Anda di halaman 1dari 9

A.

      Pengertian Jamak Taksir


Ada dua macam bentuk jamak dalam bahasa Arab, yaitu jamak beraturan dan jamak tidak
beraturan (taksir). Jamak beraturan dibentuk dengan menambahkan akhiran ‫ ﻦ و‬pada kata benda

mudzakkar dan menambah akhiran ‫ ٺ ٲ‬pada kata benda mu’annats. Sedangkan, Jamak Taksir
adalah lafadz yang menunjukkan arti lebih dari dua serta berubah dari bentuk Mufradnya.
Namun, ada beberapa lafadz jamak taksir yang tidak berubah dari bentuk mufrodnya. Jamak
Taksir merupakan bentuk jamak yang banyak dipakai, baik untuk yang berakal maupun tidak
berakal, baik mudzakar maupun mu’annats. Kebanyakan bentuk jamak taksir adalah sima’i
(irregular).

B.       Ketentuan Jamak Taksir


Jamak taksir dibentuk sebagai berikut:1
1.    Dengan perubahan kata, seperti:
ٌ َ‫( ِكال‬jamak);
ٌ‫( َك ْلب‬mufrod/tunggal) → ‫ب‬
ٌ‫( بَ ْيت‬mufrod/tunggal) → ٌ‫( بُيُ ْوت‬jamak).
2.    Dengan penambahan kata dan penambahan akhiran, seperti:
َ ‫( نٌ فُ ْر‬jamak);
ٌ ‫( فَا ِر‬pengendara-tunggal) →‫سا‬
‫س‬
‫( َو ِز ْي ٌر‬menteri-tunggal) → ‫ُو َز َرا ُء‬
3.    Dengan perubahan kata dan penambahan awalan, seperti:
ٌ‫( َولَد‬anak-tunggal) → ٌ‫( اَ ْوالَد‬jamak)
4.    Dengan perubahan kata dan penambahan akhiran serta awalan, seperti
ُ (pertanyaan-tunggal) → ٌ‫سئِلَة‬
‫سؤَ ا ٌل‬ ْ َ‫( ا‬jamak)

   Beberapa kata benda memiliki dua atau lebih bentuk jamak tak beraturan, misalnya
‫( بَ ْح ٌر‬laut-tunggal) → ‫ بِ َحا ٌر‬,‫ اَ ْب ُح ٌر‬,‫بُ ُح ْورٌ اَ ْب َحا ٌر‬,(jamak).
 Beberapa kata benda mempunyai bentuk jamak beraturan dan juga bentuk jamak tak
beraturan. Misalnya ٌ‫( اِبْن‬anak-tunggal) → ‫ اَ ْبنَا ٌء‬dan ٌ‫(بُنُ ْون‬jamak).
 Ada pula isim yang bentuk jamaknya sama dengan bentuk mufrodnya, misalnya:
ِ ‫( طَ َم‬tomat)
‫اط ٌم‬
1
ٌ‫سلَّة‬
ِ ِ‫ب‬ (buncis)
ٌ‫فَ َرا ِولَة‬ (strawberi)
ٌ ‫سة‬
َ ‫ُك ْو‬ (terong)
ٌ‫ُذ َرة‬ (jagung)
‫ُخ ْب ٌز‬ (roti)
ٌ‫َم ْك ُر ْونَة‬ (mie)
 Jamak taksir merupakan jamak yang tidak beraturan, namun bukan berarti tidak mempunyai pola.
Pola-pola dalam jamak taksir antara lain:
a)    ‫ اَ ْف َعا ٌل‬seperti:
‫قَلَ ٌم‬ (pulpen) → ‫اَ ْقالَ ٌم‬ (pulpen-pulpen)
‫ض ٌو‬
ُ ‫ُع‬ (anggota) → َ ‫( اَع‬para anggota)
‫ْضا ٌء‬
ٌ‫ُر ْكن‬ (rukun) → ٌ‫اَ ْر َكان‬ (rukun-rukun)
‫َع َمل‬ (pekerjaan) → ‫اَ ْع َما ٌل‬ (pekerjaan-pekerjaan)
‫َما ٌل‬ (harta) → ‫اَ ْم َوا ٌل‬ (harta-harta)
b)   ‫ فُ ُع ٌل‬seperti:
‫َاب‬
ٌ ‫ِكت‬ (buku) → ‫ُكت ٌُب‬ (buku-buku)
‫س ْو ٌل‬
ُ ‫َر‬ (utusan) → ‫س ٌل‬
ُ ‫ُر‬ (utusan-utusan)
ٌ‫( َج ِز ْي َرة‬pulau) → ‫ُج ُز ٌر‬ (pulau-pulau)
c)    ‫ فِ َعا ٌل‬seperti:
ٌ ‫َك ْب‬
‫س‬ (biri-biri) → ‫اس‬
ٌ َ‫ِكب‬ (biri-biri)
‫ْب‬ ٌ ‫ِذئ‬ (serigala) → ‫َاب‬
ٌ ‫ِذئ‬ (serigala-serigala)
d)   ‫ فُعَّا ٌل‬seperti:
ٌ‫سا ِكن‬
َ (penduduk) → ٌ‫س َّكان‬
ُ (para penduduk)
‫ب‬
ٌ ‫َرا ِك‬ (penumpang) → ٌ ‫ُر َّك‬
‫اب‬ (para penumpang)

e)    ‫ فُ ُع ْو ٌل‬seperti:
‫س‬
ٌ ‫د َْر‬ (pelajaran) → ‫س‬
ٌ ‫( ُد ُر ْو‬pelajaran-pelajaran)
ٌ‫بَ ْيت‬ (rumah) → ٌ‫بُيُ ْوت‬ (rumah-rumah)
‫ُج ْذ ٌر‬ (akar) → ‫ُج ُذ ْو ٌر‬ (akar-akar)
ٌ‫بِ ْذ َرة‬ (benih) → ‫بُ ُذ ْو ٌر‬ (benih-benih)
Contoh-contoh lain:
‫معنى‬ ‫جمع‬ ‫مفرد‬ ‫رقم‬
Sepatِu-sepatu ‫اَ ْح ِذيَا ٌء‬ ‫ِح َذا ٌء‬ ١
Rumput-rumput ‫َاب‬ ٌ ‫اَ ْعش‬ ‫ْب‬ ٌ ‫ُعش‬ ٢
Teman-teman ‫ص ِدقَا ٌء‬ ْ َ‫ا‬ ‫ق‬ ٌ ‫ص ِد ْي‬ َ ٣
Nabi-nabi ‫اَ ْنبِِيَ^َِا ٌء‬ ‫نَبِ ٌّي‬ ٤
Kemeja-kemeja ٌ‫صان‬ َ ‫قُ ْم‬ ‫ص‬ ٌ ‫قَ ِم ْي‬ ٥
Kisah-kisah ‫ص‬ ٌ ‫ص‬ َ ِ‫ق‬ ٌ ‫صة‬ َّ ِ‫ق‬ ٦
Makanan-makanan ٌ‫اَ ْط ِع َمة‬ ‫طَ َعا ٌم‬ ٧
Kaset-kaset ٌ‫ش ِرطَة‬ ْ َ‫ا‬ ٌ‫ش ِر ْيط‬ َ ٨
Lampu-lampu ‫صابِ ٌح‬ َ ‫َم‬ ‫صبَ ٌح‬ ْ ‫ِم‬ ٩
Acara-acara ‫َب َرا ِم ٌج‬ ‫بَ ْرنَا َم ٌج‬ ١٠
Katak-katak ‫ضفَا ِد ٌع‬ َ ‫ض ْف َد ٌع‬ ِ ١١
Perahu-perahu ‫ب‬ ٌ ‫قَ َوا ِر‬ ‫ب‬ ٌ ‫قَا ِر‬ ١٢
Angsa-angsa ‫ اِ َو ٌز‬/ ‫َو ٌّز‬ ٌ‫َو َّزة‬ ١٣
Bebek-bebek ٌ‫ بِطَة‬/ ٌّ‫بَط‬ ٌ‫بَطَّة‬ ١٤
Apel-apel ‫اح‬ٌ َّ‫تُف‬ ٌ‫احة‬ َ َّ‫تُف‬ ١٥
Sawi-sawi ‫س‬ ٌ ‫َخ‬ ٌ ‫سة‬ َّ ‫َخ‬ ١٦
Kemah-kemah ‫ِخيَا ٌم‬ ٌ‫َخ ْي َمة‬ ١٧
Rem-rem ‫فَ ْر َم ٌل‬ ٌ‫فَ ْر َملَة‬ ١٨
Tas-tas ‫ب‬ ٌ ِ‫َحقَائ‬ ٌ‫َحقِ ْيبَة‬ ١٩
Pajak-pajak ‫ب‬ ٌ ِ‫ض َرائ‬ َ ٌ‫ض ِر ْيبَة‬ َ ٢٠
Hakim-hakim ٌ‫ضاة‬ َ ُ‫ق‬ ِ ‫ قَا‬/ ‫ض‬
‫ض ْي‬ ٍ ‫قَا‬ ٢١
Murid-murid ‫ب‬ ٌ َّ‫طُال‬ ‫ب‬ ٌ ِ‫طال‬ َ ٢٢
Sumur-sumur ‫آبَا ٌر‬ ‫ِب ْئ ٌر‬ ٢٣
Tikus-tikus ‫فَأْ ٌر‬ ٌ‫فِ ْي َران‬ ٢٤
Ulat-ulat ٌ‫ ِد ْيدَان‬/ ‫د ُْو ٌد‬ ٌ‫د ُْو َدة‬ ٢٥

C.      Implementasi dalam Kalimat Sempurna


ٌ‫ُهنَاكَ بُيُ ْوتٌ َكبِ ْي َرة‬
(Di sana ada rumah-rumah yang besar)
َ ْ‫شتَ َرت‬
ٌ‫ط َما ِط ٌم َكثِ ْي َرة‬ ْ ِ‫ق َوا‬ ُ ‫َذ َهبَتْ فَا ِط َمةُ اِلَى ال‬
ِ ‫س ْو‬
(Fatimah telah pergi ke pasar dan telah membeli banyak tomat)
ٍ ُ‫سةُ ُكت‬
‫ب‬ َ ‫س َعةُ اَ ْقالَ ٍم َو َخ ْم‬ ْ ‫ِع ْن ِد‬
ْ ِ‫ي ت‬
(Saya mempunyai 9 pulpen dan 5 buku)
‫م‬.‫ ِم ْن ُه ْم ُم َح َّم ٌد ص‬,‫س َل‬ َ ‫اَ ْر‬
ُ ‫س َل هللاُ ال ُر‬
(Allah mengutus para rasul, di antaranya adalah Muhammad SAW)
‫ب فِى التِ ْلفِ ِزيُ ْو ِن‬
ٍ ‫َم َر ْرةُ بِ ِذئَا‬
(Saya telah melihat serigala-serigala di televisi)
‫اب ِفى ال َم َحطَّةُ القِطَا ِر‬
ُ ‫نَزَ َل ال ُر َّك‬
(Para penumpang telah turun di stasiun)
‫سهُ فِى بَ ْيتِ ِه‬
َ ‫ُع َم َر يُ َرا ِج ُع ُد ُر ْو‬
(Umar mengulang pelajaran-pelajarannya di rumahnya)

BAB III
PENUTUP

Tidak semua bentuk isim jamak dalam Bahasa Arab memiliki wazan (pola) yang beraturan.
Jamak taksir adalah jamak yang polanya tidak beraturan. Jamak taksir adalah bentuk isim jamak
yang berubah dari bentuk mufrodnya (tunggalnya). Namun, ada beberapa bentuk jamak taksir
yang tidak berubah dari bentuk mufrodnya. Jamak taksir memiliki banyak sekali pola yang
sangat beragam. Antara lain yaitu : ‫ فُ ُع ْو ٌل‬, ‫ فُعَّا ٌل‬, ‫ فِ َعا ٌل‬, ‫ فُ ُع ٌل‬, ‫ اَ ْف َعا ٌل‬. Karena polanya tidak beraturan,
maka untuk mempelajarinya harus dengan menghafal atau pembiasaan.
 

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2008. Dasar - Dasar Penguasaan Bahasa Arab. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Offset.
Bawani, Imam. 1987. Tata Bahasa Arab. Surabaya : Al Ikhlas.
Kapliwatzky, Jochanan. 1986. Pelajaran Bahasa Arab untuk Orang Non Arab ( Bahasa dan
Tata Bahasa Arab ) Seri Terjemahan Arabic Language and Grammar, penerjemah Rahman
Partosentono, dkk. Jakarta : Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag RI.
Pasmin, dkk. Risalah Bahasa Arab untuk MTs kelas 9. Surakarta : CV Alfadinar.
Team Forum Bina PAI. Hikmah Lancar Berbahasa Arab kelas X. Sragen : Akik Pusaka.
Buku Panduan Bahasa Arab Pusat Bahasa dan Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun
Ajaran 2010/2011.
Buku Panduan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
( Kitabu al Tilmidz Jilid 2 )
http://lembayun9senja.blogspot.com/2012/10/jamak-taksir.html
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Jama’
    Jama’ adalah lafadz yang menunjukkan arti lebih dari dua atau banyak, baik muannats maupun
mudzakar. Isim Jamak dibagi menjadi tiga, yaitu Jama’ Midzakar Salim, Jama’ Muannats, dan
Jama’ Taksir.
2. Macam-macam Jama’
    Jama’ dibagi menjadi tiga macam yaitu Jama’ Mudzakar Salim, Jamak Mu’annas Salim, dan
Jama’ Taksir.
1. Jama’ Mudzakar Salim
    Jama’ mudzakar salim adalah lafadz yang menunjukkan arti lebih dari dua, mempunyai makna
laki-laki dan jama’ nya itu teratur. Ciri-ciri dari jama’ mudzakar salim yaitu terdapat tambahan
wawu dan nun  ketika rofa’ atau huruf ya’ dan nun ketika nasob maupun jer .
Contoh :
a. Rofa         –   َ‫ار ُموْ ن‬ ِ ‫َجا َء ال َّزي ُدونَ ال َك‬
b. Nashob     – َ‫ار ِم ْين‬ ُ ‫َراَي‬
ِ ‫ْت الزَي َد ْي ِن ال َك‬
ُ ْ‫َم َرر‬
ِ ‫ت بِالزَي َدي ِ^ْن ال َك‬
c. Jer         – َ‫ار ِم ْين‬

Keadaan jamak mudzakar salim dalam penerapannya pada suatu kata


(1).‫َمـجْ ــرُوْ ٌر‬
(2).‫ب‬ ^ٌ ْ‫َمـ ْنصُــو‬
ٌ ‫مــرْ فــــو‬
(3).^‫ع‬

‫ين ين ون‬
Keterangan:
َ ‫مُسْ لِــــــــم ُْو‬
1. Marfu’ ditandai ‫ ون‬dengan contoh  ‫ن‬
2. Manshub ditandai dengan ‫ ين‬contoh  ‫مُسْ ـــــــــلِ ِميْن‬
3. Majrur diandai dengan ‫ ين‬contoh ‫ مُسْ ـــــــــلِ ِميْن‬Syarat Jamak Mudzakkar Salim
(Syarat isim yang diJamak Mudzakar Salim – kan) Isim yang boleh dibuat jamak mudzakar
salim ada dua macam, yaitu ; a. Alam (Nama); b. Sifat (Kata Sifat). Dari kedua isim tersebut
mempunyai ketentuan masing-masing, yaitu ;
a. Syarat Alam, syarat alam yang dapat dijamak mudzakar salimkan adalah :
1. Alam mudzakar, artinya isim harus nama laki – laki, nama perempuan tidak bisa
dibuat jamak mudzakar salim melainkan dibuat jamak muannats salim. Misal nama
‫زينب‬tidak bisa dijama’kan ‫زينبون‬.
2. Alam aqil, yaitu nama untuk mahluk yang berakal, bukan nama hewan atau benda
mati.
3. Tidak ada ta’nis dalam lafadznya, walaupun alam mudzakar dan aqil, tetapi terdapat
tanis dalam lafadznya maka tidak bisa dijadikan jamak mudzakar salim. Seperti  ,‫حمزة‬
‫معاوية‬.
4. Alam tidak berupa tarkib/murokkab, baik terkib isnadi (seperti nama ; ُ‫)رزقَاهلل‬, tarkib
idhofi (seperti nama ‫)عبد العزيز‬, maupun tarkib mazji (seperti nama ‫)سيبو ْي ِه‬.
Jika nama yang berupa terkib isnadi atau mazji akan dijama’kan maka seperti halnya
isim tasniyah, yaitu dengan menambahkan lafadz ‫( َذ ُوو‬rofa’) dan  ‫( َذ ِوى‬nashob/dan jer).
َ ‫َجا َء َذ ُوو َر َز‬
Contoh : ُ‫ق هللا‬
Adapun jika berupa terkib idhofi, maka dengan hanya menjamakkan lafadz mudhofnya
saja, seperti ; ‫ْت َع ْب ِدي الرحمن‬ ُ ‫ َراَي‬،‫ َجا َء َع ْبدُوالرحمن‬.
5. Alam tidak berupa lafadz isim tasniyah atau jamak mudzakar salim, seperti nama ‫المحمدان‬atau
‫المحمدون‬tidak bisa dijamak mudzakar salimkan.
b. Syarat Sifat. Sifat merupakan bentuk kata sifat yang biasanya berupa isim fail dan isim
maf’ul, syarat Sifat yang dapat dijamak mudzakar salimkan adalah :
1. Sifat mudzakar, artinya sifat yang untuk menyipati laki-laki, seperti ;  ‫عَاقِل‬menjadi
‫عاقلون‬, sifat yang untuk menyifati muannats/perempun tidak bisa dijamak mudazakar
salimkan seperti ; ‫َحائض‬
2. Sifat ‘aqil, yaitu sifat bagi yang berakal bukan sifat untuk hewan atau benda mati.
3. Sifat yang tidak terdapat tanis di akhirnya, jika sifat ada ta’nisnya maka tidak bisa
dijamak mudzakar salimkan.
4. Sifat yang tidak mengikuti wazan ‫أ ْف َع^^ َل‬yang muannatsnya ‫فَعْالء‬. Seperti lafadz
‫أخضر‬tidak bisa dijamakkan menjadi ‫أخضرون‬.
5. Sifat yang tidak mengikuti wazan ‫فَعْالن‬yang muannatsnya ‫فَعْلى‬. Seperti lafadz
‫سكران‬ tidak bisa dijamakkan menjadi ‫سكرانون‬.
6. Bukan berupa sifat yang untuk menyifati laki-laki dan perempuan dengan
lafadz yang sama, seperti ; ‫صبور شكور‬ َ , kedua lafadz tersebut tidak bisa dibuat
jamak mudzakar salimkan, sebab untuk muanas dan mudzakar sama.
2. Jamak Muannats Salim
Jamak Muannats Salim adalah jamak yang teratur dan menunjukkan makna perempuan yang
lebih dari dua. Lafat yang di jamakkan dengan memakai alif dan ta’ yang ditambahkan
diakhirnya. Ciri dari jamak muannats salim yaitu terdapat tambahan alif dan ta’ pada
bentukmufradnya. Karena jamak ini menunjukkan perempuan, maka bentuk singular yang
diubah adalah bentuk muannats bukan mudzakar. Dan irobnya Dhommah ketika rofa’ dan kasroh
ketika nasob dan jer. Contoh: ‫مسامة‬  menjadi ‫ مس^لمات‬. Alif dan ta di akhir kalimah yang bukan
tambahan, itu bukan jamak muannast salim, melainkan jamak taksir. Seperti dalam lafadz ُ‫ضاة‬ َ ُ‫ ق‬yang
ٌ
asalnya ‫ضيَة‬ ُ
َ ‫ق‬, alif yang terdapat dalam lafadz ‫ضاة‬ ُ ُ
َ ‫ ق‬adalah alif pergantian dari ya.
Syarat Jamak Muannats Salim
Syarat suatu lafadz bisa dibuat jamak muannast salim ada dua, yaitu : a.Mufrod; b.Muannats.
Ta’tanits atau muannats ada tiga macam, yaitu :
a. Fi al lafdzi wal makna (Ta’nis pada lafadz dan makna) Contoh :ُ‫ط َمة‬ ِ ‫فَا‬
b. Fi al makna faqoth (Ta’nis pada maknanya saja) Contoh : ‫هن ٌد‬ ْ ِ
c. Fi al lafdzi faqoth (Ta’nis pada lafadznya saja) Contoh :ُ‫حة‬ َْ َ‫ط‬
‫ل‬
Lafadz yang dijadikan jamak muannats salim, adalah :
a. Isimnya harus isim tsulasi (tiga huruf asal) baik akhirnya berupa ta atau bukan.
b. Harus menunjukan makna muannats
c. ‘Ain fi’ilnya harus mati
d. ‘Ain fi’ilnya harus berupa huruf soheh

Apabila telah menetapi empat syarat tersebut, maka :


a. Apabila fa’fi’ilnya di domah maka ‘ain fi’ilnya boleh tiga wajah, yaitu :
1. Tabi’, Artinya mengikuti harkat fa fi’il, contoh ٌ‫ج ْملَة‬ ُ menjadi ‫ت‬ٌ ‫ُج ُماَل‬
2. Taskin, Di sukun, contoh ‫ج ْملَة‬ ٌ ٌ
ُ menjadi  ‫ُج ْماَل ت‬
3. Takhfif, Diringankan (diharkati fathah), contoh ٌ‫ج ْملَة‬ ُ menjadi ‫ت‬ٌ َ‫ُج َمال‬
b. Jika fa fi’ilnya di fathah maka ‘ain fi’ilnya hanya boleh Takhfif, diringankan (di harkat
fathah), contoh ٌ‫ َحرْ َكة‬menjadi ‫ات‬ ٌ ‫َح َر َك‬
b. Jika fa fi’ilnya di kasroh, maka ‘ain fi’ilnya boleh tiga wajah, yaitu
1. Tabi’, artinya mengikuti harkat fa fi’il, contoh ‫ه ْن ٌد‬ ٌ ‫ ِهنِد‬ 
ِ menjadi‫َات‬
2. Taskin, disukun, contoh ‫هند‬ ٌ ْ ٌ
ِ menjadi  ‫ِهندَات‬ ْ
3. Takhfif, diringankan (diharkati fathah), contoh ‫ه ْن ٌد‬ ٌ ‫ ِهنَد‬ 
ِ menjadi ‫َات‬

Plural tamb Sing plural tamb Singular

ُ‫ســـــــلِ َمة‬ ْ ‫ُم ْؤ ِمـــــــنَــــاَتٌ ات ُم ْؤ ِمـــــــنَةٌ اَ ْل ُم‬


ْ ‫ســـــــلِ َمــــــاتُ ات اَ ْل ُم‬
ُ‫ـــــــاجة‬
َ َ ‫اجـــــــةٌ َلد ََّج‬
‫ــــاجـــــــــاتُ ات اَلد ََّج‬ َ ‫اجـــــــــاتٌ ات د ََر‬ َ ‫د ََر‬
‫ات ات‬

Keadaan Jamak Muannats Salim dalam penerapannya pada kata:


‫ـجــ ُر ْو ٌر‬
ْ ‫َم‬
‫ب‬ ٌ ‫ــو‬
ْ ‫ص‬ ُ ‫َمـ ْن‬
‫ع‬ٌ ‫مــرفــــو‬ْ
(‫ـٍ ـ‬/ ‫ـٍ ـ( )ـِ ـ‬/ ‫ــٌ ــ )ـِ ـ‬/‫))ـُـ ــ‬
Tanda-tanda perubahan pada jamak muannats salim
1. Marfu’ ditandai dengan dhummah/ dhummah tanwin
Contoh: ‫ت‬ٌ َ ‫ُم ْؤمِـــــــ َنــــا‬
2. Manshub ditandai dengan kasrah atau kasrah tanwin
Contoh: ‫ت‬ ٍ َ ‫ُم ْؤمِـــــــ َنــــا‬
3. Majrur ditandai dengan kasrah atau kasrah tanwin
Contoh: ‫ت‬ ٍ َ ‫ُم ْؤمِـــــــ َنــــا‬
3. Jamak taksir
Jamak Taksir adalah lafat yang berubah dari bentuk mufrodnya. Atau kalimat isim yang
menunjukkan arti lebih dari dua dan berubah dari bentuk mufrodnya, baik itu tampak atau
perkiraan pengantar memahami al-imrithi. Jamak taksir dapat diartikan sebagai bentuk jamak
yang tidak beraturan (rusak). Jamak taksir itu untuk semua benda mati maupun hidup, mudzakar
maupun muannats. Bentuk jamak taksir ini sima’I artinya mengikuti apa yang diucapkan oleh
orang arab. Oleh karena itu harus dihafalkan. Kita dapat mengetahui sebuah isim
berjamaktakdir atau salim dapat dilihat dalam kamus. Jamak taksir (banyak tak beraturan)
menurut ‘ulama ahli nahwu adalah
‫هُ َو َما تَ َغيَّ َر ع َْن بِنَا ِء ُم ْف َر ِد ِه‬
Artinya :Jamak yang berubah dari bentuk mufrodnya.

1. Perubahan Jamak Taksir


Perubahan dalam jamak taksir ada beberapa macam yaitu :
a. Perubahan dengan ditambah hurufnya, contoh : jamak dari ‫ص ْن ٌو‬  ِ adalah ‫ان‬ ٌ ‫ص ْن َو‬.
ِ
b. ٌ ْ ُ
Perubahan dengan dikurangi hurufnya, contoh : jamak dari  ‫ تخ َمة‬adalah ‫تخ ٌم‬. ْ ُ
c. Perubahan dengan diganti harkat saja, contoh : jamak dari ‫اَ َس ٌد‬  adalah ‫أُ ُس ٌد‬.
d. Perubahan dengan ditambah hurufnya dan diganti harkatnya, contoh : jamak dari 
‫ر ُج ٌل‬adalah
َ ‫ر َجا ٌل‬.
ِ
e. Perubahan dengan ditambah hurufnya dan sebelumnya dibuang hurufnya serta diganti
ٌ ‫ ِغ ْل َم‬.
harkatnya, contoh : jamak dari ‫ ُغالَ ٌم‬  adalah ‫ان‬

Contoh:
‫اطيْس‬ ِ ‫– ج قَـ َر‬  ‫ قِـرْ طَاس‬- ٌ‫ قِرْ طَــس‬artinyaKertas
‫ ِم ْفتَـــا ٌح – ج َمفَـــاتِيْــ ٌح‬artinya Kunci
‫ق‬ ٌ ‫ق – ج َمغَـــالِ ْي‬ٌ َ‫ ِم ْغــــال‬artinya Kunci pintu
َ ‫ صُـــوْ َرةٌ^ – ج ص‬artinya Gambar
‫ُــــو ٌر‬
ٌ‫ َر ْأسٌ – ج ُر ُؤوْ س‬artinya Kepala
ُ ‫ َرإيْــسٌ – رُأ َســـأ‬artinya Kepala, ketua

Dari contoh diatas terlihat bahwa bentuk plural dari mufrod / singularnya tidak beratura
sebagaimana pada jamak salim.

Jamak taksir memiliki 27 bentuk wazan, dan dari jumlah tersebut dikelompokkan atas ;
a. Jamak Taksir Qillah (sedikit), yaitu bentuk jamak yang jumlahnya 3 – 10, wazannya ada
4 yaitu :
"‫"أَ ْفعُل" "أَ ْف َعال" "أَ ْف ِعلَةَ" "فِ ْعلَة‬
b. Jamak Taksir Kasroh (banyak), yaitu bentuk jamak yang jumlahnya lebih dari
10, wazannya ada 23 yaitu :
""‫فُعْل" "فعُل" "ف َعل" "ف َعل" "ف َعلَة" "ف َعلَة" "ف ْعلَى" "ف َعلَة" "فعَّل" "فعّال" "ف َعال" "فعُول" "ف ْعالَن" "ف ْعالَن‬
ِ َ‫""ف َعالء" "أ ْف ِعالء" "فوا ِعل" "ف َعائِل" "ف َعالي" "ف َعالى" "ف َعال ّي" "ف َعالِل" "شبهُ فَ َعالِل" "مف‬
‫اعل‬
https://docs.google.com/document/d/1qBZ9kzQTxWIAYfTNzvV6d_HIM5tWqGc4GCS5Uy6uBjA/edit?
pli=1

Anda mungkin juga menyukai