHURRAHMAN MJ SISKA NUR CAHYANI
MUH. IKBAL HIDAYAH ST. MUHLISINA. S

SMA NEGERI 2 GOWA


KECAMATAN BAJENG
KABUPATEN GOWA
2022/2023
A. PENDAHULUAN
Seperti orang yang hidup, Jenazah pun harus dimandikan sebelum
dishalatkan dan dikuburkan. Memandikan jenazah merupakan bahagian dari
fardhu kifayah dalam mengurus jenazah. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa
fardhu kifayah merupakan sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan, apabila
tidak seorangpun yang melakukan hal tersebut maka seluruh bahagian kampung
dan penduduk di sekitar kediaman jenazah tersebut akan berdosa, Oleh karena itu,
memandikan jenazah merupakan keharusan yang mesti dikerjakan. Dan apabila
hal tersebut telah dilaksanakan, maka putuslah kewajiban penduduk muslim
setempat .
Walaupun kata memandikan dalam hadis diatas tidak ada, namun
sebagaimana yang diketahui bahwa memandikan jenazah merupakan bahagian
fardhu kifayah dalam pengurusan jenazah. Itulah sebabnya memandikan jenazah
merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan dengan segera.

B. PEMBAHASAN

Makalah Tata Cara Memandikan Jenazah


1. Mengurus Jenazah
Sebelum Jenazah dishalatkan, maka yang harus dilakukan adalah
memandikannya. Memandikan jenazah dimaksudkan agar segala bentuk hadas
dan najis yang ada pada jenazah tersebut hilang dan bersih, sehingga jenazah yang
akan dikafani terus dishalatkan telah suci dari hadas dan najis. Pada dasarnya
memandikan jenazah sama saja dengan mandinya orang yang hidup, namun
perbedaannya adalah orang yang hidup mandi sendiri sedangkan jenazah harus
dimandikan.
Walaupun demikian ada sedikit perbedaan dalam memandikan jenazah,
tidak saja meratakan air keseluruh tubuh, namun dalam memandikannya juga
harus dengan hati-hati dan lemah lembut.
Memandikan jenazah adalah hal yang harus dilakukan atas jenazah
seorang muslim, sebelum ia dishalatkan. Mandi ini dilakukan dengan cara
1
membersihkan segala najis yang ada di badannya dahulu, utamanya bagian
kemaluan, kemudian meratakan air ke seleruh tubuhnya, ini harus di usahakan
dengan hati-hati upaya mayat tersebut tidak membawa kotoran ke hadapan Allah.
Dalam memandikan mayat wajib adanya niat mendekatkan diri kepada
Allah SWT, karena ia termasuk bagian dari ibadah. Demikian pula muthlak, suci
dan halalnya air. Menghilangkan najis dari badan mayat terlebih dahulu, dan tidak
adanya penghalang yang dapat mencegah sampainya air ke kulit mayat, semua itu
harus dipenuhi dalam memandikan mayat.
2. Syarat Memandikan Jenazah
Adapun syarat wajib memandikan jenazah yaitu :
a. Mayat itu islam
b. Lengkap tubuhnya atau ada bahagian tubuhnya walaupun sedikit
c. Jenazah tersebut bukan mati syahid (mati dalam peperangan membela agama
Allah).
3. Hukum Memandikan Jenazah
Jumhur Ulama atau golongan terbesar dari ulama berpendapat bahwa
memandikan mayat muslim, hukumnya adalah fardhu kifayah artinya bila telah
dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban seluruh mukallaf.
4. Klasifikasi dalam Memandikan Jenazah
Berikut 2 hal yang perlu untuk diperhatikan dalam memandikan jenazah.
a. Jenazah yang boleh dimandikan
Jenazah yang wajib dimandikan adalah orang Islam dan orang yang
meninggal bukan karena mati syahid di Medan pertempuran
b. Jenazah yang tidak perlu dimandikan
Jenazah yang tidak boleh dimandikan adalah jenazah yang mati syahid di
medan pertempuran karena setiap luka atau setetes darah akan semerbak dengan
bau wangi pada hari Kiamat.
Jenazah orang kafir tidak wajib dimandikan. Ini pernah dilakkan Nabi saw
terhadap paman beliau yang kafir. Juga berdasarkan firman Allah SWT: “Dan
janganlah sekali-kali kamu menyalatkan jenazah salah seorang yang mati diantara
mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya.”
2
Janin yang dibawah usia empat bulan tidak perlu dimandikan, dikafani, dan
dishalatkan. Cukup digali lubang dan dikebumikan.
c. Orang Yang Berhak Memandikan
Tidak semua orang berhak dalam memandikan jenazah, hal ini
dimaksudkan untuk menjaga kerahasian aib atau cacat penyakit yang masih ada di
dalam tubuh jenazah tersebut. Tujuan menjaga dan membatasi bagi orang yang
ingin memandikan jenazah adalah agar tidak terjadi fitnah yang dapat memalukan
keluarga jenazah tersebut. Adapun Orang yang berhak memandikan Jenazah
Adalah:
 Apabila mayat itu laki-laki, hendaklah memandikannya laki-laki pula,
perempuan tidak boleh memandikan mayat laki-laki, kecuali istri dan
muhrimnya. Jika mayat perempuan, hendaklah dimandikan permpuan pula,
laki-laki tidak boleh memandikan mayat perempuan kecuali suami atau
muhrimnya.
 Orang Yang berhak memandikan Jenazah adalah orang yang telah ditunjuk
oleh si mayit sendiri sebelum wafatnya (berdasarkan wasiatnya)
 Kemudian bapaknya, sebab ia tentu lebih tahu mengenali si mayit daripada
anak si mayit tersebut. Kemudian keluarga terdekat si mayit.
 Jenazah wanita dimandikan oleh pemegang wasiatnya. Kemudian ibunya
lalu anak perempuannya setelah itu keluarga terdekat.
 Seorang suami boleh memandikan jenazah istrinya berdasarkan sabda
Nabi saw kepada’Aisyah Radhiallahu ‘Anha: “Tentu tidak ada yang
membuatmu gundah, sebab jika kamu wafat sebelumku, akulah yang
memandikan jenazahmu”
5. Tata cara Dalam memandikan jenazah
a. Persiapan Sebelum Memandikan Jenazah
Sebelum Memandikan jenazah, Maka harus dilakukan beberapa Persiapan,
adapun Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum proses pemandian adalah:
 Masker dan kaos tangan untuk memandikan jenazah agar terhindar dari
kuman jika si jenazah memiliki penyakit.
 Sabun atau bahan lainnya untuk membersihkan tubuh si jenazah
3
 Sampo untuk mengeramasi rambut si jenazah agar bersih dari kuman dan
kotoran
 Air secukupnya untuk proses memandikan. Boleh memakai air yang dialiri
oleh selang, boleh juga menyiapkan air sebanyak tiga ember besar.
 Meja besar atau dipan yang cukup dan kuat serta tahan air untuk tempat
meletakkan jenazah ketika dimandikan
 Handuk untuk mengeringkan tubuh dan rambut si jenazah.
 Kapas, kapur barus, daun bidara, atau wewangian yang lain serta bedak.
 Dipersiapkan kain kafan tergantung jenis kelamin.
Doa Memandikan Jenazah Laki-Laki

‫ت ِهللِ تَعَالَى‬ ْ َ‫ن ََويْتُ ْالغُ ْس َل اَدَا ًء َع ْن هذ‬


ِ ِِّ‫اال َمي‬

Nawaitul gusla adaa-an 'an haadzal mayyiti lillahi ta'aalaa.


Artinya: “Saya niat memandikan untuk memenunhi kewajiban dari mayit (laki-
laki) ini karena Allah Ta'ala”
Doa Memandikan Jenazah Perempuan

‫ن ََويْتُ ْالغُ ْس َل اَدَا ًء َع ْن ه ِذ ِه ْال َميِِّتَ ِة ِهللِ تَعَالَى‬

Nawaitul gusla adaa-an 'an haadzihil mayyitati lillaahi ta'aalaa.


Artinya: “Saya niat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari mayit
(perempuan) ini karena Allah Ta'ala”
b. Proses dan Tata Cara Memandikan Jenazah
 Meletakkan jenazah diatas dipan atau meja, usahakan kepala lebih tinggi
dari kaki
 Tempat jenazah harus tertutup, baik dinding maupun atapnya agar aurat
dan cela jenazah tidak terlihat.
 Menutup aurat jenazah dengan handuk besar dan kain. Untuk jenazah
putra dari pusar sampai lutut, sedangkan untuk jenazah perempuan dari
dada sampai mata kaki.
 Bersihkan kotoran dengan cara mengangkat pundak dan kepala sambil
menekan perut dan dada
4
 Memiringkan ke kanan dan ke kiri sambil ditekan dengan mempergunakan
sarung tangan atau kain perca dan disiram berkali-kali agar kotoran hilang.
 Basuhlah jenazah sebagaimana cara berwudhu.
 Siram dari mulai yang kanan anggota wudhu dengan bilangan gasal
menggunakan air dan daun bidara, kemudian seluruh tubuh jenazah diberi
sabun termasuk pada lipatan-lipatan yang ada.
 Bersihkan tubuhnya dengan air dan miringkan ke kanan serta ke kiri.
 Selama memandikan, aurat jenzah harus senantiasa agar tidak terlihat
 Kemudian, rambut jenazah dikeramas dan disiram agar bersih. Dan jika
jenazahnya wanita, setelah rambutnya dikeringkan kemudian dipintal
menjadi tiga.
 Siramkan pada siraman yang terakhir dengan kapur barus dan miringkan
ke kanan dan ke kiri agar air keluar dari mulutnya dan dari lubang yang
lain.
 Setelah selesai, badannya dikeringkan dengan handuk, kewmudian ditutup
dengan kain yang kering agar auratnya tetap tertutup.
 Bersihkan segala najis yang ada di badannya, utamanya bagian kemaluan,
kemudian meratakan air ke seluruh tubuh atau sebaiknya tiga kali yaitu
dengan air yang bersih, air sabun dan air yang bercampur dengan kapur
barus. Apabila sudah selesai kesemuanya yang terakhir adalah di
wudhukan.
 Setiap mayat muslim itu wajib di mandiakn dengan tiga kali ; pertama
dengan air yang dicampur sedikit kapur dan bidara ; kedua dengan air
yang dicapur sedikit kapur kecuali yang mati dalam keadaan ihram, maka
tidak boleh dicampur dengan kapur ; ketiga dengan aiir murnbi tanpa
dicampur apapun. Daun bidara dan kapur yang dicampur dengan air itu
jangan terlalu banyak, karena dikhawatirkan air tersebut menjadi air
mudhaf, sehingga tidak dapat menyucikan. Antara tiga kali mandi tersebut,
diwajibkan pula tertib antara anggota tubuh yang tiga, yakni dimulai
dengan kepala berikut leher, lalu anggota tubuh yang kanan, dan ketiga
anggota tubuh yang kiri.
5
Pekerjaan yang pertama-tama dilakukan dalam menyelenggarakan urusan mayit
adalah memandikannya, yang mempunyai dua macam cara, yaitu :
1. asal memenuhi arti mandi yang dengan demikian maka terlepaslah kita dari
dosa, inilah asal najis yang barangkali ada pada tubuh si mayat hilang, kemudian
siramlah seluruh tubuhnya dengan air secara merata.
2. cara yang sempurna sehingga memenuhi as-sunnah yakni agar orang
memandikan mayit melakukan hal-hal berikut :
a. letakkanlah mayit di tempat kosong, diatas tempat yang tinggi, papan
umpamanya, dan tutuplah auratnya dengan kain atau semisalnya.
b. Mayat didudukkan di temapt mandi, condong ke belakang, sedang kepalanya
di sandarkan pada tangan kirinya, menekan keras-keras perut si mayat,
supaya isinya yang mungkin masih tersisa keluar. Sesudah itu balutlah
tangan kiri itu dengan kain atau sarung tangan dan dibasuh kemaluannya
dan dubur si mayat, kemudian dibersihkan pula mulut dan lubang hidungnya
lantas diwudhukan seperti wudhu orang yang hidup.
c. Kepala dan wajah si mayat di basuh dengan sabun atau bisa juga digunakan
dengan pembersih lainnya. Dilepas rambutnya kalau dia mempunyai rambut
yang panjang, dan kalau ada yang tercabut, maka rambut itu harus
dikembalikan dan ditanam bersamanya.
d. Sisi kanan mayat sebelah depan terlebih dahului, barulah kemudian sisi
depan sebelah kiri, sesudah itu basuh pula sisi kanannya sebelah kiri,
sesudah itu basuh pula sisi kanannya sebelah belakang, kemudian sisi
belakang sebelah kiri, dengan demikian seluruh tubuhnya bisa di ratai air.
Hadist
Percepatlah pengurusan jenazah. Jika ia orang yang shalih di antara kalian, maka
akan jadi kebaikan baginya jika kalian percepat. Jika ia orang yang bukan
demikian, maka keburukan lebih cepat hilang dari pundak-pundak kalian” (HR.
Bukhari no. 1315, Muslim no.29)

6
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Di dalam memandikan mayat harus teliti supaya mayat itu tidak membawa
kotoran ke hadapan Allah. Perut si mayat harus di tekan, karena di dalam perutnya
itu mungkin masih ada kotoran. Di dalam memandikan mayat terlebih dahulu
adalah niat, karena niat adalah bahagian dari ibadah. Kemudian siramlah tubuhnya
sebelah kanan baru sebelah kiri sampai air itu merata dalam tubuhnya, setelah
semuanya siap, lalu mayat tersebut diwudhukan.
Demikianlah isi makalah saya ini dan sebelumnya penulis terlebih dahulu
mohon maaf kepada bapak atas kekurangan yang terdapat di dalam makalah saya
ini. Dan saya berterima kasih atas bapak yang sudi memberikan judul ini terhadap
saya, karena saya sudah mengetahui lebih jelas lagi tentang cara-cara memandikan
mayat.

Anda mungkin juga menyukai