PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap orang pasti akan mengalami kematian. Mengingat mati harus sering dilakukan agar
setiap diri manusia menyadari bahwa dirinya tidaklah hidup kekal selamanya didunia sehingga
senantiasa mempersiapkan diri dengan beramal shaleh dan segera bertaubat dari kesalahan dan
dosa yang telah diperbuat. Kita harus mempersiapkan diri dengan bekal yang baik dan diridhai
Allah agar dapat menuju akhirat dengan khusnul khatimah atau akhir hayat yang sebaik-baiknya.
Allah SWT berfirman.
Artinya : Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan
ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan.(QS Ali Imran : 185)
Dalam ketentuan hukum Islam jika seorang muslim meninggal dunia maka hukumnya fardhu
kifayah atas orang-orang muslim yang masih hidup untuk menyelenggarakan 4 perkara, yaitu
memandikan, mengkafani, menshalatkan dan menguburkan orang yang telah meninggal tersebut.
Untuk lebih jelasnya 4 persoalan tersebut, pemakalah akan mencoba menguraikan dalam
penjelasan berikut ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumskan masalah dari penuisan
makalah ini, yaitu
1. Apa pengertian penyelenggaraan jenazah
2. Bgaimana proses memandikan jenazah
3. Bagaimana proses mengafani jenazah
4. Bagaimana proses menyolatkan jenazah
5. Bagaimana proses menguburkan jenajah
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian penyelenggaraan jenazah
2. Untuk mengetahui cara memandikan jenazah
3. Untuk mengetahui cara mengafani jenazah
4. Untuk mengetahui cara menyolatkan jenazah
5. Untuk mengetahui cara menguburkan jenazah
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Penyelenggaraan
Penyelenggaraan adalah kegiatan pengamatan, pengelolaan data,
pelayanan,penelitian,rekayasa dan pengembangan serta kerja sama berdasarkan tujuan
tertentu.
B. Pengertian Jenazah
Kata jenazah bila ditinjau dari segi bahasa berasal dari bahasa arab dan menjadi
turunan dari isim mashdar yang diambil dari fi’il madhi جنازة وجنازة- يجنز-جنز Bila
huruf jim dibaca fathah (janazatan), berarti orang yang telah meninggal dunia. Namun
bila huruf jimnya dibaca kasrah, maka kata ini berarti orang yang mengantuk.
Jenazah, mayat, jasad, atau cadaver dalam istilah ,medis, literal dan illegal, atau
saat dimasukkan dalam pembedahan adalah tubuh yang sudah tidak bernyawa.
Adapun kewajiban yang dilakukan oleh umat islam adalah sebagai berikut :
a. Memandikan Jenazah
b. Mengafani Jenazah
c. Menyalatkan Jenazah
d. Menguburkan Jenazah
Sebelum melakukan hal-hal tersebut ada beberapa hal yang sunat kita lakukan
terhadap jenazah :
Mentalqin orang yang sedang sakaratul maut
Membacakan kalimat ُ اَل اِلَهَ اِاَّل هللاke telinga orang yang sedang sakatul maut
Menutup kedua matanya sambil membaca doa :
صلَّي هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم
َ ِبِس ِْم هللاِ َوعَلى ِملَّ ِة َرسُوْ ِل هللا
"Dengan nama Allah semoga kamu tetap pada agama Rasulullah SAW."
atau
اللهم اغفرله(ها) وا رفع درجاته (ها) فى المهديين واخلفه (ها) في عقيبه (ها) الغابرين واغفرلنا وله
)(ها) وافسح له (ها) في قبره (ها) ونورله (ها) به (ها
Melipatkan kedua tangannya diatas dadanya
Menyelenggarakan penyelenggaraan jenazah
BAB III
MEMANDIKAN JENAZAH
“Sengaja aku memandikan mayat anak laki – laki ini fardhu kifayah karena
Allah Ta’ala".
Lafadz niat memandikan anak – anak perempuan :
ض ْال ِك َفا َي ِة هلِل ِ َت َعالَى ِّ ْت ْال ُغسْ َل لِ َه ِذ ِه ْال َم ِّي َت ِة
َ ْالط ْفلَ ِة َفر ُ َن َوي
"Sengaja aku memandikan mayat anak perempuan ini fardhu kifayah karena
Allah Ta’ala".
9. Mayat disiram dengan air bersih, keudian dengan air sabun dan dilanjutkan dengan
membersihkan segala najis atau kotoran yang ada ditubuhnya.setelaj itu, kita
bersihkan giginya dengan tangan kanan yang dibalut dengan perca kain yang lain,
kita kumur – kumurkan mayat itu, lalu kita bersihkan segala kotoran yang ada dalam
hidung dan telinganya dengan membalut jari kita dengan kain perca yang baru’
10. Setelah mayat dimandikan, kemudian mayat disiram lagi dengan air yang bercampur
kapur barus dan harum – haruman dengan cara sebagai berikut :
Tiga kali siraman untuk tubuh yang bagian kanan , mulai dari kepala sampai
kakimayat sambil membaca lafadz do’a :
ِ ك ْال َم
ص ْي ُ…ر َ ُغ ْف َرانَكَ يَا َر ِح ْي ُم يَا َربَّنَا َواِلَ ْي
Tiga siraman pada tubuh bagian depan si mayat dengan cara memiringkannya
ke sebelah kanan, sambil membaca lafadz do’a :
ِ ك يَا هللاُ يَا َربَّنَا َواِلَ ْيكَ ْال َم
ص ْي ُر َ َُغ ْف َران
Setelah itu dibaca lafadz :
ُ ك َولَهُ ْال َح ْم ُد يُحْ يِى َو يُ ِمي
ْت َوه َُو َعلَى ُكلِّ َش ْي ٍء ُ لَهُ ْال ُم ْل,ُك لَه
َ اَل اِلَهَ اِاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي
قَ ِد ْي ٌ…ر
11. Setelah itu kita membersihkan seluruh tubuh mayat, tubuh si mayat kita siram lagi
dengan memakai air yang suci.
12. Kemudian mayat kita whudukkan. Tapi, menurut pendapat, ada yang mengatakan
tidak perlu diwhudukkan, dengan alas an whudukmys sudah terbawa oleh mandi yang
sempurna meliputi seluruh badannya. Namun, lebih baik lagi jika kita whudukkan,
karena hukumnya sunat.
Lafadz niat whudu bagi mayat laki-laki dewasa
ْت ْال ُوضُوْ َء لِهَ َذا ْال َميِّتَ هَّلِل ِ تَ َعلَى
ُ نَ َوي
Lafadz niat whudu bagi mayat perempuan dewasa
ْت ْال ُوضُوْ َ…ء لِهَ ِذا ْال َميِّتَ ِة هَّلِل ِ تَ َعالَى
ُ نَ َوي
Lafadz niat whudu bagi mayat anak-anak laki-laki
A. Mengafani Jenazah
Mengafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah dengan sesuatu
yang dapat menutupi tubuhnya walau hanya sehelai kain.
Mengafani jenazah hukumnya fardhu kifayah bagi orang yang hidup dengan
menggunakan kain yang bewarna putih. Tetapi apabila kain untuk mengafani mayat tidak
diperoleh, maka boleh mengafani mayat dengan menggunakan kulit, rumput dan tanah.
Kain kafan tidak boleh ditulisi ayat-ayat Al-Qur’an dan nama_nama Allah dan tidak
boleh juga menuliskannya dengan air ludah.
ِ أن رسو َ…ل هللا ِ صلَّى هللا ُ عليه وسلَّ َ…م كان يُؤتى… بالرج ِ…ل المي
فيسأل… ( هل ترك… لدَينه من قضا ٍ…ء. عليه الدين، ت َّ
ُّ َّ
) وإال قال… ( صلوا… على صاحبِكم. ؟ ) فإن حدث أنه ترك… وفا ً…ء صل ى عليه
“Anas mengimami shalat jenazah laki – laki dan berdiri tentang kepalanya, dan
menyalatkan jenazah perempuan berdiri tentang pantatnya maka orang bertanya
kepada Anas begitukah yang diperbuat rasul? Iya jawan Anas.”
2. Disunatkan membaca ;
ِصاَل ةُ َجا ِم َعةٌ َر ِح َم ُك ُم هللاُ اَل اِلَهَ اِاَّل هللاُ ُم َح َّم ُد ال َّرسُوْ ُل هللا
َّ اَل
ٰ هَّللا
ِبسْ ِم ِ الرَّ حْ َم ِن الرَّ ح ِ
ِيم () 1
الرَّ حْ ٰم ِن الرَّ ح ِ
ِيم () 3
ٰملِكِ َي ْو ِم ال ِّد ِ
ين ()4
ت أَرْ بَعًا َوقَ َرأَ بِأ ُ ِّم ْالقُرْ أَ ِن بَ ْع َد تَ ْكبِي َْر ِة اأْل ُوْ لَى
صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َكبَّ َر َعلَى ْال َم ْي ِ
أَنَّهُ َ
5. Setelah takbir yang kedua terus membaca shalawat atas Nabi.
ص ِّل َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َعلَى أَ ِل َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد ألَّل ُه َّم َ
ْت َعلَى إِب َْرا ِحي ِـْم َو َعلَى أَ ِل إِب َْرا ِحي ِْم
صلَّي ََك َما َ
اركْ َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َعلَى أَ ِل َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َب ِ
ت َعلَى إِب َْرا ِحي ِْم َو َعلَى أَ ِل إِب َْرا ِحي ِْم
ار ْك َ
َك َما َب َ
6. Setelah takbir yang ketiga kemudian membaca do’a untuk si mayat
اغفِرْ لَ ُه َورْ َح ْم ُه َو َعافِ ِه َوعْ فُ َع ْن ُه َوأَ ْك ِر ْم ُن ُزلَ ُه َو َوسِّعْ َم ْد َخلَ ُه َوأَ ْغسِ ْل ُه ِب ْال َما ِء َو َّ
الث ْل ِج َو ْال َب َر ِد أَلَّل ُه َّم ْ
الث ْوبُ األَ ْب َيضُ م َِن ال َّد َن ِ َ َو َن ِّق ِه م َِن ْال َخ َطا َيا َك َما ُي َن َّق َّ
دَار ًه َوأهْ الً َخيْرً ا مِنْ س َوأ ْبد ِْل ُه دَارً ا َخيْرً ا مِنْ ِ
ب ال َّن ِ
ار ب ْال َقب ِْر َوفِ ْت َن ِت ِه َومِنْ َع َذا ِ أَهْ لِ ِه َو َز ْوجً اـ َخيْرً ا مِنْ َز ْو ِج ِه َوأَ ْدخ ِْل ُه ْال َج َّن َة َوأَعِ ْذهُ مِنْ َع َذا ِ
أَلَّل ُه َّم اجْ َع ْل ُه َف َر ًط أَل َ َب َو ْي ِه َو َسلَ ًفا َو ُز ْخرً اـ َوعِ َظ ًة َواعْ ِت َبارً ا
ص ِغي ِْر َنا َو َذ َك ِر َناـ َوأ ُ ْن َث َنا ألَّل ُه َّم َمنْ أَحْ َي ْي َت ُه ِم َّنا َفأَحْ َي ْي ِه َعلَى ألَّل ُه َّم ْ
اغفِرْ ل َِح ِّي َنا َو َم ِّي ِت َن َاو َشا ِه ِد َنا َو َغائ ِِب َنا َو َك ِبي ِْر َناـ َ
الم َو َمنْ َت َو َّف ْي َت ُه ِم َّنا إْل
ا ِسْ ِ
َف َت َو َّف ُه َعلَى اإْل ِ ْي َم ِ
ان
7. Setelah takbir yang keempat, membaca do’a sebagai berikut :
اغفِرْ لَ َنا َوإِل ِ ْخ َوا ِن َنا الَّ ِذي َْن َس َبقُ ْو َنا ِباإْل ِ ْي َم ِ
ان َر َّب َنا ْ
َوآلَ َتجْ َع ْل فِى قُلُ ْو ِب َنا غِ اًّل لِلَّ ِذي َْن أَ َم ُن ْوا َر َّب َنا إِ َّن َ
ك َرء ُْوفٌ َر ِح ْي ٌم
Untuk anak – anak disunatkan menambah dengan do’a
أَلَّلهُ َّم اجْ َع ْلهُ فَ َرطً أَل َبَ َو ْي ِه َو َسلَفًا َو ُز ْخ ًرا… َو ِعظَةً َوا ْعتِبَارًا
َُوالَ تَ ْفتِ ْنهُ َما بَ ْع َدهُ َوالَ تَحْ ِر ْمهُ َما أَجْ َره
Setelah menshalatkan mayat selesai maka salah seorang ahli waris atau yang
mewakili ahli waris menyampaikan permintaan maaf si mayat. Kemudian
mayat di bawa ke tempat peristirahatan terakhir sambil membaca tahlil dan
shalawat.
Sebagai berikut :
Yang menyalatkan jenazah itu harus laki – laki, maka tidak gugur kewajiban shalat
jenazah yang dilakukan oleh perempuan, kecuali kalau memang dikampung itu sudah
tidak ada lagi laki – laki.
Yang lebih baik menyalatkan mayat itu adalah wali, maka urutan yang lebih afdhal
jadi imam shalat jenazah adalah: pertama bapak, jika tidak ada bapak kakek,
kemudian anak laki – laki, kamudian cucu dari pihak anak laki – laki, kemudian
saudara, kemudian putra saudara, kemudian paman, kemudian putra paman dan
seterusnya menurut urutan wali, kemudian zawil arham (hubungan persaudaraan dari
pihak ibu)
Boleh satu shalat untuk beberapa jenazah, karena tujuan shalat adalah do’a, namun
yang lebih utama adalah satu mayat satu shalat
Jika ditemukan sebagian anggota tubuh orang islam yang sudah pasti kematiannya,
maka anggota itu dimandikan dan dibungkus kemudian dishalat dengan niat shalat
untuk semua anggota tubuhnya.
Janin yang lahir jika terlihat padanya tanda – tanda kehidupan maka diperlakukan
seperti mayat orang dewasa, jika tidak tampak tanda kehidupan maka tidak
dishalatkan.
BAB VI
MENGUBURKAN JENAZAH
4. Membaringkan mayat di atas lambung kanan atau di miringkan ke kanan , lebih baik lagi
jika di buat bantal dari tanah untuk mayat.
5. Menghadapkan muka mayat kearah kiblat. Muka mayat harus mengenai tanah dan perlu
dilepaskan kain kafan yang membalut mukanya.
6. Sunat mengepal tanah kuburan itu sebanyak tiga kepal :
Kepal pertama , diletakkan pada kepala bagian belakang telinga dengan
membaca do’a :
ِم ْنهَا َخلَ ْقنَ ُك ْم
Kepal kedua , diletakkan dipinggang dengan membaca do’a :
َوفِ ْيهَا نُ ِع ْي ُد ُك ْ…م
Kepal ketiga , diletakkan dimata kaki dengan membaca do’a :
َارةً أُ ْخ َرى
َو ِم ْنهَا نُ ْخ ِر ُج ُك ْ…م ت َ
7. Kemudian kuburan di timbun sampai rat dan diberi tanda dengan batu atau kayu atau
tanamn kuburan setinggi jengkal.
8. Do’a terakhir untuk si mayat/talqin mayat :
أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َوأَ ْنتَ تَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َرسُوْ ُل هللاِ
A. Pengertian Ta’ziYah
Secara bahasa Ta’ziyah ( )التعزيةartinya menguatkan. Sedangkan secara istilah
adalah menganjurkan seseorang untuk bersabar atas beban musibah yang menimpanya,
mengingatan dosanya meratap, mendoakan ampunan bagi mayit dan dari orang yang
tertimpa musibah dari pedihnya musibah.
B. Pensyariatan Ta'ziyah
Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid Radhiyallahu anhuma, ia berkata, ‘Di saat
kami bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ada utusan dari salah seorang
puteri beliau mengabarkan bahwasanya ada anaknya yang meninggal dunia dan ia
mengharapkan beliau supaya menyaksikannya, maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
ْ فَ ُمرْ هَا فَ ْلتَصْ بِرْ َو ْلتَحْ تَ ِسب، أَ َّن ِهللِ ما َ أَخَ َذ َولَهُ َما أَ ْعطَى َو ُكلُّ َش ْي ٍء ِع ْن َدهُ بِأ َ َج ٍل ُم َس ّ…ًمًّى:اِرْ ِج ْع إِلَ ْيهَا فَأ َ ْخبِرْ هَا.
صيبَ ٍة إِالَّ َك َساهُ هَّللا ُ ِم ْن ُحلَل ْال َك َرا َم ِة يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة
ِ َما ِم ْن ُم ْؤ ِم ٍن يُ َع ِّزي أَخَ اهُ بِ ُم
“Tidaklah seorang Mukmin bertakziyah kepada saudaranyayang terkena musibah
kecuali Allah akan memakaikan pakaiankemulian kepadanya di hari kiamat.”
( HR. Ibn Majah)
C. Hukum Ta'ziyah
Tidak ada perbedaan pendapat dikalangan para ulama bahwasanya hukum
berta’ziyah kepada orang yang tertimpa musibah adalah sunnah.
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
D. Waktu Takziah
Jumhur ulama memandang bahwa takziah diperbolehkan sebelum dan sesudah
mayit dikebumikan. Takziah setelah mayit dikuburkan hukumnya lebih utama.
E. Doa Ta’ziah
اء َك َو َغ َف َر لِ َم ِّيتِ َك َ َوأَ ْح،أَ ْع َظ َم هللاُ أَ ْج َر َك
َ سنَ َع َز
“Semoga Allah memperbesar pahalamu, dan kamu bisa berkabung dengan baik serta
mayatnya diampuni oleh Allah“ - (HR. Bukhari dan Muslim)
BAB VIII
PENUTUP
A. Penutup
Sekianlah yang dapat kami tulis dalam makalah ini. Jika terdapat salah, kepada
Allah SWT kami mohon ampun, kepada manusia kami minta maaf.
Jika ada saran dan kritik untuk kami, kami siap menerimanya dengan lapang dada.
B. DAFTAR PUSTAKA
1. Imam Ahmad Abi Suja’i, Al Ghayatu wa Al Taqriibu
2. DR Musthafa Dieb Al Bughaa, Al Tazhiib
3. Syeikh Muhammad Bin Qaasim Al Ghaza, Fathu Al Qariibu
4. Syekh Ibrahiim Al Bajuri, Al Bajuriy
5. Syekh Isma’il Minang Kabawi, Kifayatu Al ghulam
6. Syekh Zainuddin Al Malibariy, Fathu Al Mu’in
7. Al Sayyidi Muhammad Syatha Al Dimyathi, I’aanatu Al Thalibiin
8. Al Syaikhu Minhabu Al Diini Al Qalyubiy wa Al Syaikhu ‘Umairah, Al Qalyubiy wa
‘Umairah
9. Syekh Jalaalu Al Diini Al Mahalliy, Al Mahalliy