Anda di halaman 1dari 35

PENYULUHAN

KESEHATAN JIWA
Disampaikan Dalam Penyuluhan Remaja Pada
Siswa Sma Negeri 1 Jetis Ponorogo

OLEH :

A’AFIAH KRISUNNY
NIM : 2016011001

UNIT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT


STIKes BUANA HUSADA PONOROGO
TAHUN 2019

i
ii
ABSTRAK

Masa remaja merupakan masa dimana banyak mengalami perubahan seperti perubahan
biologis, psikologis maupun sosial. Tetapi umumnya proses pematangan fisik terjadi lebih cepat
dari proses pematangan kejiwaan (psikososial). Manusia selalu dilihat sebagai satu kesatuan utuh
dari unsur badan, jiwa, sosial, tidak hanya dititikberatkan pada penyakit tetapi pada peningkatan
kualitas hidup, terdiri dari kesejahteraan dari badan, jiwa dan produktivitas secara sosial
ekonomi.Beberapajenis gangguan jiwa yang banyak terjadi pada masa remaja berbagai stressor
yang ada, dapat timbul, dapat timbul berbagai kondisi negatif seperti cemas, depresi,galau
bahkan memicu munculnya psikotik.kesehatan jiwa remaja merupakan hal penting dalam
menentukan kualitas bangsa. Remaja yang tumbuh dalam lingkungan kondusif dan mendukung
merupakan sumber daya manusia yang dapat menjadi asset bangsa tidak ternilai.

Keyword :kesehatan mental, remaja, kematangan fisik.

KATA PENGANTAR

iii
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
hidayahnya penyusun laporan yang berjudul “KESEHATAN JIWA REMAJA” dapat
diselesaikan dengan penuh tanggung jawab dan tepat pada waktu yang ditentukan.

Dalam penyusunan tugas ini tentu tidak lepas mendapatkan banyak saran,
dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu kami dari penulis dengan kerendahan
hati mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rumpiati SST.,MPH selaku Ketua Stikes Buana Husada Ponorogo
2. Rischa Devi Hayuningtyas SST.,M.kes selaku Ketua LPPM Stikes Buana Husada
Ponorogo
3. Agus Prasmono ,M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA N 1 JETIS PONOROGO
4. Semua teman dan pihak yang membantu dalam menyusun laporan ini.

Dengan diselesaikannya laporan ini tentunya masih banyak sekali kekurangan baik dari
segi isi, bahasa, maupun susunannya. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan
tersebut dan tidak menutup diri terhadap segala saran dan kritik serta masukan yang bersifat
positif bagi kami.

Walaupun laporan ini sederhana, semoga bermanfaat dan berguna bagi penulis, institusi
pendidikan dan pembaca pada umumnya.

Ponorogo, 5 November 2019

Kelompok Penyusun

iv
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN
SAMPUL DALAM................................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................................ii
ABSTRAK.............................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................................2
C. Manfaat......................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kesehatan Jiwa........................................................................................3
B. Definisi Remaja.........................................................................................................4
C. Ciri Masa Remaja......................................................................................................5
D. Tugas –tugas Perkembangan Masa Remaja...............................................................6
E. Pengaruh Lingkungan terhadap Perkembangan Remaja...........................................6
BAB III METODE PELAKSANAAN..................................................................................14
BAB IV ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN............................................18
BAB V HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN............................................................19
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................22
B. Saran..........................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................23

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Balasan Pengabdian Masyarakat...............................................................24


Lampiran 2 Leaflet.................................................................................................................25
Lampiran 3 Surat Izin Pengabdian Masyarakat.....................................................................26
Lampiran 4 Surat Perintah Tugas..........................................................................................27
Lampiran 5 Dokumentasi.......................................................................................................28
Lampiran 6 Daftar Hadir Peserta Penyuluhan.......................................................................29

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak - kanak dan
masa dewasa, berlangsung antara usia 10 – 19 tahun. Masa remaja terdiri dari remaja
awal (10 – 14 tahun), masa remaja pertengahan ( 14- 17 tahun) dan masa remaja akhir
(17 – 19 tahun). Pada masa remaja terjadi banyak perubahan baik biologis, psikologis
maupun sosial (Kusumawati, F, 2010).
Seorang remaja tidak lagi dapat disebut sebagai anak kecil, tetapi belum juga
dapat dianggap sebagai orang dewasa. Disatu sisi ingin bebas dan mandiri, lepas dari
pengaruh orang tua tetapi disisi lain pada dasarnya tetap membutuhkan bantuan, dukngan
dan perlindungan orang tuanya. Orang tua sering tidak mengetahui atau memahami
perubahan yang terjadi sehingga tidak menyadari bahwa mereka telah tumbuh menjadi
seorang remaja, bukan lagi anak yang selalu dibantu. Orang tua menjadi bingung
menghadapi labilitas emosi dan perilaku remaja sehingga akan terjadi konflik diantara
keduanya.
Konflik yang terjadi antara orang tua dan remaja apabila tidak terselesaikan akan
berdampak negatif terhadap diri remaja sendiri ataupun hubungan antara remaja dan
orang tuanya. Kondisi seperti ini bila ridak segera diatasi dapat berlanjut sampai dewasa
dan dapat berkembang kearah yang lebih negatif. Antara lain dapat timbul masalah
maupun gangguan kejiwaan dari ringan sampai berat. Apabila pada kenyataannya
perhatian masyarakat lebih terfokus pada upaya meningkatkan kesehatan fisik semata dan
kurang memperhatikan faktor non fisik ( intelektual, mental emosional dan psikososial )
padahal faktor- faktor tersebut merupakan penentudalam keberhasilan seorang remaja
dikemudian hari. Faktor non fisik yang berpengaruh pada remaja adalah lingkungan,
yang meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, serta lingkungan masyarakat
sekitarnya. Oleh karena itu orang tua atau orang yang berhubungan dengan remaja perlu
mengetahui ciri perkembangan jiwa remaja, pengaruh lingkungan terhadap
perkembangan jiwa remaja serta masalah maupun gangguan jiwa remaja. Pengetahuan

1
tersebut dapat membantu mendeteksi secara dini bila terjadi perubahan yang menjurus
kepada hal negatif.
Masalah kesehatan jiwa terjadi pada 15 -22 % anak-anak dan remaja, namun
yang mendapatkan pengobatan jumlahnya kurang dari 20 %. Diagnosa gangguan jiwa
pada anak- anak dan remaja adalah perilaku yang tidak sesuai dengan tingkat usianya,
menyimpang bila dibandingkan dengan norma budaya yang mengakibatkan kurangnya
atau terganggunya fungsi adaptasi (Kusumawati, F, 2010). Dasar memahami gangguan
jiwa yang terjadi pada remaja adalah dengan menggunakan teori perkembangan.
Penyimpangan dari perkembangan merupakan tanda adanya suatu masalah

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan siswa diharapakan dapat memahami isi materi serta
dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan khusus
Memberi penjelasan tentang kesehatan jiwa bagi remaja serta cara mengatasinya.

C. Manfaat
1. Bagi Siswa
Dengan adanya penyuluhan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
mampu mengendalikan diri dari hal-hal yang menyimpang.
2. Bagi mahasiswa
Setelah melakukan penyuluhan diharapkan mahasiswa mampu mengembangkan
kemampuannya untuk berkomunikasi di depan umum sesuai dengan tugas yang
diberikan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kesehatan Jiwa


Kesehatan jiwa adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan
atau bagian integral dan merupakan unsur utama dalam menunjang terwujudnya
kualitas hidup manusia yang utuh. Kesehatan jiwa menurut UU No 23 tahun 1966
tentang kesehatan jiwa didefenisikan sebagai suatu kondisi yang memungkinkan
perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan
perkembangan itu berjalan secara selaras denngan keadaan orang lain, bahwa
kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi mental yang sejahtera (mental wellbeing)
yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif, sebagai bagian yang utuh dan
kualitas hidup seseorang dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia.
Dengan kata lain, kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa,
tetapi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh semua orang, mempunyai
perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat
menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap
diri sendiri dan orang lain (Sumiati,et.al, 2009).
Menurut UU No 18 Tahun 2014, kesehatan jiwa adalah kondisi dimana
seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial
sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi
tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi
untuk komunitasnya (Anonimus, 2009). Kesehatan jiwa remaja merupakan hal yang
penting dalam menentukan kualitas bangsa. Remaja yang tumbuh dalam lingkungan
kondutif dan mendukung merupakan sumber daya manusia yang dapat menjadi aset
bangsa yang tidak ternilai. Untuk menciptakan remaja berkualitas perlu dilakukan
berbagai upaya tindakan nyata dengan cara mempersiapkan generasi muda yang kuat dan
tahan dalam menghadapi berbagai macam tantangan hidup. Agar dapat melalui masa
remajanya dengan baik, sangat penting peran orang tua, guru, tokoh masyarakat

3
dan masyarakat sekitarnya dalam memberikan bimbingan dan teladan. ( Indarjo,
2009).
Adapun beberapa konflik ataupun masalah yang dialami oleh remaja adalah
konflik antara kebutuhan untuk mengendalikan diri dan kebutuhan untuk bebas
dan merdeka, konflik antara kebutuhan akan kebebasan dan ketergantungan
kepada orang tua, konflik antara kebutuhan seks dan agama serta nilai sosial,
konflik antara prinsip dan nilai-nilai yang dipelajari oleh remaja ketika kecil
dahulu dengan prinsip dan nilai yang dilakukan oleh orang dewasa di
lingkungannya dalam kehidupan sehari-hari, konflik menghadapi masa depan
(Jahja, 2011).

B. Defenisi Remaja
Kata “remaja” berasal dari bahasa Latin yaitu adolescene yang berartii to
grow maturity. Banyak tokoh yang memberikan definisi tentang remaja, seperti
DeBrun (dalam Rice, 1990) mendefenisikan remaja sebagai periode pertumbuhan
antara masa kanak-kanak dan dewasa. Papilia dan Olds (2001), tidak memberikan
pengertian remaja (adolescent) secara eksplisit melainkan secara implisit melalui
pengertian masa remaja (adolescence) ( Jahja, 2011). Masa remaja merupakan masa
peluang sekaligus resiko. Para remaja berada dipertigaan antara kehidupan cinta,
pekerjaan, dan partisi pasi dalam masyarakat dewasa. Dan masa remaja adalah masa
dimana para remaja terlibat dalam perilaku yang menyempitkan pandangan dan
membatasi pilihan mereka (Papalia, 2011). Menurut WHO dalam buku Sarwono(2002),
mendefinisikan remaja lebih bersifat konseptual, ada tiga kriteria yaitu biologis,
psikologik, dan social ekonomi, dengan batasan usia antara 10-20 tahun, yang secara
lengkap definisi tersebut berbunyi sebagai berikut:
1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
2. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari
kanak-kanak menjadi dewasa.
3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang relatif lebih mandiri.

4
C. Ciri-Ciri Masa Remaja
Ciri-ciri remaja menurut Hurlock (1999), adalah:
1. Masa remaja adalah masa peralihan Yaitu peralihan dari satu tahap perkembangan
ke perkembangan berikutnya secara berkesinambungan. Pada masa ini remaja
bukan lagi seorang anak dan juga bukan seorang dewasa dan merupakan masa yang
sangat strategis, karena memberi waktu kepada remaja untuk membentuk gaya
hidup dan menentukan pola perilaku, nilai-nilai dan sifat-sifat yang sesuai dengan
yang diinginkannya.
2. Masa remaja adalah masa terjadi perubahan. Sejak awal remaja, perubahan fisik
terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berkembang. Ada empat
perubahan besar yang terjadi pada remaja, yaitu perubahan emosi, perubahan peran
dan minat, perubahan pola perilaku dan perubahan sikap menjadi ambivalen.
3. Masa remaja adalah masa yang banyak masalah. Masalah remaja sering menjadi
masalah yang sullit untuk diatasi. Hal ini terjadi karena tidak terbiasanya remaja
menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa meminta bantuan orang lain sehingga
kadang-kadang terjadi penyelesaian yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
4. Masa remaja adalah masa mencari identitas. Identitas diri yang dicari remaja adalah
berupa kejelasan siapa dirinya dan apa peran dirinya di masyarakat. Remaja tidak
puas dirinya sama dengan kebanyakan orang, ia ingin memperlihatkan dirinya
sebagai individu, sementara pada saat yang sama ia ingin mempertahankan dirinya
terhadap kelompok sebaya.
5. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan kekuatan
Ada stigma dari masyarakat bahwa remaja adalah anak yang tidak rapi,
tidak dapat dipercaya, cenderung berperilaku merusak, sehingga menyebabkan
orang dewasa harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja. Dengan
adanya stigma ini akan membuat masa peralihan remaja ke dewasa menjadi sulit,
karena peran orang tua yang memiliki pandangan seperti ini akan mencurigai dan
menimbulkan pertentangan antara orang tua dengan remaja serta membuat jarak
diantara keluarga.

5
D. Tugas-Tugas Perkembangan Masa Remaja
Tugas-tugas perkembangan masa remaja diantaranya adalah: menerima
keadaan jasmani yang sebenarnya dan memanfaatkan, memperoleh hubungan
baru dan lebih matang dengan teman sebaya antara dua jenis kelamin,
memperoleh kebebasan emosional dari orang tua, mendapatkan perangkat nilai
hidup dan falsafah hidup, memiliki citra-diri yang realistis.Remaja diharapkan
memiliki gambaran diri yang realistis, tidak lagi berdasarkan khayal (fantasi)
tentang gambaran yang muluk-muluk seperti apa yang sering kali mereka pikirkan
dan alami pada masa pubertas atau masa kanak-kanak (Pieter dan Lumongga,
2010).
Tugas-tugas perkembangan remaja menurut William Kay dalam Jahja
(2011) adalah sebagai berikut:
1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
2. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang
mempunyai otoritas.
3. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar
bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual
maupun kelompok.
4. Menentukan manusia model yang dijadikan identitasnya.
5. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuannya sendiri.
6. Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala
nilai, prinsip,-prinsip, atau falsafah hidup.
7. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) ke kanak
kanakan.
E. Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Jiwa Remaja
Perilaku remaja sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan, di satu pihak
remaja mempunyai keinginan kuat untuk mengadakan interaksi sosial dalam
upaya mendapatkan kepercayaan dari lingkungan, di lain pihak ia mulai
memikirkan kehidupan secara mandiri, terlepas dari pengawasan orang tua dan
sekolah. Salah satu bagian perkembangan masa remaja yang tersulit adalah

6
penyesuaian terhadap lingkungan sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan
jenis dalam hubungan interpersonal yang awalnya belum pernah ada, juga harus
menyesuaikan diri dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan sekolah. Untuk
mencapai hubungan polo sosialisasi dewasa, remaja harus membuat banyak penyesuaian
baru. Ia harus mempertimbangkan pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalam
perilaku sosial, membentuk kelompok sosial baru dan nilai-nilai baru dalam
memilih teman .
1. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan
anak. Usia 4-5 tahun dianggap sebagai titk awal proses identifikasi diri menurut
jenis kelamin. Peranan ibu dan ayah atau orang tua pengganti (nenek, kakek, dan
orang dewasa lainnya)sangat besar. Apabila proses identifikasi ini tidak berjalan
dengan lancar, maka dapat timbul proses identifikasi yang salah. Banyak
penelitian yang dilakukan para ahli menemukan bahwa remaja yang berasal dari
keluarga yang penuh perhatian, hangat, dan harmonis mempunyai kemampuan
dalam menyesuaikan diri dan sosialisasi yang baik dengan lingkungan sekitar
Hurlock (1973) dalam Sumiati,et.al (2009). Menambahkan anak yang mempunyai
penyesuaian diri yang baik di sekolah, biasanya memiliki latar belakang keluarga
yang harmonis, menghargai pendapat anak dan hangat. Hal ini disebabkan karena
anak yang berasal dari keluarga yang harmonis akan mempersepsikan rumah sebagai
suatu tempat yang membahagiakan karena semakin sedikit masalah antara oranngtua,
maka semakin sedikit masalah yang dihadapi anak, dan begitu juga sebaliknya
berntakan atau kurang harmonis maka ia akan terbebani dengan masalah yang sedang
dihadapi oleh oarangtuuanya tersebut, Tallent (1978) dalam Sumiati,et.al (2009).
Lingkungan keluarga yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa
remaja adalah:
a. Pola Asuh Keluarga
Setiap orang tua bertanggung jawab memikirkan san menguasahakan agar
senantiasa terciptakan dan terpelihara suatu hubungan antara orangtua
dengan anak yang baik, efektif dan menambah kebaikan dan keharmonisan
hidup dalam keluarga, sebab telah menjadi bahan kesadaran para orangtua

7
bahwa hanya dengan hubungan yang baik kegiatan pendidikan dapat
dilaksanakan dengan efektif dan juga dapat menunjang terciptanya
kehidupan keluarga yang harmonis (Papalia, 2011).
Gaya pengasuhan otoritatif masih yang tebaik dalam pengasuhan remaja.
Orang tua otoritatof akan bersikapptegas terhadap nilai penting pengaturan,
norma, dan nilai tetapi bersedia mendengar, menjelaskan, dan bernegosiasi.
Mereka melatih kontrol yang tepat terhadap perilaku anak tetapi tidak
mengatur pemahaman eksistensi diri sang anak. Orang tua menunjukkan
ketidaksetujuan terhadap kesalahan perilaku remaja akan lebih efektif
memotivasi mereka untuk berperilaku yang benar ketimbang orang tua yang
menghukum mereka dengan kejam. Remaja dengan tua yang ketat
cenderung mengembangkan kontrol diri, disiplin diri, dan pelajaran dan
kebiasaan personal yang baik. Mereka yang memberikan otonomi
psikologid oleh orang tuanya cenderung menjadi percaya diri dan kompeten
dalam bidang akademis dan sosial (Papalia, 2011).
b. Kondisi Keluarga
Hubungan orang tua yang harmonis akan menumbuhkan kehidupan
emosional yang optimal terhadap perkembangan kepribadian anak.
Sebaliknya orang tua yang sering bertengkar akan menghambat komunikasi
dalam keluarga dan anak akan “melarikan diri” dari keluarga. Keluarga yang
tidak lengkap misalnya karena perceraian, kematian, dan keluarga dengan
keadaan ekonomi yang kurang dapat mempengaruhi perkembangan jiwa
remaja (Sumiati,et.al,2009).
Problem utama dalam keluarga berorang tua tunggal adalah kekurangan
uang. Kemiskinan dapat merumitkan hubungan keluarga dan juga
membahayakan perkembangan remaja melalui pengaruhnya terhadap
kondisi emosional orang tua (Papilia, 2011).
c. Pendidikan Moral Dalam Keluarga
Pendidikan moral dalam keluarga adalah upaya menanamkan nilai-nilai
akhlak atau budi pekerti kepada anak di rumah. Pengertian budi pekerti
mengandung nilai-nilai:

8
- Keagamaan yaitu sebuah keluarga yang harmonis ditandai dengan
terciptanya kehidupan beragama dalam rumah tersebut. Hal ini penting
karena dalam agama terdapat nilai-nilai moral dan etika kehidupan.
- Kesusilaan yaitu meliputi nilai-nilai yang berkaitan dengan orang lain,
misalnya sopan santun, kerjasama, tenggang rasa, saling menghayati,
saling menghormati, menghargai orang lain, dsb.
- Kepribadian memiliki nilai dalam kaitan pengembangan diri, misalnya
keberanian, rasa malu, kejujuran, kemandirian, dsb.
2. Lingkungan sekolah
Pengaruh yang juga cukup kkuat dalam perkembangan remaja adalah
lingkunngan sekolah. Umumnya orang tua menaruh harapan yang besar pada
pendidikan di sekolah. Oleh karena itu dalam memilih sekolah, orang tua
perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Suasana Sekolah
Persyaratan terciptanya lingkungan kondusif bagi kegiatan belajr
mengajar adalah suasana sekolah. Baik buruknya suasana sekolah sangat
tergantung pada kepemimpinan kepala sekolah, komitmen guru, sarana
pendidikan dan disiplin sekolah. Suasana sekolah sangat berpengaruh
terhadap perkembangan jiwa remaja, yaitu dalam hal kedisiplinan,
kebiasaan belajar, pengendalian diri (Sumiati,et.al, 2009).
b. Bimbingan Guru
Untuk menyalurkan minta, bakat, dan hobi siswa perlu dikembangkan
kegiatan ekstrakulikuler dengan bimbingan guru. Dalam proses belajar
mengajar, guru tidak sekedar mengalihkan ilmu pengetahuan yang
terkandung dalam kurikulum terlutis, melainkan juga memberikan nilai
yang terkandung di dalamnya (hidden curriculum), misalnya kerjasama,
sikap empati mau mendengarkan orang lain, menghargai dan sikap
orang lain yang dapat membuahkan kecerdasan emosional.
3. Lingkungan Teman Sebaya
Ketika anak-anak memasuki masa remaja, perubahan hakikat persahabatan
juga terjadi. Pada umumnya, jumlah waktu yang dihabiskan bersama teman

9
meningkat tajam, remaja menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman
sebaya mereka daripada bersama anggota keluarga atau sendirian, menurut
Ambert (1997) dalam Slavin (2011). Remaja yang mempunyai persahabatan
yang memuaskan dan harmonis juga melaporkan tingkat harga diri yang lebih
tinggi, kurang merasa kesepian, mempunyai kemampuan sosial yang lebih
matang, dan bekinerja lebih baik di sekolah daripada remaja yang tidak
mempu nyai persahabatan yang mendukung (Slavin, 2011).
Selain teman-teman dekat mereka, kebanyakan remaja juga memberikan
nilai yang tinggi kepada kelompok sebaya yang lebih luas sebagai sumber
gagasan, nilai, persahabatan dan hiburan. Hakikatnya hubungan dengan teman
sebaya pada masa remaja dicirikan berdasarkan status sosial dan pertemanan
akrab sebaya. Status sosial, atau tingkat penerimaan teman oleh teman sebaya,
dipelajari dalam kaitannya dengan kelompok status yang sama, yang
diidentifikasikan pada masa anak- anak pertengahan. Seperti pada anak-anak
usia sekolah dasar, remaja yang populer dan diterima dengan baik cenderung
memperlihatkan penyelesaian konflik dan kemampuan akademis yang positif,
perilaku prososial dan sifat kepemimpinan (Slavin, 2011).
4. Lingkungan Masyarakat
Tanggapan positif dari lingkungan terhadap keadaan remaja akan
menimbulkan rasa puas dan menerima keadaan dirinya, sedangkan tanggapan
negatif dari lingkungan akan menimbulkan perasaan tidak puas pada dirinya
dan individu cenderung tidak menyukai dirinya yang nantinya akan
mengakibatkan terjadinya pelanggaran terhadap peraturan dan norma-norma
yang ada dalam masyarakat (Sumiati,et.al, 2009).
a. Lingkungan masyarakat menurut Sumiati,et.al (2009) terdiri dari:
Sosial Budaya
Bagi remaja yang sedang dalam mencari identitas dan penyesuaian
sosial, situasi ini merupakan titik kritis, yang dapat mengakibatkan
terjadinya konflik kejiwaan pada sebagian remaja. Kebudayaan
memberikan pedoman arah, persetujuan, pengingkaran, dukungan, kasih
sayang, dan perasaan aman kepada remaja, tetapi mereka juga

10
mempunyai keinginan untuk madiri yang berbeda dari tolak ukur orang
dewasa. Mereka membuat kebudayaannya sendiri yang berbeda
dari kebudayaan masyarakat pada umumnya. Kebudayaan yang
menyimpang
inilah yang dikenal sebagai kebudayaan anak muda (Youth culture).
Nilai yang dominan dalam budaya anak muda adalah keunggulan dalam
olahraga, disenangi teman, senang hura-hura, senang pesta, tidak
dianggap pengecut,dsb.
b. Media Massa
Kemajuan tekhnologi yang luar biasa membawa kegembiraan yang
menyenangkan serta wawasan yang lebih luas. Tetapi juga membawa
kesedihan, betapa tidak, krena hubungan antara manusia bergeser
menjadi hubungan antar mesin. Hubungan antar keluarja menjadi
minim. Komunikasi dalam keluarga yang bisa menumbuhkan saling
pengertian, kasih sayang, kerja sama menjadi surut. Tidak sekedar
kehilangan waktu luang yang berharga, tetapi remaja lebih
rugi karena menikmati program yang sering kurang mendidik, misalnya
tayangan kekerasan dan kehidupan seksual.

F. Masalah Kesehatan Jiwa remaja


Adanya hambatan dalam tahap perkembangan dapat menimbulkan masalah kesehatan
jiwa bila tidak terselesaikan dengan baik. Masalah tersebut berasal dari diri remaja
sendiri, hubungan orang tua dan remaja atau akibat interaksi sosial di luar lingkungan
keluarga. Sebagai akibatnya dapat terjadi masalah kesehatan jiwa remaja dengan
manifestasi macam – macam antara lain kesulitan belajar, kenakalan remaja dan masalah
perilaku seksual (davdsoon G C, 2006)
G. Gangguan jiwa pada remaja
Gangguan jiwa pada remaja antara lain :
1. Gangguan Cemas
Cemas merupakan rasa khawatir yang sangat berlebihanyang mengakibatkan
terganggunya kegiatan yang bisa dilakukan. Seperti :

11
a) Gemetar
b) Berkeringat dingin
c) Berdebar debar
d) Tidur terganggu
e) Tidak bisa santai
f) Badan terasa nyeri
g) Perasaan seperti mau pingsan
2. Gangguan Depresi
Depresi merupakan perasaan sedih atau murung yang mendalam,dan menetap lebih
dari 2 minggu berturut – turut sehingga menganngu aktivitas remaja sehari – hari
a) Perasaan sedih atau murung
b) Semangat menurun
c) Mudah lelah
d) Rasa percaya diri menurun
e) Pesimis
f) Putus asa
g) Gangguan tidur
3. Gangguan Psikotik
Apabila remaja tidak dapat mengatasi berbagai stressor yang ada,dapat menimbulkan
berbagai kondisi yang negative seperti cemas, depresi, bahkan dapat memicu
munculnya gangguan psikotik. Gangguan psikotik merupakan suatu kondisi
terdapatnya gamngguan yang berat dalam kemampuan menilai realitas. Seperti
Skizopernia. Skizopermia pada remaja merupakan hal yang umum insidenya selama
remaja akhir sangat tinggi. Gejala awalnya meliputi perubahan eksoterm
dalamperilaku sehari – hari. Isolasi sosial, sikap anak yang aneh,penurunan nilai
akademik dan meekpresikan perilak yang tidak disadarinya.
4. Gangguan penyahlagunaan napza dan sek Bebas.
Gannguan ini banyak terjadi diperkirakan 32 % remaja menderita gannguan
penyalahgunaan zat. Angka penggunaan alcohol atau zat terlarang lebih banyak pada
laki – laki dibandingkan perempuan. Resiko terbesar pada usia 15 – 24 tahun. Pada
remaja perubahan penggunaan zat menajadi ketergantungan zat terjadilebih cepat

12
dalam kurun 2 tahun.identifikasi remaja penyahlahgunaan NAPZA terdapat pada
konflik keluarga yang berat, kesulitan akademik, penyalahgunaan napza oleh orang
tua dan teman. Dan remaja yang sudah mengenal Napza, sebagian besar juga
mengenal Seks Bebas yang menjadi hal yang tidak tabu lagi dikalangan remaja di
Indonesia. Kegiatan seks bukan hanya dilakukanoleh pasangan tetapi juga dilakukan
oleh para remaja., pada saat ini mengutamakanpacaran dankebutuhanya yang laindari
pada menuntut ilmu. Hubungan seks di luar nikah beresiko terjadi kehamilan di luar
nikah putus sekolah, penguguran kandungan yang dapat membahayakan dirinya dan
yang paling utama dalah dapat mengakibatkan penyakit menular seksual dengan
berganti – ganti pasangan.
H. Penatalaksanaan Gangguan Kesehatan Jiwa Pada remaja
Penatalaksanaan gangguan kesehatan jiwa remaja diantaranya :
1. Pencegahan primer melalui Program sosial yang ditunjukan untuk mencipatakan
lingkungan yang meningkatkan kesehatan anak.
2. Pencegahan sekunder dengan menemukan kasus secara dini pada remaja yang
mengalami kesulitan di sekolah sehingga tindakan yang tepat segera dilakukan.
3. Dukungan teraupeutik bagi anak – anak diberikan melalui Psikoterapi individu,
konseling remaja dan program pendidikan khusus untuk remaja yang tidak mampu
berpartisipasi dalam sistem sekolah normal
4. Terapi keluarga dan penyuluhan keluarga penting untuk membantu keluarga
mendapatkan ketrampilan dan bantuan yang diperlukan guna membuat perubahan
yang dapat meningkatkan fungsi semua anggota keluarga.

13
BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Pokok Bahasan : Penyuluhan “KESEHATAN JIWA REMAJA” pada


siswa SMAN 1 Jetis Ponorogo
B. Sub Pokok Bahasan : Mengetahui pengertian tentang kesehatan jiwa remaja dan dapat
mengetahui berbagai cirri-ciri pada masa remaja, dan masalah
sekaligus solusi kesehatan jiwa pada remaja.
C. Sasaran : Siswa SMA N 1 Jetis Ponorogo
D. Waktu Pelaksanaan : Rabu, 6 November 2019. Pukul 08.30 WIB
E. Tempat : SMAN 1 Jetis Ponorogo
F. Materi :
1. Menjelaskan pengertian kesehatan jiwa pada remaja
2. Menjelaskan perubahan yang terjadi masa remaja
3. Menjelaskan masalah kesehatan jiwa
4. Menjelaskan ganguan – gangguan kesehtan jiwa
5. Menjelaskan penatalaksanaan kesehatan jiwa pada remaja
G. Kegiatan :

No Fase Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta


1. Pembukaan 5 menit  Menyampaikan salam  Menjawab
 Memperkenalkan diri salam
 Menjelaskan maksud  Mendengarkan
dan tujuan perkenalan dan
maksud tujuan
2. Pelaksanaan 30 menit  Menjelaskan Pengertian  Mendengarkan
Kesehatan jiwa pada penjelasan dari
remaja. pemateri
 Menjelaskan perubahan
yang terjadi pada masa

14
remaja.
 Menjelaskan akibat
masalah kesehatan jiwa
remaja
 Memberi tahu gangguan
– gangguan kesehatan
jiwa pada remaja.
 Menjelaskan
penatalkasanaan
kesehatan jiwa pada
remaja.
3. Evaluasi 5 menit  Memberikan pertanyaan  Menjawab
kepada siswa – siswa Pertanyaan
sebagai evaluasi tentang  Mengajukan
penjelasan sebelumnya pertanyaan
 Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya terkait materi
yang diberikan
4. Terminasi 5 menit  Menyampaikan  Mendengarkan
kesimpulan materi kesimpulan
 Menutup kegiatan  Menjawab
dengan mengucapkan salam
terima kasih atas
partisipasinya
 Mengakhiri pertemuan
dan mengucapkan salam

H. Metode : Penyuluhan dan Tanya jawab


I. Media : Leaflet

15
J. Setting Tempat :

MODERATOR DAN FASILITATOR


AUDIEN
PENYAJI

DOKUMENTASI DAN OBSERVASI

K. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan dalam waktu 10 Menit.
b. Media yang ada dan digunakan adalah leaflet.
c. Setting tempat sesuai dengan tempatnya.
2. Evaluasi Proses
a. 95% peserta antusias.
b. 100% peserta mengikuti acaranya dari awal sampai akhir.
c. Proses penyuluhan berjalan dengan lancar dan peserta penyuluhan memahami
materi yang disampaikan.
d. Selama proses penyuluhan 40% peserta berpartisipasi mengikuti dalam
mengajukan pertanyaan.

3. Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan mengerti 80% dari apa yang telah disampaikan dengan
kriteria tidak memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan
yang diberikan kepada siswa.
Pertanyaan yang diberikan oleh mahasiswa ke peserta :
a Apa yang dimaksud dengan kesehatan jiwa remaja ?

16
Jawaban peserta : kesehatan jiwa merupakan bebas dari gangguan jiwa,
tetapi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh semua orang, mempunyai
perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat
menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif
terhadap
diri sendiri dan orang lain.
b Sebutkan perubahan yang terjadi pada remaja ?
Jawaban peserta : perubahan fisik, perubahan bentuk tubuh, perkembangan
karakteristik seksual.
c Apa akibat dari masalah kesehtan jiwa pada remaja?
Jawaban peserta : kesulitan belajar, kenakalan remaja dan masalah perilaku
seksual
d Gangguan jiwa apa saja yang pernah sering dialami oleh remaja?
Jawaban peserta : Cemas, tress, galau, depresi,gangguan psikopatik dan
gangguan NAPZA dan sex bebas.
e Bagaimana cara mengatasi gangguan jiwa yang pernah anda alami ?
Jawaban Peserta : melalui bimbingan konseling di sekolah, pendekatan
dengan anggota keluarga dalammenceritakan suatu masalah.

BAB IV

17
ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Anggaran Biaya

No. Jenis Pengeluaran Jumlah Satuan Biaya


1. Kertas HVS 1 Box Rp.150.000,00 Rp.150.000,00
2. Pembelian hadiah 50 Rp.30.000,00 Rp.1.500.000,00
3. Vendel 1 Rp.500.000,00 Rp.500.000,00
4. CD 2 Rp.50.000,00 Rp.100.000,00
5. Konsumsi 9 Rp.40.000,00 Rp.360.000,00
6. Transport 5 Rp.25.000,00 Rp.125.000,00
Total Pengeluaran Rp.2.735.000,00

B. Jadwal Kegiatan

Bulan November
No Jadwal Kegiatan
1 2 3 4
1. Observer Penyuluhan
2. Persiapan Penyuluhan
3. Melakukan Penyuluhan
4. Evaluasi

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

18
Tanggal : 6 November 2019

Waktu : Pukul 07.30 s.d. 10.15 WIB

Tempat : SMA N 1 Jetis Ponorogo

Topik : KESEHATAN JIWA REMAJA

Peserta : Siswa SMA N 1 Jetis Ponorogo

Pelaksanaan Kegiatan

Tahap ini meliputi pemberian salam pembuka, memperkenalkan diri dan penyampaian
tujuan diberikan penyuluhan. Kemudian pemateri memberikan pertanyaan pembuka untuk
mengetahui tingkat pengetahuan peserta tentang materi yang akan diberikan. Pertanyaan sebagai
berikut :

a. Pengertian kesehatan jiwa pada remaja


b. Contoh dari gangguan kesehatan jiwa pada remaja.

Peserta masih bingung menjelaskan pengertian kesehatan jiwa pada remaja, karena di
pemikiran siswa tersebut kesehatan jiwa remaja merupakan gangguan pada remaja – remaja yang
mengalami sakit jiwa.

1. Evaluasi Struktur
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan dalam waktu 10 Menit.
b. Media yang digunakan belum lengkap yaitu Leaflet
c. Setting tempat sesuai dengan tempatnya.

2. Evaluasi Proses
a. 95% peserta antusias.
b. 100% peserta mengikuti acaranya dari awal sampai akhir.
c. Proses penyuluhan berjalan dengan lancar dan peserta penyuluhan memahami
materi yang disampaikan.

19
d. Selama proses penyuluhan 30% peserta berpartisipasi mengikuti dalam
mengajukan pertanyaan.

2. Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan mengerti 80% dari apa yang telah disampaikan dengan kriteria tidak
memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan yang diberikan kepada
siswa.
Pertanyaan yang diberikan oleh mahasiswa ke peserta :
a Apa yang dimaksud dengan kesehatan jiwa remaja ?
Jawaban peserta : kesehatan jiwa merupakan bebas dari gangguan jiwa,
tetapi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh semua orang, mempunyai
perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat
menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif
terhadap
diri sendiri dan orang lain.
b Sebutkan perubahan yang terjadi pada remaja ?
Jawaban peserta : perubahan fisik, perubahan bentuk tubuh, perkembangan
karakteristik seksual.
c Apa akibat dari masalah kesehtan jiwa pada remaja?
Jawaban peserta : kesulitan belajar, kenakalan remaja dan masalah perilaku
seksual
d Gangguan jiwa apa saja yang pernah sering dialami oleh remaja?
Jawaban peserta : Cemas, tress, galau, depresi,gangguan psikopatik dan
gangguan NAPZA dan sex bebas.
e Bagaimana cara mengatasi gangguan jiwa yang pernah anda alami ?
Jawaban Peserta : melalui bimbingan konseling di sekolah, pendekatan
dengan anggota keluarga dalammenceritakan suatu masalah.

Banyaknya akibat dari gangguan kesehatan jiwa pada remaja mendorong berbagai cara
untuk mencegah gangguan kesehatan jiwa pada tersebut sehingga mulai banyak orang
tergerak untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan jiwa pada remaja

20
BAB VI

PENUTUP

21
A. Kesimpulan
Kesehatan jiwa remaja merupakan hal yang penting dalam menentukan hal yang
penting dalammenentukan kualitas bangsa. Remaja yang tumbuh dalam lingkungan kondutif
dan mendukung merupakan sumber daya manusia yang dapat menjadi asset bangsa yang
tidak ternilai.untuk mencipatakan remaja berkualitas perlu dilakuakn berbagai upaya
tindakan nyata dengan cara mempersiapkan generasi muda yang kuatdan tahan dalam
mengahdapi bebagai macam tantangan hidup. Agardapat melalui masa remajanya dengan
baik,sangatpenting pean orang tua, guru, tokoh masyarakat dan masyrakat sekitarnya dalam
memberikan bimbingan dan teladan.

B. Saran
Perlu adanya perhatian dari semua pihak baik orang tua, guru dan pihak sekolah agar
kesehatan jiwa pada remaja dapat diatasi maksimal mungkin. agar generasi penerus tidak
mengalami gangguan-gangguan yang mungkin dapat mempeburuk kualitas bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

22
Carpenito dan Moyet. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Jakarta.

Dermawan, D & Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Direja, A.H.S. 2011. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Eko Prabowo. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Ernawati, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta: Trans Info
Media.

Keliat, B.A, dkk. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN (Basic Course).
Jakarta: EGC.

Keliat, B.A, dkk. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC. Keliat, B.A, dkk.
2005. Keperaatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC.

Kusumawati, F & Hartono, Y. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Putlisbang Depkes RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Depkes. Riyadi, T dan
Purwanto, T. 2013. Asuhan Keperawatn Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Stuart, Gail W.2007. Buku Saku Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Stuart, GW & Sunden, SJ. 2006. Buku Saku Keperwatan Jiwa. Jakarta: EGC. Stuart & Laraia.
2005.

Lampiran 1 Surat Balasan Pengabdian Masyarakat

23
Lampiran 2 Leaflet

LEAFLET

24
Lampiran 3
25
SURAT IZIN PENGABDIAN MASYARAKAT

26
Lampiran 4
SURAT PERINTAH TUGAS

Lampiran 5
DOKUMENTASI

27
PENYAMPAIAN MATERI

28
lampiran 6

29

Anda mungkin juga menyukai