Kain kafan yang digunakan untuk mengafani jenazah diutamakan dibeli dengan harta orang yang meninggal. 2. Tidak harus berwarna putih. Menggunakan kain kafan putih untuk membungkus jenazah hukumnya sunah. Hal ini sesuai dengan hadist yang berbunyi, Rasulullah SAW bersabda, "Pakailah pakaian yang berwarna putih dan kafanilah mayit dengan kain warna putih. Karena itu adalah sebaik-baik pakaian kalian." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). 3. Diutamakan memakai tiga helai kain putih Menurut jumhur ulama, kain kafan untuk laki-laki sebaiknya sebanyak tiga lembar, sedangkan untuk jenazah perempuan sebanyak lima lembar. Tetapi hadist yang menyebutkan tentang lima lembar kain lebih utama bagi jenazah perempuan adalah hadist lemah. Oleh karena itu, jumlahnya pun tak terikat, boleh hanya tiga helai atau sesuai jumhur ulama sebanyak lima helai. Disunahkan menambahkan jilbab, gamis, dan sarung untuk jenazah perempuan. 4. Jenis kain kafan dan wewangian. Dalam hadist maupun Alquran tidak ada ketentuan khusus soal jenis bahan kain kafan. Secara jelas, kain tersebut harus bisa menutupi jenazah dengan bagus, tidak tipis, dan tidak tembus pandang sehingga tidak menampakkan kulitnya. Dalam hadist disunahkan untuk memberi wewangian pada kain kafan. Hal ini sesuai dengan hadist yang memiliki arti berikut. Rasulullah SAW bersabda, "Apabila kalian memberi wewangian kepada mayit, maka berikanlah tiga kali." (HR. Ahmad). Tata Cara Mengkafani Jenazah Laki-Laki 1. Bentangkan tiga lembar kain kafan yang telah dipotong sesuai ukuran jenazah, lalu susun dengan meletakkan kain yang paling lebar di bagian paling bawah. Tetapi jika kain memiliki lebar yang sama, maka geser kain yang di tengah ke kanan sedikit dan yang paling atas ke kiri sedikit, atau bisa juga sebaliknya. 2. Berikan wewangian seperti sunah Nabi sebanyak tiga kali ke kain kafan. 3. Siapkan 3-5 utas tali, kemudian letakkan tepat di bawah kain yang paling bawah. 4. Persiapkan kafan yang sudah diberi wewangian untuk diletakkan di bagian anggota tertentu nanti. 5. Setelah kain kafan siap seperti anjuran sebelumnya, maka angkat jenazah secara hati-hati lalu baringkan di atas kain kafan. Tutup bagian anggota badan tertentu, lalu selimutkan kain kafan selembar demi selembar dimulai dari kain yang paling atas hingga yang paling bawah, lalu ikat dengan tali-tali yang telah disiapkan di bawahnya. Tata Cara Mengkafani Jenazah Perempuan Tata cara mengafani jenazah perempuan. 1. Bentangkan 5 lembar kain kafan yang telah dipotong sesuai ukuran sang mayit, lalu letakkan kain sarung tepat pada badan antara pusar dan kedua lututnya. 2. Persiapkan baju kurung dan kerudung. 3. Sediakan 3-5 utas tali dan letakkan di paling bawah kain kafan. 4. Sediakan kapas yang telah diberikan wewangian, yang nanti diletakkan pada anggota badan tertentu. 5. Angkat dan baringkan jenazah di atas kain kafan secara hati-hati. 6. Letakkan kain kapas yang sudah diberi wewangian ke tempat anggota tubuh manfad atau lubang terus seperti pada jenazah laki-laki. 7. Selimutkan kain sarung pada tubuh jenazah, antara pusar dan kedua lutut. Pasangkan baju kurung sekaligus kerudung atau penutup kepala. Bagi yang berambut panjang bisa dikepang menjadi 2/3 dan diletakkan di atas baju kurung tadi, tepatnya di bagian dada. 8. Selimutkan kedua kain kafan selembar demi selembar mulai dari yang atas sampai paling bawah, lalu ikat dengan beberapa utas tali yang telah disediakan. Aturan dan Larangan Mengkafani Jenazah
Anjuran dalam mengafani jenazah.
1. Memakai kain putih yang terbuat dari kain katun 2. Memberi wewangian pada kain kafan 3. Memberi kapas di bagian tertentu 4. Menggunakan kain yang bagus tetapi tidak mahal, yang dimaksud di sini adalah kain yang berwarna putih, suci, bersih, dan tebal 5. Menggunakan kain dengan hitungan ganjil Larangan dalam mengafani jenazah. 1. Menggunakan kain kafan yang mahal 2. Menggunakan kain kafan yang tipis 3. Menulisi ayat al-Qur'an atau Asma'ul A'dhom 4. Berlebih-lebihan dalam mengafani atau israf Tata Cara Mensholatkan Jenazah
Syarat sah shalat jenazah.
1. Seorang Muslim 2. Dalam keadaan suci dari hadats besar maupun kecil 3. Menutup aurat seperti melakukan shalat lainnya 4. Menghadap kiblat 5. Jenazah yang disholati beragama Islam 6. Jenazah yang akan disholati telah dalam keadaan bersih dan suci atau sudah dimandikan 1. Membaca niat sholat jenazah.
- Untuk jenazah laki- laki
Usholli 'alaa haadzal mayyiti arba'a takbirootin fardhol kifaayati makmuuman lillahi ta'aalaa. Artinya: Saya niat sholat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai makmum karena Allah Ta’ala. - Untuk jenazah perempuan Usholli 'alaa haadzihil mayyitati arba'a takbiratatin fardhol kifayaata ma'muuman lillahi ta'aala. Yang artinya: Saya niat sholat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai makmum karena Allah Ta’ala.
2. Melakukan takbir pertama diikuti dengan
membaca surat Al- Fatihah 3. Melakukan takbir kedua, diikuti dengan membaca sholawat Nabi.
Allahumma sholli 'alaa muhammad wa 'ala aali muhammad. Kamaa
sholaita 'ala ibroohim wa 'ala aali ibroohim. Wa baarik 'ala muhammad wa 'ala aali muhammad. Kamaa baarokta 'ala ibroohim wa 'ala aali ibroohim. Fil 'aalamiina Innaka hamiidum majiid. Yang artinya: "Ya Allah, limpahkanlah rahmat-Mu kepada Nabi Muhammad.Ya Allah, limpahkanlah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad.Sebagai mana telah engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya.Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya. Sebagaimana engkau telah memberi berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Bahwasannya engkau adalah tuhan yang sangat terpuji lagi sangat mulia di seluruh alam." 4. Melakukan takbir ketiga diikuti dengan membaca doa.
Doa pada takbir ketiga versi pendek.
Allohummaghfirlahu warhamhu wa'aafihi wa'fu 'anhu Yang artinya: "Ya Allah, ampunilah din, belas kasihanilah dia, hapuskanlah dan ampunilah dosa-dosanya. " Apabila jenazahnya perempuan cukup mengganti lafadz “hu” menjadi “haa“, seperti contoh berikut. "Allaahummagh firlahu war hamhu wa'aafihu wa'fu 'anhu wa akrim nuzulahu" Diganti menjadi berikut: "Allaahummagh firlahaa war hamhaa wa'aafihaa wa'fu 'anhaa wa akrim nuzulahaa" 5. Melakukan takbir keempat diikuti dengan membaca doa.
Allohumma laa tahrimnaa ajrohu wa laa taftinnaa ba'dahu
waghfirlanaa walahu Yang artinya: "Ya Allah, janganlah engkau menutup-nutupi pahala mayit ini kepada kami dan janganlah diberikan fitnah kepada kami setelah kami meninggalkan mayit tersebut, ampunilah kami dan ampunilah dia." Jika jenazahnya perempuan, maka “hu” diganti “haa” menjadi: “Allahumma laa tahrrimna aj-rahaa walaa taftinnaa ba’dahaa wagh firlanaa walahaa” 6. Mengucap salam.
Setelah membaca doa pada takbir keempat,
kemudian diakhiri dengan mengucap salam sambil menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri. Selesai.....