Anda di halaman 1dari 14

Prosesi Ketika Menjelang Ajal

Hal-hal yang perlu dilakukan ketika berhadapan dengan seseorang


yang Sakarotul maut adalah sebagai berikut :
1. Dihadapkan qiblat
2. Dibacakan surat Yasin dengan suara yang agak keras dan surat ar-Ro’du
yang agak pelan
3. Ditalqin dengan kalimat tahlil (secara santun tidak ada kesan memaksa)
4. Diberi minum (terlebih jika nampak gejala ia
Menginginkannya)

Prosesi Sesaat Setelah Ajal Tiba

Hal-hal yang perlu dilakukan ketika berhadapan seseorang baru


meninggal dunia adalah sebagai berikut :
1. Memejamkan kedua mata. Dan ketika memejamkan
Mata disunahkan membaca : ِ ‫بِس ِْم هَّللا ِ َو َعلَى ِملَّ ِة َرسُو ِل هَّللا‬
2. Mengikat rahangnya keatas kepala
3. Melemaskan sendi-sendi tulangnya
4. Melepaskan pakainnya dengan pelan untuk diganti dengan kain tipis
5. Meletakkan beban seberat 54.300 gr atau secukupnya diatas perut
dengan agar perutnya tidak membesar
6. Menaburkan wewangian disekitar tempatnya
7. Meletakkan pada tempat yang agak tinggi
8. Membebaskan segala tanggungan hutang atau lainnya

Tajhizul Janaiz

Pendahuluan
Istilah Mayit dan jenazah terkadang terasa tumpang-tindih dalam
penggunaannya. Namun lazimnya istilah mayit diperuntukkan bagi orang
mati yang belum mendapat perawatan. Sedangkan istilah jenazah kerap

1
ditujukan pada mayit yang sudah mendapat perawatan semestinya. Dalam
syariat Islam terdapat beberapa perlakuan yang diberlakukan terhadap
mayit, yang disebut dengan Tajhiz mayit.
Tajhizul mayit artinya merawat atau mengurus seseorang yang telah
meninggal. Secara fardlu kifayah, hal-hal yang harus dilakukan kaum
muslimin ketika dihadapkan pada kematian orang lain berkisar pada 4
hal :
1. Memandikan
2. Mengkafani
3. Menshalati
4. Memakamkan
Hal-hal yang berkaitan dengan pembiayaan sarana dan prasarana
perawatan, diambilkan dari harta tirkah (peninggalan) mayat. Dari
keempat hal yang diwajibkan di atas, dalam prakteknya terdapat beberapa
pemilahan tergantung status agama dan kondisi mayat.

Kategori Mayit
Dalam teknis perawatan orang meninggal ada beberapa perbedaan
pelaksanaannya. Hal ini dipilah-pilah sebagai berikut:

a. Mayit Muslim
Kewajiban yang harus dilakukan pada mayat muslim adalah :
1. Memandikan
2. Mengkafani
3. Menshalati
4. Memakamkan

b. Syahid Dunia Akhirat


Yakni orang yang meninggal dunia dalam medan laga demi membela
kejayaan agama Islam. Hal yang perlu dilakukan hanya ada 2 (dua) macam,
yaitu:
1. Menyempurnakan kain kafan ketika pakaian yang dikenakannya
kurang.
2. Memakamkannya.

2
Catatan: orang yang mati syahid dunia akhirat hukumnya haram
dimandikan dan juga haram disholati.

c. Bayi prematur (usia kandungan belum genap 6 bulan)

Dalam kitab-kitab salaf dikenal ada 3 (tiga) macam kondisi bayi yang
masing-masing memiliki hukum yang berbeda. Ketiga macam kondisi
tersebut adalah :
1. Lahir dalam keadaan hidup (hal ini bisa diketahui dengan jeritan,
gerakan, atau yang lainnya). Yang perlu dilakukan adalah
sebagaimana kewajiban terhadap mayat muslim dewasa.
2. Lahir dalam bentuk bayi sempurna, namun tidak diketahui tanda-
tanda kehidupan. Yang harus dilakukan adalah segala kewajiban di atas
selain men-sholati. Adapun hukum mensholatinya tidak
diperbolehkan.
3. Belum berbentuk manusia. Bayi yang demikian, tidak ada kewajiban
apapun, namun disunahkan membungkusnya dengan kain dan
memakamkannya

d. Kafir Dzimmi
Yaitu golongan non-muslim yang hidup damai berdampingan dan
bersikap damai dengan kaum muslimin dan bersedia membayar pajak.
Kewajiban yang harus dilakukan ada 2 (dua) macam, yaitu :
1.Mengkafani
2.Memakamkan

Memandikan Mayit
Sebelum mayit dibawa ke tempat memandikan, terlebih dahulu
disediakan seperangkat alat mandi yang dibutuhkan, seperti daun bidara,
sabun yang diaduk dengan air, air bersih, air yang dicampur dengan
sedikit kapur barus, handuk, dan lain-lain.
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan adalah:
1. Orang-orang yang memandikan:

3
 Orang yang memandikan harus sejenis. Kecuali masih ada
ikatan mahrom, suami-istri, atau jika mayat adalah seorang anak
kecil yang belum menimbulkan potensi syahwat.
 Orang yang lebih utama memandikan mayat laki-laki adalah
ahli waris ashobah laki-laki (seperti ayah, kakek, anak-anak laki-laki,
dan lain-lain) Dan bila mayatnya perempuan, maka yang lebih utama
adalah perempuan yang masih memiliki hubungan kerabat dan masih
ada ikatan mahrom.
 Orang yang memandikan dan orang yang mem-bantunya
adalah orang yang memiliki sifat amanah.

2. Tempat Memandikan
 Sepi, tertutup, dan tidak ada orang yang
masuk kecuali orang yang bertugas.
 Ditaburi wewangian, semisal membakar dupa,
dll.

3. Etika memandikan
 Haram melihat aurot mayat kecuali untuk kesem-purnaan
memandikan.
 Wajib memakai alas tangan ketika menyentuh aurotnya.
 Mayat dibaringkan di tempat yang agak tinggi atau dipangku oleh
3 atau 4 orang.
 Mayat dimandikan dalam keadaan tertutup semua anggota
tubuhnya. Jika tidak mungkin, maka aurotnya saja yang ditutupi.
 Sunah menutup wajah mayat dari awal sampai selesai.
 Sunah memakai air dingin kecuali di saat cuaca dingin

4.Cara Memandikan
 Batas mencukupi atau minimal adalah:
1) Menghilangkan najis yang ada pada tubuh mayat
2) Mengguyurkan air secara merata ke seluruh tubuh mayat
termasuk juga farjinya tsayyib (janda) yang tampak ketika duduk atau
bagian dalam alat kelamin laki-laki yang belum dikhitan (kucur)
 Batas minimal kesempurnaan adalah:

4
1) Mendudukkan mayat dengan posisi agak condong ke belakang
2) Pundak mayat disanggah tangan kanan orang yang memandikan,
dengan ibu jari diletak-kan pada tengkuk agar supaya kepala mayat
tidak miring.
3) Punggung mayat disanggah lutut kanan orang yang memandikan.
4) Perut mayat diurut dengan tangan kiri secara pelan-pelan oleh
orang yang memandikan secara berulang-ulang agar kotoran yang
ada diperut mayat dapat keluar, dan mayat disiram dengan air.
5) Lalu Mayat ditidurkan dengn posisi terlentang.
6) Setelah itu dua lubang kemaluan dan aurot-aurot mayat lainnya
dibersihkan dengan meng-gunakan tangan kiri yang wajib dibungkus
dengan kain.
7) Membersihkan gigi mayat dan kedua lubang hidungnya dengan jari
telunjuk tangan kiri yang beralaskan kain basah. Dan jika terkena
kotoran maka harus disucikan terlebih dahulu.
8) Kemudian mayat diwudlukan persis seperti wudlunya orang yang
hidup, baik rukun maupun sunahnya.
Adapun niat mewudlukannya adalah :
‫نويت الوضوء المسنون لهذا الميت‬
9) Mengguyurkan air ke kepala mayat, kemudian jenggot, dengan
memakai air yang telah dicampur daun bidara/ shampoo.
10) Menyisir rambut dan jenggot mayat yang tebal dengan pelan-pelan
memakai sisir yang longgar (bagi mayat yang sedang melaksana-kan
ihram) agar tidak ada rambut yang rontok.
11) Mengguyur bagian depan anggota tubuh mayat, dimulai dari leher
sampai telapak kaki dengan memakai air yang telah dicampur daun
bidara/ sabun.
12)Mengguyur sebelah kanan bagian belakang anggota tubuh mayat
dengan agak memiringkan posisinya, mulai tengkuk sampai ke
bawah. Kemudian sebelah kiri, juga dimulai dari bagian tengkuk
sampai ke bawah.
13) Mengguyur seluruh tubuh mayat mulai kepala sampai kaki dengan
air yang murni (tidak di-campur dengan daun bidara atau lainnya).
Hal ini bertujuan untuk membilas sisa-sisa daun bidara, sabun atau

5
sesuatu yang ada pada tubuh mayat dengan posisi mayat
dimiringkan.
14) Mengguyur seluruh tubuh mayat untuk kesekian kalinya dengan
memakai air yang dicampur sedikit kapur barus pada mayat yang
sedang tidak melaksanakan ihram. Pada saat basuhan terakhir ini
disunahkan untuk mem-baca niat :
‫نويت الغسل إلستباحة الصالة عليه‬/ ‫نويت الغسل عن هذا الميت‬
‫ نويت الغسل إلستباحة الصالة عليها‬/ ‫نويت الغسل عن هذه الميتة‬

 Kesempurnaan Sedang
Yaitu memandikan mayat dengan batas minimal kesempurnaan
seperi di atas. Kemudian ditam-bah dua basuhan air bersih atau diberi
sedikit kapur barus, sehingga berjumlah 5 (lima) basuhan. Atau
mengulang basuhan air yang bercampur daun bidara atau sabun,
kemudian air bersih (air pembilas) masing-masing sebanyak 2 (dua)
kali (empat kali basuhaan), kemudian ditambah 3 (tiga) basuhan air
bersih atau yang diberi sedikit kapur barus sehingga berjumlah 7
(tujuh) basuhan.

 Kesempurnaan Maksimal
Yaitu mengulang basuhan air yang bercampur daun bidara atau
sabun, kemudian air bersih (air pembilas) masing-masing sebanyak
3 (tiga) kali (enam kali basuhan), kemudian ditambah 3 (tiga)
basuhan air bersih atau yang diberi sedikit kapur barus sehingga
berjumlah 9 (sembilan) basuhan.

Mengkafani mayat
Tata cara praktis dalam mengkafani mayat adalah:
a. Sebelum mayat selesai dimandikan, siapkan dulu 5 (lima) lembar
kain kafan bersih dan berwarna putih, yang terdiri dari baju kurung,
surban, dan 3 (tiga) lembar kain lebar yang digunakan untuk
menutupi seluruh tubuh (untuk mayat lai-laki). Atau 5 (lima) lembar
kain kafan yang terdiri dari baju kurung, kerudung, dan sarung serta
2 (dua) kain yang lebar (untuk mayat perempuan). Dan bisa juga 3
(tiga) lembar kain yang berupa lembaran kain lebar yang sekiranya

6
dapat digunakan untuk menutupi seluruh tubuh mayat. Sebelumnya,
masing-masing kain kafan tersebut telah diberi wewangian. Selain
itu juga siapkan kapas yang telah diberi wewangian secukupnya.
b. Pertama-tama, letakkan lembaran-lembaran kain lebar yang
digunakan untuk menutupi seluruh tubuh, kemudian baju kurung,
lalu surban (untuk mayat laki-laki) atau sarung, lalu baju kurung,
dan kerudung (untuk mayat perempuan).
c. Letakkan mayat yang telah selesai dimandikan dan ditaburi
wewangian, dengan posisi terlentang di atasnya, dan posisi tangan
disedekapkan.
d. Letakkan kapas yang telah diberi wewangian pada anggota tubuh
yang berlubang. Meliputi kedua mata, kedua lubang hidung,kedua
telinga, mulut, 2 (dua) lubang kemaluan, tambahkan pula pada
anggota-anggota sujud, yaitu kening, kedua telapak tangan, kedua
lutut, kedua telapak kaki, serta anggota tubuh yang terluka.
e. Mengikat pantat dengan sehelai kain yang kedua ujungnya dibelah
dua. Cara mengikatnya yaitu, letakkan ujung yang telah dibagi dua
tersebut, dimulai arah depan kelamin lalu masukkan ke daerah
diantara kedua paha sampai menutupi bawah pantat. Selanjutnya
kedua ujung bagian belakang diikatkan di atas pusar dan dua ujung
bagian depan diikatkan pada ikatan tersebut.
f. Lalu mayat dibungkus dengan lapisan pertama dimulai dari sisi kiri
dilipat ke kanan, kemudian sisi kanan dilipat ke kiri. Sedangkan
untuk lapis kedua dan ketiga sebagaimana lapis pertama. Bisa pula
lipatan pertama, kedua, dan ketiga diselang-seling. Hal di atas
tersebut dilakukan setelah pemakaian baju kurung dan surban (laki-
laki) atau sarung, kerudung, dan baju kurung (perempuan).
g. Setelah mayat dibungkus, sebaiknya diikat dengan beberapa ikatan
agar kafan tidak mudah terbuka saat dibawa ke pemakaman.
Sedangkan untuk mayat perempuan, ditambah ikatan di bagian dada.
Hal ini berlaku bagi mayat yang tidak sedang ihrom. Jika mayat
berstatus muhrim, maka tidak boleh diikat bagian kepalanya, dan
dibiarkan terbuka. Hukum ini berlaku bagi laki-laki, sedangkan
untuk perempuan hanya bagian wajahnya saja yang dibiarkan
terbuka.

7
Mensholati Mayit
Hal-hal yang berkaitan dengan mensholati mayat yang perlu diketahui
meliputi:
a. Syarat-syarat sholat Jenazah:
1. Jenazah telah selesai dimandikan dan suci dari najis baik tubuh, kafan,
ataupun tempatnya.
2. Orang yang mensholati telah memenuhi syarat-syarat sah melakukan
sholat.
3. Posisi musholli berada di belakang jenazah jika jenazahnya laki-laki,
dan bagi imam atau munfarid sebaiknya berdiri tepat pada kepala.
Jika jenazah-nya perempuan, maka posisinya tepat pada pantat.
4. Jarak antara mayat dan musholli tidak melebihi 300 dziro’ (+ 144 m),
jika sholat dilaksanakan di luar masjid.
5. Tidak ada penghalang diantara keduanya.
6. Musholli hadir (berada di dekat jenazah), jika yang disholati tidak
ghoib.

b. Rukun-rukun sholat:
1. Niat.
‫ فرض كفاية هلل تعالى‬9‫ إماما‬/9‫ هذه الميتة أربع تكبيرات مأموما‬/ ‫أصلي على هذا الميت‬
2. Berdiri bagi yang mampu
3. Takbir 4 (empat) kali dengan menghitung takbirotul ihrom.
4. Membaca surat al-Fatihah atau penggantinya jika tidak mampu.
5. Membaca sholawat pada Nabi Muhammad SAW. setelah takbir kedua.
6. Mendoakan mayat setelah takbir ketiga.
7. Membaca salam pertama.

c. Teknis pelaksanaan:
 Takbirotul ihrom beserta niat.
 Membaca surat al-Fatihah
 Melakukan takbir kedua
 Membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
‫اللهم صل وسلم على سيدنا محمد‬

8
Atau lebih lengkapnya
‫اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد كما صليتَ على سيدنا إبراهيم و على آل سيدنا‬
‫ وبارك على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد كما باركت على سيدنا إبراهيم و على آل سيدنا‬.‫إبراهيم‬
.‫إبراهيم في العالمين انك حميد مجيد‬

 Melakukan takbir ketiga kemudian membaca doa


berikut :
‫برد ونقه‬99‫اء والثلج وال‬99‫له بالم‬99‫َألَّلهُ َّم اغفر له وارحمه وعافه واعف عنه وأكرم نزوله ووسع مدخله واغس‬
‫يرا من أهله وزوجا‬99‫يرا من داره وأهال خ‬99‫من الخطايا كما ينقى الثوب اآلبيض من الد نس وأبدله دارا خ‬
‫خيرا من زوجه وأعذه من عذاب القبر وفتنته ومن عذاب النار‬
 Melakukan takbir keempat dan disunahkan membaca doa:
‫أللهم ال تحرمنا أجره وال تفتنا بعده واغفر لنا وله‬
 Membaca salam
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Pemakaman Jenazah
a. Persiapan
Sebelum jenazah diberangkatkan ke tempat pemakaman, liang kubur
harus sudah siap, begitu pula semua peralatan pemakaman seperti
papan, batu nisan, dan lain-lain.
b. Liang kubur
Ukuran liang kubur adalah :
 Panjang : Sepanjang jenazah ditambah kira-
kira 0,5 meter
 Lebar : + 1 meter
 Dalam : Setinggi postur tubuh manusia
ditambah satu hasta ( + 60 cm )

Proses Pemberangkatan
a. Pelepasan jenazah
Setelah selesai disholati, kemudian keranda jenazah diangkat, terus
setelah itu salah satu dari wakil keluarga memberikan kata sambutan
yang isinya sebagai berikut :
a). Permintaan maaf kepada para hadirin dan handai tolan

9
b).Pemberitahuan tentang pengalihan urusan hutang-piutang kepada ahli
waris.
c). Persaksian atas baik dan buruknya amal perbuatan mayat.
d).Sekedar mauidhoh hasanah.
b. Cara mengantar jenazah
 Pada dasarnya dalam mengusung jenazah diper-bolehkan dengan
berbagai cara. Namun disunahkan meletakkan jenazah di keranda,
dengan diusung oleh 3 (tiga) atau 4 (empat) orang, yakni 1 (satu)
orang di depan dan 2 (dua) orang lainnya di belakang. Atau masing-
masing 2 (dua) orang. Sedangkan pengusung sebaiknya dilakukan
oleh orang laki-laki.
 Dalam pengusungan jenazah, hendaknya posisi kepala jenazah
berada di depan.
 Pengiring jenazah sebaiknya ada di depan dan dekat dengan jenazah.
 Mengiring dengan jalan kaki lebih baik daripada berkendaraan.
 Bagi pengiring disunahkan berjalan agak cepat.
 Makruh hukumnya berbicara (ramai-ramai) meskipun dengan bacaan
al-Qur’an dan dzikir ketika mengiringi jenazah.
 Makruh mengiringi jenazah bagi perempuan serta mengiringi dengan
menyalakan semacam api atau dupa.
c. Proses pemakaman jenazah
Dalam penguburan mayat dikenal 2 (dua) jenis liang kubur :
 Liang cempuri. Yaitu liang kuburan yang tengahnya digali
(seperti menggali sungai), hal ini diperuntukkan bagi tanah yang
gembur.
 Liang landak (lahat). Yaitu liang kuburan yang sisi
sebelah baratnya digali sekira cukup untuk mayat. Hal ini
diperuntukkan untuk tanah yang keras.
Kemudian dilakukan proses pemakaman sebagai berikut :
 Setelah jenazah sampai di tempat pemakaman, keranda
diletakkan di arah posisi kaki mayat (untuk Indonesia pada arah
selatan kubur).
 Kemudian secara perlahan jenazah dikeluarkan dari
keranda dimulai dari kepalanya, lalu diangkat dalam posisi agak
miring dan kepala menghadap kiblat.

10
 Kemudian diserahkan pada orang yang ada di dalam
kubur yang sudah siap-siap untuk mengu-burkannya. Hal ini bisa
dilakukan oleh 3 (tiga) orang, yang pertama bertugas menerima
bagian kepala, orang kedua bagian lambung, dan orang ketiga bagian
kaki. Bagi orang yang menyerah-kan jenazah disunahkan membaca
do’a:
‫اللهم افتح ابواب السماء لروحه وأكرم منزله ووسع له في قبره‬
dan bagi yang yang meletakkan disunahkan membaca do’a :
‫بسم هللا وعلى ملة رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
 Kemudian jenazah diletakkan pada tempat tersebut (dasar makam)
dengan posisi meng-hadap (miring) ke arah kiblat serta kepala di
arah utara. Tali-tali, terutama yang ada pada bagian atas supaya
dilepas, agar wajah jenazah terbuka. Kemudian pipi jenazah
ditempelkan pada tanah.
Catatan:
Pada saat proses pemakaman ini, setelah liang kubur ditutup dan sebelum
ditimbun tanah, bagi penta`ziah (orang sekeliling) disunatkan dengan
kedua tangannya untuk mengambil tiga genggaman tanah bekas
penggalian kubur, kemudian menaburkannya ke dalam kubur melalui arah
kepala mayat. Pada taburan Pertama sunah membaca:
‫منها خلقناكم اللهم لقنه عند المسأله حجته‬
Pada taburan kedua:
‫وفيها نعيدكم اللهم افتح ابواب السماء لروحه‬
Pada taburan ketiga:
‫ومنها نخرجكم تارة أخرى اللهم جاف األرض عن جنبيه‬
 Setelah itu salah satu diantara pengiring membaca azdan dan iqomah di
dalam kubur. Kemudian di atas mayat ditutup dengan papan dan
lubang-lubangnya ditutup dengan bata/ tanah.
 Khusus untuk liang landak, lubang yang ada di dalamnya ditutup
dengan tanah dan bata. kemudian liang kubur ditimbun dengan tanah
sampai kira-kira setinggi 1 (satu) jengkal dari permukaan tanah (sak
kilan).
 Dan disunatkan lagi memberi /memasang dua nisan.
 Juga disunatkan menaburkan bunga, memberi minyak wangi,
meletakkan kerikil, serta memer-cikan air di atas makam.

11
‫‪ Selanjutnya salah satu wakil keluarga atau orang yang ahli ibadah‬‬
‫‪men-talqin mayat . Bagi orang yang men-talqin duduk dengan posisi‬‬
‫‪menghadap ke timur dan lurus dengan kepala mayat. Dan bagi‬‬
‫‪pentakziah sebaiknya berdiri. Dalam pem-bacaan do’a talqin ini‬‬
‫‪disunatkan untuk diulang sebanyak 3 (tiga) kali.‬‬
‫‪ Selesai pen-talqin-an pihak keluarga dan pentakziah sebaiknya tidak‬‬
‫‪bergegas untuk pulang, akan tetapi tinggal sebentar untuk‬‬
‫‪mendo’akan mayat agar dipermudah oleh Allah SWT. untuk menjawab‬‬
‫‪semua pertanyaan yang diajukan oleh Malikat Munkar dan Malaikat‬‬
‫‪Nakir.‬‬

‫‪DO’A TALQIN MAYAT‬‬

‫‪‬‬ ‫‪Versi bahasa arab‬‬


‫بسم هللا ال‪99‬رحمن ال‪999‬رحيم كل ش‪99‬يء هالك إال وجهه له الحكم وإليه ترجع‪99‬ون كل نفس ذائقة الم‪99‬وت وإنما‬
‫توفون أجوركم يوم القيامة فمن زحزح عن الن‪9‬ار وأدخل الجنة فقد ف‪9‬از وما الحي‪9‬اة ال‪9‬دنيا إال مت‪9‬اع الغ‪9‬رور‬
‫منها خلقناكم وفيها نعي‪99‬دكم‪ 9‬ومنها نخ‪99‬رجكم ت‪99‬ارة أخ‪99‬رى منها خلقن‪99‬اكم لألجر والث‪99‬واب وفيها نعي‪99‬دكم لل‪99‬دود‬
‫والتراب ومنها نخرجكم لألرض والحساب باسم هللا وباهلل ومن هللا وإلى هللا وعلى ملة رسول هللا ص‪99‬لى هللا‬
‫عليه وسلم هذا ما وعد الرحمن وصدق المرسلون إن كانت إال صيحة واحدة فإذا هم جميع لدينا محضرون‬
‫يا فالن ابن فالنة أو يا عبد هللا أو يا ابن أمة هللا يرحمك هللا ذهبت عنك ادنيا وزينتها وص‪999999999‬رت اآلن فى‬
‫برزخ من برزخ اآلخ‪99‬رة فال تنس العهد ال‪99‬ذى فارقـتـنا عليه فى دار ال‪99‬دنيا وق‪99‬دمتا به الى دار اآلخ‪99‬رة وهو‬
‫شهادة أن ال إله إال هللا وأن محمدا رسول هللا فإذا جاءك الملكان الموكالن بك وبأمثالك من أمة محمد ص‪9‬لى‬
‫هللا عليه وس‪99‬لم فال يزعج‪99‬اك وال يرعب‪99‬اك واعلم أنهما خلق من خلق هللا تع‪99‬الى كما أنت خلق من خلقه ف‪99‬إذا‬
‫أتياك وأجلساك وس‪9‬أالك وق‪9‬اال لك ما ربك وما دينك وما نبيك وما اعتق‪99‬دك وما ال‪99‬ذى مت عليه فقل لهما هللا‬
‫ربي فإذا سأالك الثانية فقل لهما هللا ربي فإذا س‪99‬أالك الثالثة وهي الخاتمة الحس‪99‬نى فقل لهما بلس‪99‬ان طلق بال‬
‫خوف وال فزع هللا ربي واإلسالم ديني ومحمد نب‪99‬يي والق‪99‬رأن إم‪99‬امي والكعبة قبل‪99‬تي والص‪99‬لوات فريض‪99‬تي‬
‫والمسلمون إخواني وإبراهيم الخليل أبي وأنا عشت ومت على قول ال إله إال هللا محمد رس‪99‬ول هللا تمسك يا‬
‫عبد هللا بهذه الحجة واعلم أنك مقيم بهذا البرزخ إلى يوم يبعثون ف‪99‬إذا قيل لك ما تق‪99‬ول في ه‪99‬ذا الرجل ال‪99‬ذى‬
‫بعث فيكم وفى الخلق أجمعين فقل هو محمد ص‪99‬لى هللا عليه وس‪99‬لم جاءنا بالبين‪99‬ات من ربه فاتبعن‪99‬اه وأمنابه‬
‫وص‪99‬دقنا برس‪99‬الته ف‪99‬أن تول‪99‬وا فقل حس‪99‬بي هللا ال إله إال هو عليه ت‪99‬وكلت وهو رب الع‪99‬رش العظيم واعلم‬
‫ياعبدهللا أن الموت حق وأن نزول القبر حق وأن س‪9‬ؤال منكر ونك‪99‬ير فيه حق وأن البعث حق وأن الحس‪9‬اب‬
‫حق وأن الميزان حق وأن الصراط حق وأن النار حق وأن الجنة حق وأن الس‪99‬اعة آتية الريب فيها وأن هللا‬
‫يبعث من فى القب‪99‬ور ونس‪99‬تودعك ياهللا اللهم ي‪99‬اأنيس كل وحيد وياحاض‪99‬را ليس يغيب آنس وح‪99‬دتنا ووحدته‬

‫‪12‬‬
‫زة‬99‫بحان ربك رب الع‬99‫المين س‬99‫ده واغفر لنا وله يا رب الع‬99‫وارحم غربتنا وغربته ولقنه حجته وال تفتنا بع‬
.‫عما يصفون وسالم على المرسلين والحمد هلل رب العالمين‬

 Versi bahasa jawa


‫وت وإنما‬99‫ون كل نفس ذائقة الم‬99‫يء هالك إال وجهه له الحكم وإليه ترجع‬99‫رحيم كل ش‬99‫رحمن ال‬99‫بسم هللا ال‬
‫رور‬99‫اع الغ‬99‫دنيا إال مت‬99‫اة ال‬99‫از وما الحي‬99‫توفون أجوركم يوم القيامة فمن زحزح عن النار وأدخل الجنة فقد ف‬
‫دود‬99‫ لل‬9‫دكم‬99‫واب وفيها نعي‬99‫اكم لألجر والث‬99‫رى منها خلقن‬99‫ارة أخ‬99‫رجكم ت‬99‫دكم ومنها نخ‬99‫منها خلقناكم وفيها نعي‬
‫لى هللا‬9‫والتراب ومنها نخرجكم لألرض والحساب باسم هللا وباهلل ومن هللا وإلى هللا وعلى ملة رسول هللا ص‬
‫عليه وسلم هذا ما وعد الرحمن وصدق المرسلون إن كانت إال صيحة واحدة فإذا هم جميع لدينا محضرون‬
.
Hai Fulan (disebutkan namanya yang mati), saiki siro wis mati lan saiki
siro wis ngalih marang alam qubur yo iku alam barzah. Siro ojo nganti lali
perkoro kang siro ugemi naliko siro pisah karo kito kabeh yo iku nekseni
yen temen ora ono pangeran kang haq kejobo Gusti Alloh Ta’ala. Lan
nekseni Gusti Kanjeng Muhammad SAW. iku utusane Alloh Ta’ala. Hai
Fulan, sing ngati-ngati yen siro ditekani Malaikat loro (2) kang dipasrahi
nyubo marang siro. Siro ojo kaget lan ojo gumeter. Ngertio : saktemeni
kang bakal nekani marang siro iku podo-podo makhluqe Alloh Ta’ala. Hai
Fulan, yen Malaikat loro mengko takon marang siro mengkene : Sopo
Pengeranmu? Opo Agamamu? Sopo Nabimu? Opo I’tiqodmu? Lan opo kang
siro ugemi naliko siro mati?. Yen siro ditakoni koyo mengkono, jawabo :
Pengeranku Gusti Alloh Ta’ala. Yen dikaping pindoni takone, jawabo
maneh : Gusti Alloh Ta’ala iku Pengeranku. Yen dikaping telloni takone
yoiku pitakon pungkasan, siro jawabo tegas, ojo gumeter, lan ojo kuatir :
Gusti Alloh iku Pengeranku, Agama Islam iku agamaku, Gusti Muhammad
iku nabiku, Kitab Al Qur-an iku panutanku, Sholat sembahyang iku
kewajibanku, wong Islam kabeh iku sedulurku, Nabi Ibrohim iku Bapakku,
aku urip lan mati netepi ucapan:
‫ال إله إال هللا محمد رسول هللا‬
Hai Fulan, hujjah-hujjah kang ingsun warahaken marang siro cekelono
kang temen, ngertio yen siro bakal manggon ing ngalam qubur nganti
sesok dino qiamat, yo iku dinone wong-wong ahli qubur ditange’ake. Hai
Fulan, ilingo yen pati iku haq, manggun ing qubur, pitakone Mungkar
Nakir ono ing qubur, dinone tangi saking qubur, anane hisab, timbangan,
wot shirothol mustaqim, neroko, lan suwargo iku kabeh haq mesti anane.

13
‫‪Setuhune Gusti Alloh Ta’ala iku bakal nange’ake wongkang ono ing ngalam‬‬
‫‪qubur.‬‬
‫ونستودعك ياهللا اللهم ياأنيس كل وحيد وياحاض‪9‬را ليس يغيب آنس وح‪99‬دتنا ووحدته وارحم غربتنا وغربته‬
‫ولقنه حجته وال تفتنا بعده واغفر لنا وله يا رب العالمين سبحان ربك رب الع‪99‬زة عما يص‪99‬فون وس‪99‬الم على‬
‫المرسلين والحمد هلل رب العالمين‪.‬‬

‫‪14‬‬

Anda mungkin juga menyukai