Anda di halaman 1dari 13

Mengenal

Kematian dan
Alam
Barzakh
By : Kelompok 3
Hakikat Kematian Menurut Islam
Kematian merupakan suatu fenomena yan sangat misterius dan rahasia

Di dunia ini tidak ada satu pun makhluk yang mampu mengetahui waktu
terjadinya kematian pada diri makhluk.
Menurut islam, kematian adalah sebagai transisi atau perpindahan ruh untuk
bentuk kematian. Selain menggunakan kata mauta (mati), al qur-an juga
menggunakan istilah tawaffa atau wafat.

Berdasarkan beberapa analisis pengalaman, terdapat tanda-tanda empat puluh hari sebelum
kematian. Tanda-tanda kematian tersebut muncul setelah masuk waktu Asar, bagian pusat
dari tubuh kita akan berdenyut. Menurut riwayat hal tersebut pertanda bahwa daun yang
tertulis nama kita dari pohon yang terletak di Arsy Allah Swt. telah gugur. Lalu malaikat maut
mengambil daun tersebut dan segera membuat persiapan. Di antaranya mulai mengawasi kita
setiap saat. Sesekali malaikat maut menampakkan dirinya kepada orang yang akan dicabut
nyawanya dalam wujud manusia dan seketika itu pula orang tersebut akan terasa terkejut dan
bingung melihat malaikat maut.
Kewajiban
Bertakziah
Secara bahasa kata takziah adalah bentuk masdar dari 'azza-yu'azzi yang artinya menyabarkan, menghibur, dan
menawarkan kesedihannya serta memerintahkannya (menganjurkan) untuk bersabar dalam arti berduka cita atau
berbela sungkawa atas musibah yang menimpa.
Apabila dilihat dari aspek sosial, takziah sebagai aktivitas sosial masyarakat untuk mendatangi keluarga orang yang
meninggal dunia. Takziah dilakukan dengan maksud untuk memberikan nasihat dengan kesabaran yang diungkapkan
melalui kalimat yang dapat menenangkan perasaan dan menghilangkan kesedihan.
Pelaksanaan takziah lebih baik dilakukan sesudah penguburan, karena di waktu itu keluarga si jenazah masih sibuk
menyelenggarakan penguburannya. Apabila kesedihan mereka bersangatan maka lebih baik takziah disegerakan agar
mereka terhibur dan cepat pulih normal.

Hukum takziah disunahkan (mustahab) sekalipun kepada seorang zimmi (nonmuslim yang tidak memerangi). Menurut
Imam Nawawi, Imam Hambali, dan Imam Sufyan as- Sauri takziah disunahkan sebelum jenazah dikubur dan tiga hari
sesudahnya. Imam Hanafi berpendapat takziah disunahkan sebelum jenazah dikuburkan.

Takziah merupakan kewajiban bagi setiap muslim kepada muslim yang lain dan orang yang meninggal dunia berhak
atas hak takziah. Sebagaimana disabdakan Rasulullah Saw., "Bahwasanya hak muslim atas muslim yang lain ada lima,
yaitu menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, menghadiri undangan, dan mendoakan orang yang
bersin."
Tujuan
Bertakziah
Takziah sebagai perbuatan terpuji. Tujuan takziah adalah menghibur keluarga yang ditinggal agar tidak meratapi
kematian dan musibah yang diterimanya. Apabila tidak dihibur maka keluarga almarhum bisa menangis dan susah.
Keadaan demikian, menurut satu riwayat akan memberikan pengaruh yang tidak baik terhadap almarhum.

Takziah dilakukan kepada seluruh orang yang tertimpa musibah (ahlul musibah), baik orang tua, anak-anak, dan
apalagi orang-orang yang lemah. Lebih khusus lagi kepada orang-orang tertentu dari mereka yang merasakan
kehilangan dan kesepian karena ditimpa musibah tersebut. Adab dalam bertakziah di antaranya adalah sebagai
berikut.

1. Seorang muslim yang sedang bertakziah hendaknya dapat menghibur keluarga yang mengalami musibah (ashabul
musibah) supaya mereka senantiasa sabar dalam menghadapi musibah.

2. Memberikan salam dan ucapan bela sungkawa kepada keluarga yang mengalami musibah (ashabul musibah) dengan
sepenuh perhatian dan ikut mendoakan dengan memohonkan ampunan pada si jenazah dan memohonkan kesabaran
pada keluarga yang ditinggalkan.

3. Sepatutnya orang yang sedang tertimpa kesusahan untuk tidak diberi beban, tetapi tetangga atau keluarga yang
lain yang seharusnya mengirim makanan yang sudah masak untuk keluarganya yang sedang susah.
Adab Penyelenggaraan
jenazah
Penyelenggaraan jenazah adalah hak muslim terhadap muslim lainnya. Artinya, kaum muslim yang hidup dan berada di sekitar
orang yang meninggal (muslim) maka berkwajiban untuk mengurusnya.
Adapun adab-adab dalam penyelenggaraan jenazah adalah sebagai berikut.

1.Adab memandikan jenazah


berikut tata cara memandikan jenazah :

a. Letakkanlah jenazah di tempat kosong, di atas tempat yang agak tinggi, kemudian tutuplah auratnya dengan kain atau
semisalnya.
b. Jenazah didudukkan di tempat mandi, condong ke belakang, sedang kepalanya disandarkan pada tangan kanan orang yang
memandikannya, sementara tangan kirinya menekan keras-keras perut si jenazah supaya isinya (kotoran) yang mungkin masih
tersisa ke luar.
c. Kepala dan wajah si jenazah dibasuh dengan sabun atau pembersih lainnya. Lepaslah/diuraikan rambutnya, kalau dia
mempunyai rambut panjang. Jika ada yang tercabut, maka rambut itu harus dikembalikan dan ditanam bersamanya. Sisi kanan
jenazah sebelah depan dibasuh terlebih dahulu, barulah kemudian
d. sisi depan sebelah kiri. Sesudah itu, basuh pula sisi kanannya sebelah belakang, kemudian sisi belakang sebelah kiri.
Selanjutnya, disunahkan mengulangi basuhan seperti itu dua kali lagi
Adab Penyelenggaraan
jenazah
2.Adab mengafani jenazah
Mengafani atau membungkus jenazah yang dituntut agama, paling tidak supaya jenazah itu dibungkus dengan selembar kain
yang menutupi seluruh tubuhnya, termasuk kepalanya, apabila jenazah itu tidak dalam keadaan ihram. Namun, yang wajib
sebenarnya adalah selembar kain yang menutupi aurat, demikian menurut pendapat yang lebih benar. Adapun untuk yang paling
sempurna, hendaklah diperhatikan keterangan berikut.

a. Jika jenazah itu laki-laki, hendaklah dibungkus dengan tiga lembar kain putih, yang semuanya merupakan lembaran-lembaran
kain sepanjang tubuh jenazah dan lebat, sehingga masing-masing dapat mencakup seluruh tubuhnya. Jadi, makruh hukumnya jika
jenazah itu dibungkus dengan selain kain putih, begitu pula dengan kain yang menyerupai baju, sedang kepalanya ditutup dengan
kain yang menyerupai kudung.
b. Kalau jenazah itu perempuan dan tidak dalam keadaan ihram, dianjurkan supaya dibungkus dengan lima lembar kain putih,
yaitu berupa kain yang menutupi sejak pusar sampai bagian bawah tubuhnya, kudung penutup kepala, baju penutup bagian atas
tubuh sampai menjuntai ke kain penutup bagian bawah tadi, dan dua lembar lagi, yang masing-masing mencakup seluruh tubuh.
Jika ia dalam keadaan ihram, wajib dibuka wajahnya. Wajah perempuan yang sedang ihram dalam hal ini seperti kepala laki-laki.
C. Kain kafan wajib dari bahan yang halal dipakai oleh si jenazah, sekiranya dia masih hidup. Jadi, bagi laki-laki tidak boleh
dibungkus dengan sutra tulen. Kemudian, patut ditempelkan pada lubang-lubang tubuhnya dan anggota-anggota sujud dengan
kapas yang telah dibubuhi obat pengawet atau kapur. Sedangkan lembaran-lembaran kafan itu diikat dengan sobekan kain, yang
nantinya dilukar lagi setelah ada dalam kubur.
Adab Penyelenggaraan
jenazah
3. Adab mengikuti sholat jenazah
Adapun tata cara salat jenazah adalah sebagai berikut.

a. Takbiratul ihram disertai niat menyalatkan jenazah. Cara niat ialah, mendetikkan dalam hati salat empat takbir atas jenazah
ini, hukumnya adalah fardu kifayah.
b. Sesudah takbir pertama, meletakkan tangan di atas dada seperti salat biasa, lalu membaca al-Fatihah.
C. Selesai membaca al-Fatihah, takbir lagi yang kedua sambil mengangkat tangan setinggi telinga, kemudian letakkan lagi kedua
tangan itu di atas dada, lalu membaca sholawat Nabi saw. yang mana saja. Namun, yang terbaik ialah disertakan sholawat
Ibrahimiyah.
d. Selanjutnya, bertakbir yang ketiga, disusul dengan mendoakan si jenazah. dengan menggunakan doa yang ma'sur dari Nabi
saw.
e. Selanjutnya, bertakbir yang keempat, disusul dengan doa berikut.

‫ الَّلُه َّم اَل َتْحِرْم َنا َأْجَرُه َو اَل ُتِض َّلَنا َبْع َدُه‬.
f. Kemudian mengucapkan salam dua kali ke kanan dan ke kiri, masing-masing sama seperti salam pada salat-salat yang lain.
Adab Penyelenggaraan
jenazah
4.Adab mengantarkan jenazah
Mengantarkan jenazah sampai dikuburkan ke liang lahat menjadi amalan sunah yang perlu mendapatkan perhatian dari kaum muslimin. Adapun di antara adab dalam
mengantar janazah adalah sebagai berikut.

a. Mengantar jenazah dengan berjalan kaki. Kalaupun mau berkendaraan, maka tidak mengapa pada saat pulangnya.
b. Haram membawa jenazah secara sembarangan, yakni dengan cara yang dikhawatirkan akan jatuh. Disunahkan agar jenazah dibawa dalam peti, terutama jenazah
wanita, sebagai pelaksanaan penghormatan Allah Swt. terhadap manusia.
c. Makruh menimbulkan kegaduhan ketika mengantar jena- zah. Bahkan disunahkan agar tidak bersuara nyaring ketika membaca-baca, berzikir ataupun lainnya, dan
supaya diganti dengan memikirkan mati serta nasib masing-masing kelak.
d. Yang lebih baik, para pengantar itu supaya berjalan di depan jenazah, dekat dengannya. Karena mereka adalah para pemberi syafaat baginya di sisi Allah Swt. maka
sepatutnya berjalan di depannya.
e. Tak ada larangan bagi seorang muslim mengantar jenazah kerabatnya yang kafir, dan tidak pula makruh itu dilakukan.
f. Disunahkan menghibur (takziah) kepada keluarga si jenazah selama tiga hari sejak wafatnya.

5. Adab Menguburkan jenazah


Sedang cara penguburan yang paling sempurna ialah dengan mengikuti petunjuk-petunjuk berikut.

a. Jenazah dikubur dalam lubang yang dalamnya setinggi orang laki-laki yang sedang, ditambah setinggi rentangan tangannya ke atas, sedang lebarnya satu hasta lebih
satu jengkal.
b. Jenazah wajib dibaringkan pada sisi kanannya dan dihadapkan ke kiblat. Sekiranya jenazah itu terlanjur ditimbun tanah dalam posisi tidak menghadap kiblat, wajib
dibongkar kembali lalu dihadapkan ke kiblat kalau diperkirakan jenazah itu belum mengalami perubahan. Dianjurkan pula agar pipinya ditempelkan ke tanah.
c. Disunahkan agar kuburan berupa lahad, manakala tanahnya cukup keras.
d. Disunahkan pula agar jenazah itu ditarik dari arah kepalanya setelah dibaringkan di dasar kubur dan diulur dengan perlahan.
Nilai Positif Bertakziah
Setiap ketetapan Allah pasti ada hikmahnya bagi manusia. Begitupun dengan syariat takziah. Berikut ini nilai positif dari bertakziah.

1. Takziah dapat menciptakan hubungan silaturahmi yang lebih erat antara keluarga yang mengalami musibah kematian dengan orang yang
bertakziah.

2. Dengan takziah diharapkan keluarga yang mengalami musibah kematian dapat terhibur dengan tujuan dapat mengurangi beban kesedihan dari
keluarga yang ditinggalkan.

3. Dengan takziah, orang muslim yang bertakziah dapat mendoakan kepada jenazah agar dosa-dosanya semasa hidup diampuni oleh Allah Swt. serta
amal kebaikannya dapat diterima oleh Allah.

4. Orang yang melakukan takziah adalah mereka yang mampu merasakan kesedihan atau duka yang dialami saudaranya. Dengan sering melakukan
takziah, seseorang terdorong untuk bermuhasabah (introspeksi) atas semua aktivitas yang telah dilakukannya sehingga tumbuh keyakinan akan
datangnya kematian.

5. Meringankan beban musibah yang diderita tuan rumah, memotivasinya untuk terus bersabar dan berharap pahala dari Allah. Memotivasi untuk
rida dengan ketentuan atau qadar Allah, dan menyerahkannya kepada Allah.

6. Dapat menasihati keluarga yang berkabung untuk tidak berbuat nihayah (meratap), memukul, atau merobek pakaian, dan lain sebagainya akibat
musibah yang menimpanya.
Mengenal Kehidupan
Alam kubur
Alam barzakh merupakan gerbang atau stasiun yang mesti dilalui oleh setiap manusia yang meninggal

dunia, baik dia dikubur dalam tanah maupun tidak. Meskipun jasad seseorang hilang lenyap, hangus
terbakar menjadi abu, dimakan binatang buas maupun tenggelam di dasar lautan, akan tetapi ruhnya
tetap hidup. Ruh tersebut bisa saja mendapatkan kenikmatan dari Allah atau justru siksaan sebagai
sebuah azab atau mungkin juga tak mendapatkan apa- apa. Semuanya tergantung pada amalnya selama
hidup di dunia.

Jadi, di alam barzakh, manusia akan mendapatkan pertanyaan, kesenangan atau kesulitan sesuai
dengan derajat keimanannya. Alam barzakh merupakan tempat penyucian bagi orang- orang yang
beriman untuk meringankan perhitungan mereka di akhirat (tasfiyah). Ada tiga jenis kondisi manusia di
alam barzakh, antara lain berikut.
1. Mendapatkan nikmat dan kebahagiaan, inilah kondisi orang-orang yang saleh.
2. Mendapatkan siksaan dan kesengsaraan, inilah kondisi orang-orang kafir, durhaka, berdosa, zalim,
para tiran, dan pendukung-pendukungnya.
3. Dibiarkan saja tanpa kenikmatan dan tanpa siksaan. Mereka seperti tertidur saja dan tersentak ketika
hari kiamat tiba. Inilah kondisi orang-orang yang dosanya tidak sebesar kelompok kedua .
Adab Ziarah
Kubur
Menziarahi kubur kaum muslimin disunahkan bagi kaum lelaki. Demikian kesepakatan para ulama. Nabi saw.
bersabda dalam sebuah hadis sahih yang artinya, Dari Ibnu Buraidah dari ayahnya bahwa Rasulullah saw
bersabda, “Pernah aku melarang kamu sekalian ber- ziarah kubur, maka berziarahlah kamu ke sana". (H.R.
Muslim: 1623)

Tidak ada anjuran waktu tertentu untuk berziarah kubur. Adapun bagi kaum wanita, berziarah kubur adalah
makruh. Karena besar kemungkinan wanita akan mempertontonkan dirinya, melolong-lolong, dan menjerit-
jerit. Namun demikian, mereka masih disunahkan berziarah ke kubur Rasulullah saw.

Hendaklah mereka dibacakan apa-apa yang mudah dihafal dari Al-Qur'an. Karena sesungguhnya rahmat akan
turun di mana saja yang dibacakan Al-Qur'an. Doakanlah mereka sesudah membacanya dan hadiahkan
(semisal pahala pembacaan Al-Qur'an) kepada arwah mereka, karena doa tersebut memiliki kemungkinan
besar akan dikabulkan. Apabila doa dilakukan pada waktu yang benar-benar dikabulkan maka jenazah akan
memperoleh pula pahala dari bacaan tersebut.
Hikmah Ziarah Kubur
Ziarah kubur merupakan ajaran sunah yang sudah mengakar dalam masyarakat muslim. Ziarah kubur memiliki tujuan untuk
mengambil pelajaran akan alam akhirat. Segala amal perbuatan kita sewaktu di alam dunia akan dipertanggungjawabkan di
hadapan Allah Swt.

Ziarah kubur dapat menanamkan kesadaran, bahwa kelak di alam akhirat manusia yang telah mati akan dibangkitkan kembali.
Tujuanya untuk menerima keadilan dan balasan atas segala amal perbuatan manusia semasa hidup di dunia, baik itu berupa amal
saleh yang dibalas dengan pahala, maupun berupa perbuatan manusia yang jelek yang akan dibalas dengan siksa neraka.

Ziarah kubur dianjurkan karena selain dapat mengingatkan kepada datangnya hari kematian juga akan memberikan kesadaraan
betapa pentingnya zuhud terhadap dunia, yaitu meninggalkan dunia untuk berbakti kepada Allah Swt.

Ziarah kubur dapat mengingatkan kepada kita bahwasanya hidup di dunia sesungguhnya hanya sementara, tidak abadi, serta
kesenangannya hanyalah semu. Di dalam kubur, tidak seorang pun yang sanggup menjadi temannya, kecuali amal-amal
kebajikannya yang akan meringankan bebannya dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan malaikat di kubur dan siksaan-siksaan
yang mungkin akan menimpanya.

Ziarah kubur dapat mendongkrak motivasi kita untuk senantiasa menambah pundi- pundi amal perbekalan guna melanjutkan ke
kehidupan yang selanjutnya. Ziarah kubur dapat menambah keimanan dan ketakwaan kita terhadap Allah Swt. Selain itu, ziarah
dapat mengurangi, bahkan menghilangkan sikap sombong yang ada pada diri kita. Sebab, harta, takhta, keluarga, dan lainnya tidak
akan dibawa mati. Ziarah kubur dapat memperoleh ganjaran pahala dari Allah Swt. karena telah menjalankan salah satu sunah
Rasulullah saw.
THANK YOU
by KELOMPOK 3 :
Siti Aliqa Azzahra
Shella Antika
Fadhilla Nur Annisa
Farhansyah Aqil
M. Ilham Ramadhan
Dayni Balqis

Anda mungkin juga menyukai