Oleh :
KOTA TARAKAN
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-
Nya. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW. Penyelenggaraan jenazah adalah tugas fardhu kifayah yang
harus dikerjakan oleh umat Islam, sehingga umat Islam harus tahu dan
mempelajari kaifiyah penyelenggaraan fardhu kifayah dengan sebaik-baiknya agar
dalam penyelenggaraan fardhu kifayah bisa berjalan dengan lancar dan benar
sesuai tuntutan Rasullah Muhammad SAW. Sekaitan dengan hal itu kami susun
buku panduan penyelenggaraan fardhu kifayah ini dengan ringkas dan simpel
dengan harapan dapat dipahami dengan mudah oleh kaum muslimin secara
keseluruhan. Selanjutnya mohon kritik dan saran dari para pembaca dalam
penyempurnaan panduan ini.
Demikian tulisan ini kami persembahkan kepada para pembaca semoga ada
manfaatnya.
Ketua
Arab
Arab
C. Hal-hal yang dilakukan sesaat setelah orang meninggal :
a. Memejamkan matanya, bila masih terbuka.
b. Mengikat dagu ke kepala, dengan kain, agar tidak ternganga.
c. Meletakkan sesuatu diatas perutnya, agar perutnya tidak mengembung.
d. Meninggikan tempat jenazah dan mengarahkan ke kiblat.
e. Menanggalkan pakaiannya yang berjahit dan menutupi seluruh badannya.
f. Meletakkan kedua tangannya diantara pusat dan dada, seperti orang sedang
shalat.
g. Membayar wasiat dan hutang-hutangnya, jika ia berhutang( bagi yang
mampu).
h. Menetapkan ahli waris yang akan menanngung hutang-hutangnya (yang
berhak menerima waris)
D. Kewajiban yang berhubungan dengan jenazah
a. Memandikan
Yang dimaksud dengan memandikan jenazah ialah membersihkan dari
kotoran, najis, hadas kecil dan besar. Agar ketika menghadap Allah ia dalam
keadaan bersih dan suci, sebelum jenazah dimandikan, supaya segala
perlengkapan disiapkan dengan sebaik-baiknya, sehingga pada saat
dimandikan tidak tertunda akibat kekurangan perlengkapan.
Untuk memandikan jenazah dipergunakan air dingin, kecuali ada hal yang
memaksa untuk memakai air panas, jenazah yang tidak dapat dimandikan
karena suatu sebab, harus ditayamumkan
1. Cara memandikan :
a. Menutup badannya dengan kain dari dada sampai lutut.
b. Mandikan pada tempat yang tertutup.
c. Pakailah sarung tangan dan bersihkan dari segala kotoran.
d. Tekan perutnya perlahan-lahan untuk mengeluarkan kotoran yang
tersisa.
e. Tinggikan kepalanya agar air tidak mengalir ke bagian kepala.
f. Bersihkan mulut, gigi, dan hidungya, kemudian wudhukan seperti
akan shalat.
g. Siramkan air ketubuh sebelah kanan, lalu kekiri, sampai ke bagian
belakang dan perut hingga ujung kaki.
h. Mandikan jenazah dengan air sabun, dan pada air yang terakhir diberi
wangi-wangian /daun bidara.
i. Perlakukanlah jenazah dengan lembut ( ketika menggosok anggota
tubuh, membalik dan sebagainya).
j. Memandikan jenazah yang wajib satu kali, membasahi seluruh
tubuhnya dan sunnah mengulangi nya beberapa kali dalam bilangan
ganjil.
k. Jika keluar najis setelah jenazah dimandikan dan mengenai badannya,
najis tersebut harus dibuang dan jenazah dimandikan kembali lima
atau tujuh kali. Kalau keluar najis setelah diletakkan diatas kain,
najisnya saja yang dibersihkan .
l. Keringkan tubuh jenazah dengan kain atau handuk supaya tidak
membasahi kain kafannya.
m.Sebelum dikafani berilah wangi-wangian dikepala dan jenggot (untuk
mayat laki-laki) dengan bahan yang tidak mengandung alcohol, juga
pada anggota tubuh yang dipakai sujud, yaitu kening, hidung, dan
telapak tangan, dua lutut dan kedua kaki. Juga telinga dan dibawah
ketiak diberikan wangi-wangian. Misalnya kapur barus.
2. Yang berhak memandikan
Kalau jenazah laki-laki hendaklah memandikan laki-laki. Kecuali istri
dan muhrimnya. Sebaliknya jika jenazah perempuan hendaklah
dimandikan oleh perempuan pula. Kecuali suami atau muhrimnya. Jika
suami dan muhrimnya sama – sama ada . suami lebih berhak untuk
memandikan isterinya, begitu juga isteri dan muhrim sama-sama ada .
maka isteri lebih berhak untuk memandikan suaminya.
Bila yang meninggal perempuan , dan ditempat itu tidak ada perempuan,
suami atau muhrimnya pun tidak ada, maka jenazah ditayamumkan saja.
Begitu juga jika meninggal seorang laki-laki sedang ditempat itu tidak
ada laki-laki (isteri atau muhrimnya juga tidak ada) maka jenazah di
tayamumkan saja. Kalau jenazah anak laki-laki, yang belum baligh boleh
perempuan memandikannya, begitu juga kalau jenazah anak perempuan
yang belum baligh boleh dimandikan oleh laki-laki.
Jika ada beberapa orang yang berhak memandikan, maka yang lebih
berhak adalah keluarga terdekat. Kalau tidak, berpindahlah hak kepada
yang lebih jauh yang berpengetahuan serta amanah(dipercaya).
b. Mengafani
Hukum mengafani (membungkus) jenazah itu adalah fardhu kifayah. Uang
pembeli kafan itu diambil dari harta jenazah sendiri, jika ia meninggalkan
harta. Kalau tidak maka diambil dari harta orang yang wajin memberi
belanja ketika ia hidup atau dari ahli warisnya. Kalau yang waji memberi
belanja itu tidak pula mampu. Hendaklah diambil dari baitulmal. Jika
baitulmal tidak ada atau tidak teratur. Maka dari orang muslim yang mampu.
Demikian pula belanja yang lain-lain yang bersangkut dengan keperluan
jenazah.
Contoh kain kafan jenazah perempuan
Arab
d. Mengubur
Yang perlu diperhatikan:
1. Sebelum melakukan penguburan jenazah, lebih dahulu diperhatikan
antara lain:
2. Kedalaman kubur sekurang-kurangnya 150 cm (hingga dada), rapid an
lebar.
3. Sunnat membuang lubang lahat, sekira cukup untuk meletakkan mayat,
jika tidak memungkinkan karena tanahnya longsor atau berair, boleh
dibuat peti dan jenazah dimasukkan kedalam peti
4. Jenazah muslim dikuburkan diperkuburan muslim, adapun yang mati
syahid dikuburkan ditempat ia gugur.
Cara mengubur
a. Masukkan jenazah dari arah kakinya
b. Bagi jenazah perempuan ketika menguburkannya ditirai dengan kain.
c. Yang memasukkan jenazah perempuan, kedalah kubur hendaklah
muhrimnya.
d. Letakkan jenazah dilahat dalam posisi miring ke kanan dan mukanya
menghadapp kiblat. Rapatkan dan sandarkan gumpalan tanah dibelakangnya
agar tidak bergeser-geser.
e. Ketika meletakkan jenazah di kuburan (liang lahat), bacalah “Bismillah
wa’ala millati Rasulillah” (dengan nama Allah dan atas nama Rasulullah)
f. Lepaskan ikatan kafan dibagian belakang dan kaki. Dianjurkan sebelum
menimbun, terlebihh dahulu memasukkan tanah tiga genggam dari arah
kepala jenazah
g. Tinggikan sedikit kuburan dari bumi sebagai tanda. Juga boleh memberi
tanda dengan batu.
e. Ta’ziah
Tetangga, sanak saudara dan kenalan yang meninggal atau keluarganya
dianjurkan untuk melakukan ta’ziah, yakni ikut menyatakan berduka cita
sambil menganjurkan untuk tabah dan sabar atas musibah. Khusus tetangga
dekat dianjurkan untuk mengirim makana pada keluarga yang meninggal
f. Ziarah
Ziarah kubur hukumnya sunnat, sepanjang memenuhi ketentuan-ketentuan
syariat agama Islam. Tujuan ziarah antara lain mengingat akan mati,
mengingat akhirat dan berdoa bagi peziarah, ketika tiba dikuburan
disunnatkan membaca:
Arab