Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
mlimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelasaikan makalah tentang “ Sholat Jenazah”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbahagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Amuntai, November 2019

Penulis

i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i
Daftar Isi ....................................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................................ 1
BAB II........................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 2
A. Hukum melaksanakan sholat jenazah. .............................................................................................. 2
B. Waktu melaksanakan sholat jenazah................................................................................................. 2
C. Syarat-syarat sahnya sholat jenazah. ................................................................................................. 2
D. Rukun-rukun sholat jenazah.............................................................................................................. 3
E. Bagaimanakah posisi imam ketika melaksanakan sholat jenazah? ................................................... 3
F. Sunnah-Sunnah dalam melaksanakan sholat jenazah ....................................................................... 3
G. Hukum melaksanakan ghaib ............................................................................................................. 3
H. Lafal niat shalat jenazah .................................................................................................................... 4
BAB III ......................................................................................................................................................... 5
PENUTUP .................................................................................................................................................... 5
Kesimpulan ............................................................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan Zaman dan teknologi, banyak manusia yang tertipu oleh
daya tarik dunia ini yang sesungguhnya dunia ini hanya tempat persinggahan kita yang
sementara sedangkan tempat kita yang abadi dan kekal adalah di akhirat kelak. Banyak orang
yang tidak percaya akan adanya akhirat sehingga menyepelekan masalah yang satu ini, ada pula
yang dikarenakan perkembangan zaman hingga banyak orang melupakan akan akhirat sehingga
kondisi seperti ini akan terjadi terus menerus dan turun menurun yang mengakibatkan rusaknya
akidah-akidah Islam yang tidak lain yang merusaknya adalah orang Islam itu sendiri. Lain juga
akan banyak generasi muda yang sebenarnya orang Islam tetapi tidak tahu bagaimana caranya
mengurus jenazah. Bahkan ada yang tidak tahu bagaimana caranya sholat dan mengaji.
Naudzubillahiminzalik.
Permasalahan seperti diatas harus ditanggulangi sedalam mungkin dan mendapat
perhatian khusus dari keluarga dan masyarakat.
Salah satu cara efektif untuk mengatasi permasalahan diatas yaitu dengan cara mengadakan
pengajian, ceramah, dan siraman rohani dengan rutin. Siraman rohani sebenarnya sangat
dibutuhkan apalagi di zaman seperti sekarang ini yang hanya mementingkan urusan duniawi
dibandingkan akhirati. Melalui cara ini diharapkan generasi muda pada umumnya dapat terus
bersaing dengan kemajuan teknologi, tanpa melupakan norma-norma agama.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka pokok
permasalahannya adalah:

1. Apa hukum shalat jenazah ?


2. Kapan melaksanakan shalat jenazah ?
3. Apa syarat-syarat sahnya shalat jenazah ?
4. Apa rukun-rukun shalat jenazah ?
5. Bagaimana imam ketika melaksanakan shalat jenazah ?
6. Apa sunnah-sunnah melaksanakan shalat jenazah ?
7. Apa Hukum Melaksanakan shalat ghaib ?
8. Apa lafazh niat shalat jenazah ?

1
BAB II
PEMBAHASAN
Kita akan membahas tentang cara bagaimana melaksanakan salat jenazah baik mengenai
rukun-rukunnya syarat-syarat sahnya serta hukumnya sehingga dapat diketahui dengan jelas
Bagaimana cara melaksanakan salat jenazah dengan benar berikut rincian serta penjelasannya.

A. Hukum melaksanakan sholat jenazah.


1. Wajib, jika si mayit adalah seseorang muslim yang bukan berupa anak yang
keguguran dan bukan seseorang yang mati dalam keadaan syahid.
2. Haram, jika si mayit adalah seseorang syahid yang meninggal dalam medan
peperangan melawan orang-orang kafir, atau anak keguguran yang lahir dalam
keadaan mati, maka dalam dua masalah tersebut harom hukumnya melaksanakan
sholat jenazah terhadap dua orang tersebut.
3. Khilaful Aula, yaitu jika kita mengulangi sholat jenazah yang telah kita lakukan,
maka kita tiak dianjurkan untuk mengulangi sholat jenazah terhadap atu orang
mayyit.
B. Waktu melaksanakan sholat jenazah.
Tidak boleh melaksanakan sholt jenazah kecuali setelah masuk waktu bolehnya
melakukan sholat jenazah. Dan tidak akan masuk waktunya kecuali dengan selesainya
proses mandi terhadap mayit atau setelah ditayammumijika tidak ada air. Maka tidak sah
sholat jenazah jika dilakukan sebelum si mayit tersebut dimandikan atau ditayamummi
jika kemudian tidak ditemukan air.
C. Syarat-syarat sahnya sholat jenazah.

Diantara shalat jenazah itu ialah sebagai berikut:

1. Muslim dan Mukallaf


2. Suci dari hadas
3. Menutup aurat
4. Menghadap kiblat
5. Mayit yang dishalati itu muslim
6. Jenazah nya sudah dimandikan.

Adapun membungkus jenazah dengan kain kafan tidak termasuk bagian syarat sah salat
jenazah. Karena itu, boleh melakukan salat jenazah atas mayit yang sudah dimandikan meskipun
belum dikafani. Hanya saja lebih baik melakukan salat jenazah setelah dimandikan dan
dikafani.Bahkan Imam Albaghawi dan ulama yang lain dengan tegas mengatakan, makruh
melakukan salat jenazah sebelum mayit dikafani. Dalam kitab Almajmu, Imam Nawawi
mengatakan;

2
‫واخزوى البغوي بو صزح وٌكزه حكفٍنو قبل غسلو بعد الصالة وحصح‬

“Sah melakukan salat jenazah setelah mayit dimandikan dan belum dikafani, namun hukumnya
makruh. Hal tersebut sebagaimana ditegaskan oleh Imam Albaghawi dan ulama lainnya.”

D. Rukun-rukun sholat jenazah


1. Berniat
2. Mengucapkan 4 kali takbir
3. Berdiri bagi yang mampu
4. Membaca Al-Fatihah di takbir pertama
5. Membaca Shalawat kepada nabi di takbir kedua
6. Membaca doa untuk mayit di takbir yang ketiga
7. Salam
E. Bagaimanakah posisi imam ketika melaksanakan sholat jenazah?
Ketika imam melaksanakan salat jenazah Dimanakah Imam berada? jawabannya adalah
diperinci sebagai berikut jika si mayit adalah seorang laki-laki maka Imam berdiri tepat
di belakang kepalanya dan kita Letakkan Kepala Si mayit di arah kiri imam, dan jika
semua itu adalah seorang perempuan maka Imam berdiri tepat di belakang pinggang dari
si mayit dan kita Letakkan kepalanya di arah kanan imam, dan ada pula ulama yang
berpendapat bahwa jika si mayit laki-laki tetap Posisi imam juga berada di belakang
pinggang dari mayit tersebut akan tetapi kepalanya diletakkan di sebelah kanan seperti
perempuan sebagaimana hal itu biasa dilakukan oleh para ulama Yaman.
F. Sunnah-Sunnah dalam melaksanakan sholat jenazah
1. Melakukan nya di dalam masjid
2. Menjadikan jama‟ah dalam sholat jenaah menjadi 3 shof. Seperti dalam hadis nabi
SAW :
)‫إال غفز لو‬:‫هاهي هسلن ٌووث فٍصلً علٍو ثالثت صفوف هي الوسلوٍي إال أوجب (وفً لفظ‬

“Jika ada seorang muslim yang meninggal, kemduian dishalati 3 shaf kaum muslimin
maka doanya pasti dikabulkan. (dalam riwayat lain; “dia pasti diampuni).” (HR. Abu
Daud, Turmudzi, Ibnu Majah, Hakim dan yang lainnya. Hadis ini statusnya hasan)
3. Melaksanakan shalat dengan cepat-cepat tidak memanjangkannya.
4. Mengumumkan kemaiannya
5. Cepat cepat melaksanakan sholat jenazah, maka jika sudah dimandikan dan siap
untuk disholatkan tanpa menunggu kedatangan banyak oang kecuali yng ditunggu
bagian dari kerabatnya.
G. Hukum melaksanakan ghaib
Sholat ghaib adalah sholat jenazah yang dilakukan tanpa kehadiran jenazah itu sendiri
sedangkan hukumnya adalah sunnah dan boleh dilakukan asalkan si mayit tidak berada di
kota/tempat dilakukannya sholat jenazah tersebut, atau dia berada dikota tempat mayit
3
berada di kota tempat mayit berada akan tetapi dia terhalang untuk sampai ke tempat si
mayit karena sakit atau dipenjara dan dilain sebagainya, maka tidak sah melakukan sholat
ghaib padahal dia berada di kota/tempat beradanya simayit dan pada dirinya tidak ada
suatu halangan apapun untuk sampai ketempat tersebut.
Dan ditambah satu syarat lagi sebagai syarat keabsahan dari sholat ghaib adalah ketika
simayit meninggal duni termasuk orang-orang yang wajib melaksanakan sholat jenazah
itu. Dengan kata lain dia memenuhi syarat-syarat wajib melaksanakan sholat-sholat lima
waktu, maka tidak sah sholat ghaib kepada seorang mayit yang ketika kematiannya dia
masih beum baligh atau dalam keadaan haid, nifas atau masih dalam keadaan kafir belum
lagi memeluk agama islam dll, maka bukankah mereka yang disebutkan tadi bukan
termasuk orang-orang yang wajib melakukan shalat jenazah pada waktu itu oleh
karenanya tidak boleh bagi mereka melakukannya.
H. Lafal niat shalat jenazah
Pertama, berikut niat untuk jenazah laki-laki yang ada di hadapan kita.

‫ض ِكفَاٌَ ِت اِ َها ًها| َهأ ْ ُه ْو ًها ِهللِ حَعَالَى‬ ٍ ‫ج ا َ ْربَ َع ح َ ْكبِ َزا‬
َ ‫ث فَ ْز‬ ْ َ ‫ص ِلّى َعلَى َىذ‬
ِ ٍِّ‫اال َو‬ َ ُ‫ا‬

“Saya niat salat atas jenazah ini empat kali takbir fardu kifayah, sebagai imam/makmum
karena Allah Ta‟ala.”

Kedua, untuk jenazah perempuan yang ada di hadapan kita, berikut niatnya.

‫ض ِكفَاٌَ ِت اِ َها ًها| َهأ ْ ُه ْو ًها ِهللِ حَعَالَى‬ ٍ ‫ص ِلّى َعلَى َى ِذ ِه ْال َوٍِّخ َ ِت ا َ ْربَ َع ح َ ْكبِ َزا‬
َ ‫ث فَ ْز‬ َ ُ‫ا‬

“Saya niat salat atas jenazah ini empat kali takbir fardu kifayah, sebagai imam/makmum
karena Allah Ta‟ala.”

Ketiga, niat salat gaib yang ditujukan kepada jenazah yang diketahaui identitas dan
namanya. Salat gaib untuk jenazah laki-laki;

‫ض ِكفَا ٌَ ِت اِ َها ًها| َهأ ْ ُه ْو ًها ِهللِ حَ َعالَى‬ ٍ ‫ب ا َ ْر َب َع ح َ ْك ِب َزا‬


َ ‫ث فَ ْز‬ ِ ٍِّ ‫ص ِ ّلى َعلَى اْل َو‬
ِ ِ‫ج (فُالَى) اْلغَائ‬ َ ُ‫ا‬

“Saya niat salat atas jenazah (sebut nama) yang jauh empat kali takbir fardu kifayah,
sebagai imam/makmum karena Allah Ta‟ala.”

Niat salat gaib untuk jenazah perempuan;

‫ض ِكفَاٌَ ِت اِ َها ًها| َهأ ْ ُه ْو ًها ِهللِ حَعَالَى‬ ٍ ‫ص ِلّى َعلَى ْال َو ٍِّخ َ ِت (فُالَى) اْلغَائِ ِب ِت ا َ ْربَ َع ح َ ْك ِب َزا‬
َ ‫ث فَ ْز‬ َ ُ‫ا‬

4
“Saya niat salat atas jenazah (sebut nama) yang jauh empat kali takbir fardu kifayah,
sebagai imam/makmum karena Allah Ta‟ala.”

Keempat, jika jenazah tidak diketahui identitas dan namanya, maka niatnya sebagai
berikut;

‫ض ِكفَاٌَ ِت اِ َها ًها| َهأ ْ ُه ْو ًها ِهللِ حَعَالَى‬ َ ‫صلَّى‬


ٍ ‫علَ ٍْ ِو اْ ِال َها ُم ا َ ْربَ َع ح َ ْك ِب َزا‬
َ ‫ث فَ ْز‬ َ ‫ص ِلّى َعلَى َه ْي‬
َ ُ‫ا‬

“Saya niat salat atas jenazah yang disalati imam empat kali takbir fardu kifayah, sebagai
imam/makmum karena Allah Ta‟ala.”

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Shalat jenazah merupakan salah satu praktik ibadah shalat yang dilakukan umat Muslim jika
ada Muslim lainnya yang meninggal dunia. Hukum melakukan shalat jenazah ini adalah fardhu
kifayah, di lakukan dengan 4 takbir dan bacaan pada masing-masing takbir adalah Al-Fatihah,
Shalawat kepada Nabi SAW, membaca do‟a ”Allahummaghfir lahu warhamhu wa‟aafihii wa‟fu
„anhu,” dan doa “Allahumma laa tahrimnaa ajrahu wa laa taftinnaa ba‟dahu waghfir lanaa wa
lahu,” serta di akhiri dengan salam.
Meskipun dalam pelaksanaannya kita menemukan perbedaan, tidak seharusnya kita saling
menyalahkan dan menyatakan siapa yang benar. Justru sebaliknya kita saling menghargai satu
sama lain, duduk bersama dan mengkaji hal tersebut bersama-sama.

5
DAFTAR PUSTAKA
KH.Muhammad Sarni Al-Alaby, Mabadi ilmu fiqih

Dr. Habib Segaf Baharun, S.HI. Bagaimana Anda Menunaikan Shalat dengan Benar?

Habib Hasan Al-Kaff, At-Taqrirat As-Sadidah fi Masailil Mufidah

Tim Kajian Ilmiah FKI Ahla Shuffah 103, Kamus Fiqih

Anda mungkin juga menyukai