Anda di halaman 1dari 18

BAB 3

RUKTI/PENGURUSAN JENAZAH

Nur Chayati, Budi Setiawan

Mengurus jenazah hukumny fardu kifayah, artinya apabila


Sebagian kaum muslim sudah melakukan pengurusan
jenazah, maka yang muslim yang lain tidak berdosa jika
tidak melakukannya.
Wajib penyelesaian empat hak/kewajiban kepada
jenazah, hak bagi si jenazah, adalah kewajiban (kifayah)
bagi kita yang masih hidup.

1. Mensucikan - memandikan jenazah.


2. Mengafani-menutup/membungkus seluruh
tubuhnya dengan kain putih
3. Menshalatkannya untuk menyampaikan do'a bersama
kepada Allah SWT
4. Menguburkannya/memakamkan dalam liang lahat,
yang rapat dan cukup dalam.

A. Penanganan pertama pada jenazah


Jenazah manusia perlu dihormati dan berhak
diperlakukan dengan baik, tidak menyakiti.
Bila telah terang, nyata, jelas ajalnya seseorang,
maka segerakanlah perawatannya. Hal-hal yang
disyariatkan Islam dalam menangani jenazah
pertama kali meliputi:
1. Memejamkan matanya.
Rosulullah SAW bersabda “sesungguhnya mata
akan mengikuti roh Ketika dicabut” hadits
diriwayatkan Ummu Salamah.

2. Mengikat rahangnya, supaya mulutnya mengatup


dengan cara melingkarkan kain dari sisi kepala
sebelah kanan-melingkar dagu dan rahang-
pelipis/ kepala sebelah kiri -diikat di ubun-
ubunnya.
3. Melemaskan persendian jenazah
Tulang-tulang persendian jenazah seperti
pergelangan tangan, leher, lutut, jari-jari tangan
dan kaki, serta pinggang harus segera dilemaskan
dengan cara di goyang-goyangkan. Melipat tangan
ke siku, lutut ke paha dan paha ke perut. Setalah
itu dibujurkan Kembali dan jari-jari tangannya
dilemaskan. Tujuan dari melemaskan persendian
ini adalah mempermudah proses memandikan
dan mengkafani jenazah.

4. Melepaskan pakaian yang dipakainya.


Melepaskan pakaian secara perlahan, kemudian
menggantinya dengan kain tipis yang menutup
seluruh tubuh, ujungnya diselipkan di bawah
kepala dan kedua kaki. Tujuannya untuk
menghilangkan keringat yang menjadikan
jenazah mudah berbau busuk, serta memudahkan
saat memandikan.

5. Memindahkan jenazah
Jenazah perlu dipindahkan di tempat yang aman,
jauh dari jangkauan binatang, serta sentuhan
langsung dengan tanah

6. Menindih perutnya
Letakkan benda seberat kurang lebih 20 dirham
(20x2,75 gr= 54, 3 gr) atau secukupnya di atas
perut janazah dengan posisi dibujurkan dan
diikat. Tujuannya untuk mencegah agar perut
jenzah tidak membesar.

7. Menutup badan jenazah


▪ Tutup seluruh badan jenazah dengan kain,
sambil menunggu persiapan memandikan
▪ Diletakkan kedua tangannya (sedakep-Jawa) di
atas dada, kalau perlu diikat sekedarnya.
▪ Diutamakan diterlentangkan membujur
menghadap kiblat dengan kepala di sebelah
kanan kiblat (untuk Indonesia berarti kepala di
sebelah utara).
8. Membebaskan segala tanggungan hutang dan
lainnya
Rosulullah SAW bersabda “Jiwa seorang mukmin
itu bergantung pada hutang-hutangnya hingga
dilunasinya” (HR Abu Hurairah).

9. Bersegera
Rosulullah SAW bersabda “ada tiga hal yang tidak
boleh ditunda, yaitu sholat bila sudah mausk
waktunya, jenazah dan menikah jika sudah
menemukan Wanita sekufu”, dari sahabat Ali bin
Abi Tholib.
10. Kita bersama, terutama keluarga dekat/ahli
warisnya, melakukan :
a. Mengucapkan kalimat tarji', untuk
tujuan istirja' (pasrah dengan ikhlas) ingat
bahwa kita bersama akhirnya juga
akan mengalami kematiannya :

"Sesungguhnya kita sekalian adalah


milik Allah dan akan kembali
kepada-Nya" (QS. Al-Baqarah : 156).

b. Mendo'akannya :

"Semoga Allah mengampuni,


melimpahkan kasih sayangnya,
memaafkannya serta
memuliakannya".

11. Menyebarluaskan berita kematiannya kepada


keluarga/ahli waris, kerabat dan masyarakat
lingkungan

B. Memandikan/mensucikan jenazah
1. Perlengkapan Yang Diperlukan
Bahan perlengkapan, bahan untuk dipersiapkan terlebih
dahulu :
1. Tempat yang tertutup
2. Air suci dan yang mensucikan.
3. Serbuk/larutan kapur barus, untuk meredam bau.
4. Larutan, irisan sabun/zat lain yang berfungsi
pembersih.
5. Sobekan kain/handuk tangan/sarung tangan
6. Lidi dan sebagainya, untuk pembersih kuku.
7. Kain handuk, untuk mengeringkan badan/tubuhnya
setelah selesai.
8. Gulungan kain/kapas untuk menutup dubur sehingga
kotoran tidak keluar lagi setelah dimandikan
9. Bangku panjang untuk memandikan
10. Orang yang memandikan (mahrom dan tidak
membatalkan wudhu jenazah)
2. Bersamaan dengan itu kain kafan disiapkan
Saat jenazah dimandikan, kain kaffan disiapkan supaya
setelah dimandikan jenazah tidak menunggu terlalu lama.

3. Persiapan/Pendahuluan
1. Niat memandikan jenazah (tidak wajib, namun sunnah).
2. Orang yang memandikan hendaknya menggunakan
sarung tangan
3. Lokasi memandikan harus tertutup dan atasnya
4. Bujurkanlah jenazah di tempat yang terbatas dan
tertutup dan diutamakan membujur menghadap kiblat
dengan kepala di sebelah kanan.
5. Lepaskanlah seluruh pakaian yang melekat
dan menutup, serta pengikat dagu dan pergelangan
tangan.
6. Tutuplah bagian auratnya hingga tidak tampak. Jika
memungkinkan, gunakan kain tipis yang air bisa
tembus, sehingga aurot jenazah tidak terlihat langsung.
7. Lepaskan perhiasan, seperti cincin dan gigi palsunya
(kalau ada).
8. Bersihkanlah kotoran dan najisnya.
9. Bersihkan rongga mulutnya dari lendir atau darah
(kalau ada)
10. Bersihkan kuku-kuku jari kaki dan tangannya.
Perhatian :

DILARANG memotong kuku dan sebagainya, karena


dilarang menganiaya jenazah seseorang dengan
menimbulkan kerusakan atau cacat tubuhnya.

4. Cara Memandikan Jenazah


1. Dimulai dengan menyiram anggota tubuh sesuai
urutan wudhu secara urut, tertib, rata, hingga tiga kali
serta memulainya dari sebelah kanan.
2. Menyiram seluruh tubuh hingga rata dan didahulukan
bagian kanan kemudian bagian kiri.
3. Menggosok dengan lembut seluruh tubuh menggunakan
air sabun, termasuk anus dan alat kelamin.
4. Menyiram berulang kali dengan hilangan gasal,
misalnya : 3, 5, 7, 9, 11 kali, hingga rata dan bersih
sesuai dengan kebutuhan.
5. Kepala jenazah dibersihkan pula dengan shampoo
6. Akhiri memandikan dengan menyiram dengan larutan
kapur barus, parfum, atau bau-bauan yang harum,
cendana dan sebagainya.
7. Mengeringkan seluruh tubuh badannya dengan kain
handuk, hingga kering.
8. Angkat jenazah, diletakkan di atas kain kafan yang
sudah disiapkan sebelumnya.
khusus jenazah wanita

Bila rambutnya panjang, diikatkan menjadi tiga


pintalan (dikelabang - Jawa).

C. MENGAFANI JENAZAH
1. Perlengkapan Yang Diperlukan
Bahan perlengkapan bagi jenazah :

1. Kain Putih 3 lapis untuk jenazah laki-laki:

a. 2 lapis kain kaffan yang panjang dan lebarnya bisa


menutup rapat semua anggota tubuh jenazah. Untuk
panjangnya ditambah 30 c di atas kepalanya dan 30
cm di bawah kakinya, untuk mempermudah ketika
ditali.
b. 1 lapis kain untuk kain sarung (dengan panjang dari
pinggang sampai kaki jenazah).
c. Tujuh utas tali dari sobekan kain putih
2. Kain Putih untuk jenazah perempuan (6 lapis):

a. 2 lapis kain kaffan yang panjang dan lebarnya bisa


menutup rapat semua anggota tubuh jenazah.
Untuk panjangnya ditambah 30 c di atas kepalanya
dan 30 cm di bawah kakinya, untuk mempermudah
ketika ditali.
b. 1 baju kurung yang panjangnya 2x lipat panjang
jenazah
c. 1 lapis kain untuk kain sarung (dengan panjang
dari pinggang sampai kaki jenazah).
d. 1 kain untuk celana dalam
e. 1 kain untuk kerudung
3. Kapas

15 helai kapas selebar telapak tangan

7 bulatan kecil, penutup lobang.

4. Serbuk kapur barus, cendana dan


sebagainya, yang berfungsi sebagai pengharum.

2. Persiapan
Penataan bahan perlengkapan sebagai pendahuluan
mengafani :

1. Aturlah letak tujuh utas tali, kira-kira tempat :


a. Ujung kepala
b. Leher
c. Sikut/pada lengan tangan
d. Perut/pinggang
e. Lutut
f. Pergelangan kaki
g. Ujung kaki.

Untuk jenazah laki-laki:

1. Letakkan 7 tali di meja sesuai urutannya


2. Gelar kain ke-1 (kain pembungkus seluruh tubuh) di atas
tali. Kain tersebut diletakkan di bagian kanan jenazah.
3. Gelar kain ke-2, diletakkan di bagian kiri jenazah, dengan
sedikit bagian (selebar punggung jenazah) di
tumpangkan di atas tepi kain ke-1.
4. Hamparkan kain ke-3 di atas 2 lembaran kain
sebelumnya. Letakkan pada bagian pinggang sampai
kaki jenazah.
1 2

Gambar 1. Posisi peletakan kain kaffan untuk jenazah laki-


laki

5. Taburkan wewangian di atas kain tersebut.


6. Letakkan jenazah membujur di atas kain
kafan, dalam keadaan tertutup selubung kain (jangan
sampai jenazah telanjang secara terbuka).
7. Tutuplah tujuh lubang : mata, telinga, hidung dan pusar
dengan bulatan kapas kecil yang sudah ditaburi serbuk
kapur barus
8. Mulai membungkus jenazah diawali dari kain ke-3,
selanjutnya kain ke-2 kemudian ke-1.
9. Ikat bagian siku, pinggang, lutut, kaki, atas kepala, ujung
kaki dengan tali.
10. Sebelum diberangkatkan ke pemakaman, ikatan tali
di jenazah bisa dibuka dulu, untuk memberi kesempatan
bagi anggota keluarga yang ingin mencium.

Untuk jenazah perempuan:

1. Letakkan 7 tali di meja sesuai urutannya


2. Gelar kain ke-1 (kain pembungkus seluruh tubuh) di atas
tali. Kain tersebut diletakkan di bagian kanan jenazah.
3. Gelar kain ke-2, diletakkan di bagian kiri jenazah, dengan
sedikit bagian (selebar punggung jenazah) di
tumpangkan di atas tepi kain ke-1.
4. Kain ke-3: buat baju kurung dengan mengukur panjang
badan jenazah dari punggung hingga kaki, ambil kain
kaffan 2x lipatnya (untuk bagian depan dan belakang).
Lipat 2 kain tersebut hingga menjadi 2 lapisan. Buat
lubang pas di tengah-tengah lipatan kain tersebut
selebar kepala jenazah. Buka lipatan tersebut, taruh di
atas kain ke-1 dan ke-2.
Gambar 2. Potongan baju kurung

5. Kain ke-4: gunakan untuk kain sarung. Letakkan pada


bagian pinggang sampai kaki jenazah.
6. Buatlah celana dalam tak berjahit (seperti popok bayi)
dan letakkan di atas kain ke-4 searah alat kelamin
jenazah.
7. Letakkan kain di atas kepala, di atasnya kain ke-3, yang
berfungsi sebagai kerudung.
8. Taburkan wewangian di atas tumpukan kain-kain
tersebut.
9. Letakkan jenazah membujur di atas kain
kafan, dalam keadaan tertutup selubung kain (jangan
sampai jenazah telanjang secara terbuka).
10. Tutuplah tujuh lubang : mata, telinga, hidung, dubur
dan pusar dengan bulatan kapas kecil yang sudah
ditaburi serbuk kapur barus
3

1 2
5

Gambar 3. Susunan kain kaffan untuk jenazah


perempuan

11. Mulai membungkus jenazah diawali dari


mengenakan celana dalamnya, kemudian dibalt dengan
sarungnya, lalu baju kurungnya, kemudian kerudungnya.
Lalu bungkus dengan kain ke-2 disusul kain ke-1.
12. Ikat bagian siku, pinggang, lutut, kaki, atas kepala,
ujung kaki dengan tali
D. MENSHALATKAN JENAZAH
1. Tata Tertib Shalat Jenazah
a. Telah menetapi syarat sahnya seperti shalat biasa,
fardlu
b. Berdiri menghadap kiblat dengan jenazah di sebelah
arah kiblat (jenazah di depan Imam)
c. Jenazah diletakkan membujur menghadap kiblat
dengan kepala di sebelah kanan kiblat (untuk
Indonesia di sebelah utara)
d. Bila berjamaah, sebagai Imam adalah
yang terdekat hubungan keluarga dengan jenazah,
seperti ayah, anak, kakak, paman, dan seterusnya
e. Shaf pria di muka dan shaf wanita di belakang
f. Diatur dengan sekurang-kurangnya tiga shaf.
g. Posisi imam:
- jika jenazahnya laki-laki, maka imam berdiri lurus
dengan kepala jenazah
- jika jenazahnya perempuan, maka imam berdiri
lurus dengan pinggang jenazah
2. Rukun Shalat Jenazah
a. Niat di dalam hati.
b. Berdiri bagi yang mampu
c. Takbir sebanyak 4 kali
d. Takbiratul Ihram, dengan niat ikhlas karena Allah
SWT, menshalatkan jenazah, kemudian :
- Membaca Surah Al-Fatihah

- Membaca Shalawat kepada Nabi Muhammad s.a.w,


namun ada juga yang meriwayatkan sholawat dibaca
di takbir kedua

e. Takbir yang kedua, mengangkat kedua


belah tangan : dengan tetap berdiri, tangan kanan
memegang pergelangan tangan kiri, dan diletakkan
di dada.
- Membaca do'a :

"Ya Allah, berilah ampunan, rahmat dan 'afiyat


kepadanya. Muliakanlah tempat turunnya,
luaskanlah tempat masuknya, mandikanlah
dengan air dan salju, bersihkanlah
dari kesalahan, sebagaimana pakaian putih
dibersihkan dari kotoran. Gantikanlah baginya
rumah yang lebih baik daripada rumahnya,
keluarga yang lebih baik
daripada keluarganya, dan jodoh yang lebih
baik daripada jodohnya. Jauhkanlah dari fitnah
kubur dan siksanya".

f. Takbir ketiga, dengan mengangkat kedua belah


tangan. Setelah takbir posisi tetap seperti semula.
- Membaca do'a :
"Ya Allah, berilah maghfirah (ampunan) kepada
orang-orang (kita) yang hidup dan yang mati,
yang menyaksikan (hadir) dan yang
tidak, yang tua dan yang muda, yang pria
dan yang wanita. Ya Allah, kepada orang yang
'Kau hidupkan dari kami, maka hidupkanlah di
atas Islam dan kepada orang yang 'Kau matikan
dari kami, maka matikanlah di atas Imam".

g. Takbir keempat, dengan mengangkat kedua belah


tangan, setelah takbir, posisi tetap seperti semula.
- Membaca do'a ringkas.

"Ya Allah janganlah Engkau jauhkan kami dari


pahalanya dan janganlah Engkau menyesatkan
kami sesudahnya".

Adapula yang mensyariatkan bahwa setelah


takbir ke empat, tidak membaca apa-apa, lalu
salam.

1. Membaca Dua Salam, seraya memalingkan muka ke


kanan dan kekiri (seperti salam pada shalat biasa).

E. MENGUBURKAN JENAZAH
1. Tuntunan Syari'at

Mengubur jenazah adalah kewajiban pokok,


yang terakhir, dalam penyelesaian menetapi kewajiban
kifayah terhadap jenazah, yaitu dengan memasukkan ke
dalam liang kubur, serta menimbun jasadnya
dengan tanah. Liang kubur hendaknya sampai
tidak tercium bau jasadnya, serta aman dari gangguan
hewan pemakan bangkai dan binatang buas.

Tempat penguburan : adalah tempat penguburan


khusus kaum muslimin, terpisah dari kuburan yang
bukan muslim. Karena diutamakan,
pelaksanaan penyelesaian jenazah sesegera
mungkin, maka cukup dikubur, di tempat yang tersedia
dan yang terdekat, dengan pengertian tidak selalu di
tempat kuburan keluarga. Disunahkan untuk
mempercepat proses pemakaman, tidak memperlama
dengan prosesi-prosesi sperti sambutan yang terllau
panjang, serta agenda-agenda lain.

2. Iringan Ucapan Do'a Terakhir


Adab dalam penguburan jenazah adalah
menyempurnakan penghormatan
dengan iringan ucapan do'a kepada Allah
SWT, agar dilimpahkan rahmat dan maghfirah, serta
dikaruniai tetap jawabannya, menghadapi pertanyaan
Malaikat Munkar-Nakir.

Mendo'akan jenazah di atas kubur setelah penguburan

Salah satu membaca do'a sebagai berikut (yang lain cukup


mengamini).

"Ya Allah, ampunilah dia, dan kasihanilah dia,


dan sejahterakanlah dia dan maafkanlah dia dan
tempatkanlah dia di tempat terhormat/mulia dan
lapangkanlah tempatnya, dan empukkanlah bumi tempat
tidurnya dan jauhkanlah dia dari siksaan kubur,
dan lindungilah dia dari siksaan neraka. Ya Allah,
tetapkanlah dia, dengan perkataan benar di dunia dan di
akhirat".

Khusus bagi jenazah anak/belum baligh


"Ya Allah, jadikanlah ia
pendahulu (penjemput) dan pelebihan
(tabungan) serta upah (pahala) bagi kami".

Anda mungkin juga menyukai