Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu kajian fiqih yang paling sering di praktekan dimasyarakat adalah

kajian masalah sholat jenazah, kita memendang dari aspek materi sholat jenazah

merupakan salah satu masalah ibadah yang amat gampang bahkan kita

menyepelekan masalah tersebut. Namun jika kita melirik dari aspek praktek masih

banyak kesalahan-kesalahan yang dilakukan dimasyarakat dalam masalah

pengurusan jenazah. Untuk itu kami mengangkat sebuah tema yang berkaitan

dengan pengurusan jenazah tersebut. Adapun tema yang kami sajikan ialah

“Sholat Jenazah”. Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan

wawasan kepada masyarakat khususnya bagi mahasiswa tentunya dalam masalah

pengurusan jenazah ini, sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan

ketidaktahuan dalam masalah pengurusan jenazah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Sholat Jenazah ?

2. Apa saja Syarat-syarat Sholat Jenazah ?

3. Apa saja Rukun Sholat Jenazah dan Bagaimana Tata Cara Sholat Jenazah?

4. Apa Sunah Sholat Jenazah ?

5. Apa Keutaman Sholat Jenazah ?

1
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Sholat Jenazah.

2. Untuk Mengetahui Syarat-syarat Sholat Jenaazah.

3. Untuk Mengetahui Rukun dan Tata Cara Sholat Jenazah.

4. Untuk Mengetahui Sunah Sholat Jenazah.

5. Untuk Mengetahui Keutamaan Sholat Jenazah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sholat Jenazah

Sholat jenazah merupakan salah satu praktik ibadah sholat yang dilakukan umat

Muslim jika ada Muslim lainnya yang meninggal dunia. Hukum melakukan sholat

jenazah ini adalah fardhu kifayah. Artinya apabila sebagian kaum muslimin telah

melaksanakan pengurusan jenazah orang muslim yanng meninggal dunia, maka

tidak ada lagi kewajiban kaum muslim yang lainya untuk melaksanakan

pengurusan jenazah tersebut. 

B. Syarat-syarat Sholat Jenazah :

1. Syarat-syarat sholat yang juga menjadi syarat sholat Jenazah, seperti

menutup  aurat suci badan dan pakaian menghadap ke kiblat.

2. Dilakukan sesudah jenasah dimandikan dan dikafani.

3. Letak jenazah itu diletakan disebelah kiblat orang yang menyolatkan,

kecuali kalau shalat itu dilaksanakan diatas kubur atau sholat gaib.

C. Rukun dan Tata Cara Sholat Jenazah

Sholat jenazah tidak disertai dengan rukuk dan sujud tidak dengan azan

dan qomat. Setelah berdiri sebagaiman mestinya, mengiklaskan niat yang

dibacakan didalam hati semata-mata karena mencari keridhaan Allah SWT.

Adapun rukun shalat jenazah adalah sebagai berikut :

3
1. Niat, sebagaimana salat yang lain 

Adapun niat shalat jenazah adalah sebagaiberikut :

“Ushali ‘ala haadzal mayyiti arba’a takbiraatin fardhal kifaayati

ma’muuman lillaahi ta’aalaa”. (untuk mayit laki-laki). Yang artinya “saya

tunaikan shalat atas jenazah  (laki-laki) ini dengan 4 takbir, sebagai fardhu

kifayah secara ma’muman karena Allah ta’aala.”

Sedangkan niat untuk mayit perempuan adalah sebagai berikut :

Ushali ‘ala haadzihil mayyitati arba’a takbiratin fardhal kifaayati

ma’muuman lillaahi ta’aalaa.

Yang artinya “saya tunaikan shalat atas jenazah (perempuan) ini dengan 4

takbir, sebagaimana fardu kifayah secara ma’muman karena Alloh

ta’aalaa”.

 Keterangan, jika mayit perempuan kata lahu menjaadi lahaa, jika mayit

anak-anak doanya adalah “Allahummaj’alhu faratahn li abawaihi wa

salafan wa dzukhran wa’izhatan wa’tibaaran wa syafii’an wa tasaqqil bihii

mawaaziinahumma wafrighish-shabra’ alaa quluubihimmaa wa laa

taftinhumaa ba’dahu wa laa tahrimana ajrahu”.

Yang artinya,” ya Alloh, jadikanlah ia sebagai simpanan pendahulun bagi

ayah bundanya dan sebagai titipan, kebajikan yang didahulukan, dan

menjadi pengajaran ibarat serta syafa’at bagi orang tuanya. Dan berikanlah

timbangan ibu-bapaknya karenanya, serta berikanlah kesabaran dalam hati

kedua ibu bapaknya. Dan janganlah menjadikan fitnah bagi ayah bundanya

4
sepeninggalnya, dan janganlah Tuhan menghalangi pahala kepada kedua

orang tuanya”. 

2. Takbir 4 kali dengan takbiratul ihram.

3. Membaca Al-Fatihah sesudah Takbiratul ihram 

Takbir pertama yang juga merupakan takbiratul ihrom dilakukan ketika

niat shalat telah dilakukan. Bacaan yang dibaca setelah takbir pertama ini

adalah membaca surah Al Faatihah.

Sabda rasulullah saw :

ِ ‫صالَ ةَ لِ َم ْن لَ ْم يَ ْق َر ْأ بِفَا تِ َح ِة ْال ِكتَا‬


‫ متفق عليه‬:‫ب‬ َ َ‫ال‬

Tidaklah sah salat orang yang tidak membaca surah fatihah.” (sepakat ahli

hadis)”.

4. Membaca salawat atas Nabi SAW . Sesudah takbir kedua.

 Takbir kedua dilakukan setelah bacaan Al Fatihah selesai. Sedangkan

bacaan setelah takbir kedua adalah sebagai berikut :

“Allaahumma shali ‘alaa (sayyidinaa) Muhammad Wa ‘alaa aali

(sayyidinaa) Muhammad, kamaa shallaita ‘alaa (sayyidinaa) Ibraahiim wa

‘alaa aali (sayyidinaa) Ibraahiim, wa baarik ‘alaa (sayyidina) Muhammad

wa aali (sayyidinaa) Muhammad, kamaa baarakta ‘alaa (sayyidinaa)

Ibraahim wa ‘alaa aali (sayyidina) Ibraahim, fil ‘aalamiina innaka

haamiidum majiid”. Yang artinya, “Ya Allah limpahkanlah rahmat atas

(junjungan kami nabi) Muhammad beserta keluarga, sebagaimana engkau

telah limpahkan rahmat atas (junjungan kami nai) Ibrahiim dan

keluarganya. Limpahkanlah berkah atas (junjungan kami nabi)

5
Muhammad beserta keluarganya, sebagaimana telah engkau limpahkan

atas (junjungan kami nabi) Ibrahiim dan keluarganya. Diseluruk alam

semesta engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia”. 

5. Mendo’akan mayat setelah takbir ketiga 

Bacaan yang diucapkan setelah melakukan takbir ketiga adalah sebagai

berikut:

“Allaahaumamaghfir lahuu (haa), warhamhuu (haa), wa’a fihii (haa), wa’

fu ‘anhuu (haa), wa akrim nuzulahuu (haa) wa wassi’ madkhalahu (haa),

waghsilhuu (haa) bil maa-i wa tsalji wal baradi, wa naqqihi (haa) minal

khathaayaa kamaa yunaqqaats tsaubul abyadhu minad danasi wa abdilhuu

(haa) daaran khairan min daarihii (haa) wa ahlan khairan mi ahlihii (haa)

wa zaujan khairan min zaujihii (haa) wa qihii (haa) fitnatal qabri wa

‘adzaaban naar.” Yang arinya, “Ya Allah, ampunilah dia berikanlah

rahmat dan kesejahteraan dan maafkanlah kesalahanya, hormatilah

kedatangannya, dan luaskanlah tempat masuknya (kuburanya),

bersihkanlah ia dengan air,es, dan embun. Bersihkanlah ia dari dosa

sebagaimana kain putih dibersihkan dari kotoran. Gantilah perumahannya

dengan perumahan yang lebih baik dari perumahannya (di dunia)

dan( demikian juga)keluarga dan pasanganya diganti dengan yang lebih

baik dengan keluarga dan pasangannya (didunia), peliharalah dia dari siksa

kubur dan adzab api neraka”.

6. Takbir keempat

Bacaan yang dilakukan setelah takbir ke empat adalah sebagai berikut :

6
“Allaahummaa laa tahrimnaa ajrahuu (haa) wa laa taftinnaa ba’dahuu

(haa) waghfir lanaa wa lahuu (haa), wa li ihwaaniinal ladziina sabaquuna

bil iimaani wa laa taj’al fi quluubinaa ghillallil ladziina aamanuu rabbana

innaka raufur rahim. Yang artinya, “Ya Allah, janganlah engkau

menghalang halangi kepada kami akan pahala (mayat ini) dan jangan

sampai ada fitnah sepeninggalanya dan berikanlah pengampunan kepada

kami dan kepadanya pula, kepada para saudara kami yang telah beriman

lebih dahulu dari kami, dan janganlah engkau membiarkan kedengkiaan

dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman, ya Tuhan kami,

sesungguhnya Engkau Maha Penyantun Lagi Maha Penyayang”.

7. Berdiri jika mampu

8. Memberi salam

“Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh”. Yang artinya:

“Keselamatan, rahmat dan keberkahan Allah semoga tetap kalian semua”. 

9. Do’a sesudah sholat jenazah

Allahaummaghfir lahuu (haa), warhamhuu (haa), wa’afihii (haa), wa’fu

anhuu (haa), wa akrim nuzulahuu (haa) wa wassi’ madkhalahuu (haa),

waghsilhuu (haa) bil maa-i wa tsalji wal baradi, wa naqqihii (haa) minal

khathaayaa kamaa yunaqqaats tsaubul abyadhu minad danasi wa abdilhuu

(haa) daaraan khairan min daarihii (haa) wa ahlan khairan min ahlihii

(haa) wa zaujan khairan min zaujihii (haa) wa adkhilhul (hal) jannata wa

‘a’idhuu (haa) mi ‘adzaabil qabri wa fitnatihii (haa) wa min ‘adzaabin

naar. Allaahummaghfir lihayyinaa wa mayyitinaa wa syaahidinaa waghaa-

7
ibinaa wa shaghiirina wa kabiirina wa dzakarinaa wa untsaanaa.

Allaahumma man ahyaitahuu (haa) minnaa fa ahyihii (haa) ‘alal islaami

wa man tawaffaitahuu minnaa fatawaffahuu (haa) ‘alal iimaan.

Allahumma la tahrimnaa ajrahuu (haa) wa laa tudhillanaa ba’dahuu (haa)

birahmatika ya arhamaraahimiin. Wal hamdulillaahi rabbil ‘aalamiin.

 Yang artinya, Ya Alloh, ampunilah dia, berilah rahmat dan kesejahteraan,

dan maafkanlah kesalahanya, hormatilah kedatangannya dan luaskanlah

tempat masuknya (kuburannya), bersihkanlah ia dengan air,es, dan embun.

Bersihkanlah ia dari dosa sebagaiiman kain puih dibersihkan dari kotoran.

Gantilah perumahannya dengan perumahan yang lebih baik dari

perumahannya (di dunia)dan (demikian juga) keluarga dan pasangannya

diganti dengan yang lebih baik dari keluarga dan pasangannya (di dunia),

masukkanlah ia ke surga, lindungilah dia dari siksa kubur dan fitnahnya

serta lindungilah adzab api neraka. Ya Allah, ampunilah kami orang-orang

yang mih hidup, yang mati, yang menyaksikan, yang gaib yang kecil, yang

besar, yang laki-laki dan yang perempuan. Ya Allah kepada orang yang

telah Engkau menghidupkannya dari kami, maka hidupkanlah

(masukanlah) dia atas golongan Islam dan (Ya Allah) Kepada orang yang

telah Engkau mematikannya dari kami, maka matikanlah dia dengan

membawa iman. Ya Allah, janganlah Engkau menghalangi kami akan

pahala (mayit ini) dan janganlah Engkau sesatkan kami sepeninggalannya

dengan rahmatMu wahai dzat yang Maha Pengasih. Segala puji bagi Allah

yang menguasai seluruh alam. 

8
Keterangan : Do’a-do’a dalam shalat jenazah dan doa untuk mayit laki-

laki dan perempuan secara umum tidak berbeda, hanya saja pada damir-

damir (kata ganti) yang harus disesuaikan, yaitu:

Hu (untuk mayit laki-laki jamak), hum (untuk mayit laki-laki tunggal).

Haa (untuk mayit wanita jamak), hunn (untuk mayit wanita tunggal).

D.  Sunah Sholat Jenazah

1. Mengangkat tangan pada waktu mengucapkan takbir-takbir tersebut

(takbir 4 kali).

‫ رواه ا لبيهقى‬.‫ت ْال َجنَا َع ِن زَ ِة‬


ِ ‫صلّى ا هللُ َعلَ ْي ِه َو َسلّ َم َكا نَ يَرْ فَ ُع يَ َد ْي ٍه فِى َج ِمي ِْع ت ْكبٍ ْي َرا‬
َ ُ‫ اَ نَّه‬:‫ا ب ِْن ُع َم َر‬ 

Dari Ibnu Umar , “Sesungguhnya Nabi Saw. Mengangkat kedua

tangannya pada semua takbir sholat jenazah”. (Riwayat Baihaqi).

2. Israr (merendahakan suara bacaan).

3. Membaca a’uzu billah.

4. Berjamaah 

Sholat jenazah disunahkan berjamaah, dan hendaknya dijadikan tiga saf

(baris). Satu saf sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang. Maka jika

yang sholat ada enam orang, hendaklah tiap-tiap saf terdiri ats dua orang

agar dapat menjadi tiga saf.

9
 Sabda Rasulullah Saw.

ُ ْ‫ص َّل ا هللُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُوْ ُل َما ِم ْن َر ُج ٍل ُم ْسلِ ٍم يَ ُمو‬


َ‫ت فَيَقُوْ ُم َع َل َجنَا ز‬ ُ ‫س قَا َل َس ِمع‬
َ ِ‫ْت َرسُوْ َل هللا‬ ٍ ‫َع ِن ا ْب ِن َعبَّا‬

‫ رو اه حمدومسلم‬.‫تِ ِه اَرْ بَعُوْ نَ ر ُجالً الَ تُ ْش ِر ُكوْ نَ بِا هللِ َشيْا اِالَّ َشفَّ َعهُ ُم ا هللُ فِ ْي ِه‬

Dari Ibnu Abbas. Ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah  Saw. Berkata,

“Tiadalah bagi seorang muslim yang meninggal, lalu jenazahnya disholatkan oleh

empat puluh orang yang tidak musrik kecuali Allah memberi mereka syafaat

padanya.” (Riwayat Ahmad dan Muslim). 

E. Keutamaan Sholat Jenazah

Dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alahi

wa sallam pernah didatangkan seorang mayit dan ia memiliki utang. Lantas beliau

bertanya , ‘apakah orang tersebut memiliki kelebihan harta untuk melunasi

utangnya?’ jika ternyata ia tidak melunasi dan punya kelebihan harta lalu utang

tersebut dilunasi, maka Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam menolatkan mayit

tersebut. Namun jika tidak dilunasi, maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam

berkata kepada kaum muslimin, ‘Shalatkanlah sahabat kalian.’ (HR. Bukhori

no.1251). Hadits ini menunjukan shalat jenazah adalah fardhu kifayah ketika itu

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jika tahu si mayit tidak melunasi hutangnya,

maka beliau enggan menyoolatinya.

Dibawah ini beberapa keutamaan sholat jenazah antara lain :

1. Dari abu hurairoh ia berkata bahwa rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda :

َ ُ‫من َش ِه َد ا ْل َجنَا َزةَ َحتَّى ي‬


ُ‫ َو َم ْن َش ِه َد َحتّى تُ ْدفَنَ َكا ن لَّه‬, ُ‫صلِّ َى َعلَ ْيهَا فَلَهُ قِ ْي َراط‬ ْ

10
 ‫ قِي َل َو َما ْالقِي َد اَطَا ِن قَا َل ِم ْث ُل ْال َجبَلَ ْي ِن ْال َع ِظي َم ْي ِن‬.‫ان‬
ِ َ‫قِيدَاط‬

Barang siapa menyaksikan jenazah sampai ia menyolatkanya, maka

baginya satu qiroth. Lalu barang siapa yang menyaksikan jenazah hingga

dimakamkan, makabaginya dua qiroth. Ada yang bertanya, apa yang

dimaksud dua qiroth? Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam lantas

menjawab dua qiroth itu swmacam dua gunung yang besar. (HR. Bukhari

no. 1325 dan muslim no. 945).

2. Dari  ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha, ia berkata dar Nabi Shallallahu ‘alaihi

wa salam bahwa beliau bersabda :

ْ ‫صلِّى َعلَ ْي ِه أُ َّمةُ ِمنَ ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ يَ ْبلُعُوْ نَ ِما لَةَ ُكلُّهُ ْم يَ ْشفَعُو نَ لَهُ إِآل ُشفِّع‬
‫ُوا فِ ْيهَ َما‬ ِ ِّ‫ِم ْن َمي‬
َ ُ‫ت ي‬

“Tidaklah seorang mayit dishalatkan dengan (shalat jenazah) oleh

sekelompok kaum muslimin yang mencapai 100 orang, lalu semuanya

memberi syafa’at (mendoakan kebaikan untuknya), maka syafa’at (doa

mereka) akan diperkenankan.” (HR.Muslim no. 947)

3. Dari Malik bin Hubairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alai wa

sallam bersabda :

َ ‫ف ِمنَ ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ إِ آلَ أَوْ َج‬


‫ب‬ ُ ُ‫صلِّى َعلَ ْي ِه ثَالَ ثَة‬
ٍ ْ‫ضفُو‬ ُ ْ‫ َما ِم ْن ُم ْسلِ ٍم يَ ُمو‬ 
َ ُ‫ت فَي‬

“Tidaklah seorang muslim mati lalu dishalatkan oleh tiga saf kaum

muslimin melainkan doa mereka akan dikabulkan.” (HR. Tirmidzi no.

1028 dan Abu Daud no.3166. Imam Nawawi menyatakan bahwa dalam Al

Majmu’ 5/212 bahwa hadis ini hasan. Syaikh Al Albani menyakan hadits

ini hasan jika sahabat yang mengatakan. 

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Salah satu kajian fiqih yang selalu di implementasikan dalam masyarakat

adalah masalah kajian tentang shalat jenazah, shalat jenazah merupakan

salah satu praktik ibadah sholat yang dilakukan umat muslim jika ada

muslim lainya meninggal dunia. Hukum melakukan shalat jenzah ini

adalah fardhu kifayah. Artinya, apabila sebagian kaum muslimin telah

melaksanakan pengurusan jenazah orang muslim yang meninggal dunia,

maka tidak ada lagi kewajiban kaum muslim yang lainnya untuk

melaksanakan pengurusan jenazah tersebut.

B. Saran

Dengan tersusunnya makalah ini harapan kami adalah agar makalah ini

dapat dijadikan referensi di dalam mengkaji masalah fiqih khususnya

masalah shalat jenazah yang menjadi salah satu aktifitas dimasyarakat

luas. Sehingga dapat diimplementasikan didalam masyarakat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kamal Pasha Musthafa,dkk, Fiqih Islam Sesuai Dengan Putusan Majelis Tarjih,
Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri, 2003

Rasjid Sulaiman, Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2015 Cet-50

Rinawati Rofidah, Tuntunan Shalat Wajib dan Sunah Lengkap, Indonesia: CV.
Mitra Mandiri 

Mughniyah Jawad Muhammad, Fiqih Lima Mazhab, Jakarta: PT Lentera


Basritama, 2002 Cet-8

13

Anda mungkin juga menyukai