Anda di halaman 1dari 12

TUGAS JENAZAH ANGKATAN 2021

Okta Arizki

G1A121065

1. Bagaimana hukum dari melaksanakan memandikan jenazah dan mengkafani jenazah? Dan
jelaskan pengertian dari hukum tsb!
Hukum memandikan dan mengkafani jenazah adalah fardhu kifayah. Artinya, kewajiban itu gugur
jika ada orang lain yang sudah mengurusnya. Jika sama sekali tidak ada yang melakukan, maka
semuanya berdosa.

2. Apa saja yang di persiapkan sebelum memandikan jenazah?


• Tempat yang relatif tinggi dan tertutup untuk menaruh jenazah yang akan dimandikan, boleh
juga dengan cara di pangku oleh keluarganya dan boleh juga ditaruh diatas dipan dengan diberi
debok (batang pisang) lima batang.
• Air bersih untuk memandikan jenazah.
• Sabun, air yang diberi bubuk kapur barus dan wangi-wangian tanpa alkohol.
• Sarung tangan untuk memandikan jenazah
• Sedikit kapas
• Potongan atau gulungan kain kecil
• Handuk dan kain khusus basahan

3. Tuliskan niat untuk memandikan jenazah (perempuan dan laki-laki. Dalam arab dan arti)!
Niat memandikan jenazah laki-laki:

Nawaitul ghusla adaa 'an hadzal mayyiti lillahi ta'aalaa


" Aku berniat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari jenazah (pria) ini karena Allah Ta'ala."

Niat memandikan jenazah perempuan:


Nawaitul ghusla adaa 'an hadzihil mayyitati lillahi ta'aalaa
" Aku berniat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari jenazah (wanita) ini karena Allah
Ta'ala."

4. Apa saja syarat yang diperlukan sebelm dilakukan pemandian jenazah?


Syarat Orang Yang Dapat Memandikan Jenazah:
• Beragama Islam, baligh, berakal atau sehat mental.
• Berniat memandikan jenazah.
• Mengetahui hukum memandikan jenazah
• Amanah dan mampu menutupi aib jenazah.
Syarat Jenazah yang dimandikan:

• Beragama Islam
• Ada sebagian tubuhnya meski sedikit yang bisa dimandikan
• Jenazah tidak mati syahid
• Bukan bayi yang meninggal karena keguguran
• Jika bayi lahir sudah meninggal, tidak wajib dimandikan

5. Bagaimana tata cara memandikan jenazah? Apakah terdapat perbedaan pelaksanaan


antara perempuan dan laki-laki? Jelaskan!
• Meletakkan jenazah dengan posisi kepala agak tinggi.
• Orang yang memandikan jenazah hendaknya memakai sarung tangan.
• Ambil kain penutup dari jenazah dan ganti dengan kain basahan agar auratnya tidak terlihat.
• Setelah itu bersihkan dengan menggosok lembut giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah
ketiaknya, celah jari tangan dan kaki serta rambutnya.
• Bersihkan kotoran jenazah baik yang keluar dari depan maupun dari belakang terlebih dahulu.
Caranya, tekan perutnya perlahan-lahan supaya kotoran yang ada di dalamnya keluar.
• Siram atau basuh seluruh anggota tubuh jenazah dengan air sabun.
• Siram atau basuh dari kepala hingga ujung kaki dengan air bersih.
• Siram sebelah kanan dahulu, lalu kiri masing-masing tiga kali.
• Memiringkan jenazah ke kiri, basuh bagian lambung kanan sebelah belakang.
• Memiringkan jenazah ke kanan, basuh bagian lambung kirinya sebelah belakang.
• Bilas lagi dengan air bersih dari kepala hingga ujung kaki.
• Siram dengan air kapur barus.
• Jenazah kemudian diwudukan seperti orang yang berwudu sebelum salat.
• Pastikan memperlakukan jenazah dengan lembut saat membalik dan menggosok anggota
tubuhnya.
• Jika keluar dari jenazah itu najis setelah dimandikan dan mengenai badannya, wajib dibuang
dan dimandikan lagi.
• Jika keluar najis setelah di atas kafan, tidak perlu diulangi mandinya, cukup hanya dengan
membuang najis tersebut.
• Bagi jenazah wanita, sanggul rambutnya harus dilepas dan dibiarkan terurai ke belakang.
• Setelah disiram dan dibersihkan, lalu dikeringkan dengan handuk dan dikepang.
• Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan dengan handuk sehingga tidak membasahi kain
kafannya.
• Selesai memandikan jenazah, berilah wangi-wangian yang tidak mengandung alkohol sebelum
dikafani, biasanya menggunakan air kapur barus.

Tata cara memandikan jenazah laki-laki dan perempuan tidak ada bedanya kecuali pada syarat
orang yang memandikan. Kemudian letak perbedaan selanjutnya adalah pada bacaan doa
memandikan jenazah laki-laki dan perempuan yang menjadi bacaan niatnya.

6. Sebutkan tiga dalil yang menjelaskan mengenai mengkafani jenazah!

“Mandikanlah ia dengan air dan daun bidara. Dan kafanilah dia dengan dua lapis kain” (HR.
Bukhari no. 1849, Muslim no. 1206).

"Rasulullah SAW dikafani dengan 3 kain putih dari Suhul (sebuah daerah di Yaman) yang masih
baru, tidak ada gamisnya dan tidak ada sorban," (HR Bukhari).
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hanbal, Telah menceritakan kepada kami
Abdurrazzaq, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij dari Abu Az Zubair bahwa ia mendengar
Jabir bin Abdullah, menceritakan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau berkhutbah
pada suatu hari. Kemudian beliau ingat kepada salah seorang sahabatnya yang meninggal dan
dikafani pada kafan yang tidak sempurna dan dikuburkan pada malam hari. Dan Nabi shallallahu
'alaihi wasallam melarang seseorang dikubur pada malam hari hingga ia dishalatkan kecuali
seseorang terpaksa melakukan hal tersebut. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila
salah seorang diantara kalian mengkafani saudaranya, hendaknya ia mengkafani dengan baik."
(Hadits Sunan Abu Dawud No. 2737)

7. Bagaimana kriteria kain kafan yang dilakukan saat melakukan proses mengkafani jenazah?
• Memakai kain kafan yang bagus
• Memilih kain yang baik, bersih, menutup seluruh badan, berwarna putih, dan diberikan
wewangian. Dari Abu Said, Ibnu Umar, dan Ibnu Abbas, wewangian yang dianjurkan adalah
wewangian dari asap kayu gaharu.
• Kain kafan hendaklah berjumlah 3 lapis bagi mayat laki-laki dan 5 lapis bagi mayat wanita.
• Tidak berlebihan dalam mengkafani jenazah, terlebih bila memberatkan jenazah.

8. Mengapa terdapat perbedaan dalam proses mengkafani jenazah perempuan dan laki-laki?
Jumlah kain kafan yang digunakan untuk mengkafani jenazah perempuan lebih banyak daripada
yang digunakan untuk jenazah laki-laki karena wanita dikhususkan untuk selalu lebih menutup
aurat dalam berpakaian. Begitu pula setelah ia meninggal dunia. Maka, kain yang digunakan lebih
banyak dari laki-laki.
Salah satu kewajiban seorang muslim terhadap saudaranya yang meninggal dunia adalah
mengkafani jenazah. Menurut jumhur ulama, jumlah kain kafan jenazah perempuan lebih banyak
dari laki-laki. Dalam hal ini, laki-laki dikafani dengan 3 lapis kain. Sedangkan jenazah perempuan
dikafani dengan 5 lapis kain.

Para ulama berpendapat dibandingkan dengan laki-laki, wanita dikhususkan untuk selalu lebih
menutup aurat dalam berpakaian. Begitu pula setelah ia meninggal dunia. Maka, kain yang
digunakan lebih banyak dari laki-laki.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan saat mengkafani jenazah perempuan antara lain:
a. Kain panjang yang mencukupi untuk membungkus seluruh tubuhnya.
b. Baju kurung yaitu kain yang diberi lubang sebesar ukuran leher dan dirobek bagian depan
dengan cara dipotong sedikit memanjang.
c. Kerudung
d. Kain panjang untuk basahan
e. Kain penutup pinggang sampai kaki
f. Kain panjang untuk menutup pinggul dan paha

Jadi, alasan jumlah kain kafan yang digunakan untuk mengkafani jenazah perempuan lebih banyak
daripada yang digunakan untuk jenazah laki-laki telah dipaparkan di atas.

9. Jelaskan tata cara mengkafani jenazah laki-laki!


Untuk mengkafani jenazah laki-laki disiapkan tiga lembar kain putih dengan rincian:
• Bagian terdalam yaitu kain lepas penutup pusar sampai lutut
• Kain baju yang menutup bahu sampai separuh paha, lebih utama lagi sampai separuh betis,
sebagai lapisan kedua
• Lapisan terakhir adalah kain penutup seluruh bagian badan
Dilansir dari NU Online, cara mengkafani jenazah laki-laki adalah membungkus jasadnya dengan
menggunakan tiga lembar kain putih tadi. Masing-masing kain tersebut diukur agar cukup lebar
dengan panjang sesuai panjang tubuh si mayat dan dengan lebar yang sekiranya bisa membungkus
seluruh tubuhnya. Di sisi lain, makruh hukumnya menggunakan kain selain warna putih untuk
mengafani jenazah, sebagaimana juga dimakruhkan menggunakan semacam terusan gamis dan
menutup kepalanya dengan semacam surban.
Bagi jenazah perempuan sebaiknya lima lembar kain dengan detail:

• Lapisan terdalam yaitu kain basahan yang menutup bagian antara pusar sampai lutut
• Lapisan kedua meliputi kain kerudung dan baju kurung, yaitu kain yang menutup bahu
sampai kaki. Batas minimalnya sampai paha
• Lapisan terakhir adalah tiga lembar kain sebagai pembungkus yang menutup seluruh badan
Sedangkan jika jenazahnya perempuan, maka disunahkan mengkafaninya dengan menggunakan
lima lembar kain putih yang disebutkan di atas. Bagian dalaman berfungsi menutupi bagian pusar
hingga anggota paling bawah, khimar atau tudung yang menutupi bagian kepala, gamis yang
menutupi bagian atas hingga di bawahnya sarung, dan lembar kain yang bisa membungkus seluruh
jasad mayat.

10. Jelaskan tata cara mengkafani jenazah perempuan!


a) Bentangkan dua lembar kain kafan yang telah dipotong sesuai ukuran tubuh jenazah, lalu
b) letakkan kain sarung tepat pada badan antara pusar dan kedua lututnya.
c) Persiapkan baju kurung dan kerudung.
d) Sediakan 3-5 utas tali dan letakkan di paling bawah kain kafan.
e) Sediakan kapas yang telah diberikan wewangian, yang nanti diletakkan pada anggota badan
f) tertentu.
g) Angkat dan letakkan jenazah di atas kain kafan secara hati-hati.
h) Berikan kain kapas yang sudah diberi wewangian ke tempat anggota tubuh manfad atau
i) lubang terus seperti pada jenazah laki-laki.
j) Letakkan kain sarung pada tubuh jenazah, antara pusar dan kedua lutut. Pasangkan baju
k) kurung sekaligus kerudung atau penutup kepala. Bagi yang berambut panjang bisa dikepang
l) menjadi 2/3 dan diletakkan di atas baju kurung tadi, tepatnya di bagian dada.
m) Letakkan kedua kain kafan selembar demi selembar mulai dari yang atas sampai paling
n) bawah, lalu ikat dengan beberapa utas tali yang telah disediakan.

11. Apakah boleh dilakukan pelaksanaan shalat jenazah tidak secara berjamaah? Jelaskan
alasanmu!
Dalam melaksanakan sholat jenazah tidak disyariatkan untuk berjamaah. Sehingga,
sholat jenazah tetap sah meski dikerjakan seorang diri.
Menurut saya walaupun tidak dilakukan secara berjamaah akan tetap sah karna bersifat fardhu
kifayah.

12. Sebutkan rukun shalat jenazah!


1. Membaca niat
2. Berdiri
3. Melakukan takbir sebanyak empat kali
4. Membaca surat al fatihah
5. Membaca shalawat
6. Mendoakan jenazah yang dishalatkan
7. Membaca salam
13. Tuliskan niat shalat jenazah untuk jenazah laki-laki dan perempuan! (Tuliskan arab beserta
arti)

14. Tuliskan hadits yang menjelaskan mengenai tiga waktu dilarangnya melakukan shalat
jenazah!
Dari Uqbah bin Amir, ada tiga waktu di mana Rasulullah SAW melarang untuk menyolati atau
memakamkan jenazah, yaitu ketika matahari terbit sampai matahari itu meninggi, ketika
matahari tepat berada di atas sampai condong ke barat, dan ketika matahari condong mau
tenggelam hingga terbenam. Hadist tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam An Nasai,
dan Imam Abu Dawud.
Mengenai hadist yang melarang sholat jenazah di waktu-waktu tertentu tersebut, Ibnu
Qudamah menjelaskan kesepakatan kaum muslimin bahwa boleh melaksanakan sholat jenazah

setelah Ashar dan setelah Subuh. Akan tetapi, sholat jenazah yang dilakukan tepat di tiga waktu
tersebut hukumnya tidak boleh.

15. Jelaskan tata cara pelaksanaan shalat jenazah lengkap beserta bacaan di setiap takbirnya!
1. Niat
2. Berdiri menghadap kiblat kemudian takbiratul ikhram pertama, dengan tangan bersedekap
3. Membaca surat Al Fatihah tanpa surat lain. Salat jenazah tidak sah tanpa membaca surat Al
Fatihah
4. Takbir kedua yang dilanjutkan membaca sholawat nabi

5. Melakukan takbir ketiga lalu membaca doa bagi mayat


6. Takbir keempat lalu membaca doa berikut

7. Salam dengan menolehkan wajah ke kanan lebih dulu.

16. Tuliskan dan jelakan minimal 3 keutamaan dilakukan shalat jenazah!


• Pertama: Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Barangsiapa yang menyaksikan jenazah sampai ia menyolatkannya, maka
baginya satu qiroth. Lalu barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga dimakamkan,
maka baginya dua qiroth.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud dua qiroth?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menjawab, “Dua qiroth itu semisal dua
gunung yang besar.” (HR. Bukhari no. 1325 dan Muslim no. 945)
• Kedua: Dari Kuraib, ia berkata, “Anak ‘Abdullah bin ‘Abbas di Qudaid atau di ‘Usfan
meninggal dunia. Ibnu ‘Abbas lantas berkata, “Wahai Kuraib (bekas budak Ibnu ‘Abbas),
lihat berapa banyak manusia yang menyolati jenazahnya.” Kuraib berkata, “Aku keluar,
ternyata orang-orang sudah berkumpul dan aku mengabarkan pada mereka pertanyaan Ibnu
‘Abbas tadi. Lantas mereka menjawab, “Ada 40 orang”. Kuraib berkata, “Baik kalua
begitu.” Ibnu ‘Abbas lantas berkata, “Keluarkan mayit tersebut. Karena aku mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang muslim meninggal
dunia lantas dishalatkan (shalat jenazah) oleh 40 orang yang tidak berbuat syirik kepada
Allah sedikit pun melainkan Allah akan memperkenankan syafa’at (do’a) mereka
untuknya.” (HR. Muslim no. 948)
• Ketiga: Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bahwa beliau bersabda, “Tidaklah seorang mayit dishalatkan (dengan shalat jenazah) oleh
sekelompok kaum muslimin yang mencapai 100 orang, lalu semuanya memberi syafa’at
(mendoakan kebaikan untuknya), maka syafa’at (do’a mereka) akan diperkenankan.” (HR.
Muslim no. 947)

17. Apa saja yang harus diperhatikan saat akan menguburkan jenazah?
a) Disunnahkan membawa jenazah dengan tarbi’ (dibawa empat orang laki-laki). Pejalan kaki
boleh berada di depan atau di belakangnya. Sedangkan pengendara sebaiknya berada di
belakang
b) Kuburan harus digali dalam, luas dan bagus Pada bagian kanan jenazah yang mengarah
kiblat dibuat lahat (galian di pojok kanan bawah memanjang dari bagian kepala ke kaki).
Lahd lebih baik daripada syaq (galian yang sama namun letaknya ditengah bukan di pojok
kanan)
c) Arah masuk jenazah sebaiknya dari arah kaki kemudian terus maju ke arah kepalanya.
d) Membaca Doa saat Memasukkan Jenazah ke Liang Lahat

18. Apakah yang termasuk kedalam kewajiban minimal saat akan menguburkan jenazah?
Kewajiban minimal dalam mengubur jenazah adalah dengan mengubur jenazah pada
satu lubang yang dapat mencegah tersebarnya bau dan dari dimangsa binatang buas, serta
dengan menghadapkannya ke arah kiblat.

19. Jelaskan tata cara elaksanaan mengburkan jenazah!


a. Meletakkan jenazah di tepi lubang atau liang kubur sebelah kiblat, lalu ditaruh papan kayu
dengan posisi agak miring. Tujuannya agar jenazah tidak langsung tertimpa tanah.
b. Letakkan jenazah dengan memasukkan kepalanya dari arah kaki kubur, atau dari posisi
selatan.
c. Posisi jenazah yakni miring ke kanan, menghadap kiblat dengan tubuh yang ditopang
dengan batu pipih atau papan kayu. Tujuannya agar jenazah tidak telentang.
d. Para ulama menyarankan untuk meletakan tanah di bawah pipi jenazah sebelah kanan
setelah kain kafan dan semua tali di buka.
e. Saat jenazah dimasukkan ke liang kubur, dianjurkan membaca doa berikut:
f. Khusus jenazah perempuan disarankan untuk membentangkan kain di atas kuburnya pada
waktu dimasukkan ke liang kubur. Sedangkan bagi jenazah laki laki tidak dianjurkan.
g. Jenazah perempuan sebaiknya yang mengurus adalah laki laki yang tidak dalam keadaan
junub atau tidak menyetubuhi istri mereka pada malam sebelumnya.
h. Setelah jenazah diletakkan di lubang kubur, disarankan untuk menaburkan tanah tiga kali
dari arah kepala mayit, baru kemudian ditimbuni tanah.
i. Membaca doa setelah selesai menguburkan jenazah.

20. Tuliskan secara singkat, kesimpulan yang di dapa dari tugas yang diberikan! (mulai dari
memandikan, mengkafani, menyolatkan, hingga menguburkan jenazah)
Hukum memandikan dan mengkafani jenazah adalah fardhu kifayah. Dibutuhkan beberapa
ketentuan dalam memandikan jenazah, diantaranya sebagai berikut:
• Tempat yang relatif tinggi dan tertutup untuk menaruh jenazah yang akan dimandikan, boleh
juga dengan cara di pangku oleh keluarganya dan boleh juga ditaruh diatas dipan dengan diberi
debok (batang pisang) lima batang.
• Air bersih untuk memandikan jenazah.
• Sabun, air yang diberi bubuk kapur barus dan wangi-wangian tanpa alkohol.
• Sarung tangan untuk memandikan jenazah
• Sedikit kapas
• Potongan atau gulungan kain kecil
• Handuk dan kain khusus basahan
Tata cara memandikan jenazah laki-laki dan perempuan tidak ada bedanya kecuali pada syarat
orang yang memandikan. Kemudian letak perbedaan selanjutnya adalah pada bacaan doa
memandikan jenazah laki-laki dan perempuan yang menjadi bacaan niatnya.
Untuk mengkafani jenazah, terdapat perbedaan antara laki-laki dan perempuan pada helai kain yang
dibutuhkan, unutk lkai-laki hanya cukup dibutuhkan 3 lembar kain saja, namun unutk perempuan
dibutuhkan 5 lembar kian.
Shalat jenazah tidak ada dilakukan seorang diri, tidak harus berjamaah. Lalu terdapat 3 waktu yang
dilarang untuk melakukan shala jenazah, diantaranya: ketika matahari terbit sampai matahari itu
meninggi, ketika matahari tepat berada di atas sampai condong ke barat, dan ketika matahari
condong mau tenggelam hingga terbenam.
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menguburkan jenazah adalah sebagai berikut:
a) Disunnahkan membawa jenazah dengan tarbi’ (dibawa empat orang laki-laki). Pejalan kaki
boleh berada di depan atau di belakangnya. Sedangkan pengendara sebaiknya berada di
belakang
b) Kuburan harus digali dalam, luas dan bagus Pada bagian kanan jenazah yang mengarah
kiblat dibuat lahat (galian di pojok kanan bawah memanjang dari bagian kepala ke kaki).
Lahd lebih baik daripada syaq (galian yang sama namun letaknya ditengah bukan di pojok
kanan)
c) Arah masuk jenazah sebaiknya dari arah kaki kemudian terus maju ke arah kepalanya.
d) Membaca Doa saat Memasukkan Jenazah ke Liang Lahat

Sumber
https://www.bola.com/ragam/read/4577233/tata-cara-memandikan-jenazah-sesuai-syariat-islam

https://grahasedekah.ilmifoundation.or.id/persiapan-memandikan-jenazah/ https://kumparan.com/hijab-
lifestyle/adab-tata-cara-dan-doa-memandikan-jenazah- 1uCkJ6mOBwK/3

https://www.orami.co.id/magazine/tata-cara-memandikan-jenazah-menurut-islam

https://www.inews.id/lifestyle/muslim/hukum-memandikan-jenazah-syarat-proses-doa

https://news.detik.com/berita/d-5734346/hukum-mengkafani-jenazah-dan-sunnah-dari-rasulullah- saw

https://kumparan.com/hijab-lifestyle/adab-tata-cara-dan-doa-memandikan-jenazah- 1uCkJ6mOBwK/3

https://www.bola.com/ragam/read/4577233/tata-cara-memandikan-jenazah-sesuai-syariat-islam

https://www.merdeka.com/sumut/niat-memandikan-jenazah-beserta-tata-caranya-yang-benar- kln.html

https://www.bola.com/ragam/read/4577233/tata-cara-memandikan-jenazah-sesuai-syariat-islam

https://www.merdeka.com/sumut/niat-memandikan-jenazah-beserta-tata-caranya-yang-benar- kln.html

https://kumparan.com/hijab-lifestyle/adab-tata-cara-dan-doa-memandikan-jenazah- 1uCkJ6mOBwK/full

https://www.wajibbaca.com/2018/07/niat-sholat-mayit.html

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6072671/tata-cara-menguburkan-jenazah-sesuai-syariat-
islam#:~:text=4.%20Tata%20Cara%20Menguburkan%20Jenazah&text=Meletakkan%20jenazah
%20di%20tepi%20lubang,kubur%2C%20atau%20dari%20posisi%20selatan

Anda mungkin juga menyukai