Anda di halaman 1dari 17

MAKAKAH FIKIH

""
DOSEN : SIDIQ AULIA

DI SUSUN OLEH :
1. RANDI SAPUTRA (22531112)
2. RISKI TAUFIQ KURAHMAN(22531123)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Sang Illahi Robbi ya ng mana atas berkat dan Rahmat-Nyalah kami
bisa menyelesaikan makalah ini, tak lupa sholawat dan salam marilah kita limpah curahkan
kepada Guru besar kita Yakni Nabi Muhammad SAW, tanpa adanya beliau mungkinkah kita
terbebas dari zaman kebodohan.
Dalam makalah ini penulis membahas tentang FIKIH makalah ini kami tujukan untuk
memenuhi tugas kelompok mata kuliah FIKIH
Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi yang membutuhkan baik
bagi dunia pendidikan ataupun para akademisi yang ingin meningkatkan atas pengetahuanya.
apabila ada kesalahan dalam makalah ini kami mohon maaf yang sebesar – besarnya, karena
kehilafan itu adalah sifat manusia yang nyata didunia, maka segala saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kemajuan, sangat kami harapkan.
Akhir kata dari penulis mengucapkan banyak terima kasih.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………….…… i
Daftar Isi…………………………………………………………………………….. ii
Bab I …………………………………………………………………………………
Pendahuluan………………………………………………………………………....
A. Latar Belakang………………………………………………………….…….
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………
Bab II ………………………………………………………………………………..
Pembahasan…………………………………………………………….…………….

A. Persiapan shalat……………………………...
B. Shalat padhu ……………………….
C. Shalat sunnah……………………........
Bab III ……………………………………………………………………………….
Penutup……………………………………………………………………………….
A. Kesimpulan…………………………………………….;;…………………….
Daftar Pustaka……………………………………………………………………….. iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di kegetiatan peribadatan rutinitas umat islam yang sering dilakukan ada 5 rukun
islam dalam kehidupan umat islam salah satunya yaitu sholat masyarakat meyakini dan
mengetahui bahwa shalat merupakan perintah yang harus di lakukan atau di anjurkan oleh
Allah SWT untuk ummat islam agar lebih dekat dengan Allah SWT.
Ada beberapa sarat dan persiapan dalam pelaksanaan sholat ada beberapa hal yang harus di
lakukan seseorang yang hendak melaksanakan sholat seperti harus berwudhu’, suci tubuh dan
tempatnya karena kedua hal tersebut merupakan salah satu dari syarat shalat sehingga ketika
seseorang melakukan shalat dan keduanya ditinggalkan maka hal tersebut dapat
membatalkan shalat seseorang karena ketik syarat shahnya shalat di tinggalkan maka secara
langsung shalatnya itu tidak sempurna dan Bisa jadi tidak di terima oleh Tuhan, baik itu
shalat yang waji maupun shalat sunnah.
Di dalam pelaksaan shalat kita dapat membentuk ikatan yang kuat dengan sang
pencipta yaitu Allah swt. Dan karna sholat juga salah satu bentuk interaksi langsung antara
manusia dengan tuhannya, maka dari itu ketika kita melakukan atau melaksanakan shalat kita
di anjurkan untuk khusyuk, baik dalam membaca bacaan sholatnya dan tenangnya di pikiran
dalam melaksanakan shalat, supaya saat melaksanakan sholat kita tersebut bisa di terima
oleh tuhan Yang Maha Esa dan juga kita mendapatkan kenikmatan berupa ketenangan hati
kesehatan jasmani dan rohani, dan sholat juga masih memiliki berbagai macam
keistimewaanlainya yang di mana jika kita dalami dan kita percayai maka begitu banyak
nikmat yang dapat kita rasakan dan nikmati.

BAB II
PEMBAHASAN
1

A. Persiapan shalat
Dalan melaksanakn sholat kita mesti mengikuti tahapan-tahapan dalam solat yang pernah
dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. yang di antaranya yaitu:
a. Menghadap KA'BAH
Rosulullah bila hendak melaksanakan solat Rosulullah berdiri untuk shalat baik itu
shalat fadhu atau shalat sunnah, ketika rosulullah berdiri dan langsung menghadap ke
arah Ka'bah. Rosulullah pernah bersabda ketika ada yang pernah salah dalam
shalatnya dan rosulullah bersabda yang artinya.
"Bila engkau berdiri untuk sholat sempurnakanlah wudhu'mu kemudian
menghadaplah ke arah kiblat, lalu bertakbirlah"

Allah juga berfirman di dalam Qs. Al-baqarah ayat 115: yang artinya
"Ke mana saja kamu menghadapkan muka, di sana ada wajah Allah"

Tersebut pula dalam hadits yang artinya


"Rosulullah terkadang melakukan shalat di atas hewan tunggangannya dengan
menghadapkannya lebih dahulu kearah kiblat, lalu beliau bertakbir, kemudian shalat
dengan menghadapke arah hewan tunggangannya menghadap."

Nabi pernah shalat menghadap Baitul Maqdis {sedangkan arah ka'bah ada di depan
beliau]. Hal ini terjadi sebelum turunnya firman
Qs. Al-baqarah ayat 144
"Kami telah melihat kamum mengadahkan kepalamu ke langit. Kami palingkan kamu
ke kiblat yang bukan kamu inginkan. Oleh karna itu hadapkanlah wajahmu ke
sebagian arah Madjidil Haram .2

1 HR.Bukhari, muslim, dan as-Siraj

Buku syaikh muhammad nashiruddin Al - bani hlm 1


2 HR. Bukhari, muslim, dan siraj, lihat Al-Irwa' (289).
2 HR. Abu Dawud, ibnu hibban (ats-tsiqat, 1: 12), adh-Dhiya' (Al-mukhtarah), dengan sanad hasan, disahkan oleh
ibnu sakan dan ibnu mulaqqan. Sebelumnya telah di sahkan oleh 'Abdul haaq Isybili. Demikian pula pendapat
ahmad seperti diriwayatkan oleh Ibnu Hani', dari beliau.
b. Berdiri
Rosulullah melakukan salat fardhu atau sunnah dengan berdiri karena memenuhi
perintah Allah dalam Qs. Al-Baqarah ayat 238 yang artinya
" Berdirilah kamu dengan tenang karena Allah."

Apabila beliau dalam berpergian beliau melakukan shalat di atas kendaraannya.


Beliau mengajarkan kepada umatnya agar melaksanakan salat khauf dengan berjalan
kaki atau berkendaraan seperti tersebut di atas. Hal ini di sebutkan dlam firman Allah
Qs. Al- Baqarah ayat 238 dan 239.
"Peliharalah semua shalat dan shalat mushtha" dan berdirilah dengan tenang karena
Allah. Jika kamu dalam ketakutan, shalatlah dengan berjalan kaki atau berkedaraan.
Jika kamu dalam keadaan aman, ingatlah kepada Allah dengan cara yang telah
diajarkan kepada kamu yang mana sebelumnya kamu tidak mengetahui(cara
tersebut)."

c. SHALAT dengan duduk bagi yang sakit


'Imran bin Hushain berkata yang artinya:
"Saya dahulu mengidap sakit bawasir, lalu saya menanyakan hal itu kepada rasulullah
Saw. Beliau bersabda: shalatlah kamu dengan berdiri, jika kamu tidak sanggup,
hendaklah dengan duduk. Jika kamu tidak sanggup, hendaklah dengan berbaring.
Ujarnya pula
" saya bertanya kepada rasulullah saw. Tentang orang yang shfadhu
dengan duduk. Beliau bersabda:'(orang yang shalat dengan berdiri adalah lebih baik,
orang yang shalat dengan duduk mendapatkan pahala separo dari yang berdiri. Orang
yang shalat dengan berbaring mendapat pahala separo dari yang duduk.)'"3

d. Shalat di atas perahu


Rosulullah pernah ditanya tentang shalat di atas perahu, sabdanya:
"Shalatlah di atasnya dengan berdiri, kecuali kalau kamu takut tenggelam."

33 HR. Bukhari, Abu dawud, dan ahmad


4 HR. Bukhari, Abu dawud, dan Ahmad..
e. Shalat lail dengan berdiri atau duduk
Terkadang beliau SAW melakukan shalat lail dengan berdiri cukup lama tetapi
terkadang dengan duduk yang cukup lama. Bila beliau membaca ayat-ayat Al-Qur'an
dengan berdiri, beliau melakukan ruku ' juga dengan berdiri. Bila beliau membaca
ayat-ayat Al-Qur'an dengan duduk beliau melakukakn ruku' juga dengan duduk.

f. Shalat dengan bersandal


Terkadang beliau shalat dengan kaki telanjang, tetapi terkadang dengan bersandal.

Beliau membenarkan umatnya melakukan hal ini sebagaimana sabdanya


Yang artinya:
"Bila seseorang di antara kamu shalat, hendaklah ia mengenakan sepasang sandalnya
atau ia mepaskan keduanya dan meletakannya di antara kedua kakinya agar tidak
menggangu orang lain."

g. Niat
Nabi pernah bersabda yang artinya:
"Semua amal tergantung pada niatnya dan setiao orang akan mendapat(balasan)sesuai
dengan niatnya.4

B. Solat fadhu
1. Shalat Fardhu adalah shalat dengan status hukum fardhu, yakni wajib dilaksanakan.
Shalat fardhu sendiri menurut hukumnya terdiri atas dua golongan yakni :
 Fardhu 'Ain, yakni yang diwajibkan kepada individu. Termasuk dalam shalat ini
adalah shalat lima waktu dan shalat Jumat untuk pria.

 Fardhu Kifayah, yakni yang diwajibkan atas seluruh muslim namun akan gugur dan
menjadi sunnat bila telah dilaksanakan oleh sebagian muslim yang lain. Yang

45 HR. Al-Bazzar, daraquthni, abdul Ghani Al-almaqdisi. Disahkan oleh hakim dan disetujui oleh imam
Dzahabi
6 HR Muslim dan abu dawud
7 HR. Abu dawud dan Al-bazzhar, disahkan oleh hakim dan disetujui dzahabi.
8 HR. Bukhari, muslim, dan lain lain. baca al -irwa hadis no 22
termasuk dalam kategori ini adalah shalat jenazah.

halat lima waktu adalah shalat fardhu (salat wajib) yang dilaksanakan lima kali
sehari. Hukum salat ini adalah Fardhu 'Ain, yakni wajib dilaksanakan oleh setiap
Muslim atau muslimah yang telah menginjak usia dewasa (pubertas), kecuali
berhalangan karena sebab tertentu.

ٰDari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda, "Shalat lima waktu
dan shalat Jum'at ke shalat Jum'at berikutnya menjadi pelebur dosa di antara shalat shalat
itu selama tidak melakukan dosa besar. Puasa Ramadhan hingga Ramadhan berikutnya
menjadi pelebur dosa antara keduanya apabila meninggalkan dosa besar." {Muslim
1/144}
Dari Jabir RA, ia berkata, "Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Antara
seorang {muslim} dengan syirik dan kafir adalah meninggalkan shalat.' {Muslim 1/62}
Shalat lima waktu merupakan salah satu dari lima Rukun Islam. Allah menurunkan
perintah shalat ketika peristiwa Isra' Mi'raj. Kelima shalat lima waktu tersebut aadalah

Dari Abdullah bin Amru bin Al Ash RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
"WaktuZhuhur adalah apabila matahari telah condong sedikit ke Barat hingga bayangan
seseorangmenyamai panjangnya, selama waktu Ashar belum tiba. Waktu Ashar adalah
selama mataharibelum menguning, waktu Maghrib adalah selama mega merah belum
menghilang, waktu Isyaadalah hingga separuh malam yang tengah, dan waktu Shubuh
adalah sejak terbit fajar sampai sebelum matahari terbit. Maka jika matahari telah terbit,
janganlah kamu lakukan shalat, karena matahari terbit di antara dua tanduk syetan.
{Muslim 2/105}

1. Subuh, terdiri dari 2 raka'at. Waktu Shubuh diawali dari terbirnya fajar, yakni cahayaputih
yang melintang di ufuk timur. Waktu shubuh berakhir ketika terbitnya Matahari.
2. Zuhur, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Zhuhur diawali jika Matahari telah tergelincir
(condong) ke arah barat hingga bayangan seseorang menyamai panjangnya, dan
berakhirketika masuk waktu Ashar.
3. Asar, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Ashar adalah selama matahari belum menguning.
Waktu Ashar berakhir dengan terbenamnya Matahari.
4. Magrib, terdiri dari 3 raka'at. Waktu Maghrib adalah selama mega merah belum
menghilang yang diawali dengan terbenamnya Matahari, dan berakhir dengan
masuknyawaktu Isya.
5. Isya, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Isya adalah hingga separuh malam yang tengah
yangdiawali dengan hilangnya cahaya merah (syafaq) di langit barat, dan berakhir hingga
terbitnya fajar keesokan harinya.

Khusus pada hari Jumat, Muslim laki-laki wajib melaksanakan Shalat Jumat di masjidsecara
berjamaah (bersama-sama) sebagai pengganti Salat Zhuhur. Shalat Jumat tidak
wajibdilakukan oleh perempuan, atau bagi mereka yang sedang dalam
perjalanan(musafir)

1. Waktu shalat Waktu shalat sangat berkaitan dengan peristiwa peredaran semu atahari
relatif terhadap bumi. Pada dasarnya, untuk menentukan waktu shalat, diperlukan letak
geografis, waktu(tanggal), dan ketinggian. Urutan waktu shalat (dari pagi sampai malam)
yaitu, Subuh, Zuhur,Asar, Maghrib dan Isya.

a. Zuhur Waktu istiwa' (zawaal) terjadi ketika Matahari berada di titik tertinggi. Istiwa' juga
dikenaldengan sebutan "tengah hari". Pada saat istiwa', mengerjakan ibadah salat (baik
wajib maupunsunah) adalah haram. Waktu Zuhur tiba sesaat setelah istiwa', yakni ketika
Matahari telahcondong ke arah barat.Biasanya pada jadwal salat, waktu Zuhur adalah 5
menit setelah istiwa'.

b. Asar Menurut mazhab Syafi'i, Maliki, dan Hambali, waktu Asar diawali jika panjang
bayang-bayang benda melebihi panjang benda itu sendiri. Sementara madzab Imam
Hanafimendefinisikan waktu Asar jika panjang bayang-bayang benda dua kali melebihi
panjang bendaitu sendiri.
c. Magrib Waktu Magrib diawali ketika terbenamnya Matahari. Terbenam Matahari di sini
berartiseluruh "piringan" Matahari telah "masuk" di bawah horizon (cakrawala).

d. Isya dan Subuh Waktu Isya didefinisikan dengan ketika hilangnya cahaya merah (syafaq)
di langit, hinggaterbitnya fajar shaddiq. Sedangkan waktu Subuh diawali ketika terbitnya
fajar shaddiq, hinggasesaat sebelum terbitnya Matahari (syuruq).

.Dari Abu Bakar bin Abu Musa Al Asy'ari dari ayahnya, bahwasanya Rasulullah SAW telah
bersabda, "Barang siapa melakukan dua shalat ketika dingin {Isya dan Subuh} maka akan masuk
surga'' {Muslim 2/114}

C. Shalat Sunah
Shalat sunnah. Berasal dari dua kata shalat dan sunah. Shalat adalah serangkaian perkerjaan
bacaan serta doa doa. Sunah merupakan bentuk mufrad yang bentuk jamaknya adalah sunan
menurut bahasa artinya thariqah wajh atau jalan dan cara. Seperti ungkapan bahasa arab sunatul
awwalin, artinya jalan hidup atau cara orang orang terdahulu. atau sunah wa minhajartinya cara
dan aturan. disebut juga salat an-nawâfil atau at-tatawwu’. Yang dimaksud dengan an-nawâfil
ialah semua perbuatan yang tidak termasuk dalam fardhu. Disebut an-nawâfil karenaamalan-
amalan tersebut menjadi tambahan atas amalan-amalan shalat fardhu.

Menurut Mazhab Hanafi, shalat an-nawâfil terbagi atas 2 macam, yaitu :

1. Shalat masnûnah ialah shalat-shalat sunah yang selalu dikerjakan Rasulullah, jarang
ditinggalkan, sehingga disebut juga dengan shalat mu’akkad (dipentingkan)
2. Shalat mandûdah adalah shalat-shalat sunah yang kadang dikerjakan oleh Rasulullah,
kadang-kadang juga tidak dikerjakan, sehingga disebut dengan shalat
ghairumu’akkad(kurang dipentingkan).

Salat sunah menurut hukumnya terdiri atas dua golongan yakni:


1. Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat
(hampir mendekati wajib), seperti salat dua hari raya, salat sunah witir dan salat
sunah thawaf.

2. Ghairu Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat,
sepertisalat sunah Rawatib dan salat sunah yang sifatnya insidentil (tergantung
waktudan keadaan, seperti shalat khusuf yang hanya dikerjakan ketika terjadi
gerhana).

D. Pembagian Menurut PelaksanWudhu


Salat sunah ada yang dilakukan secara sendiri-sendiri (munfarid) diantaranya:
a) Shalat Wudhu
b) Shalat Tahiyyatul Masjid
c) Shalat Taubat
d) Shalat Dhuha
e) Shalat Tahajjud
f) Shalat Rawatib
g) Shalat Istikhoroh
h) Shalat Muthlaq
i) Shalat Safar

Sedangkan yang dapat dilakukan secara berjamaah antara lain:


a) Salat Tarowih
b) Shalat Dua Hari Raya
c) Shalat Gerhana
d) Shalat Istisqo’
e) Shalat Witir

E. Macam-macam shalat sunnat :


Salat sunah ada yang dilakukan secara sendiri-sendiri (munfarid) diantaranya:

a. Shalat Sunnat Wudhu


Shalat sunat wudhu’ atau yang disebut juga dengan shalat syukrul wudhu adalah shalat

yang dikerjakan setelah berwudhu’.Tata cara pelaksanaannya adalah:

1) Sehabis berwudhu kita disunahkan membaca doa:


2) Selesai membaca doa tersebut,lalu melaksanakan shalat sunah wudhu 2 rakaat.
3) Shalat ini dikerjakan 2 rakaat sebagaimana shalat yang lain dengan ikhlas sampai salam.

b. Shalat Tahiyyatul Masjid


Shalat Tahiyyatul Masjid adalah Shalat yang dilakukan sebagai penghormatan terhadap masjid,
dilakukan oleh orang yang masuk ke dalam mesjid sebelum ia duduk.dikerjakan dua raka’at.
Cara pengerjaannya sama dengan sholat sunat yang lainnya.

1. Shalat Taubat
Shalat Taubat adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim jika ingin bertaubat
terhadapkesalahan yang pernah ia lakukan. Shalat taubat dilaksanakan dua raka'at dengan waktu
yangbebas kecuali pada waktu yang diharamkan untuk melakukan shalat.

2. Shalat Dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim ketika matahari sedang
naik.Kira-kira, ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul
tujuhpagi) hingga waktu dzuhur. Jumlah raka'at shalat dhuha bisa dengan 2,4,8 atau 12 raka'at.
Dan
dilakukan dalam satuan 2 raka'at sekali salam

3. Shalat Tahajud
Shalat Tahajud adalah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu malam, dimulai selepas
isyasampai menjelang subuh.
Jumlah rakaat pada shalat ini tidak terbatas, mulai dari 2 rakaat, 4, dan seterusnya.
Pembagian Keutamaan Waktu Shalat Tahajud
a) Sepertiga malam, kira-kira mulai dari jam 19.00 samapai jam 22.00
b) Sepertiga kedua, kira-kira mulai dari jam 22.00 sampai dengan jam 01.00
c) Sepertiga ketiga, kira-kira dari jam 01.00 sampai dengan masuknya waktu subuh

f.Shala rakkatib

Shalat Rawatib adalah shalat sunah yang dikerjakan menyertai shalat fardu. Shalat sunah
initerbagi dalam shalat mu’akkad dan ghairu mu’akkad. Adapun yang termasuk dalam shalat-
ShalatSunah Rawatib adalah sebagai berikut

Mu’akkad
· Dua rakaat sebelum sholat subuh
· Dua rakaat sebelum sholat zuhur
· Dua rakaat sesudah sholat zuhur
· Dua rakaat sesudah sholat maghrib
· Dua rakaat sesudah sholat isya

Ghairu Mu’akkad
· Empat rakaat sebelum dan sesudah zuhur
· Empat rakaat sebelum dan sesudah asar
· Empat rakaat sebelum dan sesudah maghrib

Masing-masing berdasarkan rincian hadist-hadist berikut:


Dari Ummu Habibah: “Nabi SAW bersabda: Barangsiapa mengerjakan empat rakaat sebelum
Zuhur dan empat rakaat sesudahnya maka Allah mengharamkan baginya dari api neraka.”
(H.R.Tirmizi).
“Dari Ibnu Umar, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: Allah memberi rahmat
kepada orang yang mengerjakan shalat empat rakaat sebelum shalat Asar” (H.R. Tarmizi).

Hadist Nabi Muhammad SAW: “Dari Abdullah bin Mughafal, Nabi SAW bersabda: Shalatlah
kamu sebelum Maghrib, shalatlah kamu sebelum Maghrib. Kemudian Nabi mengatakan yang
ketiga kalinya bagi yang menghendakinya.” (H.R. Bukhari).

g.Shalat Istikhoroh

Shalat istikhoroh adalah shalat sunnah yang dikerjakan untuk memohon kepada Allah
agarmemberikan pilihan yang lebih baik dari dua perkara (pilihan) atau lebih untuk
menghapuskeraguan hati dalam memilih, agar tidak menyesal dilain hari nanti.
Waktu mengerjakannya:
Ialah setiap saat ada kepentingan asalkan tidak waktu yang dilarang untuk mengerjakan
shalatsunnah, baik siang maupun malam hari.Namun utamanya jika dikerjakan dimalam hari
sebagaimana shalat tahajud, pada sepertiga malam yang terakhir.

h.Shalat Muthlaq

Shalat Muthlak adalah shalat yang dikerjakan sewaktu-waktu, kecuali pada yang dilarang untuk
mengerjakan shalat sunnat, misalnya sesudah shalat subuh dan shalat ashar.
Waktu-waktu yang dilarang dalam mengerjakan shalat mutlak:
(a) Disaat matahari akan terbit sampai naik sepenggalah (setinggi tombak).
(b) Disaat matahari berada ditengah-tengah persis sampai tergelincir kebarat (lingsir).
(c) Disaat matahari akan terbenam sampai terbenam secara sempurna (tiba waktu maghrib).
(d) Setelah shalat ashar sampai matahari terbenam.
(e) Setelah shalat subuh sampai matahari naik sepenggalah (setinggi tombak).

i.Shalat Safar
Apabila seseorang hendak berpergian, sebelum meninggalkan rumah, ia dianjurkan
mengerjakansolat safar dua rakaat; demikian pula sesudah tiba di rumah kembali.
Caranya sama dengan mengerjakan solat subuh, hanya niatnya berlainan, yaitu berniat solat
safarsunnat karena Allah SWT. Selesai solat berdoalah agar perjalanan diridhai, dimudahkan
dandiselamatkan Allah SWT. dalam perjalanan, baik pribadi, tugas maupun keluarga yang
ditinggalkan.

Sedangkan yang dapat dilakukan secara berjamaah antara lain:

a.Shalat Tarowih

Shalat tarowih adalah shalat sunnat yang dikerjakan pada malam bulan ramadhan.Waktu
shalattarowih ialah sesudah shalat isya’ sampai terbit fajar (masuk waktu subuh).

b. Shalat Dua Hari Raya

Sholat hari raya adalah shalat sunnat yang dikerjakan pada kedua hari raya, yaitu: hari raya
Fitri(tgl. 1 Syawal) dan hari raya Adlha (kurban tgl. 10 Dzul Hijjah).
Cara mengerjakannya :

1. Waktu shalat hari raya fitri itu, pada tanggal 1 syawal mulai terbit matahari sampai
matahari tergelincir (datang waktu dhuhur).

2. Dan shalat hari raya kurban, pada tanggal 10 djul hijjah (bulan haji) mulai terbir
mataharisampai matahari tergelincir (tiba waktu dhuhur).

c.Shalat Dua Gerhana


Shalat dua gerhana adalah shalat yang dikerjakan karena ada gerhana bulan dan matahari.
Cara mengerjakannya : shalat dua gerhana itu boleh dikerjakan secara sendirian, tetapi
utamanyadikerjakan secara berjama’ah.
d.Shalat Istisqo merupakan shalat sunnat yang dikerjakan, karena ada keperluan untuk mohon
hujan.

e.Shalat Witir
Shalat witir adalah shalat yang dikerjakan dengan bilangan ganjil. Misalnya : satu raka’at
tiga,lima dan seterusnya.Waktunya setelah shalat shalat isya’ sampai terbit fajar (tiba waktu
subuh).

Rasulullah s.a.w bersabda :“Ij’aluu akhirosholaatikum bil laili witron.”


Artinya :“Jadikanlah akhir shalatmu pada waktu malam dengan witir.”
(HR.Bukhori dan Muslim yang bersumber dari Ibnu ‘Umar r.a.)

Pesan singkat: sholat dengan sebaik-baiknya, sehingga diridhoi Allah. Jika sholat
yang dikerjakan itu diridhoi Allah, perbuatan keji dan perbuatan mungkar dapat dicegah, jiwa
menjadi bersih, tidak ada kekhawatiran terhadap diri orang itu, dan mereka tidak akan
bersedih hati jika ditimpa cobaan, dan merasa dirinya semakin dekat dengan Tuhannya.

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sembahlah Allah seakan-akan engkau melihat-


Nya, maka jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihat engkau."
(Riwayat al-Bukhari dan Muslim)

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ibadah kepada Allah yaitu mendekatkan diri kepada sang pencipta salah
satunya yaitu dengan cara shalat terutama yang adalah suatu perintah dari Allah yang
harus kita laksanakan dengan jiwa dan hati yang tulus dan ikhlas. Ibadah kita,
mengisyaratkan bahwa kita sebagi seorang hamba membutuhkan terhadap rahmat,
hidayah, taufiq maupun pertolongan dari Allah SWT, akan tetapi perlu di ingat bahwa
rasa kebutuhan kita terhadap Allah tidak akan mengurangi rasa tulus ikhlas kita dalam
beramal.
Tiap-tiap ibadah yang kita kerjakan hendaknya didorong oleh keyakinan
kepada kebesaran dan kekuasaan Allah serta timbul atas rasa syukur dan hutang budi
kita kepada-Nya, jika demikian maka ibadah akan menjauhkan diri kita dari
perbuatan yang tidak baik dan yang dilarang oleh Allah SWT.
Tetapi ibadah yang tidak didasari atas beberapa aspek diatas akan terkesan
hanya karena sebatas memelihara tradisi yang sudah turun temurun, kendatipun
memiliki rupa dan bentuk ibadah. Tak ada ubahnya dengan patung dan gambar yaitu
hanya sebagai simbol. Selanjutnya ibadah yang semacam itu, tidak ada kesan dan
buahnya kepada tabiat dan akhlak orang yang beribadah tersebut.

Daftar pustaka

Buku syaikh muhammad nashiruddin Al - bani

Buku ubaidurrahim el-hamdi

H. SULAIMAN RASJID

Anda mungkin juga menyukai