PERAWATAN JENAZAH
Disusun Oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
TAHUN 202
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
. Apabila seseorang telah meninggal dunia, hendaklah seorang dari mahramnya
yang paling dekat dan sama jenis kelaminnya melakukan kewajiban yang mesti
dilakukan terhadap jenazah, yaitu memandikan, mengkafani, menyembahyangkan dan
menguburkannya.
Menyelenggarakan jenazah, yaitu sejak dari menyiapkannya, memandikannya,
mengkafaninya, menshalatkannya, membawanya ke kubur sampai kepada
menguburkannya adalah perintah agama yang ditujukan kepada kaum muslimin sebagai
kelompok. Apabila perintah itu telah dikerjakan oleh sebahagian mereka sebagaimana
mestinya, maka kewajiban melaksanakan perintah itu berarti sudah terbayar. Kewajiban
yang demikian sifatnya dalam istilah agama dinamakan fardhu kifayah.
Karena semua amal ibadah harus dikerjakan dengan ilmu, maka mempelajari ilmu
tentang peraturan-peraturan di sekitar penyelengaraan jenazah itupun merupakan fardhu
kifayah juga.
Akan berdosalah seluruh anggota sesuatu kelompok kaum muslimin apabila dalam
kelompok tersebut tidak terdapat orang yang berilmu cukup untuk melaksanakan fardhu
kifayah di sekitar penyelenggaraan jenazah itu.
B. Tujuan
1. Menjelaskan sikap atau etika seorang muslim dalam menghadapi kematian.
2. Mengetahui cara-cara pemandian jenazah.
3. Mengetahui alat-alat dan bahan dalam pengafanan jenazah dan cara mengafani
jenazah.
4. Mengetahui cara-cara menshalati jenazah.
5. Mengetahui cara menguburkan jenazah.
BAB II
PEMBAHASAN
Dia takut kalau ternyata bekal yang dipersiapkan selama hidupnya tidak mencukupi
untuk menghadap Allah. Amalnya kurang, taubatnya tidak sempurna, sedang dosa-dosanya
membuih selautan. Namun, bagi manusia yang ingkar, kematian tentulah sangat menakutkan
karena ia merupakan puncak kehancuran hidup dengan segala mimpi-mimpi indah di dalamnya.
Dialah pemutus segala kenikmatan hidup yang telah susah payah dikejarnya.
Inilah yang membuatnya menolak datangnya kematian sekuat tenaga. Karenanya dia
ingin menghindar, sebab cintanya pada dunia yang sangat besar dan penolakannya terhadap
akhirat, membuatnya tidak mau berpisah dengan kelezatan yang telah dirasakannya.
Manusia berbeda dengan binatang atau makhluk lainnya. Manusia adalah khalifah di
muka bumi yang diberikan kemulian dan keistimewaan oleh Allah swt. Oleh karena itu, tidak
heran jika setelah meninggal Allah pun memerintahkan kepada yang masih hidup untuk
memperlakukan orang yang sudah meninggal dunia dengan perlakukan yang baik.
Syariat Islam menetapkan bahwa setiap orang Islam yang meninggal dunia, jenazahnya
harus dirawat oleh orang Islam yang hidup. Hukumnya adalah fardhu kifayah, artinya suatu
kewajiban apabila telah dilaksanakan oleh satu orang muslim maka gugurlah suatu kewajiban itu
terhadap yang lain.
Kewajiban seorang muslim di dalam merawat jenazah yaitu memandikan jenazah,
mengkafani jenazah, menshalatkan jenazah, dan menguburkan jenazah.
1. Memandikan jenazah
Memandikan jenazah adalah membersihkan jasmani jenazah dan najis serta kotoran
dengan cara menyiramkan air suci ke seluruh tubuh jenazah hingga merata. Memandikan
jenazah ini, harus memenuhi beberapa syarat, yaitu :
a. Jenazah beragama Islam.
b. Jenazah tidak mati syahid.
c. Jeazah ketika lahir masih ada tanda-tanda kehidupan.
Orang yang berhak memandikan jenazah adalah jika jenazah laki-laki maka yang
memandikan kaum laki-laki saja, tidak boleh kaum wanita, kecuali istri dan muhrimnya.
Sebaliknya, jenazah wanita yang memandikan adalah kaum wanita pula kecuali suami dan
muhrimnya.
Jika suami dan muhrimya ada semua, maka suami berhak memandikan istrinya, demikian
juga jika istri dan muhrim ada maka mereka yang berhak memandikan suaminya.
Jika jenazah masih anak-anak, baik laki-laki atau perempuan, boleh dimandikan oleh
laki-laki atau perempuan, tetapi diutamakan keluarga yang dekat dengan jenazah, dengan syarat
ia mengetahui cara memamndikan dan dapat dipercaya.
Tata cara memandikan jenazah :
a. Letakkan mayat di tempat mandi yang disediakan.
b. Tutup seluruh anggota mayat kecuali muka.
c. Semua Bilal hendaklah memakai sarong tangan sebelah kiri.
d. Sediakan air sabun.
e. Sediakan air kapur barus.
f. Angkat sedikit bagian kepalanya.
g. Mengeluarkan kotoran dalam perutnya dengan menekan perutnya secara perlahan-lahan
serta kotoran dalam mulutnya dengan menggunakan kain alas atar tidak tersentuh auratnya.
h. Siram dan basuh dengan air sabun.
i. Kemudian gosokkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya, celah jari
tangan dan kakinya dan rambutnya.
j. Selepas itu siram atau basuh seluruh anggota mayat dengan air sabun juga.
k. Kemudian bilas dengan air yang bersih seluruh anggota mayat sambil berniat :
Lafaz niat memandikan jenazah lelaki :
“Saya berniat untuk memandikan jenazah (perempuan) ini karena Allah Ta’ala”
l. Telentangkan mayat, siram atau basuh dari kepala hingga hujung kaki 3 kali dengan air
bersih.
m. Selesai dimandikan, terakhir disiram dengan air berbau harum, seperti kapur
barus. Air yang digunakan untuk memandikan jenzah harus air suci.
n. Setelah selesai dimandikan dengan baik dan sempurna hendaklah dilapkan menggunakan
tuala pada seluruh badan mayat.
2. Mengafani Jenazah
Mengkafani jenzah adalah membungkus badan jenazah dengan kain kafan. Mengkafani
jenazah harus memenuhi beberapa ketentuan sebagai berikut :
a. Syarat sah mengkafani jenazah :
1) Kafan dapat membungkus seluruh tubuh jenazah sekurang-kurangnya satu lapis.
2) Jenazah sudah dimandikan.
b. Kain yang diperlukan untuk kafan.
Kain yang digunakan untuk kain kafan ialah kain putih yang terbuat dari kapas (katun) baik
dan bersih. Yang dimaksud baik disini bukan mahala harganya, tetapi kain yang masih utuh. Jika
jenazahnya lak-laki diharamkan memakai kafa sutera, jika perempuan diperbolehkan memakai
kain kafan sutera, tetapi hukumnya makhruh. Batas minimal kain kafan adalah satu lembar atau
menutup seluruh anggota badan jenazah.
3. Menshalatkan Jenazah
Shalat jenazah ialah shalat denan empat kali takbir tanpa disertai ruku dan sujud,
dilakukan jika ada orang Isla yang mennggal dunia, utnuk mendoakan agar sang jenazah
diampuni dosanya oleh Allah swt.
Hukum shalat jenazah adalah fardhu kifayah sebagaimana memandikan jenazah dan mengkafani.
a. Syarat –syarat shalat jenazah, sebagai berikut :
1) Menutupi aurat, suci dari hadas besar dan hadas kecil, bersih badan, pakaian, dan tempat
dari najis serta menghadap kiblat.
2) Jenazah telah dimandikan dan dikafani.
3) Letakkan jenazah di sebelah kiblat orang yang menshalatan kecuali, shalat jenazah di atas
kubur atau shalat gaib.
b. Rukun shalat jenazah, sebagai berikut :
1) Niat
2) Berdiri bagi yang mampu
3) Takbir empat kali
4) Membaca surat Al-Fatihah
5) Membaca shlawat atas Nabi
6) Mendoakan jenazah
7) Mengucapkan salam
Artinya : “saya berniat shalatkan mayit laki-laki ini dengan empat kali takbir fardhu kifayah
sebagai makmum karena Allah ta’ala.”
Artinya : “saya berniat shalatkan mayit perempuan ini dengan empat kali takbir fardhu
kifayah sebagai imam/makmum karena Allah ta’ala.”
Untuk shalat gaib (jenazah tidak ada), nama jenazah hendaknya disebutkan dan
ditambahkan dengan kata “Ghaibaan” jika menyatakan laki-laki dan kata “Ghaaibah” jika
menyatakan perempuan.
f. Membaca takbiratul ihram (takbir pertama) sambil mengangkat kedua tangan kemudian
bersedekap.
g. Membaca surat Al-Fatihah dengan didahului bacaan ta’awuz
h. Membaca takbir kedua dengan mengangkat kedua tangan lalu bersedekap disertai bacaan
shalawat atas Nabi Muhammad saw.
i. Membaca takbir ketiga dengan mengangkat kedua tangan lalu bersedekap disertai doa :
Artinya : “Ya Allah ampunilah dia, kasihanilah dia, sejahterahkanlah dia, dan maafkanlah dia.”
j. Membaca takbir keempat dengan mengangkat kedua tangan lalu bersedekap lagi membaca
doa untuk yang shalat dan jenazah.
Artinya : “Ya Allah janganlah engkau rugikan kami dari mendapat pahalanya dan janganlah
engkau memberi kami fitnah sepeninggalannya dan ampunilah kami dan dia.”
k. Memberi salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri
4. Menguburkan jenazah
Jenazah yang telah dimandikan, dikafani, dan dishalatkan segera dibawa ke kubur untuk
berpulang ke haribaan Allah swt.
Adab membawa jenazah ke kubur :
Ketika jenazah hendak dibawa ke liang lahat, sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut :
1) Hendaknya jenazah ditutup dengan kain
2) Jenazah dipikul dengan empat penjuru menuju ke kubur sebagai penghormatan terakhir.
3) Orang-orang yang mengantar jenazah hendaknya berjalan di depan
4) Dilarang membawa kemenyan
5) Orang yang bertemu atau melihat jenzah yang dibawa ke kubur hendaknya berhenti dan
berdoa :
Subhanal hayyilladzi laa yamuutu.
Artinya : “Maha Suci Zat yang Maha Hidup dan tidak akan mati.”
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Allah SWT menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini agar ia bertanggung
jawab dan menyadari segala perbuatan yang telah dilakukannya. Sebab hanya Allah swt yang
dapat menciptakan makhluk hidup dan segala yang ada di bumi, kepada-Nya pula kita kembali.
Suatu proses dimana kehidupan dan kematian telah diatur oleh Sang Pencipta, Allah swt.
Orang mukmin memiliki empat kewajiban terhadap mayit mukmin, yaitu :
- Memandikan
- Mengkafani
- Menshalatkan
- Menguburkannya
Empat kewajiban ini hukumnya fardhu kifayah.
Dengan demikian tugas sebagai orang muslim menjadi lengkap tatkala ia mampu peduli
kepada sesama muslim, sebab selain mengutamakan kewajiban kaum muslim juga bias belajar
dan mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang telah abadi.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.co.id