Anda di halaman 1dari 7

PERAWATAN JENAZAH

1. Hukum Merawat Jenazah


Merawat jenazah hukumnya Fardhu (Wajib) Kifayah, artinya bahwa kewajiban itu
cukup dikerjakan oleh kelompok masyarakat. Apabila tidak ada yang merawat jenazah, maka
seluruh masyarakat akan dituntut dihadapan Allah dan berdosa. Sedang bagi yang
mengerjakannya akan mendapatkan kebaikan dan pahala dihadapan Allah (swt).
Merawat jenazah sebaiknya segera dilakukan, tidak perlu menunggu terkumpulnya semua
keluarga (ahli waris).

2. Syarat dan Persiapan yang Harus Disiapkan


a. Syarat-syarat orang yang memandikan jenazah
- Muslim, berakal sehat dan baligh
- Niat karena Allah
- Amanah (menjaga kerahasiaan yang ada pada jenazah)
- Mengetahui hukum dan tata cara memandikan jenazah
- Laki-laki bila jenazahnya laki-laki, wanita bila jenazahnya wanita, kecuali suami istri
b. Syarat jenazah yang dimandikan
- Muslim
- Ada wujud tubuhnya walaupun sebagian
- Bukan orang yang mati Syahid
c. Kebutuhan yang perlu disiapkan
- Tempat yang tertutup untuk memandikan jenazah
- Air suci secukupnya dalam 3 (tiga) bak, dengan rincian sebagai berikut:
- Satu bak air dicampur dengan daun bidara/sebangsanya
- Satu bak air tanpa campuran
- Satu bak air dicampur dengan kapur barus
- Handuk untuk membersihkan bekas air menempel di badan jenazah
- Kain kering untuk mengganti kain yang basah
- Tempat tidur atau sejenisnya, yang dipergunakan untuk membaringkan jenazah,
diusahakan agar arah kepala lebih tinggi
3. Pelaksanaan Memandikan Jenazah
a. Niat ikhlas karena Allah (swt)
b. Jenazah diangkat dan diletakkan pada tempat yang telah disiapkan dengan posisi
menghadap Kiblat
c. Lepaskan seluruh pakaiannya dan yang melekat di tubuh, serta tutuplah bagian
kemaluan jenazah selama memandikan
d. Dibersihkan dulu bagian mulut, hidung, telinga dan dubur sambil ditekan secara pelan
agar kotoran keluar dengan tuntas
e. Kemudian mulai dimandikan, dengan cara:
f. Mulai memandikan dari anggota badan sebelah kanan terutama anggota bagian wudhu
(tapi bukan mewudhukan), dengan bilangan gasal, yaitu 3 (tiga) kali atau secukupnya

4. Persiapan Mengkafani Jenazah


a. Disiapkan dahulu kain yang baik, bersih dan putih
b. Jenazah laki-laki 3 (tiga) helai kain, masing-masing berukuran 135 cm x 240 cm
c. Jenazah perempuan 5 (lima) helai kain, masing-masing berbentuk:
1) Kain biasa (135 cm x 240 cm)
2) Jubah (135 cm x 340 cm) dilubangi pada arah kepala
3) Baju kurung (135 cm x 240 cm) dilubangi pada arah kepala
4) Sarung (135 cm x 140 cm) dan
5) Kerudung (100 cm x 100 cm) dibentuk segitiga
d. Ukuran kain disesuaikan dengan besar kecilnya jenazah dan tidak berlebihan (boros)
e. Cawat/celana dalam jika dibutuhkan, tetapi bukan keharusan
f. Memberikan wewangian terbaik yang dimiliki dalam setiap lembar kain kafannya dan
pada badan jenazah

5. Pelaksanaan Mengkafani Jenazah


a. Kain digelar, untuk:
1) Jenazah laki-laki, 1 helai kain digelar ditengah, satu helai kain lagi digelar di
atasnya agak bergeser ke kanan dan satu helai kain lagi digelar agak bergeser ke
kiri
2) Jenazah perempuan:
Pertama, kain biasa digelar ditengah
Kedua, jubah digelar di tengah persis di atas kain lembar pertama dengan posisi
lobang tepat berada di leher,
Ketiga, baju kurung digelar di atasnya lagi dengan posisi berada pada bagian atas
badan dengan lobang persis di leher,
Keempat, sarung digelar di atasnya pada arah badan bagian bawah,
Kelima, kerudung digelar pada bagian kepala.
b. Setelah kain digelar, jenazah diangkat dan diletakkan di atasnya,
1) Jenazah laki-laki, dilulut dahulu dengan minyak wangi, kemudian dililitkan kain
yang paling atas bersamaan dengan itu diambil kain penutupnya, lalu dililitkan
kain yang kedua dan ketiga.
2) Jenazah perempuan, dilulut dahulu dengan minyak wangi, kemudian diikat
kerudungnya, dililitkan dengan urut kain sarung, baju kurung, mantel jaz dan kain
biasanya.

6. Persiapan Mensholati Jenazah


a. Jenazah diletakkan di tempat yang paling depan tengah, dengan posisi membujur dan
posisi kepala berada di sebelah kanan arah ka’bah
b. Bagi orang yang akan menshalatkannya memenuhi dulu syarat-syarat syahnya shalat,
antara lain: Suci dari najis dan hadats, menutup aurat, dan menghadap kiblat
c. Shalat jenazah dilakukan dengan berjama’ah sebanyak 3 shaf, 5 shaf dan seterusnya
(tetap bilangan gasal), bisa dilakukan di dalam masjid
d. Imam berdiri pada arah kepala jenazah, jika jenazah laki-laki dan pada arah lambung
atau tengah, jika jenazah perempuan

7. Pelaksanaan Mensholati Jenazah


Shalat jenazah dilakukan dengan empat takbir diakhiri salam, tanpa ruku’ dan sujud.
Takbir Pertama
a. Berdiri tegak, lalu dengan niat ikhlas karena Allah, mengangkat tangan sampai bahu, ibu
jari sejajar telinga, dan telapak tangan menghadap Kiblat, jari-jari tidak terlalu renggang atau
rapat, seraya membaca takbir (Allahu Akbar), lalu tangan diturunkan dan telapak tangan
kanan diletakkan pada punggung telapak tangan kiri di dada.
b. Kemudian membaca surah al-Fatihah
Takbir Ke dua
a. Selesai membaca surah al-Fatihah lalu bertakbir (Allahu Akbar)
b. Dilanjutkan membaca do’a shalawat Nabi

Takbir Ketiga
a. Selesai membaca shalawat lalu bertakbir (Allahu Akbar)
b. Lalu membaca do’a:

Artinya: “Ya Allah ampunilah dia, berilah rahmat kepadanya, maafkanlah dia
selamatkanlah dia (dari beberapa hal buruk), tempatkanlah dia di tempat yang mulia
(surga), luaskanlah kuburnya, mandikanlah ia dengan air dan salju, bersihkanlah ia dari
segala kesalahan sebagaimana pakaian putih dibersihkan dari kotoran. Gantilah rumah
yang lebih baik (di surga) dari pada rumahnya (di dunia), dan berilah keluarga yang lebih
baik (di surga) dari pada keluarganya (di dunia), dan berilah jodoh yang lebih baik (di
surga) daripada jodohnya (di dunia), jagalah ia dari fitnah kubur dan siksa neraka”. [Sunan
Abu Dawud, Sunan Ibnu Majah]

Takbir Ke empat
a. Selesai membaca do’a kemudian bertakbir (Allahu Akbar)
b. Lalu membaca do’a lagi
Artinya: “Ya Allah ampunilah kami yang (masih) hidup dan yang (telah) matiyang hadir
(ada) dan yang tidak ada, yang kecil (muda) dan yang tua, yang laki-laki dan perempuan. Ya
Allah kepada orang-orang yang Engkau hidupkan diantara kami, maka hidupkanlah dia
dalam (keadaan) Islam, dan kepada orang-orang yang Engkau matikan dari kami, maka
matikanlah ia dalam (keadaan) iman. Ya Allah, jangan Engkau menjauhkan kami dari
pahalanya, dan jangan Engkau menyesatkan kami sesudahnya”. [Sunan at-Tirmidzi, Sunan
an-Nasai, Musnad Ahmad]
Jika Jenazah masih anak-anak, do’a yang dibaca adalah

Artinya: Ya Allah, jadikanlah ia pendahulu (penjemput) dan pelebihan (tabungan) serta


pahala bagi kami. [Shahih Bukhari, Musnad Ahmad, Sunan Ibnu Majah]

Diteruskan menoleh ke kanan dengan membaca salam

Dilanjutkan menoleh ke kiri dengan membaca salam

8. Persiapan Penguburan Jenazah


a. Siapkan tempat penguburan dan menggalinya dengan baik, dan cukup sesuai besar
kecilnya jenazah
b. Siapkan batu nisan
c. Siapkan keranda
d. Bila penggalian liang lahat telah selesai, jenazah dibawa ke kuburan dengan cepat,
diam (tidak berbicara) dan tidak kasar
e. Pelayat mengiringinya dengan berjalan kaki di sekelilingnya, dan yang berkendaraan
berada di belakangnya
f. Ketika masuk kuburan membaca do’a sebagai berikut:
Artinya: Salam sejahtera kepadamu, wahai perumahanan orang-orang mukmin, dan Insya
Allah kami akan menyusul kamu sekalian. Ya Allah, janganlah Engkau menjauhkan kami
dari pahala mereka dan janganlah Engkau timbulkan fitnah kepada kami sepeninggal
mereka. [Sunan Ibnu Majah, Musnad Ahmad]

9. Pelaksanaan Penguburan Jenazah


a. Keranda diletakkan membujur dengan posisi kepala berada pada arah kaki
b. Lalu keranda dibuka dan jenazah diangkat bersamaan dengan itu keranda ditarik dari
arah kaki
c. Jika jenazah perempuan, di atas liang lahat dibentangkan kain atau sejenisnya, lalu
jenazah dimasukkan ke dalam liang lahat dari arah kaki
d. Kemudian jenazah diletakkan dalam liang lahat dengan posisi menghadap ke arah
kiblat, sambil membaca

Artinya: Dengan nama Allah dan atas nama (mengikuti) perilaku Rasulullah (saw). [Musnad
Ahmad, Sunan at-Tirmidzi]
Atau:

Artinya: Dengan nama Allah dan atas nama (mengikuti) sunnah Rasullullah (saw).
e. Tanah bekas galian liang lahat dimasukkan kembali dengan dipadatkan dan dirapikan,
kemudian ditancapkan batu nisan berada pada arah kepala

8. Do’a Selesai Penguburan Jenazah


Selesai mengubur dan sebelum meninggalkan tempat penguburan pelayat mengambil tanah
dan menaburkannya dari arah kepala tiga kali, lalu berdiri di sisinya, dan membaca do’a
sebagai berikut:
Artinya: “Ya Allah ampunilah dia, berilah rahmat kepadanya, maafkanlah dia
selamatkanlah dia (dari beberapa hal buruk), tempatkanlah dia di tempat yang mulia
(surga), luaskanlah kuburnya dan lembutkanlah bumi tempat tidurnya dan jauhkan dia dari
siksa kubur dan lindungilah dia dari siksa neraka. Ya Allah teguhkanlah dia dengan
perkataan yang benar di dunia dan akhirat”. [Sunan Abu Dawud, Shahih Bukhari-Muslim]

Anda mungkin juga menyukai