Anda di halaman 1dari 11

TATA CARA PENYELENGGARAAN JENAZAH

Oleh :

DRA. HJ. QOMARIYATUL HIDAYAH

DPD BADAN KONTAK MAJLIS TAKLIM

KOTA TARAKAN

TAHUN 2021 M/1443 H


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-
Nya. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW. Penyelenggaraan jenazah adalah tugas fardhu kifayah yang
harus dikerjakan oleh umat Islam, sehingga umat Islam harus tahu dan
mempelajari kaifiyah penyelenggaraan fardhu kifayah dengan sebaik-baiknya agar
dalam penyelenggaraan fardhu kifayah bisa berjalan dengan lancar dan benar
sesuai tuntutan Rasullah Muhammad SAW. Sekaitan dengan hal itu kami susun
buku panduan penyelenggaraan fardhu kifayah ini dengan ringkas dan simpel
dengan harapan dapat dipahami dengan mudah oleh kaum muslimin secara
keseluruhan. Selanjutnya mohon kritik dan saran dari para pembaca dalam
penyempurnaan panduan ini.

Demikian tulisan ini kami persembahkan kepada para pembaca semoga ada
manfaatnya.

Tarakan, 14 Oktober 2021 M/

8 Robi’ul Awwal 1443 H

DPD BKMT Kota Tarakan

Ketua

DRA. HJ. QOMARIYATUL HIDAYAH


TATA CARA PENYELENGGARAAN JENAZAH

A. Menengok orang sakit


Menengok orang sakit hukumnya sunnat. Maksudnya guna menghibur
kesedihan yang bersangkutan, karena kegembiraan orang sakit dapat
meringankan sakitnya.

Arab

B. Menghadapi orang yang akan meninggal


Apabila seseorang berada disamping orang sakit yang akan meninggal dunia,
hendaklah ia melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Menyebutkan kebaikan Allah, membacakan surat Yasin, mendoakan dan
memintakan ampun atas dosa-dosanya.
b. Hadapkan orang tersebut ke arah kiblat (miringkan ke kanan dan mukanya
mengarah kiblat, atau baringkan terlentang dan kakinya mengarah ke kiblat,
lalu angkat dan tinggikan sedikit kepalanya sehingga wajahnya mengarah
kiblat).
c. Talkingkan (bombing ia membaca) kalimat tauhid “la ilaha illallah” yang
diucapkan dengan lembut dan jelas dan tidak terlalu sering/ terlalu cepat,
agar tidak membingungkan.
Kalimat tauhid ini dibisikan kepadanya, dengan harapan semoga akhir hayatnya
dapat mengucapkan kalimat tauhid itu dengan benar.

Arab
C. Hal-hal yang dilakukan sesaat setelah orang meninggal :
a. Memejamkan matanya, bila masih terbuka.
b. Mengikat dagu ke kepala, dengan kain, agar tidak ternganga.
c. Meletakkan sesuatu diatas perutnya, agar perutnya tidak mengembung.
d. Meninggikan tempat jenazah dan mengarahkan ke kiblat.
e. Menanggalkan pakaiannya yang berjahit dan menutupi seluruh badannya.
f. Meletakkan kedua tangannya diantara pusat dan dada, seperti orang sedang
shalat.
g. Membayar wasiat dan hutang-hutangnya, jika ia berhutang( bagi yang
mampu).
h. Menetapkan ahli waris yang akan menanngung hutang-hutangnya (yang
berhak menerima waris)
D. Kewajiban yang berhubungan dengan jenazah
a. Memandikan
Yang dimaksud dengan memandikan jenazah ialah membersihkan dari
kotoran, najis, hadas kecil dan besar. Agar ketika menghadap Allah ia dalam
keadaan bersih dan suci, sebelum jenazah dimandikan, supaya segala
perlengkapan disiapkan dengan sebaik-baiknya, sehingga pada saat
dimandikan tidak tertunda akibat kekurangan perlengkapan.
Untuk memandikan jenazah dipergunakan air dingin, kecuali ada hal yang
memaksa untuk memakai air panas, jenazah yang tidak dapat dimandikan
karena suatu sebab, harus ditayamumkan
1. Cara memandikan :
a. Menutup badannya dengan kain dari dada sampai lutut.
b. Mandikan pada tempat yang tertutup.
c. Pakailah sarung tangan dan bersihkan dari segala kotoran.
d. Tekan perutnya perlahan-lahan untuk mengeluarkan kotoran yang
tersisa.
e. Tinggikan kepalanya agar air tidak mengalir ke bagian kepala.
f. Bersihkan mulut, gigi, dan hidungya, kemudian wudhukan seperti
akan shalat.
g. Siramkan air ketubuh sebelah kanan, lalu kekiri, sampai ke bagian
belakang dan perut hingga ujung kaki.
h. Mandikan jenazah dengan air sabun, dan pada air yang terakhir diberi
wangi-wangian /daun bidara.
i. Perlakukanlah jenazah dengan lembut ( ketika menggosok anggota
tubuh, membalik dan sebagainya).
j. Memandikan jenazah yang wajib satu kali, membasahi seluruh
tubuhnya dan sunnah mengulangi nya beberapa kali dalam bilangan
ganjil.
k. Jika keluar najis setelah jenazah dimandikan dan mengenai badannya,
najis tersebut harus dibuang dan jenazah dimandikan kembali lima
atau tujuh kali. Kalau keluar najis setelah diletakkan diatas kain,
najisnya saja yang dibersihkan .
l. Keringkan tubuh jenazah dengan kain atau handuk supaya tidak
membasahi kain kafannya.
m.Sebelum dikafani berilah wangi-wangian dikepala dan jenggot (untuk
mayat laki-laki) dengan bahan yang tidak mengandung alcohol, juga
pada anggota tubuh yang dipakai sujud, yaitu kening, hidung, dan
telapak tangan, dua lutut dan kedua kaki. Juga telinga dan dibawah
ketiak diberikan wangi-wangian. Misalnya kapur barus.
2. Yang berhak memandikan
Kalau jenazah laki-laki hendaklah memandikan laki-laki. Kecuali istri
dan muhrimnya. Sebaliknya jika jenazah perempuan hendaklah
dimandikan oleh perempuan pula. Kecuali suami atau muhrimnya. Jika
suami dan muhrimnya sama – sama ada . suami lebih berhak untuk
memandikan isterinya, begitu juga isteri dan muhrim sama-sama ada .
maka isteri lebih berhak untuk memandikan suaminya.
Bila yang meninggal perempuan , dan ditempat itu tidak ada perempuan,
suami atau muhrimnya pun tidak ada, maka jenazah ditayamumkan saja.
Begitu juga jika meninggal seorang laki-laki sedang ditempat itu tidak
ada laki-laki (isteri atau muhrimnya juga tidak ada) maka jenazah di
tayamumkan saja. Kalau jenazah anak laki-laki, yang belum baligh boleh
perempuan memandikannya, begitu juga kalau jenazah anak perempuan
yang belum baligh boleh dimandikan oleh laki-laki.
Jika ada beberapa orang yang berhak memandikan, maka yang lebih
berhak adalah keluarga terdekat. Kalau tidak, berpindahlah hak kepada
yang lebih jauh yang berpengetahuan serta amanah(dipercaya).
b. Mengafani
Hukum mengafani (membungkus) jenazah itu adalah fardhu kifayah. Uang
pembeli kafan itu diambil dari harta jenazah sendiri, jika ia meninggalkan
harta. Kalau tidak maka diambil dari harta orang yang wajin memberi
belanja ketika ia hidup atau dari ahli warisnya. Kalau yang waji memberi
belanja itu tidak pula mampu. Hendaklah diambil dari baitulmal. Jika
baitulmal tidak ada atau tidak teratur. Maka dari orang muslim yang mampu.
Demikian pula belanja yang lain-lain yang bersangkut dengan keperluan
jenazah.
Contoh kain kafan jenazah perempuan

Kain kafan sekurang-kurangnya selapis kain yang menutupi badan mayat.


Untuk laki-laki sebaiknya tiga lapis kain. Dan tiap-tiap lapis menutupi
seluruh badan.
Cara memakaikan kafan:
a. Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai. Masing-masing lembaran
ditaburi wangi-wangian seperti kapur barus. Lembar yang paling bawah
hendaklah lebih lebar/luas.
b. Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain. Dan letakkan
diatas kain kafan. Memanjang lalu ditaburi wangi-wangian.
c. Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas. Kemudian,
ujung lemmbar sebelah kiri demikianlah seterusnya selembar demi
selembar.
d. Ikatlah jenazah dengan tali yang sudah disediakan
sebelumnya ,dibawah kain kafan, tiga atau lima ikatan. Dan
lepaskanlah tali-tali tersebut ketika jenazah sudah diletakkan di dalam
kubur.
e. Jika kain kafan tidak cukup menutupi seluruh tubuh, maka bagian
kepala dan bagian kaki yang terbuka boleh ditutup dengan bukan kain
seperti kertas dan semacamnya.
3. Cara mengafani jenazah perempuan
a. Susunlah kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-
masing bagian dengan tertib. Kain kafan untuk jenazah perempuan
terdiri dari lima lembar kain putih yaitu :
1. Lembar pertama yang paling bawah untuk menutupi seluruh
tubuh.
2. Lembar kedua untuk kerudung kepala.
3. Lembar ketiga untuk baju kurung.
4. Lembar keempat untuk pinggang hingga kaki.
5. Lembar kelima untuk menutupi pinggul dan paha.
(urutan ini adalah urutan menata kain kafan)
b. Angkatlah mayat dalam keadaan tertutup dengan kain. Letakkan diatas
kain kafan dan taburi wangi-wangian atau kapur barus.
c. Ikatlah kain penutup kedua pahanya.
d. Pasangkan kain sarungnya.
e. Pakailah baju kurungnya.
f. Dandani rambutnya tiga kepang dan julurkakn kebelakang.
g. Pakailah penutup kepala
h. Membungkus dengan kain kafan terakhir dengan cara
mempertemukan kedua pinggir kiri dan kanan. Lalu digulung ke
dalam, dan setelah itu diikatkan talinya.
c. Mensalatkan
1. Pertama-tama berniat mengerjakan shalat jenazah karena Allah. Dalam
melakukan shalat jenazah laki-laki, imam berdiri diarah kepala mayat
dan bagi jenazah perempuan imam berdiri ditengah-tengah. Diarah
pusat. Makmum berdiri dibelakang imam, bershaf rapat, dibuat menjadi
tiga shaf. Shalat jenazah boleh dikerjakan beberapa kali, baik jenazah itu
ada ditempat (hadir) atau ditempat lain (ghaib).
2. Takbir empat kali
a. Takbir pertama membaca surat Al-Fatihah
b. Takbir kedua membaca shalawat.

Arab

d. Mengubur
Yang perlu diperhatikan:
1. Sebelum melakukan penguburan jenazah, lebih dahulu diperhatikan
antara lain:
2. Kedalaman kubur sekurang-kurangnya 150 cm (hingga dada), rapid an
lebar.
3. Sunnat membuang lubang lahat, sekira cukup untuk meletakkan mayat,
jika tidak memungkinkan karena tanahnya longsor atau berair, boleh
dibuat peti dan jenazah dimasukkan kedalam peti
4. Jenazah muslim dikuburkan diperkuburan muslim, adapun yang mati
syahid dikuburkan ditempat ia gugur.

Cara mengubur
a. Masukkan jenazah dari arah kakinya
b. Bagi jenazah perempuan ketika menguburkannya ditirai dengan kain.
c. Yang memasukkan jenazah perempuan, kedalah kubur hendaklah
muhrimnya.
d. Letakkan jenazah dilahat dalam posisi miring ke kanan dan mukanya
menghadapp kiblat. Rapatkan dan sandarkan gumpalan tanah dibelakangnya
agar tidak bergeser-geser.
e. Ketika meletakkan jenazah di kuburan (liang lahat), bacalah “Bismillah
wa’ala millati Rasulillah” (dengan nama Allah dan atas nama Rasulullah)
f. Lepaskan ikatan kafan dibagian belakang dan kaki. Dianjurkan sebelum
menimbun, terlebihh dahulu memasukkan tanah tiga genggam dari arah
kepala jenazah
g. Tinggikan sedikit kuburan dari bumi sebagai tanda. Juga boleh memberi
tanda dengan batu.

e. Ta’ziah
Tetangga, sanak saudara dan kenalan yang meninggal atau keluarganya
dianjurkan untuk melakukan ta’ziah, yakni ikut menyatakan berduka cita
sambil menganjurkan untuk tabah dan sabar atas musibah. Khusus tetangga
dekat dianjurkan untuk mengirim makana pada keluarga yang meninggal

f. Ziarah
Ziarah kubur hukumnya sunnat, sepanjang memenuhi ketentuan-ketentuan
syariat agama Islam. Tujuan ziarah antara lain mengingat akan mati,
mengingat akhirat dan berdoa bagi peziarah, ketika tiba dikuburan
disunnatkan membaca:

Arab

Anda mungkin juga menyukai