Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Tata cara menyolatkan jenazah

Di Susun Oleh :

 Sarniyanti La Syarifudin
 Dita Mardia Lewenusa
 Rahmat Ikbal Junadi
 Said wirajaya
 Agung polpoke
 Dhan Dimas
Kelas : XI IPA 2

SMA NEGERI 2 MALUKU TENGAH

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan petunjuk danhidayahnya
sehingga makalah ini dengan judul “Tata cara pengurusan jenazah”.Makalah ini dibuat
sebagai tugas mata pelajaran Agama Islam. Untuk itu tidak lupa saya sampaikan Terima
kasih kepada Guru mata pelajaran Agama Islam yang telah membantu dan membimbing
saya dalam mengerjakan makalah ini. saya juga mengucapkan Terima kasih kepada seluruh
pihak yang turut andil dalam memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung
dalam pembuatan makalah ini. Tentunya ada hal-hal yang ingin saya berikan kepada
masyarakat dari hasil makalah ini. Karena itu saya berharap semoga karya ilmiah ini dapat
menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama. Makalah ini merupakan hasil dari
kemampuan penulis sehingga saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi
penyempurnaan penulisan-penulisan yang akan datang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Masohi , 19 November 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................................1

KATA PENGANTAR......................................................................................................................2

DAFTAR ISI .................................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................................................4
B. Rumusan masalah...............................................................................................................4
C. Tujuan penulisan
D. Manfaat penulisan..............................................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengartian shalat jenazah.....................................................................................................5

BAB 3 PENUTUP

A. Kesumpulan.........................................................................................................................7
B. Saran-Saran.........................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................8

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah


Seiring dengan perkembangan Zaman dan teknologi, banyak manusia yang tertipu
oleh daya tarik dunia ini yang sesungguhnya dunia ini hanya tempat persinggahan kita yang
sementara sedangkan tempat kita yang abadi dan kekal adalah di akhirat kelak. Banyak orang
yang tidak percaya akan adanya akhirat sehingga menyepelekan masalah yang satu ini, ada
pula yang dikarenakan perkembangan zaman hingga banyak orang melupakan akan akhirat
sehingga kondisi seperti ini akan terjadi terus menerus dan turun menurun yang
mengakibatkan rusaknya akidah-akidah Islam yang tidak lain yang merusaknya adalah orang
Islam itu sendiri. Lain juga akan banyak generasi muda yang sebenarnya orang Islam tetapi
tidak tahu bagaimana caranya mengurus jenazah. Bahkan ada yang tidak tahu bagaimana
caranya sholat dan mengaji. Naudzubillahiminzalik. Permasalahan seperti diatas harus
ditanggulangi sedalam mungkin dan mendapat perhatian khusus dari keluarga dan
masyarakat.
Salah satu cara efektif untuk mengatasi permasalahan diatas yaitu dengan cara
mengadakan pengajian, ceramah, dan siraman rohani dengan rutin. Siraman rohani
sebenarnya sangat dibutuhkan apalagi di zaman seperti sekarang ini yang hanya
mementingkan urusan duniawi dibandingkan akhirati. Melalui cara ini diharapkan generasi
muda pada umumnya dapat terus bersaing dengan kemajuan teknologi, tanpa melupakan
norma-norma agama.

B.  Rumusan  Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka pokok
permasalahannya adalah:
1.    Apakah pengertian shalat jenazah?
2.    Bagaimanakah tata cara menyolatkan jenazah?

C.    Tujuan Penulisan
Berdasarkan pokok masalah yang telah dirumuskan di atas, maka makalah ini
bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengertian shalat  jenazah.
2. Mengetahui shalat jenazah.
3. Mengetahui rukun-rukun shalat jenazah.

D. Manfaat Penulisan
 Untuk menambah pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat khususnya bagi
mahasiswa  tentunya dalam masalah pengurusan jenazah ini, sehingga dapat meminimalisir
kesalahan dan ketidaktahuan dalam masalah kepengurusan jenazah.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Shalat Jenazah


Jenazah (Mayat atau Jasad) adalah orang yang telah meninggal dunia. Setelah proses
pengurusan jenazah, termasuk di dalamnya memandikan, mengkafani, dan menyolatkannya,
atau proses lainnya berdasar ajaran agama masing-masing, biasanya
mayat dikuburkan atau dikremasi (dibakar). Proses pengurusan jenazah ini biasanya
dilakukan oleh keluarga jenazah dengan dukungan pemuka agama.
Shalat Jenazah adalah jenis salat yang dilakukan untuk jenazah muslim. Setiap
muslim yang meninggal baik laki-laki maupun perempuan wajib dishalati oleh muslim yang
masih hidup.
Shalat jenazah merupakan salah satu praktik ibadah shalat yang dilakukan umat
Muslim jika ada Muslim lainnya yang meninggal dunia. Hukum melakukan shalat jenazah ini
adalah fardhu kifayah. Artinya apabila sebagian kaum muslimin telah melaksanakan
pengurusan jenazah orang muslim yang meninggal dunia, maka didak ada lagi kewajiban
kaum muslim yang lainnya untuk melaksanakan pengurusan jenazah tersebut.

1. Syarat- syarat shalat jenazah


Adapun syarat-syarat shalat jenazah adalah sebagai berikut:
1.      Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain, yaitu harus menutup aurat, suci dari
hadats besar dan kecil, suci badan, pakaian dan tempatnya serta menghadap kiblat.

2.      Shalat jenazah baru dilaksanakan apabila jenazah sudah selesai dimandikan dan dikafani.
3.      Letak mayit sebelah kiblat orang yang menyalatinya, kecuali kalau shalat dilakukan di atas
kubur atau shalat ghaib.

2. Rukun-rukun shalat jenazah


a. Niat, menyengaja melakukan shalat atas mayit dengan empat takbir, menghadap kiblat karena
Allah.
b. Berdiri bagi yang mampu.                             
c. Empat kali takbir yang diselingi oleh beberapa bacaan.
d. Membaca Al-Fatihah secara sir sesudah takbir pertama.
e. Membaca shalawat kepada Nabi saw. sesudah takbir kedua.
f. Berdoa sesudah takbir ketiga.
g. Berdoa sesudah takbir keempat.
h. Salam

5
3. Cara mengerjakan shalat jenazah

Shalat jenazah tidak disertai dengan rukuk dan sujud tidak dengan adzan dan iqmat.
Setelah berdiri sebagaimana mestinya, maka:

1.     Berdiri menghadap kiblat. Jika jumlah yang melakukan shalat itu banyak, jadikan 3 saf dan
dapat lebih.
2.     Berniat
Lafal niatnya:
> Untuk jenazah laki-laki : " Ushalli 'alaa haadzal mayyiti arba 'a takbiiraatin fardhu
kifaayati ma'muuman/imaaman lillahi ta'aalaa, Allahu akbar "
> Untuk jenazah perempuan : " Ushalli 'alaa haadzihil mayyitati arba 'a takbiiraatiin
fardhu kifaayati ma'muuman/imaaman lillahi ta 'aalaa, Allaahu akbar "
3.      Takbiratul Ihram (takbir yang pertama) kemudian membaca surat Al Fatihah.
4.      Takbir kedua kemudian membaca shalawat atas Rasulullah SAW minimal :"Allahumma
Shalli 'alaa Muhammadin"artinya : "Yaa Allah berilah salawat atas nabi Muhammad".
5.      Takbir ketiga kemudian membaca do'a untuk jenazah minimal:"Allahhummaghfir lahu
warhamhu wa'aafihi wa'fu anhu" yang artinya : "Yaa Allah ampunilah dia, berilah rahmat,
kesejahteraan dan ma'afkanlah dia".Apabila jenazah yang disalati itu perempuan, maka
bacaan Lahuu diganti dengan Lahaa. Jadi untuk jenazah wanita bacaannya
menjadi: "Allahhummaghfir laha warhamha wa'aafiha wa'fu anha". Jika mayatnya banyak
maka bacaanLahuu diganti dengan Lahum. Jadi untuk jenazah banyak bacaannya
menjadi: "Allahhummaghfir lahum warhamhum wa'aafihim wa'fu anhum"
6.     Takbir keempat kemudian membaca do'a minimal:"Allahumma laa tahrimnaa ajrahu walaa
taftinna ba'dahu waghfirlanaa walahu."yang artinya : "Yaa Allah, janganlah kiranya
pahalanya tidak sampai kepadanya atau janganlah Engkau meluputkan kami akan pahalanya,
dan janganlah Engkau memberi kami fitnah sepeninggalnya, serta ampunilah kami dan dia."
Jika jenazahnya adalah wanita, bacaannya menjadi: "Allahumma laa tahrimnaa ajraha walaa
taftinna ba'daha waghfirlanaa walaha."
7.     Mengucapkan salam.

6
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1. Shalat jenazah merupakan salah satu praktik ibadah shalat yang dilakukan umat Muslim jika
ada Muslim lainnya yang meninggal dunia. Hukum melakukan shalat jenazah ini adalah
fardhu kifayah. Artinya apabila sebagian kaum muslimin telah melaksanakan pengurusan
jenazah orang muslim yang meninggal dunia, maka didak ada lagi kewajiban kaum muslim
yang lainnya untuk melaksanakan pengurusan jenazah tersebut.
2. Apabila ada seorang muslim yang meninggal dunia maka kewajiban muslim yang lainnya
adalah memandikannya, mengafaninya, dan menshalatkannya.

B.  Saran-Saran
Kita sebagai sesama umat islam harus tetap saling membantu mengurus jenazah
orang lain walaupun orang itu pernah mempunyai salah kepada kita ataupun menyakiti hati
kita karena sesungguhnya mengurus jenazah itu adalah surah Rasul dan hendaknya kita
mengikhlaskan semua hutang yang pernah dipinjam oleh orang yang meninggal dunia
tersebut kepada kita serta memohonkan ampun bagi si mayit agar amal kebaikannya dapat
diterima disisi-Nya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Al Ghaits, Abdur Rahman, Bimbingan Praktis Penyelenggaraan Jenazah, Solo: At- Tibyan, 2000.


Mokhtar, Sofyan, Pendidikan Agama Islam Xl, Surakarta: Pustaka Firdaus Utama, 2013.
Mudzhar M. Atho, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam,
1992.
Hassan, M. Ali, Syafi’i, Pendidikan Pengamalan Ibadah, Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1993.
Rifa’i, Moh, Tuntunan Shalat Lengkap, Semarang: Karya Toha Putra, 2014.

Anda mungkin juga menyukai