Anda di halaman 1dari 13

TATA CARA MENGKAFANI

JENAZAH

Muhammad Ismail Adityanata, S.Kep, Ns


Kriteria Kain Kafan Untuk Jenazah
Sesuai Sunah

1. Dibeli dari harta yang meninggal.


Kain kafan yang digunakan untuk mengafani jenazah
diutamakan dibeli dengan harta orang yang meninggal.
2.  Tidak harus berwarna putih.
Menggunakan kain kafan putih untuk membungkus jenazah
hukumnya sunah. Hal ini sesuai dengan hadist yang
berbunyi, Rasulullah SAW bersabda, "Pakailah pakaian yang
berwarna putih dan kafanilah mayit dengan kain warna putih.
Karena itu adalah sebaik-baik pakaian kalian." (HR. Abu Daud
dan Tirmidzi).
3. Diutamakan memakai tiga helai kain putih
Menurut jumhur ulama, kain kafan untuk laki-laki sebaiknya sebanyak
tiga lembar, sedangkan untuk jenazah perempuan sebanyak lima lembar.
Tetapi hadist yang menyebutkan tentang lima lembar kain lebih utama
bagi jenazah perempuan adalah hadist lemah. Oleh karena itu, jumlahnya
pun tak terikat, boleh hanya tiga helai atau sesuai jumhur ulama
sebanyak lima helai. Disunahkan menambahkan jilbab, gamis, dan sarung
untuk jenazah perempuan.
4. Jenis kain kafan dan wewangian.
 Dalam hadist maupun Alquran tidak ada ketentuan khusus soal jenis
bahan kain kafan. Secara jelas, kain tersebut harus bisa menutupi jenazah
dengan bagus, tidak tipis, dan tidak tembus pandang sehingga tidak
menampakkan kulitnya.
 Dalam hadist disunahkan untuk memberi wewangian pada kain kafan. Hal
ini sesuai dengan hadist yang memiliki arti berikut. Rasulullah SAW
bersabda, "Apabila kalian memberi wewangian kepada mayit, maka
berikanlah tiga kali." (HR. Ahmad).
Tata Cara Mengkafani Jenazah
Laki-Laki
1. Bentangkan tiga lembar kain kafan yang telah dipotong sesuai ukuran jenazah,
lalu susun dengan meletakkan kain yang paling lebar di bagian paling bawah.
Tetapi jika kain memiliki lebar yang sama, maka geser kain yang di tengah ke
kanan sedikit dan yang paling atas ke kiri sedikit, atau bisa juga sebaliknya.
2. Berikan wewangian seperti sunah Nabi sebanyak tiga kali ke kain kafan.
3. Siapkan 3-5 utas tali, kemudian letakkan tepat di bawah kain yang paling
bawah.
4. Persiapkan kafan yang sudah diberi wewangian untuk diletakkan di bagian
anggota tertentu nanti.
5. Setelah kain kafan siap seperti anjuran sebelumnya, maka angkat jenazah
secara hati-hati lalu baringkan di atas kain kafan. Tutup bagian anggota badan
tertentu, lalu selimutkan kain kafan selembar demi selembar dimulai dari kain
yang paling atas hingga yang paling bawah, lalu ikat dengan tali-tali yang telah
disiapkan di bawahnya.
Tata Cara Mengkafani Jenazah
Perempuan
Tata cara mengafani jenazah perempuan.
1. Bentangkan 5 lembar kain kafan yang telah dipotong sesuai ukuran sang mayit,
lalu letakkan kain sarung tepat pada badan antara pusar dan kedua lututnya.
2. Persiapkan baju kurung dan kerudung.
3. Sediakan 3-5 utas tali dan letakkan di paling bawah kain kafan.
4. Sediakan kapas yang telah diberikan wewangian, yang nanti diletakkan pada
anggota badan tertentu.
5. Angkat dan baringkan jenazah di atas kain kafan secara hati-hati.
6. Letakkan kain kapas yang sudah diberi wewangian ke tempat anggota tubuh
manfad atau lubang terus seperti pada jenazah laki-laki.
7. Selimutkan kain sarung pada tubuh jenazah, antara pusar dan kedua lutut.
Pasangkan baju kurung sekaligus kerudung atau penutup kepala. Bagi yang
berambut panjang bisa dikepang menjadi 2/3 dan diletakkan di atas baju kurung
tadi, tepatnya di bagian dada.
8. Selimutkan kedua kain kafan selembar demi selembar mulai dari yang atas sampai
paling bawah, lalu ikat dengan beberapa utas tali yang telah disediakan.
Aturan dan Larangan Mengkafani
Jenazah

Anjuran dalam mengafani jenazah.


1. Memakai kain putih yang terbuat dari kain katun
2. Memberi wewangian pada kain kafan
3. Memberi kapas di bagian tertentu
4. Menggunakan kain yang bagus tetapi tidak mahal, yang dimaksud di sini adalah
kain yang berwarna putih, suci, bersih, dan tebal
5. Menggunakan kain dengan hitungan ganjil
Larangan dalam mengafani jenazah.
1. Menggunakan kain kafan yang mahal
2. Menggunakan kain kafan yang tipis
3. Menulisi ayat al-Qur'an atau Asma'ul A'dhom
4. Berlebih-lebihan dalam mengafani atau israf
Tata Cara Mensholatkan Jenazah

Syarat sah shalat jenazah.


1. Seorang Muslim
2. Dalam keadaan suci dari hadats besar maupun kecil
3. Menutup aurat seperti melakukan shalat lainnya
4. Menghadap kiblat
5. Jenazah yang disholati beragama Islam
6. Jenazah yang akan disholati telah dalam keadaan
bersih dan suci atau sudah dimandikan
1. Membaca niat sholat jenazah.

- Untuk jenazah laki- laki


Usholli 'alaa haadzal mayyiti arba'a takbirootin fardhol kifaayati makmuuman
lillahi ta'aalaa.
Artinya: Saya niat sholat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai
makmum karena Allah Ta’ala.
- Untuk jenazah perempuan
Usholli 'alaa haadzihil mayyitati arba'a takbiratatin fardhol kifayaata ma'muuman
lillahi ta'aala.
Yang artinya: Saya niat sholat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah,
sebagai makmum karena Allah Ta’ala.

2. Melakukan takbir pertama diikuti dengan


membaca surat Al- Fatihah
3. Melakukan takbir kedua, diikuti
dengan membaca sholawat Nabi.

 Allahumma sholli 'alaa muhammad wa 'ala aali muhammad. Kamaa


sholaita 'ala ibroohim wa 'ala aali ibroohim. Wa baarik 'ala muhammad
wa 'ala aali muhammad. Kamaa baarokta 'ala ibroohim wa 'ala aali
ibroohim. Fil 'aalamiina Innaka hamiidum majiid.
 Yang artinya: "Ya Allah, limpahkanlah rahmat-Mu kepada Nabi
Muhammad.Ya Allah, limpahkanlah rahmat atas keluarga Nabi
Muhammad.Sebagai mana telah engkau beri rahmat kepada Nabi
Ibrahim dan keluarganya.Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad
beserta para keluarganya. Sebagaimana engkau telah memberi berkah
kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Bahwasannya engkau adalah
tuhan yang sangat terpuji lagi sangat mulia di seluruh alam."
4. Melakukan takbir ketiga diikuti
dengan membaca doa.

Doa pada takbir ketiga versi pendek.


Allohummaghfirlahu warhamhu wa'aafihi wa'fu 'anhu
Yang artinya: "Ya Allah, ampunilah din, belas kasihanilah dia, hapuskanlah
dan ampunilah dosa-dosanya. "
Apabila jenazahnya perempuan cukup mengganti lafadz “hu” menjadi
“haa“, seperti contoh berikut.
"Allaahummagh firlahu war hamhu wa'aafihu wa'fu 'anhu wa akrim
nuzulahu"
Diganti menjadi berikut:
"Allaahummagh firlahaa war hamhaa wa'aafihaa wa'fu 'anhaa wa akrim
nuzulahaa"
5. Melakukan takbir keempat diikuti
dengan membaca doa.

Allohumma laa tahrimnaa ajrohu wa laa taftinnaa ba'dahu


waghfirlanaa walahu
Yang artinya: "Ya Allah, janganlah engkau menutup-nutupi
pahala mayit ini kepada kami dan janganlah diberikan fitnah
kepada kami setelah kami meninggalkan mayit tersebut,
ampunilah kami dan ampunilah dia."
Jika jenazahnya perempuan, maka “hu” diganti “haa” menjadi:
“Allahumma laa tahrrimna aj-rahaa walaa taftinnaa ba’dahaa
wagh firlanaa walahaa”
6. Mengucap salam.

 Setelah membaca doa pada takbir keempat,


kemudian diakhiri dengan mengucap salam sambil
menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri.
Selesai.....

Anda mungkin juga menyukai