Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan Zaman dan teknologi, banyak manusia
yang tertipu oleh daya tarik dunia ini yang sesungguhnya dunia ini hanya
tempat persinggahan kita yang sementara sedangkan tempat kita yang abadi
dan kekal adalah di akhirat kelak. Siraman rohani sebenarnya sangat
dibutuhkan apalagi di zaman seperti sekarang ini yang hanya mementingkan
urusan duniawi dibandingkan akhirati. Melalui cara ini diharapkan generasi
muda pada umumnya dapat terus bersaing dengan kemajuan teknologi, tanpa
melupakan norma-norma agama.

B. Rumusan Masalah
1. Bagimana cara merawat jenazah?
2. Bagaimana cara memandikan jenazah?
3. Bagaimana cara mengafani jenazah?
4. Bagaimana cara menyolatkan jenazah ?
5. Bagaimana cara menguburkan jenazah?
6. Bagaimana cara Ta’ziyyah ?
7. Bagaimana cara Ziarah Kubur?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tata Cara Mengurus Jenazah


1. Hal-hal yang harus dilakukan setelah seseorang meninggal
Apabila menjumpai seseorang yang telah menghembuskan
nafasnya yang terakhir, maka diharuskan untuk melakukan hal-hal seperti
berikut:
a. Segera memejamkan mata sang mayat dan mendoakannya
b. Menutup seluruh badan sang mayat dengan pakaian selain yang
dikenakannya.
c. Menyegerakan pengurusan jenazah hinggaproses pemakamannya
bila telah nyata kematiannya.

2. Memandikan mayat
Apabila seorang meninggal dunia, maka wajib bagi sekelompok
muslim untuk segera memandikannya. Dalam memandikan mayat,
hendaknya menjaga hal-hal sebagai berikut:
a. Memandikan tiga kali lebih sesuai dengan yang dibutuhkan
b. Hendaklah memandikan dengan hitungan ganjil (3 kali, 5 kali, 7
kali, dan seterusnya)
c. Hendaklah air yang digunakan untuk memandikan dicampurkan
dengan sabun atau sejenisnya
d. Pada akhir memandikannya hendaknya mencampuri airnya dengan
parfum, kapur barus, atau sejenisnya
e. Menguraikan rambutnya
f. Memulai memandikannya dari sebelah kanan, dan anggota badan
yang dibasuh ketika berwudhu
g. Hendaklah yang memandikan mayat laki-laki adalah orang laki-
laki, dan yang yang memandikan mayat perempuan adalah orang-
orang perempuan

2
h. Cara memandikannya dengan menggunakan kain pembersih atau
semisalnya. Lalu digosok-gosokkan di bawah kain penutup, setelah
pakaiannya dilepaskan. Dianjurkan untuk memotong kukunya
jenazah, mencukur bulu ketiak dan kemaluan, menyisir rambut
jenazah. Lalu menyekanya dengan handuk.

B. Mengkafani jenazah
Setelah usai memandikan jenazah, maka diwajibkan
mengkafaninya. Kafan yang digunakan utuk membungkus jenazah
hendaklah mencukupi untuk menutup seluruh tubuhnya. Mengkafani
jenazah dilakukan dengan cara: dianjurkan mengkafani dengan 3 helai kain
kafan yang berwarna putih bagi jenazah laki-laki, dan 5 helai kain kafan
untuk jenazah perempuan. Kain kafan tersebut dibubuhi wewangian
kemudian membalut jenazah dengan kain kafan tersebut.
Pada lapis yang pertama dibubuhi wewangian khusus, kemudian
letakkan jenazah diatas kafan tersebut dalam posisi terlentang. Lalu letakkan
kapas yang telah dibubuhi wewangian pada selakangan jenazah. Hendaklah
menyediakan kain yang telah dibubuhi kapas untuk menutupi aurat jenazah
dengan melilitkannya (seperti popok) kemudian hendaklah membubuhi
wewangian pada lekuk wajah jenazah. Kemudian lembaran pertama dilipat
dari sebelah kanan terlebih dahulu, menyusul lembaran kedua dan ketiga
seperti halnya lembaran yang pertama. Kemudian menambatkan tali-tali
pengikatnya yang berjumlah tujuh utas tali. Lalu gulung lebihan kain kafan
pada ujung kepala dan kakinya agar tidak lepas ikatannya, kemudian lipat kea
rah kaki dan arah kepala.
Jenazah wanita dikafani dengan lima helai kain yaitu kain sarung
untuk menutupi bagian bawahnya, kerudung untuk menutupi bagian
kepalanya, baju kurung (yang terbuka sisi kanan dan kirinya) serta dua helai
kain yang digunakan untuk menutupi sekujur tubuhnya.

3
D.   Menyolatkan Jenazah
Mensholatkan jenazah orang Islam adalah fardhu kifayah.
Mensholatkan jenazah dengan cara sebagai berikut:
1. Imam hendaklah berdiri setentang dengan kepala jenazah, apabila
jenazahnya laki-laki, dan berdiri tepat pada bagian tengah jenazah
apabila jenazahnya perempuan
2.  Kemudian imam takbir empat kali. Setelah takbir pertama, membaca
taawudz, kemudian surat al-fatihah
3.  Pada takbir kedua, membaca sholawat nabi sebagaimana yang biasa
dibaca dalam tashyahud
4.  Kemudian setelah takbir ketiga, membaca doa. Setelah takbir
keempat juga membaca doa lalu mengucapkan sekali salam kekanan.
Pada setiap takbir mengangkat kedua tangan.

E.    Penguburan Jenazah
Menguburkan jenazah dengan cara memasukkan jenazah ke liang
lahat dari arah kaki kuburan, lalu diturunkan kedalam liang kubur secara
perlahan, jika tidak memungkinkan boleh menurunkan dari arah kiblat.
Dalam meletakkan jenazah kedalam liang kubur, hendaknya membaringkan
jenazah dengan posisi lambung kanan dibawah dan wajahnya menghadap kea
rah kiblat. Sementara kepala dan kedua kainya bertumpu pada sisi kanan dan
menghadap kiblat.
Dimustahabkan (disukai) bagi orang yang mengantar jenazah ke
pemakaman untuk melemparkan tiga kali genggaman tanah dengan kedua
tangannya usai penutupan liang lahatnya. Hal-hal yang disunahkan sesudah
pemakaman jenazah adalah seperti berikut:
Pertama: meninggikan kuburan sekadar sejengkal dari permukaan
tanah dan tidak diratakan dengan tanah, agar dikenali makamnya dan tidak
ditelantarkan.
Kedua: hendaknya gundukan tanah lebihan dibentuk seperti
punuk.

4
Ketiga: hendaknya member tanda pada makam dengan batu atau
sejenisnya agar diketahui bagi keluarganya.
Keempat: hendaklah salah seorag berdiri di samping kuburan
jenazah untuk memohonkan kemantapan dalam menjawab setiap Tanya
dalam kubur dan ampunan bagi jenazah, seraya menyuruh kepada yang
hadir untuk melakukan hal yang sama.

F . TA'ZIYAH
Sebenarnya, sejakdulu ta’ziyah sudah sering dibahas ulama fiqih.
Dalam literatur fiqih, bahasan ta’ziyah masuk kategoribab ibadah. Ta’ziyah
tidak dapat dipisah dari permasalahan jenazah, atau ketika paraulama
membahas hukum mengunjungi orang sedang sakaratulmaut atau meninggal
dunia.Termasuk di dalam nyahukum memandikan mayat, mengkafankan,
menguburkan sampai menshalatinya. Maka ta’ziyah, tentu saja, tidak akan
luput dari perbincangan ulama. Ia ibarat ungkapan belasungkawa seseorang
sebagai ekspresi dari rasa solidaritas terhadap musibah yang menimpa
saudaranya.

1. Pengertian Ta'ziah
Menurut bahasa, ta’ziyah bersumber dari akar kata
‘azza.Artinya, menghimbau agar bersabar, atau membantu
melapangkan dada seseorang yang sedang ditimpa musibah. Sedangkan
menurut istilah, terdapat beberapa definisi ulama. Akan tetapi semuanya
tidak keluar dari makna lugawi di atas. Di antaranya adalah sebagai
berikut:
a.    Syarbini al-Khatib menjelaskan, bahwa ta’ziyah adalah:
"Menasehati orang yang berduka cita untuk tetap sabar.
Mengingatkan ganjaran yang dijanjikan bagi orang sabar dan
kerugian bagi orang yang tidak sabar. Memohonkan ampunan
kepada simayit, agar tegar menghadapi musibah."

5
b.    Imam Nawawi berkata : "Ta’ziyah adalah menyabarkan,
dengan wasilah apa saja yang dapat menyenangkan perasaan
keluarga mayit, dan meringankan kesedihannya."
c.    Imam Al-bahuti Al-Hanbali, menyebutkan: "Ta’ziyah adalah
menghibur dan memberi semangat kepada orang yang ditimpa
musibah agar tetap sabar.  Mendoakan simayit bilaia seorang
muslim atau muslimah."
d. Ibnu Qudamah menyatakan, bahwa yang dimaksud dengan
ta’ziyah adalah: "Menghibur keluarga mayit dan membantu
tunaikan hak mereka, serta senantiasa berada di dekat mereka."

Orang yang melakukan takziyah adalah mereka yang mampu


merasakan kesedihan atau duka yang dialami saudaranya. Hal ini jelas
termasuk dalam kategori amar ma'ruf nahi munkar yang merupakan salah satu
fundamen ajaran Islam. Lebih dari itu, takziyah adalah aplikasi dari sikap
saling menolong dan bekerja sama dalam kebaikan dan ketakwaan. Allah
SWT berfirman, ''Dan saling menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan
dan ketakwaan.'' (QS Al-Maidah:2)
Dalam pandangan Rasulullah SAW, takziyah mempunyai nilai dan
keutamaan tinggi bagi yang melakukannya. Beliau bersabda, ''Tidaklah
seorang Mukmin yang melakukan takziyah atas musibah yang menimpa
saudaranya, kecuali Allah akan memakaikan untuknya permata kemuliaan
pada hari kiamat.'' (HR Ibnu Majah dan Al-Baihaqi).
Tak ada satu pun manusia yang bisa menolak kematian. Singkatnya,
selain sebagai wujud hubungan baik antarmanusia, takziyah juga merupakan
media untuk mengingatkan manusia terhadap sesuatu yang pasti, yaitu
kematian.
Dengan sering melakukan takziyah, seseorang terdorong untuk ber-
muhasabah (introspeksi) atas semua aktivitas yang telah dilakukannya.
Semakin sering takziyah dilakukan, semakin kuat pula keyakinan akan
datangnya kematian. Jika demikian, akan semakin tumbuh semangat mengisi

6
hidup dengan perbuatan baik dan amal saleh. Pendek kata, takziyah adalah
sumber inisiatif positif yang mengarahkan manusia menjadi hamba Allah
yang saleh dan bertakwa.
Sebagai manusia, kita diperintahkan untuk selalu sadar bahwa
kematian adalah sebuah kepastian. Apa pun yang kita cari dan usahakan
hendaknya tidak melupakan kita dari kematian. Rasulullah SAW telah
menunjukkan kepada kita bahwa takziyah adalah media efektif dalam
meringankan beban sesama dan mengingat kematian. Kita tidak boleh segan
meluangkan waktu sejenak untuk bertakziyah kepada saudara kita.

G. Ziarah Kubur
Ziarah kubur ialah mengunjungi makam (qubur) seseorang untuk
memanjatkan do'a dan memintakan ampun dari Allah swt. Disyari’atkan
ziarah kubur dengan maksud untuk mengambil pelajaran (‘ibrah) dan ingat
akan kehidupan akhirat, dengan syarat tidak mengucapkan kata-kata yang
mendatangkan murka Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebagai misal, meminta
sesuatu kepada penghuni kubur (orang mati) dan memohon pertolongan
kepada selain Allah dan semisalnya. Hal tersebut merupakan perbuatan syirik.
Tujuannya adalah agar orang yang berziarah itu mengingat mati,
mengingat akherat sehingga tidak hanya mengejar duniawi saja tetapi
seimbang antara dunia dan akherat. Ziarah qubur pernah dicontohkan oleh
Rasulullah saw., sebagaimana sabdanya  :
"Bersabda Rasulullah saw, telah melarang kamu berziarah kubur,
sekarang Muhammad telah mendapatkan izin untuk berziarah ke kubur
ibunya, maka ziarahlah kamu, karena sesungguhnya ziarah itu mengingat
akherat".(HR. Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi)
1. Adab Dalam Berziarah Kubur yang Baik dan Benar Menurut Islam :
a. Berperilaku sopan dan ramah ketika mendatangi areal pemakaman.
b. Niat dengan tulus dan ikhlas karena ingin mendapatkan Ridho dari
Allah SWT, bukan untuk meminta sesuatu pada orang yang sudah
meninggal.

7
c. Tidak duduk, menginjak-injak, tidur-tiduran, dll di atas makam orang
mati.
d. Tidak melakukan tindakan tidak senonoh seperti buang air besar,
kencing, meludah, buang sampah sembarangan, dan lain-lain.
e. Mengucapkan salam kepada penghuni alam kubur.
Rasulullah SAW bersabda :
“Dari Sulaiman ibn Buraidah dari ayahnya, Rasulullah saw,
bersabda : Selamat sejahtera pada mukminin dan muslimin yang ada
disini. Kami insya Allah akan menyusul kamu. Aku mohon kepada
Allah semoga kami dan kamu mendapat keselamatan”. (HR. Muslin
dan Ahmad)
f. Mendoakan arwah orang yang telah meninggal agar bahagia dan tenang
di alam kubur sana dengan ikhlas.

2. Ziarah kubur ada 3 macam


Menurut Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul wahab ziarah kubur
ada 3 macam. Yaitu,
a.   Ziarah yang syar’i. Dan ini yang di syariatkan dalam Isam. Ada tiga
syarat yang harus dipenuhi.
1). Tidak melakukan safar dalam rangka ziarah. Seperti sabda
Rasulullah SAW. “ Janganlah kalian bepergian jauh melakukan
safar kecuali ke tiga masjid. Masjidku ini, Masjidil Haram dan
Masjidil Aqsha.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2). Tidak mengucapkan ucapan batil.
3). Tidak mengkhususkan waktu tertentu, karena tidak ada dalilnya.
b. Ziarah Bid’ah. Ialah ziarah yang tidak memenuhi salah satu syarat
diatas atau lebih.
c. Ziarah Syirik. Pelaku ziarah ini mengsekutukan Allah, dengan
berdo’a meminta rizki pada makam si mayit yang di kunjungi,
meminta keberkahan dan kesehatan pada si mayit dan berlebihan
dalam memperlakukan makam si mayit.

8
3. Hukum Ziarah Kubur
Ziarah kubur dianjurkan bagi kaum pria berdasarkan hadits Abu
Hurairah radliallahu ‘anhu, “Rasulullah SAW. pernah menziarahi kubur
ibu beliau, kemudian beliau menangis sehingga membuat para sahabat di
sekelilingnya menangis. Beliau lalu berkata, “Tadi aku meminta izin
kepada Rabb-ku ‘azza wa jalla agar aku dibolehkan berdo’a memohon
ampun bagi ibuku, namun hal itu tidak diperkenankan. Kemudian aku
memohon agar aku dperbolehkan mengunjungi kuburnya, maka hal ini
diperbolehkan bagiku. Oleh karena itu ziarahilah kubur, karena hal itu
akan mengingatkan kalian kepada akhirat.”

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Merawat jenazah adalah wajib bagi seluruh umat islam termasuk keluarga
jenazah. Jenazah perlu dirawat agar menghadal allah swt dalam keadaan
suci dan dapat diterima dengan lapang oleh allah. Merawat jenazah dapat
dilakukan dengan berbagi hal, memamdikan, menkafani, mensholatkan,
menguburkan.
2. Memandikan jenazah adalah sunnah di percepat, bahkan jika mayit segera
membusuk menjadi wajib di percepat. Memandikan mayit memerlukan
persiapan, yaitu: mempersiapkan alat, tempat memandikan, air dan posisi
mayit harus di perhatikan
3. Mengkafani mayit merupakan fardhu kifayah, mengkafani mayit perlu
karena disetiap tubuh mayit harus tertutup dan tetap bersih terjaga.
4. orang Islam yang hidup disyariatkan dan dituntut untuk menshalati orang
muslim yang meninggal dunia, baik masih anak kecil maupun orang
dewasa, laki-laki maupun perempuan. Dalam hal ini, orang yang
menshalati jenazah harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang di
syaratkan dalam shalat-shalat lainnya. Sholat jenazah hukumnya fardhu
kifayah
5. Dalam menguburkan jenazah harus diperhatikan cara membawa jenazah
dan tempat jenazah di kuburkan harus sesuai dengan tubuh jenazah.
6. Berdasarkan kesepakatan para ulama, seperti yang disebutkan oleh Ibnu
Qudamah, hukumnya adalah sunnah. Melayat (ta’ziyah) sangat di
perlukan untuk menghibur orang yang ditinggal dan meringankan beban.
7. Ziarah kubur dilakukan untuk menghormati orang yang sudah meninggal
di dalam tanah. Ziarah kubur dapat dilakukan dengan membawa bunga ke
makam dan melantunkan doa untuk jenazah.

10
B. SARAN –SARAN
1. Kepada Teman : Saran yang diberikan untuk memperkuat dan
memperbagus makalah ini. Jika ada salah kata dan keteledoran dalam
makalah ini saya sebagai penulis minta maaf. Ambil saja manfaat yang
terdapat dalam makalah ini semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
teman-teman.
2. Kepada Sekolah : Saran yang diberikan untuk memperbaiki kata-kata yang
salah dan kekurangan dalam menulis makalah.
3. Kepada Pemerintah : Saran yang diberikan agar kita bisa menjadi lebih
baik.Penyusun menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan, kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi
meningkatkan kesempurnaan makalah yang kami tulis ini.

              

11
LAMPIRAN

A. DAFTAR PUSTAKA

https://hurie85.wordpress.com/2014/07/16/makalah-tata-cara-pengurusan-
jenazah-menurut-ajaran-islam/

http://al-badar.net/cara-syarat-hukum-dan-orang-yang-memandikan-
jenazah/

https://ibnuumarbgr.wordpress.com/artikel/pengurusan-jenazah/

http://idremajaislam.blogspot.com/2013/10/gambar-lengkap-panduan-tata-
cara-mengurus-jenazah-sholat-jenazah-dan-pemakaman-jenazah-
terlengkap.html

http://www.academia.edu/5603801/11-perawatan-jenazah

http://verairie22.blogspot.com/2013/03/belajar-ilmu-fiqih-tata-cara-
mengurus.html

http://microcyber2.blogspot.com/2014/09/tata-cara-memandikan-jenazah-
beserta.html

B. SOAL
Soal Pilihan Ganda

1. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!


(1) Jenazah laki-laki sebaiknya dibungkus dengan tiga helai kain kafan,
dan wanita dengan lima helai.
(2) Jika jenazahnya laki-laki hendaknya orang yang mengafaninya juga
lakilaki.
(3) Tiap helai kain kafan dihamparkan di atas tikar dan diberi harum-
haruman.

12
(4) Jenazah diletakkan di atas kain kafan dengan posisi tangan diangkat
seperti sedang takbir ihram.
(5) Seluruh tubuh jenazah dibalut dengan kain kafan kecuali muka
dibiarkan terbuka.
Dari pernyataan tersebut, pernyataan yang termasuk ketentuan syariat dalam
mengafani jenazah ialah .…
a. 1, 2, dan 4
b. 2, 3, dan 5
c. 1, 2, 4, dan 5
d. 1, 2, dan 3
e. 3, 4, dan 5

2. Perhatikan pernyataan berikut.


(1) Yang ṡalat jenazah harus orang Islam.
(2) Merendahkan suara bacaan ketika ṡalat.
(3) Salat jenazah dilakukan setelah jenazah dimandikan.
(4) Membaca surah setelah al-Fatihāh.
(5) Letak jenazah di sebelah kiblat dari yang menyalatkan.
Dari pernyataan-pernyataan tersebut, pernyataan yang termasuk syarat-
syarat sah ṡalat jenazah adalah .…
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 3, dan 5
c. 3, 4, dan 5
d. 1, 2, dan 4
e. 2, 3, dan 4

3. Salah satu ucapan doa dalam ṡalat jenazah berbunyi: Salah satu ucapan doa
dalam ṡalat jenazah berbunyi:

13
Artinya ….
a. gantikanlah rumahnya, dengan yang lebih baik dari rumahnya ketika di
dunia
b. gantikanlah kaum keluarganya dari kaum keluarganya dahulu
c. ampunilah segala dosanya yang telah lalu
d. Ya Allah, ampunilah ia, kasihanilah ia, sejahterakanlah ia, maafkanlah
kesalahannya
e. peliharalah dia dari siksa kubur dan azab neraka

4. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!


(1) Seorang muslimah tidak boleh menyalatkan jenazah laki-laki muslim.
(2) Bila jenazahnya laki-laki, letak imam ṡalat jenazah sejajar dengan kepala
jenazah.
(3) Laki-laki muslim tidak boleh menyalatkan jenazah wanita muslimah.
(4) Bila jenazahnya wanita, letak imam ṡalat jenazah sejajar dengan bagian
tengah badan jenazah.
(5) Ṡalat jenazah gaib harus menghadap di mana jenazah itu dimakamkan.
Dari pernyataan-pernyataan tersebut, pernyataan yang termasuk ke dalam
ketentuan syariat tentang ṡalat jenazah adalah …
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
d. 2 dan 4
e. 1, 3, dan 5

5. Berikut ini termasuk perbuatan-perbuatan sunah pada waktu pemakaman,


kecuali ...
a. meninggikan kubur sekadarnya
b. menandai kubur dengan batu atau kayu
c. menaruh kerikil di atas kubur
d. menyiram kubur dengan air

14
e. penguburan jenazah sebaiknya jangan disegerakan

6. Apabila sedang menyolatkan jenazah laki-laki imam hendaknya berdiri di?


a. Imam hendaklah berdiri setentang dengan kepala jenazah
b. Imam hendahlah berdiri ditenggah badan jenazah
c. Berdiri didepan bagian kaki jenazah
d. Berdiri tidak tepat pada seluruh bagian tubuh jenazah
e. Semua jawaban salah

7. Apakah hikmah ziarah kubur,kecuali!


a. Mengingat kematian.
b. Dapat bersikap zuhud (menjauhkan diri dari sifat keduniawian).
c. Selalu ingin berbuat baik sebagai bekal kelak di alam kubur dan hari
akhir.
d. Mendoakan si mayat yang muslim agar diampuni dosanya dan diberi
kesejahteraan di akhirat.
e. Hanya untuk terlihat peduli saja

8.Hal-hal apa sajakah yang harus diperhatikan saat memandikan mayat?


a. Memandikannya terserah yang terpanting bersih
b. Tidak boleh mengurai rambutnya
c. Memulai memandikannya dari sebelah kanan, dan anggota badan yang
dibasuh ketika berwudhu
d. Memandikan dengan hitungan semaunya(ganjil/genap)
e. Tidak mencampur air dengan apa pun
9.Apa etika orang berta’ziyyah,kecuali!
a. Menyampaikan doa untuk kebaikan dan ampunan terhadap orang yang
meninggal serta kesabaran bagi orang yang ditinggal.
b. Hindarilah pembicaraan yang menambah sedih keluarga yang ditimpa
musibah.

15
c. Berbicarakan tentang prilaku buruk orang yang meninggal tersebut
dihadapan keluarganya.
d. Hindarilah canda-tawa apalagi sampai terbahak-bahak.
e. Usahakan turut menyalati mayat dan turut mengantarkan ke
pemakaman
sampai selesai penguburan.
10. Apabila seseorang yang telah menghembuskan nafasnya yang terakhir,
maka diharuskan untuk?
a. Segera memejamkan mata sang mayat dan mendoakannya
b. Membuka seluruh badan sang mayat dengan pakaian selain yang
dikenakannya.
c. Memperlambat pengurusan jenazah hingga proses pemakamannya bila
telah nyata kematiannya.
d. Tidak usah memejamkan mata sang mayat
e. Membiarkan posisi mayat seperti saat meninggal

Soal Essay
1. Mengapa Rasulullah saw. menyebutkan bahwa, “Mukmin yang paling
banyak mengingat mati dan yang paling baik persediaannya untuk hidup
setelah mati adalah mukmin yang paling cerdik.” Jelaskan!
2. Sebutkan hal-hal yang sebaiknya segera dilakukan terhadap jenazah
yang baru saja meninggal dunia sebelum jenazahnya dimandikan!
3. Apa yang dimaksud dengan ta’ziyyah? Kemukakan pula hukumnya,
alasan hukumnya, dan adab-adabnya!
4. Jika orang yang meninggal dunia meninggalkan utang, bagaimana
hukum melunasinya dan harta siapa yang digunakan untuk melunasi
utangnya?
5. Memandikan, mengafani, menyalatkan, dan menguburkan jenazah
seorang muslim hukumnya adalah farḍu kifāyah. Jelaskan maksudnya!
6. Apa yang dimaksud dengan ziarah kubur?

16
7. Sebutkan syarat-syarat dalam ziarah yang syar’i!
8. Sebutkan 3 contoh ziarah kubur yang baik dan benar menurut islam!
9. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan Pada saat memandikan mayat!
10. Sebutkan apa sajakah hikmah ziarah kubur?

C. KUNCI JAWABAN
1. Karena mukmin tersebut lebih mementingkan kehidupan di akhirat yang
kekal daripada kehidupan di dunia yang fana’ dan hanya sementara.

2. Yaitu segera memejamkan mata sang mayat dan mendoakannya,


menutup seluruh badan sang mayat dengan pakaian selain yang
dikenakannya, menyegerakan pengurusan jenazah hingga proses
pemakamannya bila telah nyata kematiannya,dan segera memandikan
mayat

3. Kata “ta`ziyah”, secara etimologis merupakan bentuk mashdar (kata


benda turunan) dari kata kerja ‘aza. Maknanya sama dengan al aza’u.
Yaitu sabar menghadapi musibah kehilangan. Hukumnya adalah sunnah.
Hal ini diperkuatkan oleh hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
diantaranya:
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

‫صابًا فَلَهُ ِم ْث ُل أَجْ ِر ِه‬


َ ‫َم ْن َع َّزى ُم‬

Artinya :

Barangsiapa yang berta’ziyah kepada orang yang tertimpa


musibah, maka baginya pahala seperti pahala yang didapat orang
tersebut. [HR Tirmidzi 2/268. Kata beliau: “Hadits ini gharib. Sepanjang
yang saya ketahui, hadits ini tidak marfu’ kecuali dari jalur ‘Adi bin
‘Ashim”; Ibnu Majah, 1/511].

17
Adab-adab ta’ziyah :

a. Dianjurkan untuk ta’ziyah terhadap keluarga yang tertimpa


musibah.

b. Tidak selayaknya berta’ziyah dengan ucapan turut berduka cita di


koran, surat kabar, majalah, dan media informasi lainnya

c. Diperbolehkan dikabarkan kepada khalayak ramai bahwa seseorang


sudah meninggal dunia dan di sholatkan di tempat tertentu.

d. Tidak di syariatkan membaca doa istiftah pada sholat jenasah

4. Bagi ahli waris/ keluarga yang ditinggalkan wajib melunasinya,


menggunakan harta tirkah(harta benda penginggalan si manyit yang
masih utuh sebelum dikurangi biaya apapun)

5. Karena status hokum dari sebuah aktivitas dalam islam yang wajib
dilakukan, namun bila sudah dilakukan oleh muslim lain maka kewajiban
gugur.

6. Ziarah kubur ialah mengunjungi makam (qubur) seseorang untuk


memanjatkan do’a dan memintakan ampunan dari Allah SWT.

7. a) Tidak melakukan safar dalam rangka ziarah. Seperti sabda Rasulullah


SAW. “ Janganlah kalian bepergian jauh melakukan safar kecuali ke
tiga masjid. Masjidku ini, Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
b). Tidak mengucapkan ucapan batil.
c). Tidak mengkhususkan waktu tertentu, karena tidak ada dalilnya.

18
8. a. Berperilaku sopan dan ramah ketika mendatangi areal pemakaman.
b. Niat dengan tulus dan ikhlas karena ingin mendapatkan Ridho dari
Allah SWT, bukan untuk meminta sesuatu pada orang yang sudah
meninggal.
c. Tidak duduk, menginjak-injak, tidur-tiduran, dll di atas makam orang
mati.

9. a. Memandikan tiga kali lebih sesuai dengan yang dibutuhkan


b. Hendaklah memandikan dengan hitungan ganjil (3 kali, 5 kali, 7 kali, dan
seterusnya)
c. Hendaklah air yang digunakan untuk memandikan dicampurkan dengan
sabun atau sejenisnya

10. BUAT SOAL SENDIRI

19

Anda mungkin juga menyukai