AGAMA
“ PERAWATAN JENAZAH, TAKZIAH DAN ZIARAH KUBUR”
Disusun oleh :
Nadia (SKP2202018)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt karena atas limpahan
rahmat dan inayahnyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
perawatan jenazah. Walaupun sebagai manusia biasa kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dan
masih jauh pula dalam kesempurnaan akibat keterbatasan waktu yang sangat
sempit informasi lisan maupun tulisan serta masih sangat minimnya
pengetahuan yang kami miliki. Meskipun demikian, kami berusaha
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
dan tak lupa pula kami berharap kepada bapak ibu guru untuk memberikan
saran dan kritik yang bersifat membangun dalam menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan wassalam.
Nadia
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latarbelakang ..................................................................................................
1.2. Rumusan masalah .......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Takziah dan ziarah kubur .............................................................................
2.2. Perawatan Jenazah .......................................................................................
Artinya ;
“siapa yang mengiringi jenazah kemudian menyalatkannya, baginya
mendapat pahala sebesar satu qirat dan siapa yang mengiringi jenazah,
menyalatkan dan mengurusnya sampai selesai maka baginya pahala sebesar
dua qirat”. (H.R. ibnu majah).
Artinya :
“Berziarahlah kamu ke kubur, karena sesungguhnya ziarah kubur itu
dapat mengingatkan engkau kepada mati”. (H.R. Muslim)
1. Memandikan jenazah
Sebelum jenazah seorang muslim/muslimat dikafani dan di shalatkan,
terlebih dahulu jenazah dimandikan sesuai dengan cara-cara yang
dicontohkan oleh rasulullah saw. Syarat – syarat jenazah wajib
dimandikan adalah :
a) Jenazah itu orang muslim,
b) Didapati tubuhnya walaupun sedikit,
c) Bukan mati syahid (mati dalam peperangan untuk membela
agama islam)
2. Mengkafani jenazah
Mengkafani jenazah meksudnya membungkus jenazah dengan kain
kafan. Hukum mengkafani jenazah adalah fardu kifayah bagi orang-
orang islam yang masih hidup. Kain kafan diperoleh dari cara yang
halal, kalau jenazah tidak meninggalkan harta, maka yang wajib
menyediakan kain kafan adalah keluarga terdekatya.
Kain kafan hendaknya kain yang bersih, berwarna putih dan
sederhana yakni tidak mahal harganya serta tidak pula terlalu murah.
Dalam hal ini rasulullah bersabda :
Artinya :
“Berpakaianlah kamu dengan pakaianmu yang berwarna putih,
karena pakaian putih itu merupakan pakaian terbaikmu, dan
kafanilah mayat kamu dengan kain putih itu”. (H.R. Tarmizi)
4. Menguburkan jenazah
Hukum penguburan jenazah orang muslim adalah fardu kifayah atas
orang slam yang masih hidup. Penguburan jenazah sebaiknya
dilaksanakan dengan segera, halini sesuai dengan sabda rasulullah
saw.
Artinya :
“Segerakanlah jenazah itu dikuburkan, jika ia seorang yang soleh, ia
akan cepat mendapat ganjaran kebaikan, dan jika ia tidak soleh (ahli
maksiat) ia akan cepat meninggalkan kejelekan dari pundak-pundak
kamu semua”. (H.R. Al-jama’ah)
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Takziah adalah berkunjung kepada keluarga yang meninggal dunia.
Berziarah kekubur hukumya sunnah.
Perawatan jenazah adalah pengurusan jenazah seorang muslim/muslimat
dengan cara memandikan, mengkafani, menyalatkan dan
menguburkannya.
Hukum melaksanakan pengurusan jenazah seorang muslim/muslimat
dengan cara-cara tersebut adalah fardu kifayah bagi orang-orang islam
yang masih hidup. Artinya berdosa jika tidak ada seorang pun yang
mengerjakannya.
3.2. Saran
Semua mahluk hidup di dunia ini tidak ada yang abadi. oleh karena
itu, hendaknya kita sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada allah swt dan selalu mengingat-Nya dalam setiap keseharian
kita.