Anda di halaman 1dari 3

TATA CARA MEMANDIKAN JENAZAH

Syarat Memandikan Jenazah


Orang yang berhak untuk memandikan jenazah diantaranya memenuhi syarat sebagai
berikut:
1. Orang yang berakal, muslim, baligh dan cukup umur.
2. Niat bagi orang yang memandikan jenazah.
3. Orang sholih, jujur dan dapat dipercaya.
Orang yang Diutamakan Dalam Memandikan Jenazah
Apabila jenazah laki-laki, maka yang berhak memandika jenazah adalah laki-laki dari
keluarganya. Jika dari pihak keluarga tidak ada yang bisa memandikan, maka boleh diwakili
oleh orang laki-laki lain yang bisa memandikannya. Jika tidak ada orang laki-laki, maka yang
diutamakan untuk memandika adalah istrinya maupun mahram-mahramnya perempuan.
Apabila jenazahnya perempuan, maka yang paling utama berhak memandikannya
adalah keluarganya. Jika dari pihak keluarga tidak ada yang mampu untuk memandikannya,
maka boleh perempuan lain yang mampu dan biasa memandikan jenazah. Jika tidak ada yang
mampu maka suaminya sendiri, setelah itu baru mahram-mahramnya yang laki-laki.
Apabila jenazahnya perempuan yang tidak memiliki suami dan semua penduduk yang
ada di daerah tersebut laki-laki semuanya, maka jenazah tersebut tidak dimandikan. Akan tetapi
jenazah tersebut ditayamumkan dengan lapis tangan.
Alat-alat yang digunakan
 Air.
 Kapas.
 Shampo.
 Kapur barus.
 Daun bidara.
 Minyak wangi.
 Pengusir bau busuk.
 Sebuah spon penggosok.
 Penutup aurat jenazah.
 Dua sarung tangan (Untuk petugas yang memandikan).
 Alat penggerus (Sebagai penghalus kapur barus dan spon-spon plastik).
 Masker (Penutup hidung bagi petugas).
 Gunting (Sebagai pemotong pakaian jenazah).
Menutup Aurat Jenazah
Disarankan ketika jenazah dimandikan, auratnya tertutup dan melepas pakaiannya serta
menutupinya dengan kain agar tidak terlihat oleh orang banyak, karena untuk menjaga bagian
dari jenazah yang tidak patut untuk dilihat.
Diusahakan agar tempat pemandian agak miring ke arah kakinya, tujuannya agar air dan semua
yang keluar dari jasadnya bisa mengalir dengan mudah.
Memandikan Jenazah
Pertama kali yang harus dilakukan oleh petugas yaitu melunakkan persendian jasad
tersebut terlebih dahulu. apabila kuku jenazah panjang, hendaklah memotongnya, begitu juga
dengan bulu ketiaknya, adapun bulu kelamin, maka jangan mendekatinya, karena merupakan
aurat besar.
Setelah itu kepala jenazah diangkat sampai setengah duduk dan mengurut perutnya
dengan perlahan hingga semua kotoran dalam perutnya keluar.
Petugas yang memandikan jenazah hendaknya memakai sarung tangan maupun kain untuk
membersihkan qubul dan dhuburnya tanpa harus melihat maupun menyentuh auratnya.
Mewudhukan Jenazah
Setelah jenazah dimandikan, kemudian petugas yang memandikan mewudhui jenazah
sebagaimana wudhu sebelum sholat. Dalam mewudhui jenazah tidak perlu memasukkan air ke
dalam hidung dan mulut jenazah, akan tetapi petugas cukup membasahi jari yang dibungkus
dengan kain, kemudian membersihkan bibir jenazah, menggosok gigi dan kedua lubang
hidungnya hingga bersih.
Selanjutnya disarankan untuk menyela jenggot dan mencuci rambut jenazah
menggunakan busa perasan daun bidara atau dengan menggunakan perasan sabun, kemudian
sisa perasan daun bidara tersebut digunakan untuk membasuh sekujur tubuh jenazah.
Membasuh Tubuh Jenazah
Membasuh jenazah dusunnahkan untuk mendahulukan anggota badan sebelah kanan.
Pertama membasuh tekuknya yang sebelah kanan, kemudian bahu dan tangan kanannya,
kemudian betis, paha dan telapak kaki sebelah kanannya.
Selanjutnya petugas membalikkan tubuhnya dengan posisi miring ke sebelah kiri,
kemudian membasuh belahan punggungnya sebelah kanan. Setelah anggota tubuh sebelah
kanan telah selesai, kemudian dengan cara yang sama membasuh anggota badan yang sebelah
kiri.
Jumlah Memandikan Jenazah
Dalam memandikan jenazah diwajibkan satu kali, akan tetapi jika sebanyak tiga kali
dihukumi sebagai sunnah atau lebih baik (Afdhal). Jumlah dalam memandikan jenazah
tergantung pada kotoran yang terdapat pada jenazah.
Apabila satu atau tiga kali kotoran tersebut belum dikatakan suci atau bersih, maka
dapat dimandikan sebanyak tujuh kali mandi.
Disarankan air yang digunakan untuk memandikan yang terakhir kalinya dicampur
dengan kapur barus. Dalam hal ini agar airnya menjadi sejuk dan menimbulkan bau harum
pada jenazah.
Dianjurkan juga untuk menggunakan air yang sejuk, kecuali jika dibutuhkan air panas
untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada jenazah. Diperbolehkan juga
menggunakan sabun dalam menghilangkan kotoran pada jenazah.
Akan tetapi dilarang untuk mengerik atau menggosoknya. Diperbolehkan juga untuk
menyiwaki gigi jenazah dan menyisir rambutnya.
Setelah semua proses pemandian sudah dilaksanakan, kemudian petugas menghanduki
jenazah dengan kain atau semisalnya. Jika menemukan kukunya panjang, hendaklah dipotong.
Jika jenazah tersebut perempuan, maka rambut kepalanya dipintal atau dipilah menjadi tiga
pilahan, kemudiann diletakkan di sebelah belakang punggungnya.
Peringatan-peringatan
 Apabila jenazah sudah dimandikan sampai tujuh kali, akan tetapi masih keluar
kotoran tinja dan sebagainya, maka hendaklah dibersihkan dengan menggunaka air
dan menutupnya dengan kapas. akan tetapi jika keluarnya setelah dikafani, maka
dibiarkan saja, karena hal tersebut akan merepotkan.
 Apabila ada orang yang meninggal dalam keadaan mengenakan kain ihram saat haji,
maka cara pemandiannya sama seperti yang telah dijelaskan diatas dan ditambah
dengan siraman dari perasan daun bidara. Akan tetapi yang membedakan adalah
tidak perlu dikasih pewangi dan tidak perlu ditutupi kepalanya. Hal ini sesuai sabda
Nabi tentang jenazah yang menunaikan haji.
 Orang meninggal karena peperangan membela agama atau syahid, maka jasadnya
tidak perlu dimandikan dan disholatkan, hendakklah di kubur bersama pakaian yang
dikenakannya.
 Janin yang gugur berusia empat bulan, maka wajib di urus sebagaimana mestinya
orang dewasa meninggal dan di beri nama.
 Apabila ada halangan dalam memandikan jenazah, misalnya karena tidak ada air
atau jenazahnya dalam keadaan tidak utuh, maka cukup ditayamumkan. Cara
mentayamumkannya yaitu petugas menepukkan kedua telapak tangannya ke tanah,
kemudian mengusapkannya ke bagian wajah dan punggung jenazah.
 Hendaknya petugas yang memandikan atau yang mengurus jenazah menutupi
semua aib yang ada pada jenazah, baik dari segi fisik maupun kejadian-kejadian
yang lain.

Anda mungkin juga menyukai