Anda di halaman 1dari 7

PSIK

FAKULTAS
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PENGURUSAN, MEMANDIKAN & MENGKAFANI
JEMBER JENAZAH
NO DOKUMEN : NO REVISI : HALAMAN :
I
PROSEDUR TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH :
TETAP Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Jember
1 PENGURUSAN JENAZAH
A.Perlakuan sesaat setelah seseorang meninggal:
1. Disunnahkan agar kedua matanya ditutup dan didoakan kebaikan untuknya.
2. Dirapatkan mulutnya.
3. Sekujur tubuhnya ditutupi dengan kain.
4. Segera dilaksanakan prosesi pengurusan jenazahnya.
5. Segera dilunasi hutangnya dengan hartanya.
B.Perkara yang diperbolehkan bagi hadirin:
1. Membuka penutup wajahnya dan menciumnya.
2. Menangisinya selama 3 hari.
C.Perkara yang diwajibkan bagi kerabat mayat:
1. Sabar dan ridho terhadap takdir Allah SWT.
2. Beristirja’.
D.Perkara yang diharamkan bagi kerabat mayat:
1. Meratapi mayat.
2. Menampar pipi dan menarik-narik kerah baju (mengoyak) serta berdoa dengan
seruan-seruan jahiliah.
3. Mencukur rambut.
4. Mengurai/ mengacak-acak rambut.
5. Memberitakan kematian dengan cara-cara jahiliah.
E.Prosesi yang harus dilakukan terhadap mayat:
1. Memandikan
2. Mengkafani
3. Menyolatkan
4. Menguburkan
2 MEMANDIKAN JENAZAH

A.Hal yang perlu diperhatikan sebelum memandikan:


1. Hukumnya adalah fardhu kifayah.
2. Orang yang mati syahid dalam pertempuran tidak dimandikan.
3. Orang yang meninggal dalam keadaan berihram maka dimandikan dengan air
dan daun bidara namun tidak diberi wewangian.
4. Jenazah perempuan dimandikan oleh perempuan dan jenazah laki-laki
dimandikan oleh laki-laki, kecuali suami istri maka masing-masingnya boleh
memandikan pasangannya.
5. Untuk laki-laki maka yang lebih utama untuk memandikan adalah orang yang
diwasiatkan oleh si mayat, lalu ayahnya, kakeknya dan seterusnya ke atas, atau
anaknya, cucunya dan seterusnya ke bawah.
6. Sedangkan untuk perempuan yang paling utama adalah orang yang ia
wasiatkan, lalu anak, cucu dan seterusnya yang perempuan.
7. Jika tidak ada wasiat dan keluarga tidak mampu, maka keluarga memilih
petugas lain yang bertaqwa, berilmu dan amanah.
8. Petugas hendaknya mengihlaskan niatnya dan merahasiakan aib jenazah.
9. Memandikan dilakukan dengan hitungan ganjil (3/5/7 dst) dengan target bersih
tubuh jenazah
10. Tata cara memandikan jenazah perempuan sama dengan laki-laki kecuali
dalam beberapa hal.
11. Petugas disunnahkan untuk mandi setelah memandikan jenazah.
12. Hendaknya berbagai kebutuhan yang diperlukan dipersiapkan sebelumnya.
B.Persiapan lingkungan, alat dan bahan:
Persiapan lingkungan:
1. Lokasi memandikan aman dari pandangan manusia.
2. Tempat untuk meletakkan jenazah.
Persiapan alat dan bahan:
1. Dipan/ meja/ sejenisnya.
2. Air/ kran yang ada selangnya (dalam ember ke-1 berisi air murni), (dalam
ember ke-2 berisi air dicampur daun bidara/ busa sabun), (dalam ember ke-3
berisi air dicampur kapur barus)
3. Gayung
4. Kapur barus yang sudah dihaluskan.
5. Daun bidara/ sabun/ sampo
6. Kain untuk menutup aurat.
7. Kain kasa.
8. Kapas
9. Sarung tangan 2 pasang
10. Gunting perban
11. Gunting tajam
12. Potong kuku
13. Plester
14. Sisir
15. Dupa
16. Plastic
17. Handuk
18. Tempat sampah plastik
19. Petugas memakai APD lengkap.
C.Tata cara:
1. Meletakkan tempat memandikan di lokasi pemandian dengan tepat.
a. Tempat memandikan dimiringkan sedikit ke arah kaki (yakni bagian kaki
lebih pendek) misalnya dengan cara diganjal. Hal ini bertujuan agar air
mudah mengalir ke bawah, tidak menggenang di bawah tubuh atau kepala
mayat.
b. Disenangi bila di dekat tempat tersebut diletakkan wewangian (seperti dupa
yang dibakar sehingga asapnya menyebarkan aroma yang wangi). Hal ini
bertujuan agar bau tidak sedap dari kotoran si mayat bisa tersamarkan.
2. Melakukan desinfeksi pada jenazah menggunakan 10% formaldehid : klorin
1gr = 1:10, lalu ditunggu selam 30 menit.
3. Menutup tubuh jenazah. Mayat dimandikan dalam keadaan tertutup.
a. Petugas memasukkan tangannya ke bawah kain.
4. Melepas pakaian mayat dengan selembut mungkin. Jika amat sulit dibuka
maka bisa digunting.
5. Memotong kuku, kumis dan bulu ketiak mayat jika sudah terlihat panjang.
6. Petugas mengambil posisi di sebelah kiri si mayat untuk proses pembasuhan.
7. Melemaskan sendi-sendi si mayat dengan penuh kelembutan. Hal ini bertujuan
untuk memudahkan proses memandikan.
8. Mengusap perut mayat agar kotoran yang ada di dalamnya keluar.
a. Jika mayat tidak kaku, maka kepala jenazah (di bawah tengkuk) diangkat
hingga hampir mendekati posisi duduk.
b. Lalu perutnya ditekan/ diurut dengan lengan bawah/ dengan tangan kiri
pelan-pelan untuk mengeluarkan kotoran yang siap keluar.
c. Sebaiknya di bawah dubur diletakkan plastic/ kain untuk menampung
kotoran.
d. Jika mayat kaku, maka cukup dibuka kedua kakinya.
e. Lalu petugas memasukkan tangan kirinya untuk membersihkan dubur.
9. Alas kotoran/ plastik tadi dibuang.
a. Lalu tempat keluarnya kotoran disiram dengan air yang banyak.
b. Tangan kiri petugas membersihkan dubur dengan sarung tangan. Fungsi
sarung tangan agar tangan petugas tidak menyentuh aurat si mayat.
c. Perlu diperhatikan bahwa saat membersihkan dubur, kain penutup tetap
menutupi mayat sehingga auratnya tidak terlihat.
d. Sarung tangan langsung dibuang.
10. Mewudhukkan mayat sebagaimana wudhu untuk sholat (dengan air dalam
ember ke-1 berisi air murni).
a. Untuk kumur-kumur dan istinsyaq maka cukup dengan membersihkan gigi/
mulut dan hidung mayat menggunakan kain kasa yang dibasahi air/ dengan
jari yang dibasahi air. Hati-hati agar tidak masuk ke mulut dan hidung.
b. Lalu mulut dan hidung ditutup dengan kapas hingga selesai proses
memandikan.
11. Membasuh kepala dan jenggot (dengan air dalam ember ke-2 berisi air
dicampur dengan daun bidara/ sampo/ busa sabun).
a. Campuran yang digunakan adalah buihnya saja karena airnya tercampur
dengan ampas daun sehingga justru akan mengotori rambut/ jenggot.
12. Membasuh anggota tubuh yang sebelah kanan terlebih dulu dengan air buih
daun bidara/ busa sabun.
a. Dimulai dari leher, tangan, dada, perut, paha, betis dan telapak kaki.
b. Lalu tubuhnya dibalikkan hingga miring ke kiri.
c. Lalu membasuh belahan punggung kanan.
d. Setelah itu berpindah ke sebelah kiri tubuh mayat dan diperlakukan sama
seperti yang kanan. Dengan selesainya proses ini berarti terhitung satu kali
mandi.
13. Ketika hendak mengulang penyiraman, perut ditekan lalu dibersihkan
duburnya. Setelah itu dibasuh lagi sebagaimana mandi yang pertama tadi tanpa
mengulang wudhunya.
14. Jika setelah mandi yang ke-2 ini tubuh sudah bersih (dengan ukuran bersih
sewajarnya), maka diakhiri dengan mandi yang ke-3 dengan air yang dicampur
kapur barus. Jika belum bersih maka dilanjutkan hingga 5 kali, 7 kali, dst
dengan hitungan ganjil, siraman yang terakhir dengan menggunakan air yang
dicampur kapur barus.
a. Perhatikan kondisi mayat setelah pemandian yang genap.
b. Jika sudah bersih maka lakukan pemandian terakhir (ganjil) dengan
menggunakan air yang dicampur kapur barus.
15. Setelah selesai lalu dikeringkan dengan handuk/ kain.
a. Lalu penutup tubuh yang untuk memandikan tadi diganti dengan handuk
tersebut/ kain lain yang kering.
16. Rambut disisir dan jenggot dirapikan.
a. Pada wanita: jika rambutnya panjang/ bisa dipintal maka dipintal/ dijalin/
dikepang menjadi 3 (satu di bagian jambul/ ubun-ubun dan dua di bagian
tanduk).
b. Pintalan-pintalan ini diletakkan di belakang mayat.
17. Jika masih keluar sesuatu dari tubuhnya setelah selesai dimandikan maka
dibersihkan dan tubuhnya dibasuh sekali lagi.
a. Jika kotoran keluar terus, maka duburnya disumbat dengan kapas tebal
seperti bentuk pisang/ pintalan kain yang diberi minyak wangi.
b. Jika lepas/ sulit terpasang maka bisa direkatkan dengan perekat plester.
18. Ketahuilah jika air disiramkan ke jasad lalu air itu telah mengenai seluruh
badan mayat, maka itu juga sudah boleh.
3 MENGKAFANI JENAZAH
A.Hal yang perlu diperhatikan:
1. Hukum mengkafani jenazah muslim/ muslimah adalah fardhu kifayah.
2. Orang yang gugur dalam pertempuran tetap dikafani.
3. Orang yang mati dalam keadaan ihram dikafani dengan kain ihramnya tanpa
memakai wewangian, wajah dan kepala tidak ditutup. Jika yang meninggal
wanita, jika kemungkinan akan terlihat oleh laki-laki ajnabi maka wajah dan
kepala ditutup.
4. Jenazah laki-laki dikafani oleh laki-laki dan wanita oleh wanita, kecuali suami
istri.
5. Jumlah kafan yang utama bagi laki-laki adalah 3 helai, sebagaimana perlakuan
terhadap Rasulullah SAW.
6. Tata cara mengkafani jenazah wanita sama dengan laki-laki kecuali dalam hal
jumlah kain.
7. Menyiapkan berbagai kebutuhan yang diperlukan dengan menggunakan harta
si mayat.
B. Persiapan lingkungan alat dan bahan:
1. Dipan/ meja/ sejenisnya
2. Alas tikar/ semacamnya
3. Kain kafan warna putih
4. Tali pengikat 3 atau 5 atau 7 buah
5. Gunting
6. Kapas gulung dan kapas potong
7. Minyak wangi
8. Dupa
9. Kapur barus
10. Popok
11. Baju
12. Kerudung
13. Sarung
14. Ember
15. Air
C.Pengukuran kafan:
1. Untuk jenazah laki-laki:
a. Lebar kafan idealnya adalah 3 kali lebar badan mayat.
b. Panjang kafan adalah sesuai panjang/ tinggi mayat ditambah sepertiganya.
Ditambahkan dalam panjangnya ini agar orang yang mengkafani mayat
dapat mengikat di atas kepala dan di bawah kaki.
c. Tali pengikat dengan panjang sama dengan lebar kain sejumlah 3/5/7 sesuai
dengan panjang / tinggi mayat.
d. Popok untuk menahan kapas di dubur, ukuran 100x25 cm, dibelah kedua
ujungnya.
2. Untuk jenazah wanita:
a. Jika hendak dikafani dengan 3 kafan maka sama dengan laki-laki.
b. Jika hendak dikafani dengan 5 kafan maka perinciannya:
1) Dua kafan terlebar (bedung) dengan cara pengukuran panjang dan lebar
seperti kafan laki-laki.
2) Baju. Diambil ukuran panjangnya dari bahu/ lengan atas hingga akhir
betis, dikalikan 2, lebarnya 90 cm. Dilobangi tengahnya untuk tempat
memasukkan kepala.
3) Sarung, 90x150 cm
4) Kerudung 90x90 cm
5) Tali pengikat dan celana puntung sama dengan jenazah laki-laki. Lebar
90 cm itu adalah menurut kebiasaan saja.
D.Tata cara:
1. Kain kafan diperciki air lalu diasapi dupa (jika memungkinkan).
2. Kain dipotong dengan gunting.
3. Tali-tali dijejer paling bawah secara seimbang di keranda.
4. Untuk jenazah Covid-19:
a. Alas tikar digelar.
b. Kafan ke-1 yang paling bagus dan paling lebar dibentangkan dan diberi
minyak wangi.
c. Letakkan alas plastic 2 lembar.
d. Menyusul kafan ke-2 diberi minyak wangi.
e. Lalu kafan ke-3 diberi minyak wangi.
f. Letakkan alas plastic 2 lembar.
g. Jika mayat wanita dan hendak dikafani dengan 5 kafan, maka:
1) Dua kafan terlebar (bedung) diletakkan paling luar (yaitu paling
bawah).
2) Di atasnya dibentangkan baju bagian bawah (untuk badan belakang)
dan membiarkan baju bagian atas terkumpul di atas kepala.
3) Menyusul di atasnya dibentangkan sarung kira-kira di bagian perut ke
bawah dan kerudung kira-kira di kepala.
4) Popok yang sudah diberi kapas tebal dan minyak wangi diletakkan kira-
kira di bawah pantat. Semuanya diberi minyak wangi dan kapur barus.
5) Kain kafan yang tersisa di bagian kepala hendaknya lebih panjang
daripada di bagian kaki.
5. Mayat diangkat dari tempat pemandian dan diletakkan di atas kafan dalam
keadaan terlentang.
6. Bagian dubur diikat dengan celana puntung dengan cara menarik guntingan
atas dan bawah pada bagian kanan lalu diikat dengan baik, lalu yang kiri begitu
juga. Fungsinya untuk menahan rembesan cairan/ kotoran dari duburnya jika
terjadi sehingga kafan tetap suci.
7. Potongan kapas dibubuhi minyak wangi, lalu ditutupkan ke hidung, telinga,
mata, mulut dan anggota sujud.
a. Begitu juga lipatan ketiak, lipatan lutut dan pusar.
b. Jika terdapat luka maka diberi kapas juga.
c. Jika seluruh jasad diberi minyak wangi maka itu bagus.
8. Setelah itu, untuk pengkafanan dengan 3 lembar kafan:
a. Sisi kanan alas plastic 2 lembar dibungkuskan ke badan mayat
b. Lalu sisi kirinya.
c. Sisi kanan kafan teratas dibungkuskan ke badan mayat,
d. Lalu sisi kirinya.
e. Lalu kain penutup aurat ditarik
f. Lalu menyusul kafan ke-2, lalu ke-3
g. Adapun untuk pemakaian kafan pada mayat perempuan yang dilakukan
dengan 5 kain:
1) Pertama, sarung dibungkuskan, lalu kain penutup aurat ditarik/ diambil.
2) Baju bagian depan/ atas ditarik ke atas tubuh mayat dengan
memasukkan lobangnya ke kepala
3) Lalu sisa-sisa kain di tepi kanan kiri disispkan ke bagian bawah tubuh
mayat.
4) Kerudung dipakaikan di kepala
5) Lalu kafan lebar (bedung) yang atas dibungkuskan ke seluruh tubuh
6) Lalu menyusul yang paling luar/ bawah.
9. Kain yang tersisa di bagian kepala mayat dikumpulkan
a. Lalu ditekuk ke bagian atas wajah mayat agar kain pada bagian wajah tidak
tersingkap karena tiupan angin.
b. Sedangkan kain yang tersisa pada bagian kaki ditekuk ke bagian atas kedua
kaki.
10. Mayat diikat dengan simpul yang bisa dibuka.
a. Sebaiknya simpul diletakkan di sisi kiri agar mudah dibuka jika telah
diletakkan di liang lahat pada sisi kanannya.

Anda mungkin juga menyukai