Anda di halaman 1dari 11

PENDIDIKAN AGAMA DAN BUDI PEKERTI

(PABP)
KELOMPOK II
“MENGKAFANI JENAZAH LAKI-LAKI”

DISUSUN OLEH :

 Agi rustandi
 Rizhky adtya s

DINAS PENDIDIKAN

SMK 4 LPPM-RI PADALARANG


BAB I
 PENDAHULUAN
A. KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Pendidikan Agama Islam yang berjudul “Tata Cara Mengkafani
Jenazah” . Tidak lupa saya ucapkan kepada Ibu guru Pendidikan Agama
Islam dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini. Saya  menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini masih banyak kekurangan, baik dalam penulisan maupun dalam
penyajiannya.
Sebagai penulis kami juga mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun. Bila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Dan kami berharap semoga makalah ini berguna
bagi semua orang yang memerlukan materi ini dan sebagai bahan pelajaran
Wassalamualaikum wr.wb

B. Latar Belakang
Hal yang menyebabkan Mengkafani Jenazah menjadi bidang
kajian Agama yang penting tidak lain karena Perawatan jenazah
adalah pengurusan jenazah seorang muslim/muslimatdengancara
memandikan, mengkafani, menyalatkan dan menguburannya. Hukum
melaksanakan pengurusan jenazah seorang muslim/muslimat dengan
cara-cara tersebut adalah fardu kifayah bagi orang-orang islam yang
masih hidup. Artinya, berdosa jika tidak ada seorangpun yang
mengerjakannya. Karena itu setiap muslim/muslimat hendaknya
mempelajari serta memahami tata cara pengurusan jenazah dengan
sebaik-baiknya.
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui tata cara dalam perawatan jenazah
2. Dapat mengetahui tata cara mengafani jenazah
3. Dapat mengetahui perbedaan tata cara mengafani jenazah
laki-laki dan wanita
                                  
                                     
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mengafani Jenazah
Mengkafani jenazah maksudnya membungkus jenazah dengan kain
kafan. Hukum mengkafani jenazah ialah fardu kifayah bagi orang-orang
islam yang masih hidup. Kain kafan diperoleh dengan cara yang halal,
yakni diambilkan dari harta peninggalan jenazah, jika ia meninggalkan
harta.

            Kalau jenazah tidak meninggalkan harta, maka yang wajib


menyediakan kain kafan adalah keluarga terdekatnya (orang yang wajib
memberi nafkah jenazah dimasa hidupnya). Kalau keluarga terdekatnya tidak
ada/tidak mampu, maka untuk membeli kain kafan itu diambilkan dari baitul
mal. Jika baitul mal tidak ada, yang wajib menyediakan kain kafan itu adalah
orang Islam yang mampu. Kain kafan hendaknya kain yang bersih, berwarna
putih dan sederhana yakni tidak mahal harganya dan tidak pula terlalu murah.
Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda:
)‫ض فَاِنَّ َها َخ ْي ُر ثِيَابِ ُك ْم َو َكفِّنُ ْوا فِ ْي َها َم ْوتَا ُك ْم (رواه الترمذي‬
ِ ‫س ْوا ِمنْ ثِيَابِ ُك ُم ْالبَيَا‬
ُ ِ‫ْالب‬
Artinya:  “Berpakaianlah kamu dengan pakaianmu yang berwarna putih,
karena pakaian putih itu merupakan pakaian terbaikmu, dan kafanilah mayat
kamu dengan kain putih itu.” (HR. Tirmizi)           
Juga Rasulullah SAW bersabda,
           “janganlah kamu berlebih-lebihan memilih kain yang mahal-mahal
untuk kafan, karena sesungguhnya kain kafan itu akan segera hancur,
B. Pengertian Perawatan Jenazah
                Perawatan jenazah adalah pengurusan jenazah seorang
muslim/muslimat dengan cara memandikan, mengkafani, menyalatkan dan
menguburannya. melaksanakan pengurusan jenazah seorang muslim/muslimat
dengan cara-cara Hukum tersebut adalah fardu kifayah bagi orang-orang islam
yang masih hidup. Artinya, berdosa jika tidak ada seorangpun yang
mengerjakannya. Karena itu setiap muslim/muslimat hendaknya mempelajari
serta memahami tata cara pengurusan jenazah dengan sebaik-baiknya.

B. Ukuran Kain Kafan Yang Digunakan Untuk Jenazah.


A. ukuran kain kafan yang digunakan
        Ukurlah lebar tubuh jenazah. Jika lebar tubuhnya 30 cm, maka lebar kain
kafan yang disediakan adalah 90 cm. 1 : 3.
B. ukurlah tinggi tubuh jenazah
1. Jika tinggi tubuhnya 180 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 60 cm.
2. Jika tinggi tubuhnya 150 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 50 cm.
3. Jika tinggi tubuhnya 120 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 40 cm.
4. Jika tinggi tubuhnya 90 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 30 cm.
5. Tambahan panjang kain kafan dimaksudkan agar mudah mengikat bagian
atas kepalanya dan bagian bawahnya

C. Tata cara mengafani jenazah laki-laki


            Jenazah laki-laki dibalut dengan tiga lapis kain kafan. Berdasar
dengan hadits.
“Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wasallam dikafani dengan 3 helai kain
sahuliyah yang putih bersih dari kapas, tanpa ada baju dan serban padanya,
beliau dibalut dengan 3 kain tersebut.
Persiapan dan perlengkapan yang akan dilakukan untuk mengkafani jenazah adalah:
1.      Kain untuk mengkafani secukupnya dan diutamakan yang berwarna putih.
2.      Kain kafan untuk jenazah laki- laki terdiri dari tiga lembar, sedangkan kain
kafan untuk jenazah perempuan terdiri dari lima lembar kain, yaitu : kain
basahan, baju kurung, kerudung dan dua lembar kain penutup.
3.      Sebaiknya disediakan perlengkapan sebagai berikut:
a.Tali sejumlah 3, 5, 7, atau 9 antara lain untuk ujung kepala, leher, pinggang/
pada lengan tangan, perut, lutut, pergelangan kaki dan ujungkaki.
b.  Kapas secukupnya.
c.  Kapur barus atau pewangi secukupnya.
d. Meletakkan kain memanjang searah tubuhnya di atas tali-tali yang telah
disediakan.
e. Untuk jenazah perempuan, aturlah kerudung/ mukena, baju dan kain
basahan sesuai dengan letaknya.
Setelah perlengkapan disediakan, maka dilakukan dengan mengkafani jenazah
dengan urutan sebagai berikut :
1) Pada waktu hendak mengkafani dipasang lebih dahulu tirai
(pendinding) supaya jenazah itu tidak sampaidilihat orang lain/ selain
orang yang mengkafani.
2) Kain kafan telah dihamparkan dengan letak sebagai berikut:
a.      Kain kafan diletakkan pada urutan yang paling bawah yang telah
ditaburi dengan wangi-wangian seperti kapur barus. Dibawah kain
kafan diletakkan tiga/ lima buah tali yang di ambil dari pinggir kain
kafan. Cara meletakkannya, satu helai di ujung kepala, satu helai di
pinggang dan satu helai lagi di ujung kaki. Kedua tangannya
diletakkan di dadanya seperti ketika melaksanakan solat.
b.      Jenazah diletakkan membujur di atas kain kafan dalam keadaan
tertutup selubung kain.
c.       Lepaskan kain selubung dalam keadaan aurat tetap tertutup.
d.     Jika diperlukan, tutuplah dengan kapas lubang- lubang yang
mengeluarkan cairan.
3) Bagi jenazah laki-laki di tutup dengan tiga lapis kain secara rapi dan
di ikat        dengan simpul disebelah kiri.
4) Bagi jenazah yang berrambut panjang (permpuan) hendaklah
rambutnya dikepang jika memungkinkan.
5) Bagi jenazah perempuan, kenakan(pakaian) lima lapis kain yaitu:
kerudung,       untuk kepala, baju kurung , kain basahan penutup aurat
dan dua lembar kain     penutup secara rapi serta di ikat dengan
simpul disebelah kiri.
6) Setelah tutup kepala, baju( bagi wanita) kain dan kapas dipakaikan,
maka kain kapan digulung dengan cara mempertemukan ujung kain
sebelah kanan dan kiri satu persatu, sejak dari leher sampai ke kaki
kemudian di ikat dengan tali yang telah diletakkan terlebih dahulu di
bawah kain kafan yaitu di ujung sebelah kaki dan pinggang,
sedangkan yang sebelah atas masih terbuka sambil menanti
kerabatnya ziarah terakhir. Setelah kerabat dan familinya selesai
berziarah, maka disempurnakan gulungannya dan
7) kemudian di ikat di ujung sebelah atas. Dan pertemuan ikatan itu
sebaiknya dibuat sebelah kiri jenazah
 Cara Memakaikan Kain Penutup Auratnya
1. Pindahkan jenazah kemudian bubuhi tubuh mayyit dengan wewangian
atau sejenisnya. Bubuhi anggota-anggota sujud.
2. Sediakan kapas yang diberi wewangian dan letakkan di lipatan-lipatan
tubuh seperti ketiak dan yang lainnya.
3. Letakkan kedua tangan sejajar dengan sisi tubuh, lalu ikatlah kain
penutup sebagaimana memopok bayi dimulai dari sebelah kanan dan
ikatlah dengan baik.
 Cara Membalut Kain Kafan
1. Mulailah dengan melipat lembaran pertama kain kafan sebelah kanan,
balutlah dari kepala sampai kaki .
2. Demikian lakukan denngan lembaran kain kafan yang kedua dan yang
ketiga.

 Cara mengikat tali-tali pengikat


1. Mulailah dengan mengikat tali bagian atas kepala mayyit dan sisa kain
bagian atas yang lebih itu dilipat kewajahnya lalu diikat dengan sisa tali
itu sendiri.
2. Kemudian ikatlah tali bagian bawah kaki dan sisa kain kafan bagian
bawah yang lebih itu dilipat kekakinya lalu diikat dengan sisa tali itu
sendiri.
3. Setelah itu ikatlah kelima tali yang lain dengan jarak yang sama rata. Perlu
diperhatikan, mengikat tali tersebut jangan terlalu kencang dan usahakan
ikatannya terletak disisi sebelah kiri tubuh, agar mudah dibuka ketika
jenazah dibaringkan kesisi sebelah kanan dalam kubur.
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
            Jadi Tata cara mengafani jenazah harus dilakukan dengan benar dan tepat
sesuai anjuran agama islam.dari penjelasan diatas berbeda dengan anak yang masih
berusia dibawah tujuh tahun baik untuk laki-laki maupun perempuan.
B.   Saran
            Makalah yang kami buat belum sempurna  sesuai yang diharapkan. Masih
terdapat banyak kekurangan maupun kesalahan. Karena, kami hanya manusia biasa
yang tidak luput dari khilaf / kesalahan, kelebihan itu hanya milik Allah SWT semata.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak atau pembaca demi
perbaikan di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

“http://www.lebaran.com/khazanah/item/474-ziarah-kubur-serta-hukumnya-bagi-yang-

melakukan.html”

“http://yahdianiahmad.blogspot.com/2012/02/memahami-ketentuan-hukum-islam-

tentang.html”

Syamsuri. 2006. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA JILID 2 Untuk Kelas XI. Jakarta:

Penerbit Erlangga

https://kumparan.com/berita-hari-ini/hukum-dan-doa-mengkafani-jenazah-beserta-tata-

caranya-1x760YKjRwj

https://www.google.com/search?

q=foto+orang+saat+mengkafani+jenazah+laki+laki&oq=foto+orang+saat+mengkafa

ni&aqs=chrome.3.69i57j33i160l3.9739j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-

8#imgrc=Uk1Fwf6Jq69DqM&imgdii=nDx8OQ6nlN17fM

https://kumparan.com/berita terkini/tata-cara- mengkafani-jenazah-yang-benar-

1wUEtxQv77y/1/gallery/2

https://www.academia.edu/36214228/cara_mengkafani_docx
DAFTAR  ISI

 BAB I PENDAHULUAN
       Kata Pengantar

       Latar Belakang

       Tujuan

 BAB II PEMBAHASAN 
       1.  Pengertian Mengkafani Jenazah

      1.1 Pengertian perawatan jenazah

       2. Tata Cara Mengkafani Jenazah

2.1 Tata cara mengkafani jenazah laki-laki


2.2 Tata cara mengkafani jenazah wanita

 BAB III PENUTUP 


       Kesimpulan

       Saran

 DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai