Anda di halaman 1dari 5

TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

Tata cara memandikan jenazah laki-laki berikut daftar orang orang yang paling
berhak memandikan jenazah laki-laki yang belum mempunyai istri.
1. Laki-laki yang mempunyai hubungan warist ashobah seperti
ayah,kakek,anak laki-laki,dan cucu laki-laki.
2. Laki-laki kerabat seperti saudara laki-laki, keponakan laki-laki paman dan
sepupu laki-laki.
3. Laki-laki lain.
4. Perempuan yang mempunyai hubungan mahram dengan jenazah.
Bagi laki-laki yang mempunyai istri maka yang berhak memandikannya ialah :
1. Laki-laki yang mempunyai hubungan mahram dengan jenazah.
2. Laki-laki yang mempunyai hubungan kerabat yang tidak mahram.
3. Istri.
4. Laki-laki lain.
5. Apabila tidak ada laki-laki sama sekali maka yang berhak memandikan
adalah perempuan yang mempunyai hubungan mahram dengan jenazah.
Para ulama berpendapat ada dua cara memandikan jenazah yaitu cara minimal
dan cara yang paling sempurna
Syekh salam bin Sumair Al-hadrami dalam kitab Safinatunnajah mengatakan
bahwa “standar minimal dalam memandikan mayit adalah dengan meratakan air
keseluruh anggota tubuhnya”.
Dr Mustofa Al-Kha dalam kitab Al-Fiqhul Manhaji menjelaskan cara memandikan
mayit secara ringkas yaitu :
1. Menghilangkan najis yang ada didalam tubuh mayit.
2. Menyiramkan air secara merata ke tubuhnya.
Apabila car ini telah dilakukan dengan baik dan benar maka mayit bisa
dikatakan telah dimandikan dan gugurlah kewajiban orang yang hidup
terhadapnya simayit.
Berikut hal-hal yang harus dipersiapkan dalam memandikan jenazah :
1. Siapkan tempat untuk memandikan jenazah seperti kamar mandi
rumah,kamar mandi jenazah atau tempat yang dibuat khususus untuk
memandikan jenazah tersebut,tempat yang akan dibuat untuk
memandikan jenazah tertutup dan beratap.
2. Siapkan air daun bidara ,air sabun dan kamper/kapur barus.
3. Tutup jenazah dengan kain tipis semacam jarik/kain Panjang yang
sejenisnya, hindari menggunakan menggunakan kain putih karena Ketika
dimandikan aurat/kulit jenazah akan tampak transparan.
4. Tebarkan parfum atau wewangian di sekeliling tempat pemandian.
5. Tutup jenazah selama memandikan kecuali jenazah yang dimandikan
adalah orang yang meninggal dalam keadaan masih berikhram maka
menutup wajahnya tidak diperbolehkan.
6. Letakkan jenazah pada meja atau tempat yang telah disediakan untuk
memandikan, apabila tidak ada tempat khusus untuk memandikan
sebagai alternatif jenazah boleh dipangku oleh orang yang memandikan.
7. Orang yang memandikn adalah orang yang Amanah dan bisa menjaga
rahasia, hal ini sangat penting karena terkadang terdapar satu dua cacat
atau kekurangan dalam tubuh jenazah supaya tidak bocor maka yang
memandikan adalah orang yang bisa merahasiakan hal tersebut.
8. Selain orang yang berkepentingan untuk memandikan jenazah dilarang
masuk area pemandian.
Hal-hal yang harus dilakukan sebelum memandikan jenazah
1. Gunakan alat pelindung diri sebagai antisipasi penyebaran penyakit yang
diderita oleh jenazah yang tanpa disadari oleh keluarga maupun orang
yang memandikan.
2. Bersihkan gigi dengan jari telunjuk tangan kiri dan lubang hidungnya
dengan jari kelingking dan memakai sarung tangan
3. Bersihkan kotoran dibawah kukunya dengan benda lunak seperti
kain/kapas katenbad.
4. Bersihkan kotoran dari perut jenazah dengan cara
a. Mayit diposisikan duduk agar condong ke belakang,tekan perut mayit
berulang-ulang secara lembut dan perlahan dari atas ke bawah.
b. Pada saat menekan perut jenazah bagian kanan, maka orang yang
berada di posisi kaki mengangkat paha kiri mayit,begitu pula
sebaliknya pada saat menekan perut jenazah bagian kiri maka kaki
kanan jenazah diangkat
c. Apabila menyentuh aurat jenazah maka wajib menggunakan alas
(sarung tangan)untuk selain aurat hukum menggunakan alas adalah
sunnah.
5. Bersihkan seluruh najis yang ada pada jenazah.
6. Bersihkan kemaluan dan dubur jenazah dengan tangan kiri dan wajib
menggunakan sarung tangan atau kain tipis.
7. Wudhui jenazah sebagaimana wudhunya orang hidup, pada saat
membasuh muka kepala jenazah agak dimiringkan supaya air tidak masuk
kedalam mulut jenazah.
Niat mwudhukan jenazah ialah : Saya niat Wudhui mayit ini
Niat mentayamumkan jenazah jika tidak ada air : saya niat
mentayamumi mayit ini
Setelah proses persiapan memandikan sudah selesai berikutnya adalah proses
memandikan jenazah.
1. Siram seluruh tubuh jenazah dengan air netral secara merata.
2. Sampo kepala dan rambut jenazah,kemudian disisir pelan-pelan agar
tidak rontok kemudian bilas. Apabila terdapat rambut yang rontok maka
wajib dikubur dan sunnah memasukkan rambut yang rontok kedalam
kain kafan Bersama jenazah.
3. Siram seluruh tubuh jenazah dengan air yang telah dicampur dengan
sabun.
4. Siram seluruh tubuh jenazah dengan air bersih untuk menghilaangkan
sisa sabun dimulai dari sebelah kanan, kemudian mayit dimiringkan ke kiri
untuk menyiram bagian punggung dari arah kanan, setelah menyiram
bagian kanan, jenazah dimiringkan ke kanan untuk menyiram bagian
punggung dari arah kiri.
Saat memiringkan jenazah ke kanan mulailah dengan mengangkat kaki
kirinya, kemudian dinaikkan diatas kaki kana. Begitupula sebaliknya pada
saat akan memiringkan ke kiri maka kaki kanan ditaruh diatas kaki kiri
terlebih dahulu baru kemudian tubuhnya menyusul dimiringkan.
5. Menyiram jenazah dengan air yang telah dicampur dengan daun bidara.
6. Siram seluruh tubuh jenazah dengan air yang dicampur sedikit kapur
barus yang digiling/ditumbuk.
Terjadi perbedaan urutan penyiraman antara satu tempat dengan daerah lain
namun pada prinsipnya dalam memandikan jenazah adalah meliputi tiga hal
berikut : Membersihkan, mewangikan, mengawetkan.
 Menggunakan air netral adalah untuk membersihkan
 Menggunakan air yang sudah dicampur daun biadara atau sabun
adalah untuk mewangikan selain untuk membersihkan.
 Dan air kapur barus berfungsi untuk menjadikan tubuh jenazah lebih
awet
CARA MENGAFANKAN MAYIT LAKI-LAKI
Hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum mengafankan mayit laki-laki
1. Siapkan tiga helai kain kafan dan satu sarung
2. 5/7 tali kafan bisa di ambil dari bagian paling pinggir kain kafan pada
bagian tebalnya.
3. Wangi-wangian dan lapur barus
4. Kapas
PROSES MENGAFANKAN MAYIT LAKI-LAKI :
1. Bentangkan 5 tali kafan sesuai dengan kuran mayit diletatakkan di atas
kepala, dada,perut,lutut,dan bawah kaki.
2. Kain kafan dibentangkan diatas tali kafan, kain kafan tersebut
dipertemukan ujungnya sama, lapisan pertama di atas tali,lapisan ke dua
lebih ke kanan,dan lapisan ke tiga lebih ke kiri.
3. Letakkan kain sarung diatas tiga helai kain kafan tersebut dibagian bawah
antara pusar dan kedua lutut untuk menutup aurat laki-laki.
4. Oleskan wangi-wangian di atas kain kafan.
5. Letakkan jenazah diatas kain kafan tersebut.
6. Bungkus jenazah dengan kain sarung dan 3 helai kain kafan tersebut.
7. Ikat jenazah dengan tali tersebut dari bawah kaki hingga dada sampai
atas kepala lalu rapikan serapi mungkin.
PROSES MENGAFANKAN MAYIT PEREMPUAN :
1. Bentangkan 7 tali kafan sesuai dengan ukuran mayit diletatakkan di atas
kepala, leher,dada,perut,paha,lutut,dan bawah kaki
2. Kain kafan dibentangkan diatas tali kafan kain kafan tersebut
dipertemukan ujungnya sama, lapisan pertama di atas tali dan lebih
Panjang dari kain kafan ke 2 dan ke 3,lapisan ke dua lebih ke kanan,dan
lapisan ke tiga lebih ke kiri
3. Letakkan kain sarung dan penutup kemaluan diatas tiga helai kain kafan
tersebut dibagian bawah antara pusar dan kedua lutut, lalu letakkan
kerudung di bagian kepala dan baju di bagian badan.
4. Oleskan wangi-wangian di atas kain kafan.
5. Letakkan jenazah diatas kain kafan tersebut.
6. Letakkan kapas dibagian-bagian tertentu (kemaluan).
7. Balutkan penutup kemaluan,Bungkus jenazah dengan kain sarung
dibadan mayit antara pusar dan kedua lutut,pasang baju kurung
tersebut,balutkan jilbabnya dan balutkan 3 helai kain kafan tersebut.
8. Ikat jenazah dengan 7 tali tersebut dari bawah kaki hingga dada sampai
atas kepala dan rapikan.
CARA MENGUBURKAN MAYIT :
Ukuran dalam kubur setinggi orang berdiri tambah tangan yang direntangkan
ke atas, orang yang menjadi ukuran yang memiliki tinggi rata-rata (4,5 dzirak)
Ukuran rata-rata standar orang dewasa adalah 160-170 cm ditambah dengan
satu tangan melambai ke atas.
Untuk lebar kubur satu dzira atau satu hasta lebih satu jengkal setara 50 cm.
Disunnahkan membuat semacam lubang lagi didasar kubur dengan ukuran
yang dapat menampung jenazah. kemudian jenazah diletakkan dilubang
tersebut.
Sebelum dikuburkan jenazah diletakkan disebelah selatan kubur dengan
posisi kepala sebelah utara, tiga orang siap didalam kubur, beberapa orang
diatas liang lahat.
Lalu angkat jenazah di keranda dengan beberapa orang dengan membaca
BISMILLAHI WA ALA MILLATI RASULILLAH sambil menyerahkan jenazah
kepada tiga orang didalam liang lahat.
Jenazah diletakkan dalam liang lahat menghadap kiblat dengan posisi kepala
sebelah utara.
Buka semua tali simpul jenaza.
Bukalah kain kafan pada bagian kanan jenazah agar pipi kanannya
menyentuh tanah.
Setelah itu jenazah sunah di azani dan diikomahi.
Setelah selesai lalu jenazah ditutup papan atau lainnya lalu ditimbun dengan
tanah.
Setelah itu sunnah bagi pengantar jenazah mengambil tanah pada bagian
kepala kubur dan meletakkannya Kembali diulangi 3x dengan membaca
BISMILLAHIRRAHMANNIRRAHIM MINNA KHOLAKNAKUM (genggaman
pertama) WAFIHI NUIDZUKUM (genggaman ke dua) WAMINHA
NUGHRIJUKUM TAROTAN UKHRA (genggaman ke tiga).
Selanjutnya sunnah membaca talkin sampai selesai dan doa untuk jenazah.
Ketika membaca talkin pembaca talkin duduk, sedangkan para hadirin
penziarah berdiri. Membaca talkin menghadap ke wajah kubur, dan hadirin
duduk Ketika membaca doa untuk mayit setelah pembacaan talkin.

Anda mungkin juga menyukai