Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SHOLAT JENAZAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih Ibadah

Dosen Pengampu : Syaiful Ilmi, S.Pd, M.Si

Disusun oleh :
Baharudin (11915089)
Fitri Anggraiyani ( 11915082)
Muhammad Amin (11915063)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Sholat Jenazah.

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Syaiful Ilmi, S.Pd, M.Si yang telah membantu kami
baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat
waktu.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi
lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Pontianak, 02 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Cover...................................................................................................................................i

Kata Pengantar ...................................................................................................................ii

Daftar Isi ...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................................1

B. Rumus Masalah .............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sholat Jenazah.............................................................................................1

B. Sholat Jum’at.................................................................................................................7

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan .....................................................................................................................

B. Saran ..............................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu kajian fiqih yang terkadang amat gampang dilaksanakan dalam teorinya namun
dalam prakteknya masih banyak sekali kekurangan dan masih banyak kesalahan yakni
adalah salat jenazah, ibadah yang amat gampang jika dibayangkan dan masyarakat sekarang
ini tidak tahu banyak mengenai bagaimana tata cara sholat yang benar dan bagaimana
pelaksanaannya selain itu juga dalam makalah ini kita tak hanya membahas mengenai salat
jenazah namun juga allah telah menganugerahkan bermacam-macam keistimewaan dan
keutamaan kepada umatnya yaitu hari jumat, arti dari jumat adalah dari kata al-jamu’ yang
berarti perkumpulan, karena umat islam berkumpul dan allah memerintahkan untuk
beribadah kepadanya sesuai dalam firmannya yang artinya “ hai orang-orang yang beriman,
apabila diseru menunaikan salat jumat maka bersegeralah kamu dan tinggalkan jual beli,
yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui’’. juga mengenai khutbah
jumat, ibadah yang kita ketahui khususnya bagi kaum muslim laki laki dan dalam makalah
ini akan dijelaskan secara rinci mengenai aspek aspek dalam khutbah jumat dan sholat jumat
tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penjelasan mengenai shalat jenazah, rukun, serta tata cara salat jenazah?

2. Bagaimana penjelasan mengenai salat jumat dan khutbah jumat, tata cara khutbah jumat?

C. TUJUAN

1. Mengetahui tentang salat jenazah dan tata cara serta rukun dari salat jenazah.

2. Mengetahui tentang salat jumat dan tata cara khutbah jumat dan penjelasan mengenai
khutbah jumat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Salat Jenazah

Adalah salat yang dilakukan tanpa adanya gerakan ruku’ dan sujud serta duduk diantara
dua sujud ataupun duduk tahiyat akhir.

Hukumnnya Bagi semua orang hidup hukum untuk menyalatkan jenazah adalah fardu
kifayah. Jika ada yang telah melaksanakan sebagian orang maka gugurlah kewajiban-
kewajiban dari yang lainnya[1].salat ini mempunyai beberapa syarat, rukun serta tata cara
pelaksanaan.

Syarat-syarat jenazah yang bisa untuk kita salati[2]:

1. Jenazah tersebut haruslah orang muslim. Dan haram hukummnya jika kita mensalati
orang kafir, sesuai dengan yang terkandung di dalam al quran surat at-taubah ayat 84

ِ َ‫صلِّ َعلَ ٰى أَ َح ٍد ِم ْنهُ ْم َماتَ أَبَدًا َواَل تَقُ ْم َعلَ ٰى قَب ِْر ِه ۖ إِنَّهُ ْم َكفَرُوا بِاهَّلل ِ َو َرسُولِ ِه َو َماتُوا َوهُ ْم ف‬
َ‫اسقُون‬ َ ُ‫َواَل ت‬

Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara
mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka
telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik.(at taubah :
84)

2. Ulama’ syafii dan hanbali tidak menyaratkan jenazah harus berada ditempat. Karena
itu boleh menyalatkan jenazah yang tidak berada pada tempat kita menyalati jenazah.
Sesuai dengan hadist yang diriwayatkan oleh abu hurairah :

‫ان النبي صلعم نعى للنا س النجاس في اليوم الزي مات فيه و خر ج بهم الى المصلى فضف أصحا به و كبر أربع تكبرت‬

“ pada hari najasyi wafat, nabi mengumumkan kematiannya kepada orang-orang dan
mengajak mereka pergi ke masjid, kemudian ia membuat shaf lalu mengerjakan salat
(jenazah) dengan takbir empat kali (hadis jama’ah)

3. Jenazah harus sudah disucikan, karena sebelum dimandikan jenazah belum boleh di
salati.

4. Posisi jenazah haruslah berada didepan orang yang menyalati.

5. Jenazah haruslah berada atau diletakkan diatas ditanah maksudnya jenazah yang
sedang dibawa atau dipikul tidak sah hukummnya jika kita menyalatinya namun ulama
syafi’i membolehkannya.
6. Jenazah bukannlah dalam keadaan mati syahid atau gugur dalam pertempuran. Jika
jenazah tersebut syahid atau gugur dalam pertempuran maka haram hukummnya di
salati. Sesuai dalam hadis

‫ان النبي صلعم امر بد فن شهداء أحد في دما ئهم ولم يغلسهم ولم يصل عليهم‬

Nabi memerintahkan agar supaya para syuhada’ yang gugur dalam perang uhud
dikuburkan berikut darahnya, tidak dimandikan dan tidak pula disakatkan.(hadis
bukhori)

7. Bagian tubuh yang bisa disalatkan haruslah bagian yang besar atau terbesar.

Rukun – rukun salat jenazah

Salat jenazah memiliki beberapa rukun, yang dengan rukun tersebut terwujudlah
hakikat dari kita salat tersebut. Bila ada rukun yang belum terpenuhi maka salat
tersebut tidak sah.

Adapun rukun-rukun tersebut :

1. Niat salat atas mayit.

2. Berdiri bagi orang yang mampu

3. Takbir empat kali, berdasarkan hadis dari abu hurairah r,a[4]:

‫ع‬ŒŒ‫بر الب‬ŒŒ‫ف بهم وك‬ŒŒ‫لى فص‬ŒŒ‫ان ر سو ل ا هللا صلى ا هلل عليه و سلم نعى ا لنجا شي في اليوم الزي ما ت فيه وخرج بهم الي المص‬
‫تكبرات‬

Artinya : bahwasanya nabi SAW memberi tahu kematian al-najasyi pada hari kematiannya
beliau ke mushala, kemudian membariskan orang-orang dan takbir empat kali.

4. Membaca surat al fatihah setelah takbir pertama.sesuai dengan riwayat dari


talhah ibn abdillah ibn awf :

‫صليت خلف ابن عباس على جنازة فقرأ بفا تحة الكتاب فقال لتعلموا انها السنة‬

Artinya :saya melakukan salat jenazaj bersama ibn abbas r,a maka ia membaca al fatihah,
kemudian berkata: hendaklah kamu ketahui bahwa itulah sunnah.

Selain itu terdapat juga hadist yang mengatakan bahwa tidak sah jikalau kita salat tanpa
membca alfatihah. Karena itu dalam salat jenazah pun harus membaca alfatihah. Tapi menurut
ulama abu hanofah dan imam malik tidak wajib membaca al fatihah pada salat jenazah. Imam
malik mendasarkan pada orang madinah yang hanya mengucapkan puji-pujian kepada allah
setelah takbir pertama.
5. Membaca shalawat atas nabi SAW sesudah takbir kedua.

6. Do’a untu jenazah setelah takbir ketiga

7. Salam

Untuk tata cara sholat jenazah ketika jenazah tersebut laki-laki maka sebaiknya posisi imam
berdiri lurus dengan kepala jenazah tersebut, dan jikalau jenazah tersebut perempuan maka
posisi imam adalah lurus dengan pinggang jenazah tersebut. Dalam satu riwayat Anas ibn
Malik r,a ketika melaksanakan shalat jenazah untuk jenazah laki-laki, beliau berdiri lurus
dengan kepala jenazah laki-laki, tetapi ketika beliau shalat jenazah untuk jenazah perempuan
beliau berdiri lurus dengan pinggangnya jenazah tersebut, lalu Ala ibn ziyad bertanya “
begitukah cara shalat Rasulullah SAW, ?? anas menjawab , “YA”.

Tata cara salat jenazah:

1. Niat

Untuk jenazah laki-laki

‫هلل تَ َعالَى‬
ِ ‫ض ِكفَايَ ٍة‬
َ ْ‫ت فَر‬ ِ ِّ‫صلِّى َعلَى هَ َذا ْال َمي‬
ٍ ‫ت اَرْ بَ َع تَ ْكبِ ْي َرا‬ َ ُ‫ا‬

Aku niat shalat untuk mayit laki-laki ini dengan empat takbir fardhu karna Allah

Untuk jenazah perempuan

‫ض ِكفَايَ ٍة هللِ تَ َعالَى‬ ٍ ‫صلِّى َعلَى هَ ِذ ِه ْال َميِّتَ ِة اَرْ بَ َع تَ ْكبِي َْرا‬
َ ْ‫ت فَر‬ َ ُ‫ا‬

Aku niat shalat untuk mayit perempuan ini dengan empat takbir fardhu karna Allah

2. Membaca takbir empat kali

3. Membaca al fatihah sesudah takbir pertama

‫بِس ِْم هَّللا ِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِحيم‬

َ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمين‬

ِ ‫الرَّحْ ٰ َم ِن الر‬
‫َّحيم‬

‫ك يَوْ ِم الدِّي ِن‬


ِ ِ‫َمال‬

ُ‫ك نَ ْستَ ِعين‬


َ ‫إِيَّاكَ نَ ْعبُ ُد َوإِيَّا‬

‫ص َراطَ ْال ُم ْستَقِي َم‬


ِّ ‫ا ْه ِدنَا ال‬
ِ ‫ص َراطَ الَّ ِذينَ أَ ْن َع ْمتَ َعلَ ْي ِه ْم َغي ِْر ْال َم ْغضُو‬
َ‫ب َعلَ ْي ِه ْم َواَل الضَّالِّين‬ ِ

artinya :

1. dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

2. segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

4. yang menguasai di hari Pembalasan.

5. hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta
pertolongan.

6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus.

7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Membaca shalawat nabi setelah takbir kedua, sekurang-kurangnya adalah allahumma salli ala
muhammad”. Atau lengkapnya yaitu salawat ibrahim :

‫اللهم صل علی سيدنا محمد وعلی ال سيدنا محمد‬

‫گما صليت علی سيدنا إبراهيم وعلی ال سيدنا إبراهيم‬

‫وبارك علی سيدنا محمد وعلی ال سيدنا محمد‬

‫گما بارکت علی سيدنا إبراهيم وعلی ال سيدنا إبراهيم‬

‫فی العالمين إنك حميد مجيد‬

5. Berdoa untuk mayit setelah takbir ketiga

‫ َونَقِّ ِه ِمنَ ْال َخطَايَا َك َما‬،‫ج َو ْالبَ َر ِد‬ ِ ‫ َوا ْغ ِس ْلهُ بِ ْال َما ِء َوالثَّ ْل‬،ُ‫ َو َو ِّس ْع َم ْد َخلَه‬،ُ‫ َوأَ ْك ِر ْم نُ ُزلَه‬،ُ‫اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لَهُ َوارْ َح ْمهُ َوعَافِ ِه َواعْفُ َع ْنه‬
،َ‫ َوأَ ْد ِخ ْلهُ ْال َجنَّة‬،‫ َو َزوْ جًا خَ ْيرًا ِم ْن زَ وْ ِج ِه‬،‫ َوأَ ْهالً خَ ْيرًا ِم ْن أَ ْهلِ ِه‬،‫َار ِه‬ ِ ‫ َوأَ ْب ِد ْلهُ دَارًا َخ ْيرًا ِم ْن د‬،‫َس‬ِ ‫ض ِمنَ ال َّدن‬ َ َ‫ب ْاألَ ْبي‬َ ْ‫نَقَّيْتَ الثَّو‬
ِ ‫ب ْالقَب ِْر َو َع َذا‬
ِ َّ‫ب الن‬
‫ار‬ ِ ‫َوأَ ِع ْذهُ ِم ْن َع َذا‬

Ya Allah! Ampunilah dia (mayat) berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari beberapa
hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang mulia (Surga),
luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala
kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah
yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik
daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau
suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka.”

6. Takbir keempat dan membaca

‫اللهم التحرمنا أجره وال تفتنا بعده واغفر لنا وله‬

artinya: “Ya Allah janganlah kami tidak Engkau beri pahalanya, dan janganlah Engkau beri
fitnah kepada kami sesudahnya, dan berilah ampunan kepada kami dan kepadanya.

7. Mengucapkan salam dan menoleh kekanan terlebih dahulu baru kiri.

Sunah-sunah salat jenazah:

1. Membaca pujian setelah takbir pertama menurut ulama hanafi.

2. Membaca isti’azah sebelum membaca al fatihah menurut ulama syafi’i

3. Mengangkat tangan pada takbir pertama, dan setiap kali takbir menurut ulama’ syafi’i

4. Membaca salawat atas nabi menurut ulama hanafi dan maliki, sedang menurut ulama yang
lain hukumnya adalah fardu seperti keterangan di muka.

5. Berdoa untuk mayit menurut ulama hanafi, dan menurut ulama yang lain hukummnya
fardu. Namun yang sunah ialah dengan doa yang ma’sur, bersumber dari nabi.

B. Sholat Jumat

Hari Jum’at merupakan hari yang istimewa dalam sepekan. Kaum muslimin disyariatkan
berkumpul pada hari itu untuk diingatkan tentang besarnya nikmat Allah atas mereka, dan
disyariatkan khutbah untuk mengingatkan mereka tentang kenikmatan tersebut serta
menganjurkan mereka untuk mensyukurinya. Pada hari itu juga disyariatkan untuk sholat
jumat di pertengahan siang agar semakin sempurnanya perkumpulan pada suatu masjid.

1. Kewajiban Sholat Jumat

Sholat jumat ialah salat dua rakaat yang dilakukan sesudah khotib membacakan dua khotbah
pada waktu zuhur, hari jumat. Sholat Jumat merupakan suatu hal yang wajib dilaksanakan
bagi seorang laki-laki. Adapun perempuan, anak-anak, hamba sahaya dan orang yang sedang
dalam perjalanan jauh (musafir) tidak wajib melaksanakannya. Menurut ijma’ kaum muslimin
Sholat jumat hukumnya Fardhu ain berdasarkan firman Allah SWT dalam surat Al-Jumu’ah
ayat 9 :

َ‫صاَل ِة ِم ْن يَوْ ِم ْال ُج ُم َع ِة فَا ْس َعوْ ا إِلَ ٰى ِذ ْك ِر هَّللا ِ َو َذرُوا ْالبَ ْي َع ۚ ٰ َذلِ ُك ْم خَ ْي ٌر لَ ُك ْم إِ ْن ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬ َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِ َذا نُو ِد‬
َّ ‫ي لِل‬

2. Syarat Sah Sholat Jumat


Seluruh ulama sepakat bahwasanya sholat jumat syaratnya tidak jauh berbeda dengan sholat-
sholat lainnya. Hanya saja dalam syarat sahnya, Sholat jumat memiliki beYusf berapa
perbedaan yaitu :

-Hendaklah dikerjakan di waktu zuhur atau tergelincirnya matahari hingga bayangan sesuatu
yang telah menjadi yang serupa dengannya selain bayangan tergelincirnya matahari.

217 :1 ‫ البخارى‬. ُ‫صلّى ْال ُج ُم َعةَ ِح ْينَ تَ ِم ْي ُل ال َّش ْمس‬ َّ ِ‫ك رض اَ َّن النَّب‬
َ ُ‫ي ص َكانَ ي‬ ِ ‫ع َْن اَن‬
ٍ ِ‫َس ْب ِن َمال‬

Dari Anas bin malik, Rasulullah Saw bersabda “Sholat jumat ketika matahari telah
bergelincir” (riwayat Bukhari).

-Hendaklah diadakan di dalam negeri yang penduduknya menetap, yang telah dijadikan watan
(tempat-tempat), baik di kota-kota maupun di kampung-kampung. Maka tidak sah hukumnya
mendirikan sholat jumat di ladang-ladang yang penduduknya hanya tinggal disana untuk
sementara waktu saja.

Berjamaah, karena di masa Rasulullah Sholat Jumat tidak pernah dilakukan sendiri-sendiri.
Bilangan jamaah menurut sebagian ulama sekurang-kurangnya ialah 40 laki-laki dari
penduduk negeri. Ulama yang lain mengatakan lebih dari 4 sebagian lagi mengatakan ada
yang 2 orang saja karena sudah dianggap sebagai jamaah.[12]

-Didahului oleh dua khotbah.

3. Tata Cara Sholat Jumat

Sholat jumat dilakukan sebanyak dua rakaat seperti sholat Subuh. Adapun menurut Imam
Syafi’i disunahkan membaca Surat Al-Jumuah pada rakaat pertama dan Surat Al-Munafiqun
pada rakaat kedua masing-masing sesudah membaca surat Al-Fatihah. Imam Maliki sedikit
berbeda dengan Imam Syafi’i yang menyatakan bahwasanya disunnahkan membaca Surat Al-
Ghasiyah pada rakaat kedua. Sedangkan Imam hanafi menyatakan makruh hukumnya
menentukan pembacaan surat secara khusus.

Berjamaah, karena di masa Rasulullah Sholat Jumat tidak pernah dilakukan sendiri-sendiri.
Bilangan jamaah menurut sebagian ulama sekurang-kurangnya ialah 40 laki-laki dari
penduduk negeri. Ulama yang lain mengatakan lebih dari 4 sebagian lagi mengatakan ada
yang 2 orang saja karena sudah dianggap sebagai jamaah.

- Didahului oleh dua khotbah.

- Sakit.

“Shalat Jum’at merupakan hak yang diwajibkan kepada setiap muslim dengan berjamaah,
kecuali empat macam orang : (yaitu) hamba sahaya, wanita, anak-anak, dan orang yang
sedang sakit.” (HR. Abu Dawud)
-Dalam perjalanan jauh (musafir).

-Karena hujan lebat, angin kencang, dan bencana alam yang menyulitkan terselenggaranya
shalat Jum’at

C. Khotbah Jumat

Khutbah Jumat biasanya dilakukan ketika muazin sudah mengumandangkan azan yang kedau
pada hari Jumat. Imam Syafi’i berpendapat bahwasanya “seorang yang saya percayai telah
mengabarkan kepada saya bahwa azan jumat itu di masa rasulullah SAW dan di masa khalifah
pertama dan kedua dilakukan ketika imam sedang duduk di atas mimbar. Maka setelah
khalifah yang ketiga, maka disuruh mengumandangkan azan sebelum imam duduk di
mimbar”

Sholat Jumat tidaklah sah jika tidak didahului oleh dua khutbah jumat. Khotbah Jumat
hukumnya wajib bahkan menjadi syarat sahnya Sholat Jumat. Khutbah disampaikan dengan
bahasa arab jika mayoritas yang hadir memahami bahasa arab namun jika yang hadir
kebanyakan tidak mengerti bahasa arabmaka khutbah jumat disampaikan dengan bahasa yang
bisa dimengerti. Karena inti dari Khutbah Jumat adalah memberikan pelajaran, nasihat dan
peringatan kepada kaum muslimin. Akan tetapi ketika membaca ayat atau hadits seorang
khotib harus menggunakan bahasa arab lalu menerjemahkannya ke dalam bahasa yang
dimengerti oleh Jamaah. Allah Swt berfirman

ِ ‫َو َما أَرْ َس ْلنَا ِم ْن َرسُو ٍل إِاَّل بِلِ َس‬


‫ان قَوْ ِم ِه لِيُبَيِّنَ لَهُ ْم‬

“kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat
memberi penjelasan dengan terang kepada mereka” (Ibrahim:4)

Ayat diatas semakin menegaskan khotbah haruslah disampaikan dengan bahasa yang dapat
dimengerti dan berisi perkara-perkara yang bermanfaat bagi pendengar.

1. Rukun Dua Khotbah Jumat

- Mengucapkan pujian-pujian kepada Allah. Keterangannya adalah amal rasulullah Saw yang
diriwayatkan oleh Muslim

- Membaca salawat atas Rasulullah SAW

- Mengucapkan syahadat

- Berwasiat (Bernasihat) dengan taqwa dan mengajarkan apa-apa yang perlu kepada
pendengar

- Membaca ayat Qur’an pada salah satu dari dua khutbah

- Berdoa untuk mukminin dan mukminat


2. Syarat Dua Khutbah

- Kedua khutbah hendaklah dimulai sesudah tergelincirnya matahari

- Sewaktu berkhotbah hendaklah berdiri jika mampu. Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah,

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَ ْخطُبُ يَوْ َم ْال ُج ُم َع ِة قَائِ ًما ثُ َّم يَجْ لِسُ ثُ َّم يَقُو ُم‬
َ ِ ‫َكانَ َرسُو ُل هَّللا‬

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berkhutbah dengan berdiri pada hari Jum’at,
kemudian Beliau duduk, kemudian Beliau berdiri” [HR Muslim, no. 861]

- Khatib hendaklah duduk di antara dua khutbah.

- Hendaklah dengan suara yang keras

- Hendaklah berturut-turut baik baik rukun, jarak keduanya, maupun jarak keduanya dengan
sholat

- Khatib hendaklah suci dari hadats

- Khatib hendaklah menutup auratnya

3. Sunah Khotbah Jumat

- Hendaklah dilakukan di atas mimbar. Diriwayatkan oleh Jabin Bin Abdullah ia berkata.

‫صنِ َع‬ ُ ‫اري ْال َمس ِْج ِد فَلَ َّما‬


ِ ‫ع ن َْخلَ ٍة ِمنَ ِس َو‬ِ ‫ب يَ ْستَنِ ُد إِلَ ْى ِج ْذ‬
َ َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم إِ َذا خَ ط‬ َ ِ‫ َكانَ َرسُوْ ُل هللا‬:‫ع َْن َجابِ ِر ْب ِن َع ْب ِد هللاِ قَا َل‬
َ
‫صلى هللاُ َعل ْي ِه‬ َّ َ َّ
َ ِ‫ْج ِد َحتى نَ َز َل إِل ْيهَا َرسُوْ ُل هللا‬ ْ َ
ِ ‫َّاريَةُ َك َحنِ ْي ِن الناقَ ِة َحتى َس ِم َعهَا أ ْه ُل ال َمس‬
َّ َّ ِ ‫ك الس‬َ ‫ت تِ ْل‬ْ َ‫ْال ِم ْنبَ ُر َوا ْستَ َوى َعلَ ْي ِه اضْ طَ َّرب‬
‫ص َّح َحهُ ال َّش ْي ُخ ْاألَ ْلبَانِ ْي‬ ْ ‫َو َسلَّ َم فَا ْعتَنَقَهَا فَ َس َكت‬
َ ‫ َر َواهُ النَّ َسائِ ْي َو‬. ‫َت‬

“Dari Jâbir bin Abdillâh ia berkata: “Jika Rasulullâh berkhutbah beliau bersandar kepada
batang kurma di salah satu tiang masjid. Tatkala mimbar telah dibuat dan beliau duduk di
atasnya, tiang tersebut menangis bagaikan rintihan seekor onta, semua orang yang ada dalam
masjid mendengarnya. Lalu Rasulullâh turun dan mengusapnya, barulah ia diam”.

- Khotbah diucapkan dengan fasih, dapat dimengerti, terang, tidak terlalu panjang maupun
terlalu pendek

- Membaca surat al ikhlas sewaktu duduk di antara dua khotbah

- Pendengar hendaknya diam ketika Khatib sedang berkhotbah

- Khatib memberi salam

- Khatib hendaklah duduk di atas mimbar sesudah memberi salam dan sesudah duduk saat
azan dikumandangkan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Sholat Jenazah dihukumi Fardhu Kifayah oleh sebagian ulama. dilakukan tanpa adanya
gerakan ruku’ dan sujud serta duduk diantara dua sujud ataupun duduk tahiyat akhir.

2. Sholat jumat ialah salat dua rakaat yang dilakukan sesudah khotib membacakan dua
khotbah pada waktu zuhur, hari jumat. Sholat Jumat merupakan suatu hal yang wajib
dilaksanakan bagi seorang laki-laki. Seluruh ulama sepakat bahwasanya sholat jumat
syaratnya tidak jauh berbeda dengan sholat-sholat lainnya.

3. Khotbah Jumat hukumnya wajib bahkan menjadi syarat sahnya Sholat Jumat. Khutbah
disampaikan dengan bahasa arab jika mayoritas yang hadir memahami bahasa arab namun
jika yang hadir kebanyakan tidak mengerti bahasa arabmaka khutbah jumat disampaikan
dengan bahasa yang bisa dimengerti
DAFTAR PUSTAKA

Abdul qodir ar-rabawwi,2002, salat empat mazhab, jakarta : litera antar nusa

Abdul aziz bin muhammad bin abdullah al uraifi’,2006,fatwa-fatwaseputar jenazah,


surabaya:pystakaeelba

Arif, Abu Nizar , Ringkasan Fiqh Islam, Depok : Pustaka Salafiyah

Rasjid, Sulaiman ,2013, Fiqh Islam, Bandung : Aglensindo

Obid, Adillah , 2004, Fiqh Minoritas, Jakarta : Zikrul Hakim

https://motivasinet.files.wordpress.com/2011/05/12-shalat-jumat.pdf

http://www.fiqhindonesia.com/Files/7/LessonPDF/02_014_salat%20algmaah.pdf

Muthalib, Muhammad Yasir , 2007, Ringkasan Al-Umm Jakarta : pustaka Azzam

Anda mungkin juga menyukai