Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

AGAMA ISLAM
“Perawatan Jenazah: Tata cara mengkafani”

Disusun Oleh :
1. Aldo
2. Netasya Anggraini
3. Putri Diana
PENDAHULUAN

Mengkafani mayat berarti membungkus mayat dengan selembar kain atau lebih
yang biasanya berwarna putih, setelah mayat selesai dimandikan dan sebelum
dishalatkan serta dikubur.

Dalam Islam jika ada orang yang mengalami peristiwa kematian atau
meninggal, satu dari empat kewajiban orang yang masih hidup terhadap seorang
yang telah meninggal adalah mengafani. Hukum mengkafani jenazah atau
mayat adalah fardlu kifayah.

Tidak ada sesuatu yang kekal di dunia ini. Kematian merupakan sebuah hakikat
yang akan menghampiri semua manusia dan seluruh umat-Nya. Tidak ada yang
mampu menolak atau menundanya. Kematian menurut Islam adalah kepastian.
Hanya Allah yang mengetahui waktu dan caranya. Manusia diwajibkan
bertaqwa dengan berbuat kebaikan sepanjang waktu dan mengingat serta
menyebut asma Allah setiap detik kehidupannya. Sebab kematian bisa datang
kapan saja tanpa mengenal usia, status sosial, ataupun kondisinya yang sehat
maupun sakit jika sudah takdir nya maka manusia tak memiliki kemampuan
apapun untuk menghindarinya.

Dalil mengkafani mayat :

Mengkafani mayit hukumnya sebagaimana memandikannya, yaitu fardhu


kifayah. Berdasarkan hadits dari Abdullah bin Abbas radhiallahu’anhu tentang
orang yang meninggal karena jatuh dari untanya, di dalam hadits tersebut Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

‫ وك َِفنُوهُ في ث َ ْوبَ ْي ِن‬، ‫سد ٍْر‬ ِ ‫ا ْغ‬


ِ ‫سلوهُ بماءٍ و‬
“Mandikanlah ia dengan air dan daun bidara. Dan kafanilah dia dengan dua
lapis kain” (HR. Bukhari no. 1849, Muslim no. 1206).

Kadar wajib dari mengkafani jenazah adalah sekedar menutup seluruh


tubuhnya dengan bagus. Adapun yang selainnya hukumnya sunnah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ِ ‫إِذَا َكفَّ َن أ َ َح ُد ُك ْم أ َ َخاهُ فَ ْليُ َح‬
ُ‫س ْن َكفَنَه‬
“Apabila salah seorang diantara kalian mengkafani saudaranya, maka
hendaklah memperbagus kafannya” (HR. Muslim no. 943).

Kecuali orang yang meninggal dalam keadaan ihram, maka tidak ditutup
kepalanya. Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ُ‫فإن هللاَ ي ْبعَثُه‬ ُ ِ‫وال ت ُ َحن‬


َ ‫ وال ت ُ َخ ِمروا رأ‬، ُ‫طوه‬
َّ ، ُ‫سه‬
‫يو َم القيام ِة يُلَبِي‬
“Jangan beri minyak wangi dan jangan tutup kepalanya. Karena Allah akan
membangkitkannya di hari Kiamat dalam keadaan bertalbiyah” (HR. Bukhari
no. 1849, Muslim no. 1206).
ISI
A. Bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan dalam
mengkafani
Bahan yang diperlukan dalam mengkafani jenazah ialah :
1. Kain kafan (lebih dari 12 meter)
2. Kapas secukupnya
3. Tempat tidur/ meja sebagai tempat membentangkan kain kafan.
4. Wewangian/ farfum
5. Gunting

Kriteria kain kafan

a. Kain kafan untuk mengkafani jenazah lebih utama diambilkan dari


harta orang yang meninggal. Dan semua biaya pengurusan jenazah lebih
didahulukan untuk diambil dari harta jenazah saat masih hidup daripada
untuk membayar hutangnya. Ini adalah pendapat jumhur ulama.

b. Memakai kain kafan berwarna putih hukumnya sunnah, tidak wajib.


Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Pakailah pakaian yang
berwarna putih dan kafanilah mayit dengan kain warna putih. Karena itu
adalah sebaik-baik pakaian kalian” (HR. Abu Daud no. 3878, Tirmidzi
no. 994, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami no.1236).

c. Disunnahkan menggunakan tiga helai kain putih. Dari ‘Aisyah


radhiallahu’anha ia berkata:“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
dikafankan dengan 3 helai kain putih sahuliyah dari Kursuf, tanpa gamis
dan tanpa imamah” (HR. Muslim no. 941).

d. Kain kafan untuk mayat perempuan : Jumhur ulama berpendapat


disunnahkan wanita menggunakan 5 helai kain kafan. Namun hadits
tentang hal ini lemah. Maka dalam hal ini perkaranya longgar, boleh
hanya dengan 3 helai, namun 5 helai juga lebih utama. Disunnahkan
menambahkan sarung, jilbab dan gamis bagi mayit wanita.

e. Jenis kain kafan dan wewangian


Tidak ada ketentuan jenis bahan tertentu untuk kain kafan. Yang jelas
kain tersebut harus bisa menutupi mayit dengan bagus dan tidak tipis
sehingga menampakkan kulitnya. Disunnahkan memberi wewangian
pada kain kafan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
““Apabila kalian memberi wewangian kepada mayit, maka berikanlah
tiga kali” (HR Ahmad no. 14580, dishahihkan Al Albani dalam Ahkamul
Janaiz no. 84)”.

Cara membuat kain kafan

a. Guntinglah kain kafan menjadi beberapa bagian:


b. Kain kafan sebanyak 3 helai sepanjang badan mayit ditambah 50 cm.
c. Tali untuk pengikat sebanyak 8 helai: 7 helai untuk tali kain kafan dan
satu helai untuk cawat. Lebar tali 5-7 cm.
d. Kain untuk cawat. Caranya dengan menggunting kain sepanjang 50 cm
lalu dilipat menjadi tiga bagian yang sama. Salah satu ujungnya dilipat
kira-kira 10 cm lalu digunting ujung kanan dan kirinya untuk lubang tali
cawat.Lalu masukkanlah tali cawat pada lubang-lubang itu. Dalam cawat
ini berilah kapas yang sudah ditaburi kapur barus atau cendana sepanjang
cawat.
e. Kain sorban atau kerudung. Caranya dengan menggunting kain
sepanjang 90/115 cm lalu melipatnya antara sudut yang satu dengan yang
lain sehingga menjadi segi tiga. Sorban ini berguna untuk mengikat dagu
mayit agar tidak terbuka.
f. Sarung. Caranya dengan menggunting kain sepanjang 125 cm atau
lebih sesuai dengan ukuran mayit.
g. Baju. Caranya dengan menggunting kain sepanjang 150 cm atau lebih
sesuai dengan ukuran mayit. Kain itu dilipat menjadi dua bagian yang
sama. Lebar kain itu juga dilipat menjadi dua bagian sehingga
membentuk empat persegi panjang.Lalu guntinglah sudut bagian tengah
menjadi segi tiga. Bukalah bukalah kain itu sehingga bagian tengah kain
akan kelihatan lubang berbentuk belah ketupat. Salah satu sisi dari lubang
itu digunting lurus sampai pada bagian tepi, sehingga akan berbentuk
sehelai baju.
B. Tata Cara mengkafani Jenazah Laki-laki

1. Bentangkan 3 lembar kain kafan yg sudah dipotong sesuai ukuran sang


mayit, kemudian disusun, untuk kain yg paling lebar maka letakan paling
bawah. Namun jika kain itu sama lebarnya, maka geser kain yg ditengah
ke kanan sedikit & yg paling atas ke kiri sedikit, atau bisa sebaliknya.
2. Berilah kain kafan wangi-wangian
3. Siapkan 3 – 5 utas tali, letakkan tepat di bawan kain yg paling bawah.
4. Persiapkan kafan yg sudah diberikan wangi-wangian untuk nantinya
diletakkan di bagian anggota badan tertentu, antara lain sebagaimana
berikut:
Bagian Manfad (lubang terus), antara lain:
a. Kedua mata
b. Hidung
c. Mulut
d. Kedua telinga
e. Kemaluan
f. Bagian anggota sujud, antara lain:
g. Dahi
h. Kedua telapak tangan
i. Kedua lutut
j. Jari-jari kedua kaki
k.Bagian persendian & anggota yg tersembunyi, antara lain:
l.Belakangnya kedua lutut
m.Ketiak
n.Belakangnya kedua telinga

Setelah siap kain kafan, maka angkat dengan hati-hati jenazahnya


kemudian baringkan di atas kain sebagaimana sudah disebutkan di atas.
Tutup bagian anggota badan tertentu, kemudian selimutkan kain kafan
selembar demi selembar dimulai dari kain yang teratas hingga yang
paling bawah, lalu ikatlah dengan tali-tali yang sudah disiapkan di
bawahnya.
C. Tata Cara mengkafani Jenazah Perempuan

1. bentangkan 2 lembar kain kafan yg sudah dipotong sesuai ukuran sang


mayit, kemudian letakkan kain sarung tepat pada badan antara pusar &
kedua lututnya
2. persiapkan baju kurung & kerudung di tempatnya
3. sediakan 3 – 5 utas tali dan letakkan di paling bawah kain kafan
4. sediakan kapas yg sudah diberikan wangi-wangian, yg nantinya
diletakkan pada anggota badan tertentu
5. setelah siap kain kafan, lalu angkat dan baringkan jenazah di atasa kain
kafan.
6. Letakkan kapas yg sudah diberi wangi-wangian tadi ke tempat anggota
tubuh seperti halnya pada jenazah laki-laki
7. Selimutkan kain sarung pada badan mayit, antara pusar & kedua lutut,
pasangkan baju kurung berikut kain penutup kepala (kerudung). Untuk yg
rambutnya panjang itu bisa dikepang menjadi 2/3, dan diletakkan di atas
baju kurung tadi tepatnya di bagian dada
8. Terakhir selimutkan kedua kain kafan selembar demi selembar mulai dari
yg atas sampai paling bawah, kemudian ikat dengan beberapa utas tali yg
tadi telah disediakan
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan,Heri. Cara Mengkafani Jenazah yang Baik dan Benar Sesuai Ajaran Islam.
https://www.liputan6.com/citizen6/read/3905890/cara-mengkafani-jenazah-yang-
baik-dan-benar-sesuai-ajaran-islam . Diakses pada 12 agustus 2019 pukul 12: 00.

Purnama, Yulian. Fikih Pengurusan Jenazah (1) : Memandikan dan Mengkafani.


https://muslim.or.id/43876-fikih-pengurusan-jenazah-1-memandikan-dan-
mengkafani.html. Diakses pada 12 agustus 2019 pukul 12: 07.

Nurfadila, Anisa. Tata Cara Mengkafani Jenazah yang Benar.


https://www.wajibbaca.com/2018/08/tata-cara-mengkafani-jenazah.html. Diakses
pada 12 agustus 2019 pukul 12: 20.

Muttaqin, Yazid. Tata Cara Mengafani Jenazah dalam Islam.


https://islam.nu.or.id/post/read/85423/tata-cara-mengafani-jenazah-dalam-islam.
Diakses pada 12 agustus 2019 pukul 12: 20.

Febrianti, Duwi. Cara Mengkafani Jenazah Laki Laki dan Perempuan Serta Hal-hal
yang Dilarang. https://www.wajibbaca.com/2018/08/cara-mengkafani-jenazah.html. .
Diakses pada 12 agustus 2019 pukul 13: 00.

Anda mungkin juga menyukai