Anda di halaman 1dari 10

TATA CARA MENGURUS JENAZAH

Pengurusan jenazah merupakan bagian dari etika islam yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad SAW kepada umatnya. Hukum dalam pengurusan jenazah
merupakan fardhu kifayah, artinya apabila sebagian orang telah
melaksanakannya, maka dianggap cukup. Akan tetapi jika tidak ada seorangpun
yang melakukannya, maka berdosalah seluruh masyarakat yang berada di
daerah itu, pengurusan jenazah juga merupakan tanda penghormatan terhadap
jenazah. Dalam ajaran islam ada empat kewajiban bagi setiap muslim terhadap
jenazah sesama muslim, yaitu memandikan jenazah, mengafankan jenazah,
menshalatkan jenazah dan menguburkan jenazah.
Sebelum mengetahui pembahasan selanjutnya mengenai keempat kewajiban
bagi setiap muslim terhadap jenazah sesama muslim, ada baiknya kita
mengetahui terlebih dahulu beberapa hal yang perlu dilakukan ketika menjumpai
seorang muslim yang baru saja meninggal dunia, yaitu :
a. Apabila mata masih terbuka, pejamkan matanya dengan mengurut pelupuk
mata pelan-pelan.
b. Apabila mulut masih terbuka, katupkan dengan selendang agar tidak
kembali terbuka.
c. Tutuplah seluruh tubuh jenazah dengan kain sebagai penghormatan.
A. Memandikan Jenazah
Sebelum jenazah dikafankan, maka yang harus dilakukan adalah
memandikannya. Memandikan jenazah dimaksudkan agar segala bentuk hadast
dan najis yang ada pada jenazah tersebut hilang dan bersih, sehingga jenazah
yang akan dikafani terus dishalatkan telah suci dari hadas dan najis.
Pada dasarnya memandikan jenazah sama saja dengan mandinya orang yang
hidup, namun perbedaannya adalah orang yang hidup mandi sendiri sedangkan
jenazah harus dimandikan. Walaupun demikian ada sedikit perbedaan dalam
memandikan jenazah, tidak saja meratakan air ke seluruh tubuh, namun dalam
memandikannya juga harus dengan hati-hati dan lemah lembut.
Dalam memandikan mayat wajib adanya niat mendekatkan diri kepada Allah
SWT, karena ia termasuk bagian dari ibadah. Demikian pula mutlak, suci dan
halalnya air. Menghilangkan najis dari badan mayat terlebih dahulu, dan tidak
adanya penghalang yang dapat mencegah sampainya air ke kulit mayat, semua
itu harus dipenuhi dalam memandikan mayat.
1. Syarat Memandikan Jenazah
a. Mayat itu islam
b. Lengkap tubuhnya atau ada bahagian tubuhnya walaupun sedikit
c. Jenazah tersebut bukan mati syahid (mati dalam peperangan membela
agama Allah).
2. Klasifikasi dalam Memandikan Jenazah
Klasifikasi ini bertujuan untuk memberikan perbedaan dalam memandikan
jenazah. Hal ini disebabkan bahwa tidak semua jenazah yang ada dapat atau
harus dimandikan. Berikut 2 hal yang perlu untuk diperhatikan dalam
memandikan jenazah.
a. Jenazah yang boleh dimandikan

Jenazah yang wajib dimandikan adalah orang Islam dan orang yang meninggal
bukan karena mati syahid di Medan pertempuran.
b. Jenazah yang tidak perlu dimandikan
Jenazah yang tidak boleh dimandikan adalah jenazah yang mati syahid di medan
pertempuran karena setiap luka atau setetes darah akan semerbak dengan bau
wangi pada hari Kiamat. Jenazah orang kafir tidak wajib dimandikan. Ini pernah
dilakukan Nabi saw terhadap paman beliau yang kafir. Janin yang dibawah usia
empat bulan tidak perlu dimandikan, dikafani, dan dishalatkan. Cukup digali
lubang dan dikebumikan.
c. Orang Yang Berhak Memandikan
Tidak semua orang berhak dalam memandikan jenazah, hal ini dimaksudkan
untuk menjaga kerahasiaan aib atau cacat penyakit yang masih ada di dalam
tubuh jenazah tersebut. Tujuan menjaga dan membatasi bagi orang yang ingin
memandikan jenazah adalah agar tidak terjadi fitnah yang dapat memalukan
keluarga jenazah tersebut. Adapun Orang yang berhak memandikan Jenazah
adalah:
1) Apabila mayat itu laki-laki, hendaklah memandikannya laki-laki pula,
perempuan tidak boleh memandikan mayat laki-laki, kecuali istri dan
muhrimnya. Jika mayat perempuan, hendaklah dimandikan permpuan pula, lakilaki tidak boleh memandikan mayat perempuan kecuali suami atau muhrimnya.
2) Orang Yang berhak memandikan Jenazah adalah orang yang telah ditunjuk
oleh si mayat sendiri sebelum wafatnya (berdasarkan wasiatnya).
3) Kemudian bapaknya, sebab ia tentu lebih tahu mengenali si mayat daripada
anak si mayat tersebut. Kemudian keluarga terdekat si mayat.
4) Jenazah wanita dimandikan oleh pemegang wasiatnya. Kemudian ibunya lalu
anak perempuannya setelah itu keluarga terdekat serta suaminya.
3. Persiapan Sebelum Memandikan Jenazah
Sebelum memandikan jenazah, maka harus dilakukan beberapa persiapan,
adapun hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum proses pemandian adalah:
a. Sabun atau bahan lainnya untuk membersihkan tubuh si jenazah
b. Air bersih secukupnya untuk proses memandikan. Boleh memakai air yang
dialiri oleh selang, boleh juga menyiapkan air menggunakan ember besar asal
cukup.
c. Tempat memandikan jenazah, jangan terbuka, agak tinggi, kuat serta tahan
air.
d. Handuk untuk mengeringkan tubuh dan rambut si jenazah.
e. Kapas, kapur barus, daun bidara, atau wewangian yang lain serta bedak.
f.
Kain kafan, dipersiapkan tergantung jenis kelamin.
Tambahan (jika diperlukan) :

Masker dan kaos tangan untuk memandikan jenazah agar terhindar dari
kuman jika si jenazah memiliki penyakit.
4. Tata Cara Dalam Memandikan Jenazah
a. Ambillah kain penutup dan menggantinya dengan kain basahan sehingga
utamanya tidak kelihatan.
b. Membaca niat sebelum memandikannya, yaitu :
Nawaitu gusla minal mayyiti fardlu kifayati lillahitaala.

Membaca shalawat nabi ketika mengambil air untuk diratakan kepada jenazah
sambil menggosok jenazah dengan sabun.
a. Meratakan air pada bagian badan dengan melafalkan doa.
Pada bagian kanan :
Gufranaka ya Rahman rabbana wa ilaikal matsir 3x
Pada bagian kiri :
Gufranaka ya Rahim rabbana wa ilaikal matsir 3x
Pada bagian tengah :
Gufranaka ya Allah rabbana wa ilaikal matsir 3x
b. Istinja, dengan membaca doa :
Nawaitu istinjaI minal mayyiti wal bauli wal gaiti fardlu kifayati lillahi taala.
c. Meratakan air kapur barus, cendana, daun bidara, atau wewangian.
d. Meratakan air bersih dari kepala sampai kaki.
e. Memberikan air wudlu dengan membaca doa :
Nawaitu wudua lirrafaa hadatsi asgari fardlu kifayati lillahi taala.
f.
Meratakan air bersih lagi dari kepala sampai kaki.
g. Memberikan air Sembilan (oi ciwi)
Tiga kali bagian kanan dengan lafal
Gufranaka ya Rahman rabbana wa ilaikal matsir 3x
Tiga kali bagian kiri dengan lafal
Gufranaka ya Rahim rabbana wa ilaikal matsir 3x
Tiga kali bagian tengah dengan lafal
Gufranaka ya Allah rabbana wa ilaikal matsir 3x
h. Memberikan air wudlu terakhir dengan membaca doa :
Nawaitu wudua lirrafaa hadatsi asgari fardlu kifayati lillahi taala.
i.
Keringkan badan jenazah dengan handuk.

Anda mungkin juga menyukai