DISUSUN OLEH :
Delan Arya Boogie
SMKN 1 CIHAMPELAS
2020
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“PERAWATAN JENAZAH”. Makalah ini berisikan informasi tentang etika menghadapi
kematian, memandikan, mengkafani, menshalati dan menguburkan jenazah.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
Penyusun
KATA PENGANTAR………………………………………………………………2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..….4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………....5
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………...12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..13
1.2 Tujuan
1.2.1. Menjelaskan sikap atau etika seorang muslim dalam menghadapi kematian.
1.2.2. Mengetahui cara-cara pemandian jenazah.
1.2.3. Mengetahui alat-alat dan bahan dalam pengafanan jenazah dan cara mengafani
jenazah.
1.2.4. Mengetahui cara-cara menshalati jenazah.
1.2.5. Mengetahui cara menguburkan jenazah.
“Saya berniat untuk memandikan jenazah (perempuan) ini karena Allah Ta’ala”
Kain yang digunakan untuk kain kafan ialah kain putih yang terbuat dari kapas (katun) baik
dan bersih. Yang dimaksud baik disini bukan mahala harganya, tetapi kain yang masih utuh. Jika
jenazahnya lak-laki diharamkan memakai kafa sutera, jika perempuan diperbolehkan memakai
kain kafan sutera, tetapi hukumnya makhruh. Batas minimal kain kafan adalah satu lembar atau
menutup seluruh anggota badan jenazah.
Artinya : “saya berniat shalatkan mayit laki-laki ini dengan empat kali takbir fardhu kifayah
sebagai makmum karena Allah ta’ala.”
Artinya : “saya berniat shalatkan mayit perempuan ini dengan empat kali takbir fardhu
kifayah sebagai imam/makmum karena Allah ta’ala.”
Untuk shalat gaib (jenazah tidak ada), nama jenazah hendaknya disebutkan dan
ditambahkan dengan kata “Ghaibaan” jika menyatakan laki-laki dan kata “Ghaaibah” jika
menyatakan perempuan.
f. Membaca takbiratul ihram (takbir pertama) sambil mengangkat kedua tangan kemudian
bersedekap.
g. Membaca surat Al-Fatihah dengan didahului bacaan ta’awuz
h. Membaca takbir kedua dengan mengangkat kedua tangan lalu bersedekap disertai bacaan
shalawat atas Nabi Muhammad saw.
i. Membaca takbir ketiga dengan mengangkat kedua tangan lalu bersedekap disertai doa :
Artinya : “Ya Allah ampunilah dia, kasihanilah dia, sejahterahkanlah dia, dan maafkanlah dia.”
Artinya : “Ya Allah janganlah engkau rugikan kami dari mendapat pahalanya dan janganlah
engkau memberi kami fitnah sepeninggalannya dan ampunilah kami dan dia.”
k. Memberi salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri
5) Orang yang bertemu atau melihat jenzah yang dibawa ke kubur hendaknya berhenti dan
berdoa :
Subhanal hayyilladzi laa yamuutu.
Artinya : “Maha Suci Zat yang Maha Hidup dan tidak akan mati.”