Mungkin ketika membaca teks berbahasa Arab, Anda akan menemukan dua jenis
isim: yang diakhiri tanwin atau tidak diakhiri tanwin. Hal ini memunculkan rasa penasaran,
bisakah Isim menolak tanwin? Jika iya, apa saja kondisinya? Penambahan isim di belakang
tanwin disebut sharf. Ada isim yang dapat di-sharf dan ada juga yang tidak bisa. Selanjutnya
akan dibahas dalam artikel ini.
A. Isim Munshorif
Isim Munshorif adalah bentuk dasar dari semua isim, yaitu bisa di-sharf. Ciri-ciri isim ini
adalah harakat huruf terakhir yang merupakan tanwin. Contohnya adalah sebagai berikut.
Isim ghoiru munshorif adalah isim yang tidak dapat di-sharf. Ciri utamanya adalah kata yang
tidak diakhiri harakat tanwin. Selain itu, penting untuk diketahui bahwa isim ini tak dapat
diakhiri harakat kasrah. Jadi, jika isim ini akan beri’rab jar (berharakat single tanpa adanya
tanwin: fathah, dhommah, dan kasrah), Anda tidak dapat memberikannya harakat kasrah.
Contoh isim jenis ini adalah sebagai berikut.
2
2. Pembagian Isim Ghoiru Munshorif Berdasarkan Ilat dan I’rob
Berdasarkan ilat dan I’rab nya, isim ghoiru munshorif terdiri atas beberapa bagian. Pertama,
kita akan bahas mengenai ilat.
Ilat berarti sakit, makna dari ilat dalam bahasa Arab adalah huruf-huruf ‘parasit’ yang
membuat suatu kata menjadi aneh.
Huruf-huruf ini adalah alif, wauw, dan ya (. ي, و,ا ). Ketiga huruf ini dapat menyelip di
tengah kata atau di akhir kata.
Pada suatu kata, bisa saja ada satu bahkan dua ilat yang menyelip dalam kata tersebut.
Ternyata ilat-ilat ini mempengaruhi kemampuan isim untuk menerima tanwin. Berikut
pembagiannya.
Ada dua kategori isim ghoiru munshorif yang memiliki satu ilat, yaitu shighah muntahal
jumu’ dan Alif ta’nits. Berikut penjelasannya.
Shighat muntahal jumu’ artinya adalah bentuk jama’ taksir (bentuk jama’ paling tinggi,
jumlah terbanyak yang bisa disebut menggunakan suatu kata. Ciri-cirinya adalah Ia punya
satu ilat yang menyelip di antara huruf pertama dan kedua, sehingga menyisakan dua hingga
tiga huruf setelah huruf ilat tersebut, yaitu huruf 2 dan 3 atau 2, 3, 4.
2
Alif Ta’nits
Alif taknits adalah alif yang terletak di akhir kata. Ada dua jenis alif taknits, yaitu alif
taknits mamdudah (alif yang berdiri di akhir kata, ditemani hamzah atau tidak) dan alif
taknits maqsurah (ya tanpa baris di akhir kata).
Contoh kata-kata yang mengandung kedua alif ini adalah sebagai berikut.
Secara umum, yang termasuk ke dalam isim ghoiru munshorif dua ilat adalah isim yang
mengandung nama atau sifat, berikut pembagiannya.
Beberapa jenis nama yang termasuk ke dalam tipe isim ini adalah sebagai berikut.
Nama dengan unsur mu’annats seperti nama wanita dengan ta marbuthah/ ta’nits atau
tidak seperti َم ْريَ ُم،ُاط َمة
ِ َف (Fathimah, Maryam) atau nama lelaki dengan ta marbuthah
tanpa alif di akhir ُ طَ ْل َحة،ُ ُم َعا ِويَة (Mu’awiyah, Thalhah).
Nama yang diakhiri huruf alif dan nun seperti ُ َع ْدنَان، ُ ُع ْث َمان (‘Utsman dan ‘Adnaan).
Nama-nama ‘ajm/ asing di luar Arab, baik tersusun dari satu kata atau dua kata. Yang
termasuk dalam nama ini adalah nama orang, lokasi, dan benda yang tidak terdapat
dalam direktori Bahasa Arab. Misalkan ابراهيم (Ibrahim) yang berasal dari Bahasa Ur
atau امرك (Amrika) yang merupakan sebutan Negara Amerika.
Nama yang berasal dari perubahan bentuk asli/ udul. Misalnya زَ ا ِح ٌل (Zaahilun) yang
berubah jadi kata ز َُح ُل (Zuhalu).
Nama yang berasal dari fi’il yang berubah mengikuti wazan tertentu. Contohnya dapat
dilihat dalam tabel berikut.
2
Wazan Bahasa Arab Cara Baca Bahasa Indonesia
َأ ْف َع ُل َأحْ َم ُد Ahmadu Ahmad
تَ ْف ِع ُل ُتَ ْغلِب Taghlibu Taghlib
نَ ْف ِع ُل ُنَرْ ِجس Narjisu Narjis
2. Isim Ghairu Munsharif yang Mengandung sifat
ْ ‘( عathsyaan)
Kata sifat yang diakhiri huruf Alif dan Nun. Contohnya seperti َُطشَان
yang berarti haus atau ُ( غَضْ بَانghadhbaan) yang berarti marah.
Sifat yang dibuat sebagai turunan bentuk aslinya. Misalkan ُأ َحا ُد (Ahad) yang berarti
satu-satunya/ tunggal dibentuk dari ( َوا ِحدًا َوا ِحدًاwaahidun waahidan) yang berarti satu-
satunya.
Sifat yang diturunkan dari fi’il. Biasanya berkaitan dengan isim tafdhil. Contohnya
adalah sebagai berikut.
Isim ghoiru munshorif yang dijarr dengan fathah/ berhuruf terakhir dengan harokat
fathah. Ini berlaku untuk setiap isim ghairu munshorif yang berdiri tunggal/ tidak
mengalami idhofah (penyambungan dengan isim lainnya). Contohnya adalah sebagai
berikut.
Isim ghoiru munshorif yang dijarr dengan kasrah. Hal ini terjadi apabila isim ini
mengalami idhofah dan ditambahi alif lami di depannya. Contohnya sebagai berikut.
2
بَِأحْ َم ِد ُك ْم Bi-ahmadi-kum dengan keterpujianmu
بِاَألحْ َم ِد bil ahmadi dengan keterpujian
C. Contoh Penggunaan Isim Munshorif dan Isim Ghoiru Munshorif dalam Kalimat
Berikut ini adalah contoh penggunaan isim munshorif dan isim ghoiru munshorif dalam
kalimat.
2
ا لمBBBة ألننBBBانت منزعجBBB أمي كUmmi kaanat manza’ajah ibu marah karena kami tidak memakai
نرتدي قناعا ً خارج المنزلlaannanaa lam nartadi masker ke luar rumah.
qanaa’a khaarajal
manazila
اءBBع أنحBB بدأت المساجد في جميBadaat almasaajid fii Masjid-masjid di seluruh kota mulai
رBBBBBرض حظBBBBBة في فBBBBB المدينjamii’a anhaa almadiinata memberlakukan larangan pengajian
ارBBBBBبا النتشBBBBBة تحسBBBBB الدراسfii fardha hazhar untuk antisipasi penyebaran virus
الفيروساتaddaraasah tahasiba laa
natasyaara alfiiruusaata