Anda di halaman 1dari 14

PENYELENGARAAN JENAZAH

OLEH

KELOMPOK 2:

1.Abyan Tsany(217714)

2.Daramaigus Santika(217768)

3.Fathiya Ikhsanul Naila(217793)

4.Mohamad Haryadi Agus(217849)

5.Vanisa Issafitri(217958)

KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

KEJURUAN SMK-SMAK PADANG 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas


berkahrahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan
denganwaktu yang telah ditentukan. Makalah "Penyelenggraan Jenazah"
disusun gunamemenuhi tugas Pendidikan agama islam kami berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagipembaca tentang
penyelenggaraan jenazah. kami sebagia penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari katasempurna maka dari itu saya sebagai penulis sangat
membutuhkan kritik dansaran yang bersifat membangun guna penulisan
makalah selanjutnya dankesempurnaan makalah ini
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Syariat Islam mengajarkan bahwa setiap manusia pasti akan mengalami
kematian yang tidak pernah diketahui kapan waktunya. Sebagai makhluk sebaik-baik
ciptaan Allah SWT dan ditempatkan pada derajat yang tinggi, maka Islam sangat
menghormati orang muslim yang telah meninggal dunia. Oleh sebab itu, menjelang
menghadapi kehariban Allah SWT orang yang telah meninggal dunia mendapatkan
perhatian khusus dari muslim lainnya yang masih hidup. Dalam ketentuan hukum
Islam jika seorang muslim meninggal dunia maka hukumnya fardhu kifayah atas
orang-orang muslim yang masih hidup untuk menyelenggarakan 4 perkara, yaitu
memandikan, mengkafani, menshalatkan dan menguburkan orang yang telah
meninggal tersebut. islam menganjurkan umatnya agar selalu ingat akan mati, Islam
juga
menganjurkan umatnya untuk mengunjungi orang yang sedang sakit,
menghibur dan mendo’akannya. Apabila seseorang telah meninggal dunia,
hendaklah keluarga dekatnya melakukan kewajiban yang mesti dilakukan
terhadap jenazah, yaitu memandikan, mengkafani, menshalatkan dan
menguburkannya.
Mengurus jenazah, yaitu sejak dari menyiapkannya, memandikannya,
mengkafaninya, menshalatkannya, membawanya ke kubur sampai kepada
menguburkannya adalah perintah agama yang ditujukan kepada kaum
muslimin sebagai kelompok masyarakat. Apabila perintah itu telah dikerjakan
oleh sebagian mereka sebagaimana mestinya, maka kewajiban melaksanakan
perintah itu berarti sudah terbayar. Kewajiban yang demikian sifatnya dalam
istilah agama dinamakan fardhu kifayah.
Karena semua amal ibadah harus dikerjakan dengan ilmu, maka
mempelajari ilmu tentang peraturan-peraturan di sekitar penyelenggaraan
pengurusan jenazah itupun merupakan fardhu kifayah juga. Sehingga akan
berdosalah seluruh anggota suatu kelompok kaum muslimin apabila dalam
kelompok tersebut tidak terdapat orang yang berilmu cukup untuk
melaksanakan fardhu kifayah di sekitar penyelenggaraan pengurusan jenazah
itu
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penyelenggaraan jenazah ?
2. Mengapa Penyelenggaraan jenazah itu wajib ?
3. Apa saja tata penyelenggaraan jenazah

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari penyelengggaraan jenazah
2. Supaya memahami bahwa penyelengaraan jenazah itu wajib
3. Dapat mengetahui tata cara penyelenggaraan jenazah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Penyelenggaraan jenazah adalah pengurusan jenazah seorang muslim atau muslimat
dengan cara memandikan, mengafani, menyolatkan, menguburkannya. Mengurus jenazah
hukumnya fardhu khifayah. Artinya, jika sebagian kaum muslim sudah melaksanakannya,
kaum muslimin yang lainnya tidak terkena kewajiban atau dosa. Akan tetapi, jika diantara
kaum muslimin yang tidak ada yang melaksanakannya, seluruh kaum muslimin yang
mengetahui kejadian itu mendapatkan dosa.

‫ُك ُّل َن ْف ٍس َذ اِئَقُة اْل َمْو ِتۗ َو ِإَّن َم ا ُتَو َّفْو َن ُأُج وَر ُك ْم َيْو َم اْلِقَي اَم ِةۖ َفَم ْن ُز ْح ِز َح َع ِن الَّن اِر َو ُأْد ِخَل اْل َج َّن َة َفَقْد َفاَز ۗ َو َم ا اْل َح َي اُة الُّد ْن َي ا‬
‫ِإاَّل َم َت اُع اْلُغ ُر وِر‬

Artinya: "Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah
diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan.(Q.R Ali-imran 185)

secara umum kata jenazah memiliki arti tubuh mayat yang tertutup Penyelenggaraan
jenazah adalah fardu kifayah bagi sebagian kaum muslimin, khususnya penduduk
setempat terhadap jenazah muslim/ muslimah. Namun, sebelum penyelenggaraan jenazah
itu dimulai, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan terhadap jenazah tersebut, yaitu :
1. Dipejamkan matanya, mendo9akan dan meminta ampunkan atas dosanya

. 2. Dilemaskan tangannya untuk disedekapkan di dada dan kakinya diluruskan.

3. Mengatupkan rahangnya atau mengikatnya dari puncak kepala sampai ke dagu supaya
mulutnya tidak menganga/terbuka.

4. Jika memungkinkan jenazah diletakkan membujur ke arah utaradan badannya


diselubungi dengan kain.

5. Menyebarluaskan berita kematiannya kepada kerabat- kerabatnya dan handai


tolannya.

6. Lunasilah hutang-hutangnya dengan segera jika ia punya hutang.

7. Segerakanlah fardu kifayahnya. Menurut syari9at Islam, fardu kifayah dalam


menyelenggarakan jenazah ada empat macam, yaitu :
1. Memandikan jenazah

2. Mengkafani jenazah

3. Mensalatkan jenazah

4. Menguburkan jenazah

2.2 Tahapan Penyelengaraan Jenazah


1.Memandikan Jenazah

Setiap orang muslim yang meninggal dunia harus dimandikan, dikafani dan
dishalatkan terlebih dahulu sebelum dikuburkan terkecuali bagi orang-orang yang syahid.
Hukum memandikan jenazah orang muslim menurut jumhur ulama adalah fardhu kifayah.
Artinya, kewajiban ini dibebankan kepada seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi jika telah
dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban seluruh mukallaf.

A.Syarat-syarat jenazah yang dimandikan

1) Islam
2) Didapati tubuhnya walaupun sebagian
3) Bukan karena mati syahid

B. Cara memandikan jenazah

1) Jenazah dibaringkan ditempat yang lebih tinggi, terhindar dari hujan, matahari, dan
tertutup (tidak terlihat kecuali oleh orang yang memandikan dan mahramnya
2) Jenazah ditutupi kain agar auratnya tertutup
3) Membersihkan kotoran dan najis yang melekat pada anggota badan jenazah.
Mengeluarkan kotoran bagian dalam perut adalah dengan cara menekan bagian
bawah perut dan mengangkat sedikit bagian kepala serta badan yang mungkin ada
dalam perut dapat keluar
4) Menyiram air keseluruh badan secara merata dari kepala sampai kaki dengan
mendahulukan anggota badan sebelah kanan, lalu bagian sebelah kiri
5) Setelah semua bersih, mewudukan jenaza sebagaimana wudu akan shalat
6) Terakhir, disirami dengan larutan kapur barus dan harum haruman, sebagaiman
sabda rasullulah SAW:
Ummu athiyyah, seorang wanita ansar R. A. Berkata: “Rasulullah SAW. Menemui
kami saat kematian putrinya (putri Rasulullah SAW.) lalu bersabda, mandikan
dengan menguyurkan air yang dicampuri dengan daun bidara tiga kali, lima kali,
atau lebi dari itu jika kalian anggap perlu, dan jadikan basuhan basuhan/guyuran air
yang terakhir dengan kapur barus (wewangian) atau yang sejenis dan ketika kalian
telah selesai, beritahu aku, ketika kami selesai, kami memberitahu beliau. Kemudian
beliau memberikan kain beliau kepada kami seraya berkata, pakaikanlah ini
kepadanya. Maksudnya pakaian beliau” (H.R. Bukhari)

C. Orang yang berhak memandikan jenazah

1) Keluarga yang mengetahui tata cara dan mampu memandikan jenazah


2) Berjenis kelamin sama, yaitu jenazah laki-laki dimandikan oleh laki-laki dan jenazah
perempuan dimandikan oleh perempuan atau mahram jenazah
3) Orang islam yang berakal sehat dan baliq
4) Dapat menjaga kerahasiaan jenazah (amanah)

2.Mengafani Jenazah

antara batas minimal dan batas sempurna. Kain kafan yang dipergunakan hendaknya
berwarna putih dan diberi wewangian, bila mengkafani lebih dari ketentuan batas, maka
hukumnya makruh, sebab dianggap berlebihan. Batas minimal mengafani jenazah, baik laki-
laki maupun perempuan, adalah selembar kain yang dapat menutupi seluruh tubuh jenazah,
sedangkan batas sempurna bagi jenazah laki-laki adalah 3 lapis kain kafan.

Sementara, untuk jenazah perempuan adalah 5 lapis: terdiri 2 lapis kain kafan, ditambah
kerudung, baju kurung dan kain.

1) Tata cara mengafani jenazah

a) Hamparkan selembar tikar diatas lantai atau badai


b) Rentangkan lima utas tali diatasnya
c) Jumlah kain kafan untuk jenazah laki-laki hendaknya 3 (tiga) lapis, sedangkan bagi
jenazah perempuan 5 (lima) lapis yang mana sesuai dengan sabda nabi yang Artinya:
Dari ‘Aisyah r.a., bahwa Rasulullah Saw (saat wafat) dikafani jasadnya dengan 3
(tiga) helai kain yang sangat putih, terbuat dari katun dari negeri Yaman, dan tidak
dikenakan padanya baju dan serban (tutup kepala). (HR. Bukhari) Sebelum kain
kafan digunakan untuk membungkus atau mengkafani jenazah, kain kafan
hendaknya diberi wangiwangian terlebih dahulu. Tidak berlebih-lebihan dalam
mengkafani jenazah.
d) Diatas kain kafan ditaburi dengan kapur barus dan wangi-wangian
e) Jenazah diletakan diatas kain kafan dengan menempelkan kapas secukupnya pada
bagian lubang yang ada pada tubuh.
f) Terakhir, tubuh jenazah dibungkus dengan kain kafan sampai rapi, kemudian diikat
dengan tali di bagian ujung kepala, dada, perut, dan ujung kaki

2) Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengafani jenazah

a) Hukum dan syarat orang yang menfafani sama dengan ketentuan memandikan
jenazah
b) Kain kafan diperoleh dengan cara halal, yakni dari harta peninggalan jenazah, ahli
waris, diambil dari baitul mal (jika tersedia, atau dibebankan kepada orang islam
yang mampu
c) Kain kafan hendaknya bersih, berwarna putih, dan sederhana (tidak terlalu mahal
dan tidak terlalu murah)
d) Kain kafan minimal satu lapis untuk menutupi seluruh tubuh. Bagi jenazah laki-laki
sebaiknya dibungkus tiga lapis tanpa ditambahkan serban, sarung, kopiah, dan
sebagainanya, adapun untuk jenazah perempuan, sebaikanya lima lapis, termaksuk
baju bagian bawah dan jilbab

3.Menyalatkan jenazah

Proses ketiga setelah jenazah itu dikafani adalah menyalatkan. Adapun ketentuannya
sebagai berikut:

1) Syarat Shalat Jenazah

a) Syarat shalat jenazah seperti pelaksanaan shalat biasa, yakni: suci dari hadats besar
dan kecil, suci badan dan tempat dari najis, menutupi aurat dan menghadap kiblat
b) Jika jenazah laki-laki, posisi imam berdiri sejajar dengan kepalanya. Sebaliknya, jika
jenazah perempuan, posisi berdirinya sejajar dengan perutnya.
c) Jenazah diletakkan di arah kiblat orang yang menyalatkan, kecuali shalat di atas
kubur atau shalat gaib.

2) Rukun shalat jenazah

a) Niat
b) Berdiri bagi yang mampu
c) Takbir empat kali
d) Membaca surat AL-Fatiha
e) Membca shalawat atas nabi muhammad SAW
f) Mendoaakan keluarga yang ditinggalkan
g) Mengucapkan salam

3) Sunah shalat jenazah

a) Mengangkat tangan pada tiap-tiap takbir


b) Merendahkan suara bacaan (sirr)
c) Membaca ta’awuz
d) Disunah banyak jemaahnya (makmmum)
e) Memperbanyak saf (minimal tiga saf)

5) Tata Cara Shalat Jenazah

a) Berniat (di dalam hati) shalat jenazah. Boleh juga dilafalkan bagi yang
terbiasa melakukannya. Adapun contohnya sebagai berikut:
‫ُأَص ِّلي َع َلى هذا الـَمِّي ت َفْر ًض ا ماموما ِهلل َت َع اَلى‬

Artinya: Saya berniat shalat jenazah dengan 4 kali takbir karena Allah.
b) Takbiratul Ihram (takbir pertama), setelah itu membaca Q.S. alFātihah
c) Lakukan takbir yang kedua, lanjutkan membaca shalawat atas Nabi Muhammad Saw.
(usahakan membaca shalawat yang lengkap seperti bacaan shalat pada tahiyyat akhir).
d) Takbir lagi yang ketiga, lalu berdoa kepada jenazah, bacaannya adalah:
‫ َو اْغ ِس ْلُه ِبَماٍء َو َثْلِج َو َبَر ٍد َو َن ِّقِه ِمَن اْلَخ َط اَي ا َك َم ا‬،‫الَّلُهَّم اْغ ِفْر َلُه َو اْر َح ْمُه َو َع اِفِه َو اْع ُف َع ْن ُه َو َأْك ِر ْم ُنُزَلُه َو َو َس ْع َم ْد َخ َلُه‬
‫ َو ِفِه‬،‫ َو َز ْو ًج ا َخ ْيًر ا ِمْن َز ْو ِجِه‬،‫ َو َأْه ًال َخ ْيًر ا ِمْن َأْه ِلِه‬،‫ َو َأْبِد ْلُه َد اًر ا َخ ْيًر ا ِمْن َد اِر ِه‬، ‫ُيَن َّقى الَّث ْو ُب اَأْلْب َي ُض ِمَن الَّد َن ِس‬
‫ِفْت َن َة اْلَقْب ِر َو َع َذ اَب الَّن اِر‬
artinya: "Ya Allah, ampunilah dia, kasihanilah dia, berilah keselamatan dan
ampunilah dosanya, muliakanlah tempat tinggalnya dan lapangkanlah tempat
keluarnya, sucikanlah ia dengan air, es, dan embun, serta bersihkanlah ia dari
segala dosa dan kesalahan sebagaimana Engkau telah membersihkan baju
putih dari kotoran. Berilah ganti baginya tempat yang lebih baik dari tempatnya
yang terdahulu, keluarga yang lebih baik dari keluarga semula, pasangan yang
lebih baik dari pasangan semula, serta lindungilah ia dari fitnah kubur dan
siksa neraka." (Riwayat dari Auf bin Malik, HR Muslim)
e) Takbir yang keempat, kemudian membaca doa sabagai berikut:
Membaca salam dengan memalingkan muka ke kekanan dan kekiri
‫ َو اْغ ِفْر َلَن ا َو َلُه‬،‫الَّلُهَّم اَل َت ْح ِر ْم َن ا َأْج َر ُه َو اَل َت ْف ِتَن ا َب ْع َد ُه‬
Artinya: "Ya Allah, janganlah Engkau halangi kami untuk memeroleh pahalanya dan
janganlah Engkau uji kami sepeninggalnya. Ampunilah kami dan dirinya."

f) Membaca salam dengan memalingkan muka ke kekanan dan kekiri


g) Jika jenazah laki-laki, imam hendaknya berdiri menghadap jenazah sejajar
dengan kepalanya, tetapi bila jenazahnya perempuan, maka imam berdiri
sejajara dengan bagian tengah(pinggul).

4.Menguburkan jenazah

a) Waktu
Menguburkan jenazah boleh kapan saja, namun ada 3 waktu yang sebaiknya
dihindari, yakni: - Matahari baru saja terbit, tunggu sampai meninggi. - Matahari saat
berada di tengah-tengah (saat panas terik yang menyengat/saat waktu dzuhur tiba),
sampai condong ke barat. - Saat matahari hampir terbenam, hingga ia terbenam
sempurna.
b) Kaifiat
1) Memasukan jenazah kedalam kubur hendaknya dimulai dari kepala terlebih
dahulu dan dilakukan lewat arah kaki
2) Didalam liang lahat, jenazah diletakan dalam posisi miring diatas lambung
kanan bagian bawah, menghadap kiblat, atau dengan memakai ganjal dari
tanah atau batu
3) Pipi dan kaki jenazah ditempelkan ketanah dengan membuka kain kafannya.
Begitu pula tali-tali pengikatnya turut dilepas
Waktu menurunkan jenazah keliang kubur hendak membaca doa:
‫ الَّلُهَّم اْف َت ْح َأْب َو اَب الَّس َم اِء ِلُروِحِه َو َأْك ِر ْم ُنُزَلُه َو َو ِّسْع َم ْد َخ َلُه‬، ‫ُس َّن ِة َر ُسوِل ِهللا‬/ ‫ِبْس ِم ِهللا َو َع َلى ِم َّلِة‬
‫َو َو ِّسْع َلُه ِفي َق ْب ِر ِه‬
Artinya: “Dengan nama Allah dan atas agama rasul-Nya. Ya Allah, bukalah
pintu-pintu langit untuk roh jenazah, muliakanlah tempatnya, luaskanlah
tempat masuknya, dan lapangkanlah alam kuburnya.”
4) Setelah liang lahat ditutup , dianjurkan kepada pengantar untuk memulai
menimbun kubur dengan memasukan tanah tiga kali kedalam kubur,
kemudian dilanjutkan penimbunan.
5) Setelah selesai penguburan, diakhiri dengan doa yang isinya memohon
ampun dan keteguhan.
6) Rasulullah SAW. Mengingatkan agar tidak membuat bangunan diatas
kuburan tersebut, seperti diberi marmer atau batu pualam yangmewah
dalam rangka memuliakan simayat
Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
Aisyah R.A. berkata , Nabi SAW. Bersabda ketika beliau sakit yang
membawa pada kematiannya, “Allah melaknat orang-orang yahudi dan
nasrani disebabkan mereka menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai
masjid.”Aisyah R.A. ,”kalau bukan karna sabda beliau tersebut, tentu
mereka sudah pindahkan kubur beliau (dari dalam rumah), namun aku
tetap khawatir nantinya akan dijadikan masjid (H.R. Bukhari)

5.TAKZIYAH
Takziyah berarti menghibur, yaitu mengunjungi dan menghibur keluarga yang
ditinggalkan sebelum jenazah dikuburkan atau dalam waktu tiga sesudahnya. Hukum
takziyah adalah sunnah dan tujuannya adalah sebagai berikut:
1. Memberi bantuan moril dan material untuk mengurangi kesulitan bagi keluarga
jenazah
2. Menghibur dan menguatkan agar keluarga jenazah sabar dan tabah menerima
musibah
3. Mendoaakan yang meninggal agar diampuni segala dosanya
4. Sebagai pelajaran dan koreksi bahwa setiap yang bernyawa pasti mati

6.ZIARAH KUBUR
Ziarah kubur adalah mengunjungi kuburan kaum muslimin atau muslimat
dengan tujuan dapat melihat, membersihakan kuburan, dan mendoakan ahli kubur
Doa ziarah kubur sebagai berikut:

‫الَّسالُم َع َلْي ُك ْم َأْه َل الِّد يار مَن اْلُمْؤ ِمِنيَن والُمسلمين وإنا إن شاء هللا بكم الحقون َت ْس َأُل هللا َلَن ا َو َلُك ُم اْلَع اِفية‬
Artinya:”Mudah-mudahan selamat dan sejahterah orang mukmin dan muslim yang ada
disini dan kami sesungguhnya insya allah akan menyusul kamu;kami mohon keselamatan
kepada allah untuk kami dan kamu”

Anda mungkin juga menyukai