Anda di halaman 1dari 19

Cara Memandikan dan Mengkafani Jenazah

2 Replies



Sedikitnya memandikan mayat yaitumeratakan airkeseluruh badan mayat dengan air,lebih sempurnanya
yaitumembasuh dua kemaluanya,menghilangkan kotoran dari hidungnya,menggosok-gosok badanya
dengan bidara,dan menuangkan air pada mayat tiga kali.
Cara mengkafani mayat

Sedikitnya membungkus mayat yaitu pakaian satu yang sudah mencukupi.sempurnanya bagi orang lakilaki 3 lapis kain,bagi perempuan satu baju,satu kerudung,satu sarung dan dua lapis kain.
A. TATA CARA MEMANDIKAN JENAZAH
Alat-alat yang dipergunakan untuk memandikan jenazah adalah sebagai berikut:
- Kapas
- Dua buah sarung tangan untuk petugas yang memandikan
- Sebuah spon penggosok
- Alat penggerus untuk menggerus dan menghaluskan kapur barus Spon-spon plastik
- Shampo
- Sidrin (daun bidara)
- Kapur barus
- Masker penutup hidung bagi petugas
- Gunting untuk memotong pakaian jenazah sebelum dimandikan
- Air
- Pengusir bau busuk dan Minyak wangi
>Daun Sidr (Bidara)
2. Menutup aurat si mayit
Dianjurkan menutup aurat si mayit ketika memandikannya. Dan melepas pakaiannya, serta menutupinya
dari pandangan orang banyak. Sebab si mayit barangkali berada dalam kondisi yang tidak layak untuk
dilihat. Sebaiknya papan pemandian sedikit miring ke arah kedua kakinya agar air dan apa-apa yang keluar
dari jasadnya mudah mengalir darinya.
3. Tata cara memandikan jenazah
Seorang petugas memulai dengan melunakkan persendian jenazah tersebut. Apabila kuku-kuku jenazah itu
panjang, maka dipotongi. Demikian pula bulu ketiaknya. Adapun bulu kelamin, maka jangan
mendekatinya, karena itu merupakan aurat besar. Kemudian petugas mengangkat kepala jenazah hingga
hampir mendekati posisi duduk. Lalu mengurut perutnya dengan perlahan untuk mengeluarkan kotoran
yang masih dalam perutnya. Hendaklah memperbanyak siraman air untuk membersihkan kotoran-kotoran
yang keluar.
Petugas yang memandikan jenazah hendaklah mengenakan lipatan kain pada tangannya atau sarung tangan
untuk membersihkan jasad si mayit (membersihkan qubul dan dubur si mayit) tanpa harus melihat atau
menyentuh langsung auratnya, jika si mayit berusia tujuh tahun ke atas.
4. Mewudhukan jenazah
Selanjutnya petugas berniat (dalam hati) untuk memandikan jenazah serta membaca basmalah. Lalu
petugas me-wudhu-i jenazah tersebut sebagaimana wudhu untuk shalat. Namun tidak perlu memasukkan
air ke dalam hidung dan mulut si mayit, tapi cukup dengan memasukkan jari yang telah dibungkus dengan
kain yang dibasahi di antara bibir si mayit lalu menggosok giginya dan kedua lubang hidungnya sampai
bersih.
Selanjutnya, dianjurkan agar mencuci rambut dan jenggotnya dengan busa perasan daun bidara atau
dengan busa sabun. Dan sisa perasan daun bidara tersebut digunakan untuk membasuh sekujur jasad si
mayit.
5. Membasuh tubuh jenazah
Setelah itu membasuh anggota badan sebelah kanan si mayit. Dimulai dari sisi kanan tengkuknya,
kemudian tangan kanannya dan bahu kanannya, kemudian belahan dadanya yang sebelah kanan, kemudian

sisi tubuhnya yang sebelah kanan, kemudian paha, betis dan telapak kaki yang sebelah kanan.
Selanjutnya petugas membalik sisi tubuhnya hingga miring ke sebelah kiri, kemudian membasuh belahan
punggungnya yang sebelah kanan. Kemudian dengan cara yang sama petugas membasuh anggota tubuh
jenazah yang sebelah kiri, lalu membalikkannya hingga miring ke sebelah kanan dan membasuh belahan
punggung yang sebelah kiri. Dan setiap kali membasuh bagian perut si mayit keluar kotoran darinya,
hendaklah dibersihkan.
Banyaknya memandikan: Apabila sudah bersih, maka yang wajib adalah memandikannya satu kali dan
mustahab (disukai/sunnah) tiga kali. Adapun jika belum bisa bersih, maka ditambah lagi memandikannya
sampai bersih atau sampai tujuh kali (atau lebih jika memang dibutuhkan). Dan disukai untuk
menambahkan kapur barus pada pemandian yang terakhir, karena bisa mewangikan jenazah dan
menyejukkannya. Oleh karena itulah ditambahkannya kapur barus ini pada pemandian yang terakhir agar
baunya tidak hilang.
Dianjurkan agar air yang dipakai untuk memandikan si mayit adalah air yang sejuk, kecuali jika petugas
yang memandikan membutuhkan air panas untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang masih melekat
pada jasad si mayit. Dibolehkan juga menggunakan sabun untuk menghilangkan kotoran. Namun jangan
mengerik atau menggosok tubuh si mayit dengan keras. Dibolehkan juga membersihkan gigi si mayit
dengan siwak atau sikat gigi. Dianjurkan juga menyisir rambut si mayit, sebab rambutnya akan gugur dan
berjatuhan.
Setelah selesai dari memandikan jenazah ini, petugas mengelapnya (menghandukinya) dengan kain atau
yang semisalnya. Kemudian memotong kumisnya dan kuku-kukunya jika panjang, serta mencabuti bulu
ketiaknya (apabila semua itu belum dilakukan sebelum memandikannya) dan diletakkan semua yang
dipotong itu bersamanya di dalam kain kafan. Kemudian apabila jenazah tersebut adalah wanita, maka
rambut kepalanya dipilin (dipintal) menjadi tiga pilinan lalu diletakkan di belakang (punggungnya).
Faedah
- Apabila masih keluar kotoran (seperti: tinja, air seni atau darah) setelah dibasuh sebanyak tujuh kali,
hendaklah menutup kemaluannya (tempat keluar kotoran itu) dengan kapas, kemudian mencuci kembali
anggota yang terkena najis itu, lalu si mayit diwudhukan kembali. Sedangkan jika setelah dikafani masih
keluar juga, tidaklah perlu diulangi memandikannya, sebab hal itu akan sangat merepotkan.
- Apabila si mayit meninggal dunia dalam keadaan mengenakan kain ihram dalam rangka menunaikan haji
atau umrah, maka hendaklah dimandikan dengan air ditambah perasaan daun bidara seperti yang telah
dijelaskan di atas. Namun tidak perlu dibubuhi wewangian dan tidak perlu ditutup kepalanya (bagi jenazah
pria). Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wassalam mengenai seseorang yang wafat dalam
keadaan berihram pada saat menunaikan haji.
- Orang yang mati syahid di medan perang tidak perlu dimandikan, namun hendaklah dimakamkan
bersama pakaian yang melekat di tubuh mereka. Demikian pula mereka tidak perlu dishalatkan.
- Janin yang gugur, bila telah mencapai usia 4 bulan dalam kandungan, jenazahnya hendaklah dimandikan,
dishalatkan dan diberi nama baginya. Adapun sebelum itu ia hanyalah sekerat daging yang boleh
dikuburkan di mana saja tanpa harus dimandikan dan dishalatkan.
- Apabila terdapat halangan untuk memamdikan jenazah, misalnya tidak ada air atau kondisi jenazah yang
sudah tercabik-cabik atau gosong, maka cukuplah ditayamumkan saja. Yaitu salah seorang di antara hadirin
menepuk tanah dengan kedua tangannya lalu mengusapkannya pada wajah dan kedua punggung telapak
tangan si mayit.
- Hendaklah petugas yang memandikan jenazah menutup apa saja yang tidak baik untuk disaksikan pada
jasad si mayit, misalnya kegelapan yang tampak pada wajah si mayit, atau cacat yang terdapat pada tubuh
si mayit dll.
B. TATA CARA MENGKAFANI JENAZAH
1. Kafan-kafan mesti sudah disiapkan setelah selesai memandikan jenazah dan menghandukinya
Mengkafani jenazah hukumnya wajib dan hendaklah kain kafan tersebut dibeli dari harta si mayit.
Hendaklah didahulukan membeli kain kafannya dari melunaskan hutangnya, menunaikan wasiatnya dan
membagi harta warisannya. Jika si mayit tidak memiliki harta, maka keluarganya boleh menanggungnya.
2. Mengkafani jenazah
Dibentangkan tiga lembar kain kafan, sebagiannya di atas sebagian yang lain. Kemudian didatangkan
jenazah yang sudah dimandikan lalu diletakkan di atas lembaran-lembaran kain kafan itu dengan posisi
telentang. Kemudian didatangkan hanuth yaitu minyak wangi (parfum) dan kapas. Lalu kapas tersebut
dibubuhi parfum dan diletakkan di antara kedua pantat jenazah, serta dikencangkan dengan secarik kain di
atasnya (seperti melilit popok bayi).
Kemudian sisa kapas yang lain yang sudah diberi parfum diletakkan di atas kedua matanya, kedua lubang

hidungnya, mulutnya, kedua telinganya dan di atas tempat-tempat sujudnya, yaitu dahinya, hidungnya,
kedua telapak tangannya, kedua lututnya, ujung-ujung jari kedua telapak kakinya, dan juga pada kedua
lipatan ketiaknya, kedua lipatan lututnya, serta pusarnya. Dan diberi parfum pula antara kafan-kafan
tersebut, juga kepala jenazah.
Selanjutnya lembaran pertama kain kafan dilipat dari sebelah kanan dahulu, baru kemudian yang sebelah
kiri sambil mengambil handuk/kain penutup auratnya. Menyusul kemudian lembaran kedua dan ketiga,
seperti halnya lembaran pertama. Kemudian menambatkan tali-tali pengikatnya yang berjumlah tujuh utas
tali. Lalu gulunglah lebihan kain kafan pada ujung kepala dan kakinya agar tidak lepas ikatannya dan
dilipat ke atas wajahnya dan ke atas kakinya (ke arah atas). Hendaklah ikatan tali tersebut dibuka saat
dimakamkan. Dibolehkan mengikat kain kafan tersebut dengan enam utas tali atau kurang dari itu, sebab
maksud pengikatan itu sendiri agar kain kafan tersebut tidak mudah lepas (terbuka).
Memandikan dan Mengkafani Jenazah Korban Mutilasi
Pertanyaan:
Mohon maaf, mau tanya.
Akhir-akhir ini, ramai dibicarakan korban mutilasi yang dibuang di jalan tol. Jika kita menjumpai semacam
itu, bagaimana cara memandikan dan mengkafani jenazah korban mutilasi?
Terima kasih jawabannya, mohon maaf jika merepotkan.
Dari: Imma
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ala rasulillah, amma badu,
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda,
: :
Kiamat tidak akan terjadi, sampai banyak terjadi al-haraj. Para sahabat bertanya, Apa itu al-haraj wahai
Rasulullah? beliau menjawab, Pembunuhan dan pembantaian. (HR. Muslim 157).
Hadis ini memberikan gambaran kepada kita, perjalanan kepribadian manusia ketika semakin jauh dari
masa kenabian. Kecenderungan untuk menjauh dari aturan syariah, membuat mereka semakin bengis dan
kejam. Tidak hanya puas dengan membunuh, penganiayaan harus berlanjut pada mutilasi. Mari kita
perbanyak berdoa memohon kepada Allah, agar diselamatkan dari ujian kehidupan.
Selanjutnya, terkait cara memandikan dan mengkafani korban mutilasi, berikut kami kesimpulan
keterangan ulama hanafi,
Pertama, Burhanudin Ibnu Mazah mengatakan,

Jika hanya ditemukan potongan tubuh mayit, seperti tangan atau kaki, atau kepala saja, dia tidak
dimandikan dan tidak dishalatkan, namun langsung dimakamkan.
Kemudian beliau menyebutkan keterangan dari Imamnya, disebutkan oleh al-Hasan bin Ziyad dari Abu
Hanifah, beliau mengatakan,
.
Jika ditemukan potongan tubuh mayat yang lebih utuh, dia dimandikan, dikafani, dishalati, dan
dimakamkan. Dan jika ditemukan separoh jasad dan ada kepalanya maka dikafani, dimandikan, dishalati,
dan dimakamkan.
Beliau juga mengatakan,


.
Jika terbelah memanjang separoh, dan ditemukan hanya separohnya, maka tidak dimandikan, tidak
dishalati, namun dikubur dalam rangka memuliakan jasadnya. Jika ditemukan separoh jasad melintang
tanpa kepala maka dimandikan dan tidak dishalati. Jika kurang dari separoh jasad dan ada kepalanya, dia
dimandikan, dikafani, dikuburkan dan tidak dishalati. (al-Muhith al-Burhani, 2:364).
Kedua, keterangan dalam Hasyiyah Ibn Abidin,

Jika ditemukan potongan anggota badan manusia atau ditemukan separoh badan terbelah memanjang atau
melintang, cukup dibungkus dengan kain (tidak dimandikan), kecuali jika ada kepalanya maka dia
dikafani. (ar-Raddul Mukhtar, 2:222).
Dari beberapa keterangan di atas, kita bisa mengambil kesimpulan,
1. Potongan jasad mayat, ada yang disikapi sebagai layaknya manusia utuh dan ada yang disikapi bukan
sebagai manusia.
2. Potongan jasad yang disikapi sebagaimana layaknya manusia, wajib dimandikan, dikafani, dishalati dan
dimakamkan sebagaimana layaknya jenazah. Sebaliknya, potongan jasad yang tidak disikapi sebagaimana

layaknya manusia, tidak dimandikan dan tidak dishalati, tapi cukup dibungkus dengan kain dan
dikuburkan.
3. Potongan yang disikapi sebagai jasad manusia utuh:
Potongan jasad mayat yang lebih dari separoh, meskipun tanpa kepala
Potongan kurang dari separoh badan bersama kepala
4. Potongan yang disikapi BUKAN sebagai jasad manusia utuh
Hanya potongan anggota badan, seperti tangan, kaki
Hanya potongan separoh tanpa kepala.
Allahu alam
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Cara Mengkafani Jenazah Laki ataupun Perempuan nerusin potingan kemaren cara memandikan
jenazah , sekarang saya share bagaimana caranya untuk Mengkafani Jenazah Laki laki ataupun
Perempuan , dalam Mengkafani Jenazah laki laki dan perempuan sangatlah berbeda . perbedaan nya
tidaklah banyak melainkan sedikit karena perbedaannya hanya berbeda dalam lapisan kain kafan atau
morinya saja .
UKURAN DARI KAIN KAFAN UNTUK JENAZAH :
Panjang kain kafan 15,5 meter, dengan potongan kain sebagai berikut :
a. Kafan 2 lapis dengan panjang @ 2,5 m X lebar kain + 0,5 m lebar potong kain. Total 7,5 meter
b. Baju dengan panjang 2,5 meter, diambil 2/3 dari lebar. Sisanya 1/3 untuk sorban. Total 2,5 meter
c. 1,5 meter untuk lengan baju, 2/3 dari lebar untuk baju. Sisanya 1/3 untuk anak baju. Total 1,5 meter
d. 1 meter untuk sal atau selendang. Total 1 meter
e. 1,5 meter untuk ikat pinggang (1/3 dari lebar). Total 1,5 meter
Pertama siapkan segala sesuatunya yang diperlukan untuk mengkafani mayat (kain kafan dan lain-lain).
Kemudian sobek bagian tepi/pinggir kain kafan tersebut, setelah itu potong kain kafan tersebut (sesuaikan
dengan ukuran pemotongan kain kafan sebagaimana telah disebut pada huruf B di atas). Hal tersebut
hendaklah disesuaikan dengan kondisi badan / fisik si mayat.
Seterusnya buatlah bajunya, kain sarungnya, cawatnya serta sorban bagi mayat laki-laki atau kerudung
bagi mayat perempuan. Disunnatkan pada pertama kali menyobek kain tersebut dengan membaca :
(Allahummajal libaasahu (ha) anil kariim wa adkhilhu (ha) Ya Allahu taala birahmatikal Jannata yaa
arhamarraahimiin.
Adapun cara meletakkan kain kafan itu ialah dibujurkan ke arah kiblat (letak kaki mayat ke arah qiblat)
jika tempat mengizinkan. Susunannya adalah sebagai berikut :
a. Letakkan tali kain kafan sebanyak 5 helai
b. Kain kafan pertama dibentangkan
c. Ikat pinggang mayat dibentangkan
d. Kain kafan kedua dibentangkan
e. Selendang / sal dipasang
f. Sorban dibentangkan di atas sal / selendang
g. Baju dibentangkan
h. Anak baju dibentangkan di atas baju
i. Kain sarung dibentangkan di atas baju
j. Kapas ditebarkan di atas baju dan kain sarung
k. Selasih serbuk cendana dan wewangian ditabur di atas kapas
Hendaknyalah mendahulukan kain yang kanan dari pada kain yang kiri
NB:
Sebenarnya mengkafani Jenazah itu sama saja, yaitu dengan maksud membungkus kain itu ke seluruh
tubuh si mayat sehingga tidak ada lagi bagian tubuh yang terbuka. Bagi mayat laki-laki diutamakan lima
lapis kain selain gamis (baju dan sorban) dan bagi mayat perempuan lima lapis kain selain telekung /
kerudung dan celana Dalemnya . namun demikian atas ketiadaan, cukup sekedar menutupi seluruh anggota
tubuhnya saja.

Sumber: http://anshoridahlan.wordpress.com/2013/08/11/cara-memandikan-mayat/
Share this:

Twitter

Facebook2

Google

Tumblr

LinkedIn

Email

Print

Digg

StumbleUpon

Pocket

Pinterest

Reddit

Related

Fiqih Aswaja: dari Buku Fiqih NabiIn "Fiqih"


FIQIH PUASA: Syarat Wajib dan Rukun Puasa RamadhanIn "Fiqih"
Kisah Malaikat Izrail ASIn "Akhir Zaman"

This entry was posted in Fiqih, Nusantara, Pendidikan, Syariah and tagged Cara Memandikan, Cara
Mengkafani, Fiqih, Jenazah on August 13, 2013.
Post navigation
Fiqh Akhlaq / Adab: Bab 1 : Adab NiatBelajar Bersyukur (2)

2 thoughts on Cara Memandikan dan Mengkafani Jenazah


1.

udin tarhimNovember 9, 2013 at 2:19 pm


Baru belajar..blm prnah ketemu yg korba

Cara Mengkafani Jenazah


1.

Wajib mengkafan jenazah dari hartanya. Jika ia tdk mempunyai harta, maka
biayanya dibebankan kpd orang yg wajib memberi nafkah kepadanya dari ushul (ayah
keatas) & furu (anak kebawah).

2. Boleh mengkafani jenazah dgn satu kain yg menutupi semua badannya.


3. Syahid fi sabilillah dikuburkan pd pakaiannya yg dia syahid padanya & tdk
dimandikan. Disunnahkan mengkafannya dgn satu kain atau lbh di atas pakaiannya.
4. Apabila orang yg berihram meninggal dunia, ia dimandikan dgn air & bidara atau
sabun, tdk didekatkan wangi-wangian, memakai yg berjahit, kepala & wajahnya tdk
ditutup jika ia seorang laki-laki, karena ia dibangkitkan pd hari kiamat sambil
bertalbiyah di atas kondisinya, & tdk diqadha darinya ibadah haji yg tersisa.
5. Apabila janin yg keguguran meninggal, & kandungannya berusia 4 bulan, ia
dimandikan, dikafani, & dishalatkan.
6. Barang siapa yg uzur (tidak mungkin) memandikannya karena terbakar atau robek &
semisalnya, atau tdk ada air, ia kafani & dishalatkan atasnya. Sahshalat terhadap
sebagian anggota tubuh jenazah seperti tangan, kaki, & semisalnya, Apabila tdk bisa
mendapatkan bagian tubuh yg lain.

7. Apabila keluar najis dari jenazah setelah dikafani, tdk perlu dimandikan ulang, karena
menyulitkan & memberatkan.

Cara mengkafan jenazah


1.

Disunnahkan mengkafani jenazah laki-laki dalam 3 lipat kain putih yg baru, diharumkan
dgn wewangian yg dibakar 3 kali, kemudian diuraikan sebagian di atas sebagian yg lain,
kemudian diberikan pengawet, yaitu campuran dari minyak wangi di antara lipatan.

2. Kemudian jenazah diletakkan di atas lipatan kain bertelentang di atas punggungnya,


kemudian diberikan sebagian dari pengawet di kapas di antara 2 pantatnya. Kemudian
diikat sepotong kain di atasnya seperti celana kecil yg menutupi auratnya, & diberi
minyak wangi beserta seluruh badannya.
3. Kemudian dikembalikan ujung lipatan kain yg atas dari sisi sebelah kiri di atas bagian
sebelah kanan. Kemudian dikembalikan ujung sebelah kanan di atas bagian kiri yg di
atasnya.
4. Kemudian yg kedua sama seperti itu, kemudian yg ketiga juga sama seperti itu. Dan
dijadikan sisa di bagian kepalanya, atau di bagian kepala & kedua kakinya jika lebih.
5. Kemudian diikat lebar lipatan agar jangan terbuka, & dibuka di dalam kubur. Perempuan
sama seperti laki-laki dalam penjelasan di atas. Anak kecil dikafani satu kain & boleh 3
kain.Dari Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata, Sesungguhnya Rasulullah dikafani
pd 3 lapis kain buatan Yaman berwarna putih dari kapas, tdk termasuk padanya baju
& surban. Muttafaqun alaih.
By: Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijry

ukun, syarat, panduan tatacara sholat jenazah atau sholat mayit dibawah ini adalah
sudah kami ringkas, dan kami lengkapi dengan beberapa dalil hadits dari Nabi SAW,
rukunShalat Jenazah terdiri dari 8 rukun dan Hukum menjalankannya adalah "Fardhu
Kifayah" artinya jika tidak ada yang menjalankan, semua akan berdosa. Shalat ini gak
memakai ruku, sujud, itidal dan tahiyyat, hanya dengan 4 takbir dan 2 salam, yang
dilakukan dalam keadaan berdiri.
Berikut ini adalah rukun sholat jenzah :
1. Niat
Setiap shalat dan ibadah lainnya kalo gak ada niat dianggap gak sah, termasuk niat
melakukan Shalat jenazah. Niat dalam hati dengan tekad dan menyengaja akan
melakukan shalat tertentu saat ini untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT.
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
keta'atan kepada-Nya dalam agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat
dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (QS. Al-Bayyinah :
5).
Hadits Rasulullah SAW dari Ibnu Umar ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya setiap amal itu tergantung niatnya. Setiap orang mendapatkan sesuai
niatnya." (HR. Muttafaq Alaihi).
2. Berdiri Bila Mampu
Shalat jenazah sah jika dilakukan dengan berdiri (seseorang mampu untuk berdiri dan
gak ada uzurnya). Karena jika sambil duduk atau di atas kendaraan [hewan
tunggangan], Shalat jenazah dianggap tidak sah.

3. Takbir 4 kali
Aturan ini didapat dari hadits Jabir yang menceritakan bagaimana bentuk shalat Nabi
ketika menyolatkan jenazah.
Dari Jabi ra bahwa Rasulullah SAW menyolatkan jenazah Raja Najasyi (shalat ghaib) dan
beliau takbir 4 kali.
(HR. Bukhari : 1245, Muslim 952 dan Ahmad 3:355)
Najasyi dikabarkan masuk Islam setelah sebelumnya seorang pemeluk nasrani yang
taat. Namun begitu mendengar berita kerasulan Muhammad SAW, beliau akhirnya
menyatakan diri masuk Islam.
4. Membaca Surat Al-Fatihah
5. Membaca Shalawat kepada Rasulullah SAW
6. Doa Untuk Jenazah
Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW :
"Bila kalian menyalati jenazah, maka murnikanlah doa untuknya."
(HR. Abu Daud : 3199 dan Ibnu Majah : 1947).
Diantara lafaznya yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW antara lain :
"Allahummaghfir lahu warhamhu, waaafihi wafu anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi
madkhalahu, waghsilhu bil-mai watstsalji wal-baradi."
7. Doa Setelah Takbir Keempat
Misalnya doa yang berbunyi :
"Allahumma Laa Tahrimna Ajrahu wa laa taftinnaa badahu waghfirlana wa lahu.."
8. Salam
Berikut ini adalah Tata Cara, Urutan dan Do'a Sholat Jenazah :
1. Lafazh Niat Shalat Jenazah :
"Ushalli alaa haadzal mayyiti fardlal kifaayatin makmuuman/imaaman lillaahi taaalaa.."
Artinya:
"Aku niat shalat atas jenazah ini, fardhu kifayah sebagai makmum/imam lillaahi
taaalaa.."
2. Setelah Takbir pertama membaca: Surat "Al Fatihah."
3. Setelah Takbir kedua membaca Shalawat kepada Nabi SAW : "Allahumma Shalli Alaa
Muhamad?"

4. Setelah Takbir ketiga membaca:




Ya Allah! Ampunilah dia (mayat) berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari
beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang
mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan
dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari
kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau
istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang
lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia
dari siksa kubur dan Neraka.
atau bisa secara ringkas :
"Allahummagh firlahu warhamhu waaafihi wafu anhu.."
Artinya:
"Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat, sejahtera dan maafkanlah dia"
5. Setelah takbir keempat membaca:
"Allahumma la tahrim naa ajrahu walaa taftinnaa badahu waghfirlanaa walahu.."
Artinya:
"Ya Allah janganlah kami tidak Engkau beri pahalanya, dan janganlah Engkau beri fitnah
kepada kami sesudahnya, dan berilah ampunan kepada kami dan kepadanya"
6. "Salam" kekanan dan kekiri.
Catatan: Jika jenazah wanita, lafazh hu diganti ha.
Demikian beberapa ringkasan artikel tentang tata cara dan do'a sholat jenazah, semoga
bisa menambah wawasan dan amaliah pembaca sekalian, terimakasih sudah berkunjung
semoga bermanfaat.

Sholat jenazah merupakan sholat yang dilaksanakan ketika ada seorang muslim yang
meninggal dunia, tata cara shalat jenazah tidak perlu melakukan rukuk dan sujud, cukup
dengan keadaan berdiri saja, lalu takbir sebanyak 4 kali diselingi dengan bacaan doa
tertentu, lalu kemudian diakhiri dengan salam. hukum melaksanakannya adalah fardhu
kifayah.
Meski begitu terkadang jarang umat islam yang mengetahui persis bagaimana tata cara
pengerjaan shalat jenazah yang baik dan benar, maka dari itu artikel kali ini akan
membahasnya secara detail dan lengkap mengenai panduan dan tata cara sholat
jenazah, hukum melaksanakan sholat jenazah, bacaan doa sholat jenazah beserta
artinya baik dalam versi arab maupun versi latin/indonesia, lalu juga disertai rukun,
syarat, dan dalil tentang sholat jenazah/sholat mayit serta manfaat dan keutamaan
sholat jenazah. semuanya dibahas secara lengkap di artikel kali ini.
Sebelum lanjut baca juga : Tata cara sholat tarawih.

Hukum Sholat Jenazah


Hukum Sholat Jenazah adalah Fardhu Kifayah artinya wajib bagi kita umat muslim
untuk mensholati muslim lainnya yang telah meninggal, jika tidak dilaksanakan maka ini
menjadi tanggung jawab seluruh umat muslim.
Dalil keutamaan Sholat Jenazah :
Nabi Muhamad SAW bersabda dalam hadistnyatentang keutamaan sholat jenazah :
Barangsiapa yang menghadiri jenazah hingga ikut menshalatkannya, maka dia
mendapatkan satu qirath, dan barangsiapa yang menyaksikannya hingga ikut
mengantar ke kubur, maka mendapatkan dua qirath. Ditanyakan, Apakah yang
dimaksudkan dengan dua qirath itu? Beliau menjawab, Seperti dua gunung yang
besar. (HR. Muttafaq alaih)
Rukun Sholat Jenazah :
1. Niat
2. Berdiri bila mampu
3. Empat kali takbir yang diselingi oleh beberapa bacaan
4. Membaca al-Fatihah secara sirr setelah takbir pertama berdasarkan hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Nasai, bahwa: Menurut sunnah, bahwa dalam shalat
jenazah hendaknya membaca Ummil Quran (al-Fatihah) dengan pelan-pelan
dalam takbir pertama
5. Membaca shalawat kepada Nabi saw setelah takbir kedua
6. Mendoakan mayat setelah takbir ketiga
7. salam

Niat Sholat Jenazah :


Niat untuk jenazah laki-laki :
"Ushalli 'alaa haadzal mayyiti arba'a takbiiraatin fardhal kifaayati makmuuman/imaaman
lillaahi ta'aalaa"
Artinya : Saya niat shalat atas mayyit (laki-laki) ini empat takbir fardhu kifayah karena
Allah SWT.
Niat untuk jenazah perempuan :
"Ushalli 'alaa haadzihil maytati arba'a takbiiraatin fardhal kifaayati
makmuuman/imaaman lillaahi ta'aalaa"

Artinya : Saya niat shalat atas mayyit (perempuan) ini empat takbir fardhu kifayah
karena Allah SWT.
Tata Cara Sholat Jenazah :
Takbir Pertama
Setelah takbir dilanjutkan dengan membaca ta'awudz lalu dilanjutkan dengan membaca
al fatihah, tanpa disertai dengan doa iftitah ataupun surat pendek seperti sholat pada
umumnya. ini berdasarkan pendapat banyak ulama bahwa dalam sholat jenazah tidak
diwajibkan membaca doa iftitah.
Bacaan Ta'awwudz :


A'uudzubillaahi minasy syaithaanir rajiim
Artinya : Aku berlindung dari syaitan yang terkutuk
Lalu Dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah.
Takbir kedua
Bacaan setelah takbir kedua yaitu membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
berikut bacaan doanya . . .







Allaahumma shalli 'alaa muhammadin, wa 'alaa aali muhammadin, kamaa shallaita 'alaa
ibraahiima, wa 'alaa aali ibraahiima. Wa baarik 'alaa muhammadin, wa 'alaa aali
muhammadin, kamaa baarakta 'alaa ibraahiima, wa 'alaa aali ibraahiima. Fil 'aalamiina
innaka hamiidum majiid.
Artinya :
Ya Allah, berilah rahmat kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau
telah memberikan rahmat kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau
Maha Terpuji dan Maha Agung. Berilah berkah kepada Muhammad dan keluarganya
(termasuk anak dan istri atau umatnya), sebagaimana Engkau telah memberi berkah
kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha

Agung.
Takbir ketiga
Bacaan doa setelah melakukan takbir ketiga adalah sebagai berikut . . .

Allaahummaghfirlahu, warhamhu, wa 'aafihi, wa'fu 'anhu, wa akrim nuzuulahu, wa wassi'


madkhalahu, waghsilhu bimaa-in watsaljin wabaradin, wanaqqihi minal khathaayaa
kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minaddanasi, wa abdilhu daaran khairan min daarihi,
wa ahlan khairan min ahlihi, wa zaujan khairan min zaujihi, waqihi fitnatal qabri wa
'adzaabannaar.
Artinya :
Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, maafkanlah dia, ampunilah kesalahannya,
muliakanlah kematiannya, lapangkanlah kuburannya, cucilah kesalahannya dengan air,
es dan embun sebagaimana mencuci pakaian putih dari kotoran, gantilah rumahnya
dengan rumah yang lebih baik, gantilah keluarganya dengan keluarga yang lebih baik,
gantilah istrinya dengan isri yang lebih baik, hindarkanlah dari fitnah kubur dan siksa
neraka.
Takbir ke empat
Bacaan doa setelah takbir ke empat yaitu membaca doa di bawah ini . . . .


Allaahumma laa tahrimnaa ajrahu, walaa taftinnaa ba'dah
Artinya :
Ya Allah, janganlah Engkau haramkan Kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau beri
fitnah pada kami setelah kematiannya.
Salam
Terakhir adalah melakukan salam dengan menengok ke kanan dan kekiri sebagaimana
dalam sholat biasanya . . .



Assalaamu 'alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh
Artinya :
"Keselamatan, rahmat Allah dan keberkahan-Nya semoga untuk kalian semua"
Bacaan Doa Sholat Jenazah :








[
]
[
Alloohummaghfir lahu Warhamhu Wa Aafihi Wafu ahu, Wa Akrim Nuzulahu, Wa
Wassi Madkholahu, Waghsilhu Bil Maai WatsTsalji Wal Barodi, Wa Naqqihi Minal
Khothooyaa Kamaa Naqqaitats Tsaubal Abyadho Minad Danasi, Wa Abdilhu Daaron
Khoiron Min Daarihi, Wa Ahlan Khoiron Min Ahlihi, Wa Zaujan Khoiron Min Zaijihi, Wa
Adkhilhul Jannata, Wa Aidhu Min Adzaabil Qabri]
Ya Allah, Ampunilah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan
tempat-kanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan
air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau
membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari
rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada
keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau
suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka. (HR.
Muslim 2/663)



.
[
Alloohumaghfir Lihayyinaa Wa Mayyitinaa Wa Syaahidinaa Wa Ghooibinaa Wa
Shoghiirinaa Wa Kabiirinaa Wa Dzakarinaa Wa Untsaanaa. Alloohumma Man Ahyaitahu

Minnaa Fa Ahyihi Alal Islaam, Wa Man Tawaffaitahu Minnaa Fatawaffahu Alal Iimaan.
Alloohumma Laa Tahrimna Ajrahu Wa Laa Tudhillanaa Badahu]
Ya Allah! Ampunilah kepada orang yang hidup di antara kami dan yang mati, orang
yang hadir di antara kami dan yang tidak hadir ,laki-laki maupun perempuan. Ya Allah!
Orang yang Engkau hidupkan di antara kami, hidupkan dengan memegang ajaran
Islam, dan orang yang Engkau matikan di antara kami, maka matikan dengan
memegang keimanan. Ya Allah! Jangan menghalangi kami untuk tidak memper-oleh
pahalanya dan jangan sesatkan kami sepeninggalnya. ( HR. Ibnu Majah 1/480, Ahmad
2/368, dan lihat Shahih Ibnu Majah 1/251)




.
.
[
Alloohumma Inna Fulaanabna Fulaanin Fii Dzimmatika, Wa Habli Jiwaarika, Fa Qihi
Min Fitnatil Qobri Wa Adzaabin Naari, Wa Anta Ahlal Wafaai Wal Haqqi. Faghfirlahu
Warhamhu, Innaka Antal Ghofuurur Rohiim]
Ya, Allah! Sesungguhnya Fulan bin Fulan dalam tanggunganMu dan tali
perlindunganMu. Peliharalah dia dari fitnah kubur dan siksa Neraka. Engkau adalah
Maha Setia dan Maha Benar. Ampunilah dan belas kasihanilah dia. Sesungguhnya
Engkau, Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Penyayang. (HR. Ibnu Majah. Lihat Shahih
Ibnu Majah 1/251 dan Abu Dawud 3/21)

[
Alloohumma Abduka Wabnu Amatikahtaaja Ilaa Rohmatika, Wa Anta Ghoniyyun An
Adzaabihi, In Kaana Muhsinan, Fa Zid Fii Hasanaatihi, Wa In Kaana Musiian Fa
Tajaawaz Anhu]

Ya, Allah, ini hambaMu, anak ham-baMu perempuan (Hawa), membutuh-kan rahmatMu,
sedang Engkau tidak membutuhkan untuk menyiksanya, jika ia berbuat baik
tambahkanlah dalam amalan baiknya, dan jika dia orang yang salah, lewatkanlah dari
kesalahan-nya. (HR. Al-Hakim. Menurut pendapatnya: Hadits ter-sebut adalah shahih.
Adz-Dzahabi menyetujuinya 1/359, dan lihat Ahkamul Janaiz oleh Al-Albani, halaman
125)
Nah, itu tadi sekilas mengenai bagaimana cara melaksanakan sholat jenazah secara
lengkap beserta bacaan doa dan artinya. wajib bagi kita umat islam mengurus dan
merawat jenazah serta mensholatkannya dikarenakan hukumnya adalah fardhu kifayah.
nah sekian dulu informasi islami mengenai Tata Cara Sholat Jenazah dan Bacaan

Shalat Jenazah. semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semua dan bagi saya sendiri
khususnya. Amiinn.

Sumber : http://infotercepatku.blogspot.com/2014/02/tata-cara-sholatjenazah-bacaan-doa.html#ixzz2wbD4bHNO

Shalat Jenazah
Leave a reply
Shalat Jinazah
Maksud shalat jenazah adalah menyalati orang yang telah meninggal setelah disucikan)dimandikan). Mayat
yang dishalati hanyalah orang yang mati dalam keadaan beragama Islam. Orang non muslim tidak boleh
dishalati. Orang Islam mati karena bunuh diri juga tidak boleh dishalati.
( ) , :
Jabir bin Samurah ra berkata: Nabi saw dihadapkan mayat seorang laki-laki yang mati karena bunuh diri dengan
tombak. Beliau tidak menyalatinya (HR. Muslim).
Shalat ini tidak menggunakan ruku, sujud, maupun duduk attahiyyat, jadi hanya berdiri saja. Unsur-unsur shalat
ini adalah beriri (bagi yang mampu), empat takbir, membaca surat al-Fatihah, shalawat, doa untuk jenazah, dan
salam.
Peragaan shalat Jenazah adalah sebagai berikut:
1.

Berdiri dan menghadap kiblat, niat dalam hati. Jenazah berada di hadapan yang menyalatinya.

2.

Takbir pertama (takbiratul ihram), Allahu Akbar, kemudian membaca surat al-Fatihah. Demikian hadis
yang menunjukkanya:
, :
( )

Artinya:
Dari Thalhah bin Abdillah bin Auf ia berkata: aku shalat jenazah di belakang Ibnu Abbas. Ia membaca surat alFatihah. Ia berkata: hendaklah dimengerti bahwa Fatihah itu adalah sunnah (tradisi HR. al-Bukhari).
1.

Takbir kedua, Allahu Akbar, kemudian membaca shalawat. Lafal shalawat yang paling minimal
adalah Allahumma shali ala Muhammad waala ali Muhammad. Shalawat yang paling lengkap adalah
shalawat sebagaimana tuntunan Rasulullah yang umumnya dinamakan shalawat Ibrahimiyyah (ingat
penamaan ini bukan oleh Rasulullah).

2.

Takbir yang ketiga, Allahu Akbar, lalu berdoa antara lain sebagai berikut:


.

Artinya:
Ya Allah ampunilah ia, rahmatilah ia, selamatkanlah ia, muliakanlah kedatangannya, lapangkanlah tempatnya,
bersihkanlah ia dengan air, es, dan embun. Sucikanlah ia dari dosa sebagaimana kain putih dibersihkan dari
kotoran. Gantilakanlah tempatnya dengan yang lebih baik, pasangan yang lebih baik, dan peliharalah ia dari
fitnah kubur dan siksa api neraka.
1.

5.
Takbir ke empat, Alahu Akbar, kemudian membaca doa sebagai berikut: Allahumma la tahrimna
ajrahu wala taftinna badahu waghfirlana walahu.(Ya Allah, janganlah Engkau haramkan atas kami
pahalanya, janganlah Engkau memberi fitnah kepada kami sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan
dia).

2.

6.

Membaca Salam ke arah kanan dan ke kiri: Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Setiap takbir hendaklah mengangkat tangan sebagaimana dalam takbiratul ihram. Disebutkan bahwa Annahu
kana yarfau yadaihi fi jamiiI takbiratil janazah (bahwa Beliau mengangkat kedua tangannya dalam semua takbir
(Nailul Authar, IV:104, Tanya Jawab Agama, 3, SM: 183).

Anda mungkin juga menyukai