MENYALATI JENAZAH
KELOMPOK 3:
FATHUR ALAINA RACHMAN
GUSTI AFHATIR JEFRIANA
IZZATULHAQ SHANGRESTU FAIRUZY
RATU NASHWA MAESAROH
RIFANI FEBRIANTI
SALSABILA FEBRINA
SITI AIDA MAHARANI
SITI ZAHROTUL FADILLAH
KELAS:
IX-C
KEMENTRIAN AGAMA
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 1 LEBAK
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah Yang Maha Esa karena telah melimpahkan
Rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas makalah Fiqih tentang “Menyalatkan Jenazah”. Maka dari itu, kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Guru Mapel Fiqih, Ibu Atik Komalasari S.Ag,
2. Siswa-siswi kelas 9C
Pada tugas makalah Fiqih ini berisi tentang tata cara menyalatkan jenazah, pengertian shalat
jenazah, syarat-syarat, rukun dan masih banyak lagi. Saya sebagai penyusun makalah ini
mengucapkan terima kasih untuk para anggota kelompok 3 atas kontribusinya di makalah
kali ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dari penyampaian
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima kritik dan
saran terhadap makalah yang kami buat.
Kami harap makalah ini bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi para pembaca
makalah ini.
i
DAFTAR ISI
Judul Laporan...................................................................................................
Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................1
BAB II: PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat Jenazah....................................................................2
B. Syarat-syarat Shalat Jenazah................................................................2
C. Rukun Shalat Jenazah...........................................................................3
D. Sunah-sunah Shalat Jenazah.................................................................3
E. Cara Pelaksanaan Shalat Jenazah..........................................................3
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................5
B. Saran....................................................................................................5
C. Penutup...............................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika ada seorang muslim yang sudah meninggal kita wajib untuk menyalatinya. Shalat
jenazah dikerjakan sebanyak 4 kali takbir, shalat ini bertujuan untuk mendoakan seorang
muslim yang sudah meninggal. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika ingin
menyalati jenazah. Seperti, syarat-syarat shalat jenazah, rukun shalat jenazah, dan cara
pelaksanaan shalat jenazah. Terdapat pula, sunah-sunah dalam shalat jenazah yang perlu
diketahui.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah yang berjudul “Menyalati Jenazah” adalah sebagai berikut:
C. Tujuan
Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka kami dapat memberitahukan
tujuan penulisan makalah sebagai berikut:
1
BAB II
PEMBAHASAN
Shalat jenazah adalah shalat yang dikerjakan sebanyak 4 kali takbir dengan tujuan
mendoakan orang muslim yang sudah meninggal. Jenazah yang dishalatkan adalah jenazah
yang telah dimandikan dan dikafan kan. Salat Jenazah hukumnya fardu kifayah, artinya
suatu kewajiban kolektif. Apabila sudah ada di antara kaum Muslim yang mengerjakan atau
mewakili, kewajiban Muslim yang lainnya menjadi gugur. berdasarkan Hadist Nabi SAW,
berikut:
)صلوا على صاحبكم (رواه البخاري ومسلم
Artinya: “Shalatkanlah (jenazah) sahabatmu”. (H.R. Al-Bukhari dan Muslim)
Perbedaan salat jenazah dengan salat fardu atau salat lainnya, adalah dalam salat jenazah
tidak ada gerakan rukuk dan sujud. Apabila menyalatkan jenazah yang sudah dimakamkan
maupun berada pada tempat yang jauh, maka disebut salat Gaib. Rukunnya sama dengan
salat Jenazah biasa dan wajib menghadap ke arah kiblat. Salat Gaib di atas kubur hukumnya
mubah (boleh), berdasarkan hadis Rasulullah SAW:
“Bahwa Rasulullah SAW sampai ke suatu kubur yang masih basah, kemudian
menyalatkannya dan mereka (para sahabat) di belakang beliau dan bertakbir empat kali.”
(H.R. Bukhari Muslim)
Jika ada seorang kafir yang meninggal, kita tidak wajib menyalatinya karena hukum
menyalati mereka adalah haram, sebagaimana firman Allah SWT:
ِّ ع ٰلى قَب ِّْر ٖۗه اِّنَّ ُه ْم َكف َُر ْوا بِّ ه ٰٓ و ََل تُصل
َاّٰلل َو َرس ُْولِّه َو َمات ُ ْوا َوهُ ْم ٰفسِّ قُ ْون َ ع ٰلى اَ َح ٍد ِّم ْن ُه ْم َّماتَ اَبَدًا َّو ََل تَقُ ْم
َ ِّ َ َ
Artinya: “Dan janganlah engkau (Muhammad) melaksanakan salat untuk seseorang yang
mati di antara mereka (orang-orang munafik), selama-lamanya dan janganlah engkau
berdiri (mendoakan) di atas kuburnya. Sesungguhnya mereka ingkar kepada Allah dan
Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik.”(Q.S At-Taubah[9]:84)
1) Membaca niat
a) Jenazah laki-laki.
ِّ َّ ِّ َمأْ ُم ْو ًما/ض ْال ِّكفَايَ ِّة اِّ َما ًم
ّٰلل تَعَالَى َ ْت فَ ر ِّ ِّعلَى هَذَا ْال َمي
ِّ ت أَرْ بَ َع تَ ْكبِّ َرا َ صلَّى
َ أ
“saya niat shalat atas mayat laki-laki ini dengan empat kali takbir fardhu
kifayah menjadi imam/makmum karna Allah Ta’ala”
3
b) Jenazah perempuan:
ِّ َّ َمأْ ُمو ًما/ام
َّللا تَ َعا َلى َ ض ْال ِّكفَا َي ِّة ا َم
َ ْت فَر َ علَى هَ ِّذ ِّه ْال َم ْيتَ ِّة أَر َب َع تَ ْك ِّب
ٍ يرا َ صلَّى
َ َأ
“Saya niat shalat atas mayat perempuan ini dengan empat kali takbir fardhu
kifayah menjadi imam/makmum karna Allah Ta’ala”
c) Jenazah gaib
ِّ َّ ِّ ض ْال ِّكفَايَ ِّة
ّٰلل تَ َعا َلى َ ْت فَر َ ب (فُالنُ ) أَرْ بَ َع تَ ْك ِّب
ٍ يرا َ صلَّى
ِّ علَى ال َم ِّيت ألغَائ َ أ
“Aku niat shalat atas mayit ghaib (sebutkan nama mayitnya) empat takbir
fardhu kifayah karena Allah ta’ala,”
6) Setelah selesai berdoa, kemudian membaca salam dengan menoleh ke kanan dan
ke kiri, sambil membaca:
ُعلَ ْيكُ ْم َو َرحْ َمةُ هللاِّ َوبَ َركَاتُه
َ الس ََّال ُم
4
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Shalat jenazah adalah shalat yang dikerjakan sebanyak 4 kali takbir dengan tujuan
mendoakan orang muslim yang sudah meninggal. Jenazah yang dishalatkan adalah jenazah
yang telah dimandikan dan dikafan kan. Salat Jenazah hukumnya fardu kifayah, artinya
suatu kewajiban kolektif. Apabila sudah ada di antara kaum Muslim yang mengerjakan atau
mewakili, kewajiban Muslim yang lainnya menjadi gugur.
Apabila menyalatkan jenazah yang sudah dimakamkan maupun berada pada tempat yang
jauh, maka disebut salat Gaib. Rukunnya sama dengan salat Jenazah biasa dan wajib
menghadap ke arah kiblat. Salat Gaib di atas kubur hukumnya mubah (boleh).
Jika jenazah itu laki-laki maka imam mengambil posisi disamping kepala, dan makmum
mengambil tempat dibelakang-Nya secara berbaris-baris. Jika jenazah itu perempuan, maka
imam berdiri di samping perutnya.
B. Saran
1. Diharapkan para pembaca makalah ini dapat menambah pengetahuan dalam
menyalati jenazah.
2. Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca makalah ini.
3. Diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat menambah wawasan terhadap
menyalati jenazah.
C. Penutup
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan maupun tata bahasa dalam
makalah yang kami buat. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima semua kritik
dan saran untuk kemajuan makalah ini. Semoga apa yang kami sampaikan dalam makalah
ini bermanfaat bagi semua orang.
5
DAFTAR PUSTAKA
Ubaidillah, S.Ag, M.Pd, “Fiqih Madrasah Tsanawiyah Kelas IX”, Direktorat KSKK Madrasah,
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI, Tahun 2020
Nor Hadi, “Ayo Memahami Fikih MTs/SMP Islam Jilid 3”, Erlangga, Tahun 2008
Nor Hadi, “Ayo Memahami Fikih MTs/SMP Islam Jilid 1”, Erlangga, Tahun 2008